Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tafsir memiliki arti yang sangat luas dan telah didefinisikan oleh banyak kalangan dengan pendapat mereka masing-masing, tetapi pada kesempatan ini penulis hanya akan menjelaskan sedikit tentang tafsir yang mudah dipahami dan dimengerti oleh semuanya. Tafsir berbeda dengan terjemah, jika terjemah maka Al-quran atau bukubuku lain hanya diubah kedalam bahasa lain, secara singkat penulis katakan terjemah hanya merubah kata atau bahasa kebahasa yang lain, sedangkan tafsir tidak begitu, tafsir menurut penulis sendiri adalah menjelaaskan atau menerangkan kandungan suatu kalimat atau kata secara luas dan terperinci. Kebanyakan orang berpendapat bahwa tafsir itu khusus untuk menjelaskan dan menerangkan kata atau kalimat yang ada di dalam Al-quran saja, tetapi sebenarnya tafsir bukan hanya terbatas untuk Al-quran saja karena tafsir juga diterapkan untuk menerangkan dan menjelaskan kata atau kalimat di dalam bacaan yang lainnya juga selain Al-quran. Tujuan dan fungsi tafsir sendiri antara lain adalah untuk memudahkan bagi umat manusia di dalam memahami kandungan dan isi yang terkandung dalam kitab Al-quran yang seyogyanya merupakan kitab yang menjadi pedoman hidup manusia dalam menempuh kehidupan demi mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat nantinya. Pada kesempatan ini penulis tidak akan banyak membicarakan tentang tafsir, karena pada kesempatan ini penulis akan mencoba menyajikan tentang etika dan kualifikasi seorang dai dengan berpedoman pada penjelas an dan kandungan dari beberapa ayat yang telah termaktub di dalam Al-quran.

B. Rumusan Masalah Bagaimana tafsir ayat tentang etika menuntut ilmu 1. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al mujadila 13 ? 2. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat al Kahfi 71 ? 3. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al anam 47 ?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al mujadila 13 2. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat al Kahfi 71 3. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al anam 47

BAB II PEMBAHASAN A. Tafsir Surah Al Mujadalah 13 1. Ayat Al Quran dan terjemahan

Artinya : Adakah kamu takut (akan kemiskinan) kerana kerap kali kamu memberi sedekah sebelum kamu mengadap? Kalau kamu tidak melakukan (perintah) itu, dan Allah pun memaafkan kamu (kerana kamu tidak mampu), maka dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat (sebagaimana yang sewajibnya), serta taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala amalan yang kamu lakukan. 2. Mufrodat

= kamu takut

= allah memberi ampun


= taat lah kepada allah dan Rasulnya

=
3. Asbabun nuzul

Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan

segala amalan yang kamu lakukan

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Thalhah yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa kaum Muslimin terlalu banyak
3

bertanya kepada Rasulullah saw. sehingga membebani beliau. Untuk meringankan beban Rasulullah, Allah menurunkan ayat ini (al-Mujadalah: 12) sebagai perintah bersedakah kepada fakir miskin sebelum bertanya. Setelah turun ayat ini (al-Mujadalah: 12) kebanyakan orang menahan diri untuk bertanya. Maka turunlah ayat berikutnya (al-Mujadalah: 13) sebagai teguran kepada orang-orang yang tidak mau bertanya karena takut mengeluarkan sedekah. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi menurutnya, hadits ini hasan- dll, yang bersumber dari Ali bahwa setelah turun ayat yaa ayyuhal-ladziina aamanuu idzaa najaitumur rosuul(hai orang orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul) (alMujadalah: 12) Nabi saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib: Bagaimana pendapatmu kalau sedakah satu dinar? Ali menjawab: Mereka tidak akan mampu. Beliau bersabda: Setengah dinar? Ali menjawab: Mereka tidak akan mampu. Beliau bertanya: Kalau begitu berapa ? Ali menjawab: Satu butir syair (gandum). Rasulullah menjawab: Engkau terlalu sederhana. Maka turunlah ayat ini (alMujadalah: 13) sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada Rasulullah tapi takut miskin karena harus membayar sedekah terlebih dahulu. 4. Munasabah Ayat Surat Al-Mujadilah memiliki korelasi dengan surat sebelumnya, yaitu surat Al-Hadid dalam beberapa aspek antara lain : 1. Pada permulaan surat Al-Hadid disebutkan tentang sifat-sifat Allah yang Agung seprti Adz-Dzahir, Al-Bathin, Al-Alim (ayat 3), juga bahwa Allah SWT sangat mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang keluar darinya, dan Allah bersama kita dimanapun kita berada (ayat 4). Sedangkan dalam permulaan surat Al-Mujadilah, digambarkan hal
4

serupa yaitu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui perkataan seorang wanita yang mengajukan gugatan kepada Nabi SAW dan mengadu kepada Allah SWT. Sementara Aisyah ra berkata, Maha Suci Allah yang meluaskan pendengaran-Nya terhadap semua suara.

Sesungguhnya aku di satu sisi rumah tidak bisa mendengar apa yang disampaikan wanita tersebut. 2. Dalam surat Al-Mujadilah disebutkan pada ayat yang ke 7 bahwa Allah SWT Maha Mengetahui atas segala hal; apa yang dilangit, di bumi dan apa saja yang diperbincangkan secara rahasia :


Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Ayat ini merupakan rincian (tafsil) dari ijmal (globalnya) firman Allah SWT dalam surat Al-Hadid, dimana Allah SWT berfirman :


Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)

5. Tafsir surah Menurut riwayat Ibnu Abi Hatim dari Talhah dari Ibnu Abbas: Setelah turun ayat ke 12 di atas, maka kebanyakan orang menahan dirinya bertanya kepada Rasulullah karena keharusan membayar sedekah itu. Karena itu turunlah ayat ini sebagai teguran kepada orang-orang yang tidak mau bertanya kepada Rasulullah karena keharusan membayar sedekah itu. Menurut riwayat yang lain yang diriwayatkan At Tirmizi dan imamimam yang lain dari Ali bin Abi Talib bahwa setelah turun ayat ke 12 di atas, Nabi Muhammad SAW. bertanya kepada Ali bin Abi Talib: "Bagaimana pendapatmu kalau sedekah itu satu dinar?" Ali menjawab, "Mereka tidak akan mampu". Rasulullah bertanya, "Kalau setengah dinar?". Ali menjawab: "Mereka tidak sanggup". Nabi SAW. bertanya lagi, "Kalau demikian, berapa? Ali menjawab: "satu butir sya'ir?" Rasulullah berkata: "Engkau terlalu sederhana." Maka turunlah ayat ini, sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada Rasulullah, tetapi mereka urungkan karena takut miskin karena keharusan memberi sedekah lebih dahulu. Kemudian Ali berkata: "Karena peristiwa itulah umat ini diringankan bebannya". Riwayat ini menunjukkan bahwa hukum sedekah itu adalah sunah. Ayat ini menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui Rasulullah, karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?" Setelah itu Allah memberikan keringanan kepada orang-orang itu dengan menyatakan "Seandainya kamu sekalian benar-benar tidak sanggup melaksanakan anjuran itu, yaitu bersedekah sebelum menghadap Rasulullah, maka kamu sekalian boleh menghadapnya, menanyakan sesuatu yang diperlukan penjelasannya, tanpa
6

memberi

sedekah

lebih

dahulu.

Laksanakanlah yang telah diterangkan ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian Allah SWT mengingatkan kewajiban-kewajiban kaum muslim yang harus dilaksanakan yaitu: "Dirikanlah salat terus menerus menurut waktu yang telah ditentukan, jangan sekali-kali meninggalkannya walau dalam keadaan bagaimana, karena salat itu amat besar faedahnya bagi manusia, yaitu untuk menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah, memurnikan ketaatan dan ketundukan hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain. Salat itu dapat menghilangkan dan mengikis dari hati keinginan-keinginan mengerjakan perbuatan keji dan perbuatan yang mungkar. Tunaikan pulalah zakat, jika telah memenuhi syarat-syaratnya. Karena zakat itu menyucikan jiwa, menghilangkan sifat-sifat kikir yang ada dalam hati dan membantu penderitaan orang miskin. Taatilah perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dan hentikanlah segala yang dilarang-Nya. Pada akhir ayat ini Allah SWT memperingatkan manusia agar mereka selalu berhati-hati terhadap perbuatan-perbuatannya dan keinginan hatinya. Karena Allah, mengetahui semuanya itu, tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Berdasarkan pengetahuan-Nya itulah, Dia memberi balasan yang setimpal kepada setiap manusia. Allah SWT berfirman. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az Zalzalah: 7, 8) Dan firman Allah SWT: (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (Q.S. An Najm: 38-41)
7

6. Pandangan Pemakalah mengenai QS.Al Mujadilah 13 Ayat ini menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui Rasulullah, karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?" Setelah itu Allah memberikan keringanan kepada orang-orang itu dengan menyatakan "Seandainya kamu sekalian benar-benar tidak sanggup melaksanakan anjuran itu, yaitu bersedekah sebelum menghadap Rasulullah, maka kamu sekalian boleh menghadapnya, menanyakan sesuatu yang diperlukan penjelasannya, tanpa memberi sedekah lebih dahulu.

Laksanakanlah yang telah diterangkan ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian Allah SWT mengingatkan kewajiban-kewajiban kaum muslim yang harus dilaksanakan yaitu: "Dirikanlah salat terus menerus menurut waktu yang telah ditentukan, jangan sekali-kali meninggalkannya walau dalam keadaan bagaimana, karena salat itu amat besar faedahnya bagi manusia, yaitu untuk menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah, memurnikan ketaatan dan ketundukan hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain. Salat itu dapat menghilangkan dan mengikis dari hati keinginan-keinginan mengerjakan perbuatan keji dan perbuatan yang mungkar. Tunaikan pulalah zakat, jika telah memenuhi syarat-syaratnya. Karena zakat itu menyucikan jiwa, menghilangkan sifat-sifat kikir yang ada dalam hati dan membantu penderitaan orang miskin. Taatilah perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dan hentikanlah segala yang dilarang-Nya.

B. Tafsir Surah Al Kahfi 71 1. Ayat dan Terjemahan

Artinya : Lalu berjalanlah keduanya sehingga apabila mereka naik ke sebuah perahu, ia membocorkannya. Nabi Musa berkata: "Patutkah engkau membocorkannya sedang akibat perbuatan itu menenggelamkan penumpangpenumpangnya? Sesungguhnya engkau telah melakukan satu perkara yang besar". 2. Mufrodat

= berjalan
= naik ke sebuah perahu = membocorkan = Kesalahan Besar 3. Munasabah ayat Munasabah ayat ini dapat dilihat dari ayat sebelum ya dimana nabi khidir memerintahkan nabi musa untuk mengikuti dan diam dengan setiap perbuatan yang dilakukan oleh nabi khidir . jadi dapat disimpulkan bahwa surat al kahfi 71 ini berkesinambungan dengan ayat sebelumnya gar mudah untuk dipahami munasabah dari ayat ini.

4. Tafsir ayat Dalam ayat ini Allah mengisahkan, bahwa keduanya (Nabi Musa dan Al Khidir) telah berjalan di tepi pantai untuk mencari sebuah kapal, dan kemudian mendapatkannya. Maka keduanya menaiki kapal itu dengan tidak membayar upahnya, karena para awak kapal sudah mengenal Al Khidir dan pembebasan upah itu sebagai penghormatan kepadanya. Maka ketika kapal itu sedang melaju di laut dalam tiba-tiba Al Khidir mengambil kampak lalu melubangi dan merusakkan sekeping papan dinding. Melihat kejadian seperti itu dengan serta merta Nabi Musa berkata kepada Al Khidir: "Mengapa kamu lubangi perahu itu? Yang akibatnya dapat menenggelamkan seluruh penumpangnya yang tidak berdosa? Sungguh kamu telah mendatangkan kerusakan yang dan tidak mensyukuri kebaikan hati para awak kapal yang telah mendatangkan kerusakan yang besar dan tidak mensyukuri kebaikan hati para awak kapal yang telah membebaskan dari sewaan kapal." Kemudian Nabi Musa mengambil kainnya untuk menyumbat lubang itu. 5. Pandangan Pemakalah Pemakalah berpandangan bahwa ayat ini mengajarkan kepada kita agar menjadi pribadi yang lebih sabar dan selalu berorientasi kedepan, tidak hanya mengartikan sesuatu hal yang terjadi yang hanya terlihat dengan mata tetapi melihat maksud dan tujuan hal tersebut dilakukan . seperti contoh nabi khidir yang menenggelamkan kapal yang bermaksud agar kapal tersebut tidak digunakan oleh perampuk untuk berbuat kejahatan. C. Surah Al Anam 47 1. Ayat dan terjemahan

10

Artinya : Katakanlah:" Bagaimana fikiran kamu, jika datang kepada kamu azab Allah dengan tiba-tiba, atau dengan terang-terang (setelah diperlihatkan tanda-tanda yang menunjukkan kedatangannya), siapakah yang akan binasa, selain dari kaum yang zalim?". 2. Mufrodat a.
b. : katakanlah : bagaimanakah pendapatmu : datang kepadamu

c.

3. Munasabah Ayat Terjadi antara satu surat dengan surat yang lain. Misalnya pada pembukaan surat Al-Anam : 1 yang dimulai dengan kata Alhamdu. Firman Allah SWT sebagai berikut : Artinya :Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi Pembukaan surat Al-Anam tersebut sesuai dengan penutup surat AlMaidah : 118-119 yang menerangkan keputusan diantara para hamba Tuhan. Firman Allah SWT, Artinya :Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguuhnya mereka adalah hamba-hamba engkau, dan jika engkau mengampuni mereka, maka seesungghnya engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah SWT berfirman :Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah SWT ridha terhadap mereka, dan merekaapun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar 4. Tafsir Ayat Kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan

mengingkari seruan rasul-rasul yang diutus kepada mereka, didatangkan azab

11

adakalanya dengan sekonyong-konyong ada kalanya dengan tanda-tanda yang datang sebelum azab itu, ada kalanya dapat dilihat langsung dengan mata dan ada kalanya tidak dapat dilihat langsung, ada kalanya datang di waktu siang hari dan ada kalanya datang di malam hari. Maka hendaklah orang-orang musyrik ingat bahwa yang ditimpa azab itu hanyalah orang-orang zalim dan orang-orang yang mengingkari seruan rasul, sedang orang-orang yang mengikuti seruan rasul dilindungi dan diselamatkan Allah dari azab itu. 5. Pandangan pemakalah Pada ayat ini pemakalah berpandangan bahwa adzab bagi sesorang itu bisa datang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan ataupun tanda-tandan terlebih dahulu. Adzab tersebut dapat terlihat dengan mata atau secara langsung baik siang hari maupun di malam hari. Untuk itu selalu diperingatkan kepada orang musyrik itu agar bersegera bertaubat dengan sesungguhnya kepada allah agar terhindar dari adzab dari-Nya.

12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian diatas baik dari terjemahan, tafsir , asbabun nuzul , dan pandangan dari pemakalah sendiri dapat ditarik kesimpulan bahwasanya : 1. Allah menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui Rasulullah,

karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?" 2. Kita selaku muslim harus selalu berpadangan selalu kedepan, jangan hanya menilai sesuatu hal itu hanya dengan emosi dan nafsu belaka karena hanya akan membawa atau menggiring seseorang ke jurang kesalahan. 3. Adzab itu akan datang secara tiba-tiba tanpa adanya suatu tanda dari Allah dan itu dapat terjadi baik di siang maupun malam hari. B. Saran Setelah mengetahui betapa pentingnya peranan ukhuwah dalam islam dan berbagai keutmaannya hendaknya kita sebagai umat islam tetap menjaga ikatan persaudaraan seiman yang sejak dulu telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

13

Daftar Pustaka Tafsir Departemen agama Republik Indonesia http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/6/40 http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-mujadilah-ayat-12-22.html

14

MAKALAH TAFSIR TARBAWI Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu

Disusun oleh:

Noermala Sary Endang Saputra Supari Wiradinata

Dosen Pembimbing : Pasmah Chandra, M.Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) 2013

15

DAFTAR ISI Cover Halaman Kata pengantar Daftar isi BAB I Pendahuluan ........................................................................................ i ........................................................................................ ii ........................................................................................ iii ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1 BAB II Pembahasan ....................................................................................... 2

A. Tafsir surah Al Mujadilah 13 .................................................................. 2 B. Tafsir Surah Al Kahfi 71 ........................................................................ 7 C. Tafsir Surah Al AnAm 47 ...................................................................... 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka ........................................................................................ 11 ........................................................................................ 11 ........................................................................................ 11

16 ii

KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam selalu kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Muhammad Rasulullah SAW. Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ayat-ayat tentang etika menuntut ilmu. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan kekhilafan, untuk itu penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini.

Bengkulu, Desember 2013

Penulis

ii 17

18

Anda mungkin juga menyukai