Rita I21109027

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 40

Nama : Rita NIM: I21109027

PALA (Myristica fragrans)

1. KLASIFIKASI

Kingdom Division Class Order Family Genus Spesies

: Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Magnoliales : Myristicaceae : Myristica : Myristica Fragrans

Nama lokal: Nama simplisia Myristicaeae Arillus,Macis;Kembang pala (selubung biji buah) Myristicae Semen;Biji pala. Myristicae fructus Cortex;Kulit buah pala. Termasuk tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan).

2. Sejarah singkat Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera.

3. Jenis Tanaman Pala Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt, 2) Myristica argentea Ware, 3) Myristica fattua Houtt, 4) Myristica specioga Ware, 5) Myristica Sucedona BL, 6) Myristica malabarica Lam. Jenis pala yang banyak diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan Myristica fattua. Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica malabarica produksinya rendah sehingga nilai ekonomisnya pun rendah pula.

4. Kandungan dan Manfaat Tanaman Pala Secara umum, kandungan pala yaitu tidak ada sianogenik, alkaloida (ada juga yang tidak punya) ,iridoids tidak terdeteksi, terdapat proanthocyanidins, cyaniding,terdapat flavonols,kaempferol dan quercetin,tidak terdapat asam ellagic. Manfaat tanaman pala selain sebagai rempah-rempah, juga berfungsi sebagai tanaman obat, penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik, kandungan dan manfaatnya secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

1) Kulit batang dan daun Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan kino hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri

2) Fuli Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, disebut bunga pala. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual didalam negeri.

3) Biji pala Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempahrempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah dan lainlainya. Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponenkomponen asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5 %, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %.

Asam Oleat

Asam Linoleat

Asam Palmitat

Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam miristat. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kirakira 77 % atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40 % trimiristin dengan cara mentransasi biji pala. Trimiristin adalah suatu gliserida atau lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Rumus molekulnya adalah :

Struktur trimiristin

Nama lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar.

Wujudnya berupa kristaL berwarna putih agak berminyak. Rumus molekulnya adalah CH3(CH2)12COOH. Titik leleh 54,4 oC dan titik didih 326,2 oC. Sangat larut dalam alkohol dan eter. Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841 dan sekaligus menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji pala ditemukan pula bahwa asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan pala.

Meskipun asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air. Sifat ini digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin. Kegunaan asam miristat adalah untuk sabun, kosmetik, farfum, dan ester sintesis untuk flafor dan aditif pada makanan.

4) Daging buah pala Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kKristal daging buah pala. Buah pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin,

pinen, kamfen (zat membius), dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol), gliseda (asam-miristinat, asam-oleat, borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristin. Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.

5. Khasiat Pala sebagai Tumbuhan Obat PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang menyenangkan. Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu. Getah segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air) dipakai sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk mengobati encok. Kegunaan khusus dari biji Pala, yarig dikenal sebagai Nux moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung. Biji PaIa telah terbukti berhasil mengobati mencret pada manusia maupun pada hewan. Di India maupun di Indonesia, biji Pala sudah umum dipakai sebagai obat mencret. Berdasarkan pembuktikan di labolatorium bahwa biji pala bereaksi dengan prostaglandin-prostaglandin.

Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf disusul oleh depresi dan tandatanda keracunan seperti sakit kepala, kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran, hilang ingatan dan rasa berat di kepala

6. Syarat Tumbuh 6.1. Iklim 1) Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.

2) Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.

6.2. Media Tanam 1) Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi. 2) Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik. 3) Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras teras melintang lereng.

6.3. Ketinggian Tempat Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akanrendah.

7. Morfologi 7.1 Batang : Pohon tinggi lebih kurang 10 meter,batang tegak,berkayu,warna putih kotor, 7.2 Daun : Daun tunggal,bentuk lonjong,ujung dan pangkal runcing,warna hijau mengkilat. 7.3 Bunga : Perbungaan bentuk malai,keluar dari ketiak daun.Bunaga jantan berbentuk bola,warna kuning.Biji kecil,bulat telur,selubung biji merah,biji berwarna hitam kecoklatan 7.4 Buah : Bulat berkulit kuning jika sudah tua,berdagang putih yang merupakan bahan manisan yang dikenal khas di Bogor.

7.5 Biji : Berkulit tipis agak keras berwarna hitam kecoklatan yang dibungkus fuli berwarna merah padam.Isi bijinya putih,bila dikeringkan menjadi kecoklatan gelap dengan aroma khas mirip cengkih.

8. Anatomi Pohon dengan buah yang berwarna yang khas dengan getah merah,mengandung minyak,mesophytic,daun pohon selalu hijau,pengubah berpilin ke

distichous,kasar,bercabang,tidak memiliki sarung pelindung tapi kadang punya,bau harum/tanpa bau,sederhana,keseluruhan berupa selaput tipis,daun muda pada tangkai berurat,memiliki daun tambahan,memiliki tepi daun yang khasd,daun tanpa meristem basal

BIJI Struktur kulit biji terbentuk dari kedua integument,tersusun atas selapis sel epidermis berdinding tebal,sel sel parenkimatis,selapis sel malpigi dan lapisan makrosklereida yang lebih panjang.Arilus berasal dari daerah pangkal funikulus,tersusun atas selapis

sel epidermis di bagian luar dan sel-sel parenkimdiantaranya dengan banyak sel-sel sekresi dan berkas pengangkut yang tersebar.Nuselus berkembang menjadi perisperm sekunder yang melipat ke bagian dalam kandung lembaga menembus

endosperm.Endosperm tipe selular dan pada akhir perkembangan menjadi tipe ruminat.Embrio dengan suspensor haustoria yang berbentuk seperti sayap menembus perisperm dan endosperm.

DAUN Helaian daun biasanya dilengkapi lubang sekretori,lubang sekretori mengandung minyak.Mesofil dilengkapi dengan sel minyak ethereal berbentuk bulat.Memiliki sklerenkim idioblast atau tanpa sklerenkim idioblast.

BATANG Terdapat kambium gabus pada floem awal/permukaan internal,bahan tipis.Tangkai pengental pohon sekunder

bilacunar/unilacunar,tanpa

mengembang,floem sekunder membuat stratifikasi ke dalam daerah yang keras (berserat dan daerah yang lunak (parenkim) dengan atau serat tidak membuat

stratifikasi,xilemretikulum

terlubangu

libriform,dinding

felariform,sederhana, parenkim sebagian besar paratracheal,plastid tipe-s,berkas pengangkut dengan sekat atau tanpa sekat.

BUNGA Putik dari Myristica fragrans bercabang dan punya bentuk lonceng,tiga buah selaput,Gynoecium terdiri dari sebuah bakal biji yang terletak di dekat gynophore,terdapat kantong basal tunggal,anatroupus bakal biji,tepi bakal buah berlekatan satu sama lain tapi tidak bersatu.susunan bunga di tangkai ,berhubungan dengan bunga,buah dan ilmu bentuk kata benih,bunga terkumpul,susunan bunga di tangkai,dalam cymes,dalam fascicles,dalam rangkaian,dalam kepala.Unit susunan bunga di ujung tangkai cymose,atau racemose.Susunan bunga di ketiak,bunga bercabang(daun kecil pada bunga yang pada umumnya kecil,pada umumnya 3 merous,siklik. Dalam putik pedicel stele,selalu menimbulkan jejak yang vaskuler pada

cabang dan perrianth,menuju ke gynophore kemudian ke dinding gynoecium,dimana mereka memberikan kenaikan kedua cabang hingga batas luar dan pada suatu tingkat lebih tinggi kepada pusat tersebut.

9. Fisiologi Pala termasuk tanaman C3,dalam fotosintesis C3 berbeda dengan C4,pada C3karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.Struktur kloroplas pada tanaman C3 homogen.Tanaman C3 mempunyai suatu peran penting dalam metabolisme,tanaman C3 mempunyai kemampuan fotorespirasi yang rendah karena mereka tidak memerlukan energi untuk fixaxi sebelumnya.tanaman C3dapat kehilangan 20 % carbon dalam siklus calvin karena radiasi,tanaman ini termasuk salah satu group phylogenik. Konsep dasar reaksi gelap fotosintesis siklus Calvin (C3) adalah sebagai berikut CO2 diikat oleh RUDP untuk selanjutnya dirubah menjadi senyawa organik C6 yang tidak stabil yang pada akhirnya dirubah menjadi glukosa dengan menggunakan 18ATP dan12 NADPH.Siklus ini terjadi dalam kloroplas pada bagian stroma.Untuk menghasilkan satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Hadad, dkk. 2006. Budidaya Tanaman Pala. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman industry. Parungkuda.

http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e24/24b.htm

http://www.deltaintkey.com/angio/www/myristic.htm

Pelawi, John Franta. 2010. Sumatera Utara. Medan.

Isolasi Senyawa Alkaloid dari Biji Buah Pala. Universitas

Tim Penyusun. 2010. Pala (Myristica Fragrans). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

http://www.ristek.go.id

Widowati,lucie. 1995. Pala. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia VII dan VIII,Pusat Penelitian dan pengembangan Farmasi,Jakarta

PARE ((Momordica charantia L.)

1. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil Sub Kelas: Dilleniida Ordo: Violale Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan) Genus: Momordica Spesies: Momordica charantia L.

Nama Umum: Indonesia:Pare, paria Inggris:balsam-pear, bitter gourd Melayu:Peria Vietnam:muop dang, kho qua Thailand:mara, phakha, maha Pilipina:ampalaya, amargoso, paria, palia Cina:ku gua, foo gwa

2. Ciri Tanaman Pare Tanaman Pare (Momordica charantia L.) adalah sejenis tanaman menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, serta dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur dengan karakteristik umum berbentuk spiral, banyak bercabang, dan berbau tidak enak. Tanaman pare mempunyai biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras.

3. Jenis-jenis Tanaman Pare

Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah pare yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih

muda dapat dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, lalu dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, serta gado-gado. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan atau pembudidayaan tanaman pare dilakukan dengan biji. Beberapa Sinonim tanaman pare antara lain M.balsamina, Blanco. M.balsamina, Descourt. M.cylindrica, Blanco. M.jagorana C.Koch. M.operculata, Vell. Cucumis africanus, Lindl.

4. Morfologi

5. Kandungan Kimia

Buah

pare

mengandung

albuminoid,

karbohidrat,

zat

warna,

karantin,

hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C. Per 100 gr bagian buah yang dapat dimakan mengandung 29 kilo kalori; 1,1 gr protein; 0,3 gr lemak; 6,6 gr karbohidrat; 45 mg kalsium; 64 mg fosfor; 1,4 mg besi; 180 s.l. nilai vit A; 0,08 mg vit B1; 52 mg vit C dan 91,2 gr air. Selain itu juga mengandung saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat. Daun pare mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, asam trikosanik, asam resinat, saponin, vitamin A, dan C serta minyak lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Biji pare mengandung saponin, alkanoid, triterpenoid, asam momordial dan momordisin. Sedangkan akar pare mengandung asam momordial dan asam oleanolat.

Alfa-momordisin

charantin

Penemuan kandungan zat berkhasiat lain dalam buah pare sudah banyak dikerjakan. Sejak lama pare digunakan juga sebagai antikanker, antiinfeksi, dan dalam tahuntahun belakangan terungkap pula kalau pare berkhasiat sebagai antiAIDS. Efek buah pare sebagai anti-virus HIV terletak pada kandungan protein momorcharin alfa dan beta, atau pada protein MAP30 Buah pare yang belum masak mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol, serta glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asamstearat.

Cucurbitacin

hydroxytryptamine

Sabira, B.; Mansoor, A.; Bina, S. S.; Abdullah; Zafar, S.; dan Mohammad juga telah berhasil mengisolasi senyawa steroid, monosiklik alkohol, dan beberapa senyawa triterpenoid. Pada biji buah pare telah berhasil ditemukan senyawa a -momorcharin yang aktif sebagai agen antitumor, hal ini diharapkan juga akan ditemukan pada daging buah pare yaitu adanya senyawa kimia tertentu yang berpotensi sebagai agen antitumor. Oleh karena potensi buah pare yang begitu besar, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengungkap potensi buah pare khususnya sebagai antitumor.

6. Kandungan Gizi Tanaman Pare

7. Khasiat Secara umum, buah pare mempunyai berbagai khasiat antara lain anti inflamasi dan antelmintik, selain itu juga dapat sebagai obat untuk penyakit batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, demam, malaria, sakit liver, serta sembelit.Buah pare digunakan pada demam, disentri biasanya digunakan 2 buah pare segar, kencing manis yang biasanya digunakan 2 buah pare 13, radang tenggorokan. Daun pare digunakan pada disentri, kencing manis 13, membangkitkan nafsu makan, nifas, pelancar ASI, sakit liver, bisul ( obat luar ) digunakan 1 buah segar lalu dilumatkan dan diborehkan, radang kulit bernanah ( obat luar ). Sedangkan akar pare digunakan pada disentri amoeba.

8. Efek Biologi dan Farmakologi Beberapa senyawa yang terkandung dalam buah pare adalah alkaloid, triterpenoid, saponin dan flavonoid. Saponin adalah suatu kelas gabungan senyawa kimia, salah satu senyawa metabolit sekunder yang ditemukan dari sumber alami dan dari berbagai macam spesies tanaman. Secara spesifik, saponin merupakan glikosida amphiatik dengan struktur seperti busa sabun yang dihasilkan bila dikocok pada larutan berair dan strukturnya terdiri dari satu atau lebih glikosida hidrofilik dikombinasikan dengan derivat triterpene lipofilik.Senyawa flavonoid atau bioflavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa ini merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan. Beberapa alkaloid diketahui beracun terhadap organisme lain.15 Sedangkan triterpenoid merupakan senyawa kimia yang tersusun dari 4 atau 5 konfigurasi cincin dari 30 atom karbon dan beberapa oksigen. Triterpenoid dibentuk oleh unit C5 isoprene melalui jalur mevalonat sitosolik untuk membentuk C30 dan merupakan senyawa steroid di alam. Kolesterol merupakan salah satu contoh triterpenoid.

DAFTAR PUSTAKA

Agus D. Khasiat Tanaman Obat Indonesia [Online]. 2008 Aug [diakses 2011 April 10]; Available from: URL:http://www.depkes.litbang.co.id/ Departemen Teknologi Pertanian DKI Jakarta. Tanaman Pare [online]. [diakses 2011 April 10];Available from: URL:http://www.pustakadeptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf

Derrida M. Bitter Melon (Momordica charantia L.) [Online]. 2004 Feb 2004 [diakses 2011 april 20]. Available from: URL: http://www.mdidea.com/products/herbextract/bittermelon/data.html Hyeronimus SB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. 1st ed. Jakarta: Agro Media;2006.

Subahar TS. Khasiat dan Manfaat Pare. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta;2004.

Tanaman Obat Indonesia [Online]. 2007 Aug 1 [diakses 2011 april 20]; Available from: URL:http://www.iptek.net.id

Tati, S. S. Subahar, 2004, Khasiat dan manfaat Pare si Pahit Pembasmi Penyakit, AgroMedia Pustaka, Jakarta

Wijayakusuma, 1994, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid III, Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta

Patikan China

(Euphorhia thymifolia Burns)

1. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Euphorbiales Famili: Euphorbiaceae Genus: Euphorbia Spesies: Euphorbia thymifolia L.

Nama Umum:

Patikan cina (Indonesia), Gelang pasir, krokot cina (Jawa); Ki mules, nanangkaan gede, useup nana (Jawa),; jalu-jalu tona (Maluku); Xiao lei yang cao (China).; Spurge Thyme (Inggris).

2. Deskripsi

Terna kecil merayap, kadang-kadang setengah tegak, berambut, terdapat di manamana diantara rumput di halaman, sekeliling tegalan, pinggir jalan pada tempattempat yang agak basah sampai ketinggian 1.400 m dari permukaan laut. Batang tidak tegak dan berbaring di tanah berbentuk bulat hijau dengan tinggi atau panjang sekitar 50-100 cm, daunnya agak kemerah-merahan, bila dipatahkan mengeluarkan getah. Daunnya bersirip genap, kecil-kecil, bulat telur, berhadapan, baunya wangi. Bunga berwarna merah muda. Buahnya bulat kecil berwarna cokelat.

Daun:

Daun yang berlawanan, elips, persegi panjang atau bulat telur terbalik, 4 - 8 mm, 2 - 5 mm lebar, puncak bulat, dasar miring, inaequilateral, bulat atau subcordate, margin bergigi kecil, jarang seluruh, berbulu jarang pada kedua permukaannya, jarang glabrous; peticles ca. 1 mm long; stipules lanceolate or linear, 1 - 1.5 mm long, soon deciduous. 1 mm, stipula lanset atau linier, 1 - 1,5 mm panjang, segera gugur. Inflorescences solitary or severally clustered at leaves axils; peduncles 1 - 2 mm long, sparsely pilose; involucres narrowly campanulate to tarbinate, ca. Perbungaan soliter atau bergerombol beberapa kali di axils daun; peduncles 1 - 2 mm, berbulu jarang; involucres sempit lonceng untuk tarbinate, ca. 1 mm high and diam., sparsely pilose outside, margins 5-lobed, lobes ovate; glands 4, with white appendages . 1 mm tinggi dan diam, jarang berbulu luar, margin 5-lobed, cuping bulat telur, kelenjar 4, dengan pelengkap putih.

Bunga

Bunga beberapa Male, sedikit melebihi involucres. female flower 1, stipes of ovaries very shorter perempuan bunga 1, stipes ovarium sangat pendek.

Biji Panjang biji bulat telur-tetragonal, ca. 0.7 mm long, 0.5 mm in diam., scarlet, each rib-plances with 4 to 5 transverse furrows, ecarunculate 0,7 mm, 0,5 mm diameter., Merah, masing-masing rusuk plances dengan 4 sampai 5 melintang alur-alur, ecarunculate.

Buah Ovarium diluruskan-dibawah umur, cocci trivalved saat jatuh tempo

Pembungaan : Dari Juni - November

Pembuahan : Dari Juni - November

3. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis Rasa agak asam, astringent, sedikit sejuk. Anti-inflamasi, peluruh air seni, menghilangkan gatal (antipruritic) dan antipiretik.

4. Kandungan Kimia Glikosida; Samponin; Apigenin; Tarakserol; Tirukalol; Tanin; Euforbin; Kuersetin Akar: Myricyl alkohol, taraxerol, tirucalol, kamzuiol, hentriacon-tane. Batang dan daun: Cosmosiin.

Cosmosiin

Hentriacon-tane

Kuersetin

Myricyl alkohol

5. Pemanfaatan dan Cara Penggunaan

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN: 1. Disentri basiler, typhus abdominalis, enteritis, diare. 2. Wasir berdarah.

PEMAKAIAN: 15-30 gram kering atau 30-60 gram segar, direbus, minum.

PEMAKAIAN LUAR: 1. Eczema, allergic dermatitis (sakit kulit karena alergi), herpes zoster, gatal-gatal di kulit, abses, payudara : Patikan cina segar secukupnya direbus untuk cuci. Getahnya, diteteskan untuk bintik pada comea (micula).

2. Abses Payudara : Herba segar dilumatkan, ditambah gula enau, ditempelkan ke tempat

pembengkakan.

3. Herpes zoster: 1 genggam herba segar + 1 buah bawang putih, dilumatkan kemudian ditambah air dingin, ditempelkan ke tempat yang sakit.

4. Eczema, dermatitis, kulit gatal, wasir berdarah: Herba segar secukupnya direbus, cuci.

CARA PEMAKAIAN: 1. Disentri basiler, enteritis: 15-30 gram patikan cina direbus, bagi 2 dosis, minum.

2. Wasir: 1/3 genggam patikan cina, 1/3 genggam patikan kebo, 1 jari rimpang kunyit, 3 jari gula enau, 3 gelas air, direbus menjadi 1 1/2 gelas, saring setelah dingin. Sehari 3 x 1/2 gelas.

3. Luka Bakar Tumbuk semua bagian patikan kebo dan tempelkan pada bagian yang luka

DAFTAR PUSTAKA
Drs Sudjaswardi W dan M Sitanggang, 2010, Sehat dengan Ramuan Tradisional, Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol, AgroMedia Pustaka, Jakarta.

http://www.herbalisnusantara.com/xmlrpc.php./patikan china [ diakses tanggal 8 April 2011].

http://tanamanherbal.wordpress.com/xmlrpc.php/patikan cina [ diakses tanggal 8 April 2010]

Poojet. 2010. Patikan Kebo ( Euphorbia thymifolia) . http://community.um.ac.id [ diakses tanggal 8 April 2011]. www:// Euphorbia thymifolia..hkflora.com

Www.iptek.net.id

Patikan Kebo (Euphorbia hirta)

1. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Euphorbiales Famili: Euphorbiaceae Genus: Euphorbia Spesies: Euphorbia hirta L.

Nama Umum : Indonesia:Patikan kebo, gelang susu, nanangkaan (Sunda), kukon-kukon (Jawa), sosononga (Maluku)

Melayu:Gelang susu Pilipina:Gatas-gatas Cina:Da fei yang cao

2. Deskripsi Patikan kerbau (Euphorbia hirta) merupakan suatu tumbuhan liar yang banyak ditemukan di daerah kawasan tropis. Di Indonesia tumbuhan Patikan kerbau dapat ditemukan diantara rerumputan tepi jalan, sungai, kebun-kebun atau tanah pekarangan rumah yang tidak terurus. Biasanya patikan kerbau ini hidup jadi satu dengan Patikan Cina (Euphorbia Prostrata, Ait) pada ketinggian 1 - 1400 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan hidup selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji. Patikan kerbau mempunyai warna dominan kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonya memiliki cabang dengan diameter ukuran kecil. Daun Patikan kerbau mepunyai bentuk bulat memanjang dengan taji-taji. Letak daun yang satu dengan yang lain berhadap-hadapan. Sedang bunganya muncul pada ketiak daun. Patikan kerbau hidupnya merambat (merayap) di tanah. Bagian yang Digunakan seluruh bagian tumbuhan. Nama simplisia Hirtae Herba; Herba Patikan Kebo. Sifat khas

agak pahit, asam, mendinginkan, dan agak beracun. 3. Kandungan Kimia Patikan kerbau (Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya : alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin, ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di samping itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol, tarakserol dan tarakseron serta kautshuk. Selain itu juga mengandung 2% xanthorhamnin. Getahnya mengandung euphorbon (zat yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit, bagi yang tidak tahan). Herba kering mengandung asam galat, quercetin, triacontane, phytosterol, phytosterolin, jambulol, melissic, gallic, palmitic, linolic, oleic acids, ellagic acid, senyawa fenolik C28H18O15 dan euphosterol C25H39OH. Juga dilaporkan mengandung taraxerol t.l. 275-277oC dan taraxeron t.l. 237238oC.

Xanthorhamnin (7-methylquercetin-3-rhamninoside C34H42O20) adalah kristal kuning t.l. 195oC, larut dalam air dan alkohol, praktis tidak larut dalam eter, benzena, karbon disulfida. Ketika dipanaskan dalam larutan asam sulfat 1% selama 0,5 jam akan terurai menjadi aglikon rhamnetin dan 2 mol. L-rhamnose. Namun bila dihidrolisis dengan enzim rhamnodiastase akan terurai menjadi rhamnetin dan rhamninose. (Cat. : senyawa ini juga terkandung dalam tanaanan Rhamnus infectoria L.). Pada jenis lain (Euphorbia peplus) ditemukan b-Sitosterol 0,1%, senyawa sterol (belum teridentifisir, 0,005% dengan jarak lebur 204-205C), triterpenoid (belum teridentifisir 0,05%, dengan jarak lebur 280-281C) quercetin 0,16%, hyperoside 0,23% kaempferol monosaccharide 0,36%

Akar Euphorbia calyptrata ditemukan: euphol (triterpenoid), caducifolin (diterpene lactone), ingenol-3-hexadecanoate (diterpene), helioscopinolides D dan E, helioscopinolides A dan C.8 Pada jenis lain (Euphorbia sieboldiana) ditemukan golongan senyawa diterpene ent-atisane-3b,16a,17-triol,

helioscopinolide A (3b-O-acetyl-ent-atisane-16a,17-diol), ingenol-20-palmitate.

Entatisane triol & Ingenol 20-palmitat

4. Efek Biologi dan Farmakologi Ekstrak air Euphorbia hirta L. yang telah dibebaskan dari senyawa lipofilik mempunyai efek analgetik pada susunan syaraf pusat dan mempunyai efek sedatif (dengan takaran 100 dan 400 mg/kg). Disamping itu ekstrak air bebas senyawa lipofilik mempunyai efek pula sebagai penurun panas, yang diakibatkan karena yeast (dengan takaran 100 dan 400 mg/kg). pada takaran 20-25 mg/kg secara intra peritoneal dan berefek antiradang yang ditimbulkan karena carrageenan dengan takaran 100 mg/kg. Ekstrak air bebas senyawa lipofilik mempunyai potensi terhadap Entamorba histolytica dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif (Staphyllococcus aureus, S.faecalis S.dysentriae, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, Entamuba. Ekstrak batang

mempunyai potensi lebih besar dari pada ekstrak bagian lain terhadap bakteri Gram positif maupun bakteria Gram negatif. Herba yang berasal dari tanaman yang tumbuh di daerah tertentu dilaporkan ada yang mengandung racun cyanide (HCN) yang berefek toksik. 5. Khasiat dan Cara Penggunaan 1. Radang tenggorokan Bahan: daun patikan kerbau secukupnya.

Cara membuat: diseduh dengan air panas secukupnya; Cara menggunakan: disaring dan dipakai untuk kumur.

2. Bronkhitis Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1/2 botol Coca Cola; Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus sampai mendidih; Cara menggunakan: disaring dan diminum 3 kali sehari 1/2 cangkir.

3. Asma Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau kering; Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih; Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

4. Disentri, Radang perut, Diare dan Kencing darah Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1 potong gula batu; Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 3 gelas air sampai mendidih; Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

5. Radang Kelenjar Susu atau Payu Dara Bengkak : Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 2 sendok kedelai; Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih; Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir.

Selain itu dibuat pula tapal untuk payu dara : Bahan: daun patikan kerbau yang masih segar dan garam dapur secukupnya; Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah garam dapur secukupnya, diaduk sampai merata; Cara menggunakan: ditempel pada bagian payu dara yang sakit.

6. Eksim Bahan: daun patikan kerbau secukupnya; Cara membuat: direbus dengan air secukupnya; Cara menggunakan: dipakai untuk mencuci bagian yang sakit.

6. Anatomi

Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga yang masing-masing terdini atas empat bunga jantan. Patikan kerbau (Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya : alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin, ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di samping itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol, tarakserol dan tarakseron serta kautshuk. euphorbia mempunyai getah bidalam batangnya. 7. Fisiologi Euphorbia hirta memiliki Bunga dengan susunan satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga yang masing-masing terdini atas empat bunga jantan . karena bunga ini memiliki dua kelamin maka bunga dari euphorbia hirta termasuk bunga banci . Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan hidup selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji. akar berfungsi untuk merambat karena euphorbia hirta jenis tanaman merambat .patikan kerbau termasuk tumbuhan golongan c4 .karena tumbuhan ini merupakan macam tumbuhan rumput.euphorbia hirta tumbuhan C4, dimana terdapat dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda: sel seludang-berkas pembuluh dan sel mesofil. Sel seludang-berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat disekitar berkas pembuluh. Di antara seludang-berkas pembuluh dan permukaaan daun terdapat sel mesofil yang disusun lebih longgar. Pada permukaan atas dan bawah terdapat rambut-rambut. Daunnya tersusun atas epidermis, stomata, sel-sel parenkim, jaringan kolenkim, mesofil, dan jaringan pengangkut. Pada daun yang disayat melintang melalui tulang daun akan terlihat epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan ukuran tidak selalu sama dan mempunyai rambut penutup.Epidermis bawah terdiri dari sel yang serupa dengan sel epidermis atas tetapi ukurannya lebih kecil. Stomata terdapat di kedua permukaan. Mesofil terdiri sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan berisi tetes-tetes minyak. Letak jaringan kolenkim adalah tersebar diantara jaringan parenkim. Jaringan pengangkutnya terdiri atas xilem dan floem yang merupakan berkas pembuluh tipe kolateral. Seringkali ditemukan

bunga euphorbia hirta tumbuh diketiak daun.Berikut dapat kita lihat euphorbia hirta yang dikeringkan.

( Gambar Bunga)

(Gambar Batang dan Daun)

DAFTAR PUSTAKA

Ajao A.O; Emele F; Femi-Onadeko B; 1985, Antibacterial Activity of Euphorbia hirta., Fitoterapia, Vol. LVI, No.3, p.165-171. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid II (terjemahan), Yayasan Sarana Wanajaya, Jakarta, p.1213-1214 Jia Z., Ding Y., 1991, New diterpenoids from Euphorbia sieboldiana., Planta Med., Vol.57, p. 569-571 Khafagy S.M; Gharbo S.A; Abdel Salam N.A; 1975, Phytochemical Study of Euphorbia Peplus., Planta Medica, vol.27, p.387-394. Lanhers M.C; Fleurentine J; Dorfman P; Mortier F; Pelt J.M; 1991. Analgesic, Antipyretic and Anti-Inflamatory Properties of Euphorbia hirta., Planta Medica, 57, 225-231. Mardisiswojo S; Radjak mangunsudarso H; 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang, Cetakan Pertama, Penerbit Prapantja, hal.52. Perry L.M., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia : Attributed, Properties, and Uses., The MIT Press., Massachusetts., p. 143 Speroni E; Colletti B; Minghetti A; Perellino N.C; Guicciardi A; 1991, Activity on the CNS of Crude Extracts and Some Diterpenoids Isolated from Euphorbia Calyptrata Suspended Culture., Planta Medica, 57, p.531-535. Sri Sugati, 1991 Sugati S., Johny Ria Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia., Jilid I., Balitbang Kesehatan., DepKes RI. Jakarta., p. 244-245 van Steenis M.J; 1963, Select Indonesian Medicinal Plants, Bulletin No. 18, Organization for Scientific Research in Indonesia, p.22 Watt J.M., & M.G. Breyer-BrandWijk, 1962, The Medicinal and Poisonous Plants of Southern and Eastern Africa., 2nd Ed., E. S. Livingstone Ltd. London., p. 408-411

Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae L. Sweet. )

1. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Solanales Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus: Ipomoea Spesies: Ipomoea pes-caprae (L) Sweet

Nama Umum: Indonesia:Tapak kuda, batata pantai (Manado), katang-katang (Bali), lalere (Bugis) Inggris:beach morning glory Cina:ma an teng

2. Deskripsi

Herba tahunan dengan akar yang tebal. Batang panjangnya 5-30 m dan menjalar, akar tumbuh pada ruas batang. Batang berbentuk bulat, basah dan berwarna hijau kecoklatan.

Daun:Tunggal, tebal, licin dan mengkilat. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan. Bentuk: bulat telur seperti tapak kuda. Ujung: membundar membelah (bertakik). Ukuran: 3-10 x 3-10,5 cm.

Bunga:Berwarna merah muda - ungu dan agak gelap di bagian pangkal bunga. Bunga membuka penuh sebelum tengah hari, lalu menguncup setelah lewat tengah hari. Letak bunga: di ketiak daun pada gagang yang panjangnya 3-16 cm. Formasi: soliter.

Daun mahkota: berbentuk seperti terompet/corong, panjang 3-5 cm, diameter pada saat membuka penuh sekitar 10 cm.

Buah:Berbentuk kapsul bundar hingga agak datar dengan empat biji berwarna hitam dan berambut rapat. Ukuran: buah 12-17 mm, biji 6-10 mm.

Ekologi:Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m, biasanya di pantai berpasir, tetapi juga tepat pada garis pantai, serta kadang-kadang pada saluran air.

Penyebaran:Pan-tropis.

Manfaat:Bijinya dilaporkan sebagai obat yang baik untuk sakit perut dan kram. Daunnya untuk obat reumatik/nyeri persendian/pegal-pegal, wasir dan korengan, sedangkan akarnya sebagai obat sakit gigi dan eksim. Cairan dari batangnya digunakan untuk mengobati gigitan dan sengatan binatang. Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini.

Catatan:Dua anak jenis dikenali oleh beberapa penulis, yaitu I. pes-caprae ssp. pescaprae yang memiliki cuping daun yang dalam, dan I. pes-caprae ssp. brasiliensis yang memiliki takik pada ujung daun. Keduanya terdapat di Indonesia, meskipun anak jenis yang terakhir hanya diketahui dari Sumatera Barat dan Pulau Krakatau.

3. Kandungan Kimia

Daun mengandung behenic acid, melissic acid, myristic acid. Daun kering mengandung antistine (antihistamin/anti alergi). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam betulinic, alfa dan beta amyrin

asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga terdapat antinociceptive, yang berguna mengatasi rasa sakit berlebihan.

Asam alfa-amyrin

Antinociceptive

Asam Betulinic

Isoquercitrin 4. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis Rasa pedas sedikit pahit, hangat. Anti rheumatic, anti radang (anti inflammasi), anti bengkak (anti swelling).

5. Kegunaan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam betulinic, alfa dan beta amyrin asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga terdapat antinociceptive, yang berguna mengatasi rasa sakit berlebihan. Antinociceptive akan beraksi seperti hidroalkoholik, yang mampu mengurangi rasa sakit. Dengan kandungan tersebut, tapak kuda kerap digunakan untuk meredakan nyeri persendian atau pegal otot. Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai pereda sakit gigi dan pembengkakan gusi. Beberapa Ramuan Tapak Kuda: Rematik 45 gram tanaman tapak kuda segar direbus dengan arak ketan dan air dalam jumlah yang sama. Setelah itu dinginkan dan minum. Sakit gigi 45 gram akar tapak kuda kering direbus dengan air. Dinginkan dan minum. Bisul atau eksem Lumatkan daun tapak kuda segar. Balurkan pada bisul, eksem, atau tempat yang sakit. Cara lain: rebus daun tapak kuda segar, lalu gunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit. Catatan: tanaman ini tidak diperkenankan digunakan untuk perempuan hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Plantus. 2008. Tapak Kuda. www. Iptek.net.id [diakses tanggal 9 April 2011].

Anda mungkin juga menyukai