Anda di halaman 1dari 13

Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

Oleh: Nanang Wahyudi Alied H.

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;

 petunjuk bagi mereka yang bertakwa”

(QS 2:2).

A. Pendahuluan

Al-Qur’an adalah kitab petunjuk dan hidayah bagi manusia dan seluruh makhluq yang bertaqwa
di atas bumi ini. [1]   Seluruh alam yang luas beserta isinya dari bumi, laut dan segala isinya
akan menjadi kecil dihadapan manusia yang lemah, karena ia telah diberi
keistimewaan-keistimewaan seperti kemampuan berpikir untuk mengelola seluruh yang ada
dihadapannya. Akan tetapi Allah tidak akan membiarkan manusia tanpa adanya wahyu pada
setiap masa, agar mendapat petunjuk dan menjalankan kehidupannya dengan benar. Maka
Allah mengutus Rasul-Nya dengan mu’jizat yang sesuai dengan kecanggihan kaum pada
masanya, agar manusia mempercayai bahwa ajaran yang ia bawa datang dari Allah SWT.

Oleh karena akal manusia pada masa pertama perkembangannya lebih dapat menerima
mu’jizat yang bersifat materi seperti mukjizat tongkat Nabi Musa yang bisa berubah menjadi
ular besar, mukjizat Nabi Isa dapat menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah, dapat
menyembuhkan orang buta maka setiap Rasul pun diutus dengan mukjizat yang sesuai dengan
kemampuan kaumnya agar mudah diterima. Ketika akal manusia mencapai

1 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

“kesempurnaannya”, Allah memberikan risalah Muhammad yang kekal kepada seluruh umat
manusia yang tidak terbatas pada kaum di masanya saja. Maka mukjizatnya adalah mukjizat
yang kekal sesuai dengan kematangan perkembangan akal manusia.
[2]

Utusan ini akan dihadapkan dengan ketidakpercayaan sebagaimana yang telah dihadapi oleh
semua para rasul. Allah telah mengetahui semua itu, justeru itu, Dia telah memperkuatkan para
rasul dengan bantuan daripada-Nya untuk para rasul tersebut, bantuan ini terealisasi di dalam
bentuk mukjizat, mengikut apa yang diistilahkan oleh orang ramai dengan mereka
menamakannya dengan ‫[اﻠﻤﻌﺠزﺔ‬al-mu’jizah] dan Al-Quran pula telah menamakannya
sebagai ٍ‫[ﺏَﻱِّﻥَﺓ‬bayyinah], ‫ﺏُﺭْﻩَﺍ‬
ٍ‫ﻥ‬ [burha
n ], ُ‫ﺱ‬
ٍ‫ﻝْﻁَاﻦ‬
[
sultan
] dan
ٍ‫آﻲَﺓ‬
[
ayat
].
[3]
Semua mukjizat atau keterangan-keterangan tersebut ditegaskan dalam Al Qur’an.
[4]

Allah menjadikan keterangan ini sesuai untuk setiap kaum supaya ia menjadi lebih kuat untuk
menegakkan bukti kebenaran utusan tersebut, Nabi Musa -‫ﻋﻠﻴﻪ اﻠﺴﻠاﻢ‬-, dimana pada masa
itu masyhur dengan ilmu sihir, maka Allah menjadikan mukjizat untuk Nabi Musa -
‫ﻋﻠﻴﻪ اﻠﺴﻠاﻢ‬
- sesuai dengan ilmu ini.
[5]

Mukjizat berasal dari kata Al I’jaz yang artinya melemahkan atau mengalahkan. Menurut Imam
As Suyuti [6] , mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah
kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.

Menurut Ibnu Khaldun [7] , mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru oleh
manusia, maka ia dinamakan mukjizat, tidak masuk ke dalam kategori yang mampu dilakukan

2 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

oleh hamba dan berada diluar standart kemampuan mereka.

Muhammad Kamil Abdush Shamad [8] , menerangkan bahwa mukjizat ada yang bersifat
material yang dicerna panca indera namun melawan hukum alam yang ada dan mukjizat yang
bersifat rasional, semua direspon oleh daya nalar sesuai dengan kemampuan dan
pemahamannya.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil sebuah pengertian mendasar bahwa mukjizat
merupakan kejadian yang luar biasa, melebihi standart kemampuan manusia yang berlaku
secara umum.

B. Kemukjizatan Ilmiah

Istilah Al I’jaz Al ‘Ilmiy (kemukjizatan ilmiah) Al Qur’an mengandung makna bahwa sumber
ajaran agama tersebut telah mengabarkan kepada kita tentang fakta-fakta ilmiah yang kelak
ditemukan dan dibuktikan oleh eksperimen sains umat manusia, dan terbukti tidak dapat
dicapai atau diketahui dengan sarana kehidupan yang ada pada jaman Rasulullah saw.
[9]

Hubungan antara tanda-tanda kebenaran di dalam Al Qur’an dan alam raya dipadukan melalui
mukjizat Al Qur’an (yang lebih dahulu daripada temuan ilmiah) dengan mukjizat alam raya yang
menggambarkan kekuasaan Tuhan. Masing-masing mengakui dan membenarkan mukjizat
yang lain agar keduanya menjadi pelajaran bagi setiap orang yang mempunyai akal dan hati
bersih atau orang yang mau mendengar. Beberapa dalil kuat telah membuktikan bahwa Al
Qur’an tidak mungkin datang, kecuali dari Allah. Buktinya tidak adanya pertentangan diantara
ayat-ayatnya, bahkan sistem yang rapi dan cermat yang terdapat di alam raya ini juga tidak
mungkin terjadi, kecuali dengan kehendak Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan
cermat. [10]

Syeikh Abdul Majid Az-Zindani, mengulas tentang mukjizat ilmiah dalam Al Qur’an,

3 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

“...Yaitu ilmu uji kaji modern datang dan mendalami kajian-kajian yang luas di dalam pelbagai
bidang, dengan bantuan alat-alat yang canggih, dan setelah beberapa pengembaraan yang
menjabarkan berserta seangkatan pengkaji, terbentuklah satu bahagian di samping satu
bahagian (yang lain) dan apabila fakta tersebut telah siap sempurna, tiba-tiba didapati ianya
telah pun dinyatakan di dalam kitab Allah (Al-Quran) sebelum 1400 tahun [yang lalu]. Lalu
orang ramai pun mendapat tahu bahawa Al-Quran ini diturunkan dengan ilmu Allah, dan
bukannya [datang] dari sisi seorang utusan yang [berada] di zaman .. sebelum 1400 tahun di
hari yang tidak ada sebarang perkakas kajian saintifik atau peralatan kajian ..” [11]

Ketika fakta tersebut telah muncul maka akan muncul pula sebuah pertanyaan [12] ,

a.      Dapatkah hal ini mejadi sebuah kejadian yang kebetulan bahwa akhir-akhir ini penemuan
informasi secara ilmiah dari lapangan yang berbeda yang tersebutkan di dalam al-Quran yang
telah turun pada 14 abad yang lalu?

b.      Dapatkah al-Quran ini ditulis atau dikarang Nabi Muhammad SAW atau manusia yang
lain?

Dalam buku At Tafkir Faridhah Islamiyah (berpikir sebuah kewajiban Islam), Abbas Mahmud
Aqqad menyebutkan dua macam mukjizat yang harus dibedakan, yang pertama mukjizat yang
mengarah ke akal, dapat ditemukan oleh siapapun yang ingin mencarinya, mukjizat ini adalah
keteraturan gejala-gejala alam dan kehidupan yang tidak berubah berupa sunnatullah.
[13]

Yang kedua adalah mukjizat yang berupa segala sesuatu diluar kebiasaan. Mukjizat ini
membuat akal manusia tercengang dan memaksanya untuk tunduk dan menyerah.
[14]

Hal yang dapat kita jadikan i’tibar dalam mukjizat ilmiah pada Al Qur’an adalah
motivasi/dorongan yang kuat bagi manusia untuk selalu memperhatikan ayat-ayatNya (
tadabbur
).

4 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

[15]
Tentusaja memperhatikannya seiring dengan kemauan untuk memikirkannya dan mengingat
penciptanya.
[16]

Dari sini pula dengan mengkaji mukjizat ilmiah dalam Al Qur’an mampu menumbuhkan
keimanan dan rasa syukur pada Allah sebagaimana pernah disampaikan oleh Prof. Abdul
Karim Al Khathib, “Mukjizat Al Qur’an terletak pada kepioniran dalam menyatakan hal-hal yang
baru saja ditemukan oleh penilitian ilmiah”.

Kemudian Prof. Al Khathib menerangkan, “Maksud utama kami dalam menganalisis mukjizat
Qur’ani adalah menciptakan hubungan yang erat dengan kitab Allah dalam hati seorang
muslim. Kami ingin menanamkan iman terhadap Kitab Allah berdasarkan pengetahuan,
pemahaman dan perasaan yang murni terhadap ayat-ayat dan kalimat-kalimatNya.

Meskipun demikian, kami menemukan isyarat-isyarat Al Qur’an yang bersifat ilmiah. Hal ini
mendapatkan perhatian yang sangat besar dari kalangan para peneliti Eropa. Karena, isyarat
yang dikandung Al Qur’an sejak lima belas abad yang lalu ditemukan dan dibenarkan oleh ilmu
pengetahuan modern sekarang. [17]

Meskipun telah banyak bukti-bukti ilmiah tentang kebenaran Al Qur’an, para pemuja
materialisme, para sekuler dan para ateis, tentu saja masih terus membantah
kebenaran-kebenaran Al Qur’an karena ketakutan akan implikasi mengakui keberadaan Sang
Pencipta. Selain itu, mereka selalu melakukan pembenarannya atas bukti-bukti logika (baca:
matematis, empiris, biologis, sosiologis) sebagai dasar pijakan postulatnya. [18]

Menurut Muhammad Kamil Abdush Shamad [19] , tujuan dari kajian mukjizat ilmiah Al Qur’an
adalah untuk meluaskan cakupan hakikat dari ayat-ayat Al Qur’an, kemudian memperdalam
makna-makna yang terkandung di dalamnya sehingga mengakar dalam jiwa dan pemikiran
manusia dengan cara mengambil hikmah dari eksplorasi keilmuan kotemporer yang tercakup
dalam makna-maknanya. Sedangkan menurut Ibrahim Muhammad Sirsin
[20]
, bertujuan memperdalam makna-makna melalui proses analisis terhadap variabel-variabel
yang detail.
Juga melalui perbandingan mendalam terhadap kritikan para pakar yang profesional di
bidangnya serta para peneliti alam dan kehidupan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

5 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

Kita juga tidak boleh memasukkan dan memaksakan asumsi dan hipotesis ilmiah yang masih
berupa bahan perdebatan dan masih diuji diantara para pakar. Karenanya, tidak pantas orang
yang mengadopsi asumsi-asumsi ini berusaha memaksakan Al-Qur’an untuk menguatkan
teorinya. Sebab, bisa jadi asumsi dan teori mentah itu nanti terbukti tidak benar, lalu akhirnya
mengkambinghitamkan Al-Qur’an [21] . Namun hal ini dapat dijelaskan dalam kerangka bahwa
[22]
:

1.      Tidak ada kontradiksi antara hakikat ilmu pengetahuan dengan hakikat Al Qur’an karena
berasal dari satu sumber.

2.      Tafsir ilmu tidak akan mempengaruhi originalitas karena nash tidak mengalami perubahan
sesuai teks aslinya. Tafsiran yang diberikan yang akan disalahkan [23]

Sebagaimana ditulis oleh Muhammad Mutawalli Asy Sya’rawi dalam kitab Mu’jizah Al Qur’an [2
4]
, dikarenakan Al Qur’an adalah mukjizat maka nashnya harus tetap dan tidak berubah-ubah,
kalau tidak maka hilanglah mukjizatnya.

Oleh karena itu, kalau nash tidak secara tegas menunjukkan pada salah satu teori ilmu sains,
maka tidak selayaknya bagi kita untuk memaksakannya, baik untuk menetapkan maupun untuk
menafikkan. Karena itu kita harus mencari ilmu dari jalannya masing-masing, ilmu astronomi
didapatkan dari penelitian, ilmu kedokteran didapat dari hipotesis dan uji coba. Dengan
demikian, niscaya Al Qur’an akan selalu terjaga, tidak dipergunakan untuk memperdebatkan
teori ini, yang mana semua teori ini bisa diterima juga bisa ditolak serta bisa pula diganti,
sebagaimana juga tidak layak bagi seseorang yang tidak mengetahui hakikat ilmu tertentu
untuk menolak mentah-mentah selagi tidak secara tegas bertentangan dengan nash yang shohi
h. [2
5]

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kesalahan pada manusia dalam menulis kitab bisa saja
terjadi, seperti apa yang telah dikatakan oleh Al Qodhi Al Fadhil Abdur Rahim bin Ali Al Baisani,
“ Saya melihat bahwasanya tidak ada seorangpun yang menulis sebuah kitab kecuali besoknya
dia akan berkata : ‘Seandainya tempat ini diubah niscaya akan lebih baik, seandainya ditambah

6 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

dengan begini maka akan lebih bagus, seandainya ini dikedepankan niscaya akan lebih utama,
dan seandainya yang ini dibuang niscaya akan lebih indah.’ Ini semua adalah dasar yang paling
kuat bahwa manusia adalah makhluk yang serba kurang.” [26]

Dari sisi lain bahwa pemahaman baru terhadap ayat itu tidak boleh membatalkan pemahaman
lama. Dengan ungkapan lain, kita tidak layak menuduh umat sejak jaman sahabat, bahkan
sejak jaman Nabi saw, salah dalam memahami satu ayat, kemudian mengklaim bahwa yang
benar adalah pemahaman yang dimiliki si penafsir baru itu. Selayaknya dikatakan, makna baru
ini merupakan tambahan yang digabungkan dengan pemahaman lama, dan bukan
membatalkannya. Sebab diantara keistimewaan Al-Qur’an, keajaiban-keajaibannya tidak
pernah habis tergali. [27]

Kemukjizatan ilmu pada Al Qur’an memang tidak memposisikan Al Qur’an sebagai kitab sains.
Namun dapat memberikan isyarat atau petunjuk untuk melakukan kajian lebih jauh terhadap
pengembangan sains. [28]

Isyarat ilmiah dalam Al Qur’an mengandung prinsip-prinsip/kaidah-kaidah dasar ilmu


pengetahuan di setiap jaman dan kebudayaan [29] . Hal ini membawa maksud bahwa :

-           Ayat yang memberikan isyarat tidak harus terperinci, sehingga para ilmuwan bisa
mengkajinya atau memperinci dengan melakukan penelitian.

-           Mukjizat ilmiah Al Qur’an tidak hanya untuk waktu tertentu saja yaitu ketika terjadi
penentangan, namun berlaku juga ke masa yang akan datang. [30]

            Pada satu masa beberapa mukjizat dirasa kurang masuk akal atau bertentangan
dengan nalar dan logika. Tetapi kapasitas nalar dan intelektual yang dimiliki tidaklah sama,
tergantung pada daya pikir seseorang [31] .

C. Penutup

7 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

Dapat disimpulkan bahwa mukjizat ilmiah pada Al Quran dapat memperkuat keimanan terhadap
Al Qur’an sebagai wahyu Allah. Kalaupun terdapat pertentangan sesungguhnya lebih terletak
pada jangkauan penafsiran atau teknologi yang mendukung eksplorasi sains. Dari pendekatan
arah yang lain mukjizat ilmiah yang ada pada Al Qur’an dapat memberikan motivasi dan
memberikan isyarat bagi pengembangan sains. Walaupun tentusaja harus dilakukan dengan
cermat dan menyeluruh serta didasari dengan kaidah penafsiran yang benar.

[1] QS Al Baqarah : 2

[2] disampaikan oleh al-Qattan, diambil dari http://layananquran.com/plq/index.php

[3] Disampaikan oleh Syeikh A M Az-Zindani pada sebuah kajian yang bertajuk Keajaiban
Saintifik Di Dalam Al-Quran,2002.
Az-Zindani Merupakan rektor Universiti Al-Iman
-
Yaman
 
& Pengasas
Jabatan Tanda-tanda Saintifik di dalam Al-Quran dan As-Sunnah
yang berada di bawah
Liga Islam Sedunia
di Mekah
diambil dari http://www.geocities.com/permaya02/pendahuluanz.htm

[4] QS. Al Hadid : 25

[5] QS. Thaha : 58

8 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

[6] dalam kitab Al Itqam fi Ulum Al Qur’an, diambil dari buku Dimensi Sains Al Qur’an

[7] dalam Muqaddimah, terjemahan

[8] dalam Al I’jaz Al ‘Ilmiy fil Qur’anul Karim (Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur’an)

[9] Prof.Dr.Ahmad Fuad Pasya dalam buku Dimensi Sains Al Qur’an, terjemahan dari buku Ra
hiq Al-Ilmi wa Al-Iman,
hal.23

[10] Ibid

[11] Disampaikan oleh Syeikh A M Az-Zindani pada sebuah kajian yang bertajuk Keajaiban
Saintifik Di Dalam Al-Quran, 2002.

[12] AL-REHAILI, Abdullah M.,Bukti Kebenaran Quran , hal 4

[13] QS. Fathir : 43

[14] Prof.Dr.Ahmad Fuad Pasya dalam buku Dimensi Sains Al Qur’an, hal. 24

[15] QS. Shaad : 29

[16] QS. Ali Imran : 191

9 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

[17] ibid

[18] Tono Saksono, Ph.D dalam buku Mengungkap Rahasia Simfoni Dzikir Jagat Raya, hal. 15

[19] Al I’jaz Ilmi fi Islam Al Quranul Karim, terjemahan

[20] dalam majalah Al ‘Arabiyyah, edisi Januari 1982

[21] Yusuf Qardhawi dalam buku Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan

[22] Muh. Kamil Abdushshamad dalam buku Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an, hal. 7

[23] Hal ini juga disampaikan oleh prof. Muh. Adduwais dalam kuliah interdisiplinir tentang
metodologi penelitian studi Islam kontemporer di kampus UMS,2007

[24] Muh. Kamil Abdushshamad dalam buku Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an, hal. 8

[25] Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi dalam Adhwa’ul Bayan fi Tafsiril Qur’ani bil Qur’an

[26]   Dalam kitab Al-I’lam bi A’lamil Baladil Harom (dari buku Matahari Mengelilingi Bumi)

[27]   Yusuf Qardhawi dalam buku Al-Qur’an Berbicara tentang Akal

[28]  QS. Al Baqarah : 143

10 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

[29]   Muhammad Mutawalli Asy Sya’rawi dalam kitab Mu’jizah Al Qur’an (dari buku Mukjizat
Ilmiah dalam Al-Qur’an)

[30]   QS. Surat Fushshilat : 53

[31] Gulen, M. Fethullah,2002,Essential of The Islamic Faith, hal. 226

      Gulen merupakan pemikir dari Turkey yang dalam bukunya menawarkan gagasan adanya
penggabungan pencerahan intelektual dengan spirituil khususnya bagi genenrasi muda

-------------------------------------------

PUSTAKA

Al-Qur’an

Abdushshamad, Muhammad Kamil. 2004. Al-I’jazul Ilmi fil-Qur’anil-karim,terj: Mukjizat Ilmiah


Dalam Al-Qur’an ,
Jakarta: Akbar

11 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

Al-Rehaili, Abdullah M.,Bukti Kebenaran Quran , Yogyakarta: Tajidu Press, 2003

Bucaille, Maurice Dr, 1976, La Bible Le Coran Et La Science, terj: Bibel, Alqur’an dan Science
Modern ,Penerbit bulan
Bintang,Jakarta

Gulen, M. Fethullah,2002,Essential of The Islamic Faith,The Fountain,Turkey

http://layananquran.com/plq/index.php,2008

http://www.media-islam.or.id,2008

Khaldun, Ibn. 2005. Muqaddimah, Jakarta: Pustaka Firdaus

Pasya, Ahmad Fuad. Prof, 2004. Rahiq Al’Ilmi wa Al-Iman,terj:Dimensi Sains Al-Qur’an, Tiga
Serangkai, Solo

Qardhawi, Yusuf DR. 1996. Al-Aqlu wal-Ilmu fil-Quranil-Karim,terj.:Al-Qur’an Berbicara tentang


Akal dan Ilmu Pengetahuan ,
Jakarta : Gema Insani Pers

Saksono, Tono. 2006. Mengungkap Rahasia Simfoni Dzikir Jagat Raya, Pustaka Darul Ilmi,
Bekasi

Asy-Syinqithi, Syaikh Muhammad Amin, Adhwa’ul Bayan fi Tafsiril Qur’ani bil Qur’an,-

12 / 13
Mukjizat Ilmiah dalam Al Qur'an

Ditulis oleh Nanang WAH


Kamis, 30 April 2009 14:15

Turner, Horwad R, 1997, Science in medieval Islam, An Ilustrated Introduction, University of


Texas Press,Texas

13 / 13

Anda mungkin juga menyukai