Anda di halaman 1dari 13

KEAUTENTIKAN AL-QUR’AN

KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

BUKTI KEAUTENTIKAN AL-


QUR’AN
MEMAHAMI KEMUKJIZATAN
AL-QUR’AN

1. PENGERTIAN MUKJIZAT
Secara etimologi isim fa’il :

 Melemahkan atau mengalahkan lawan


 Sesuatu yang menyalahi tradisi/kebiasaan
(sesuatu yang luar biasa)
Secara Terminologi Manna Al-Qathan, Mabaahis
Fii Ulumil Qur’an :

“Mukjizat adalah sesuatu yang menyalahi disertai


dengan tantangan dan selamat dari perlawanan”.
 Tujuan Menundukkan atau mengalahkan orang-
orang yang menghalang-halangi misi dakwah para
rasul dan sebagai bukti akan kebenaran para rasul
adalah utusan Allah.
 Mukjizat disesuaikan dengan keunggulan yang dielu-
elukan oleh kaum pada masanya.
2. SYARAT-SYARAT MUKJIZAT
 Sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh siapapun selain
Allah SWT.
 Sesuatu yang menyalahi kebiasaan atau tidak sesuai dengan
kebiasaan.
 Mu’jizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh
seseorang yang mengaku membawa Risalah Ilahi sebagai
bukti atas kebenaran pengakuannya.
 Mu’jizat terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang
mengajak bertanding menggunakan Mu’jizat tersebut.
 Tidak ada seorang manusiapun, bahkan jin sekalipun yang
dapat membuktikan dan membandingkan dalam
pertandingan tersebut.
3. MACAM-MACAM MUKJIZAT
1. Mukijizat Hissi :
Mu’jizat yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh
telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dan
dirasa oleh lidah, atau dapat dicapai dan ditangkap oleh
pancaindera.
 Mu’jizat inderawi
 dibatasi oleh ruang dan waktu, hanya diperlihatkan
kepada umat tertentu dan di masa tertentu.
2. Mukjizat Ma’nawi :
Mu’jizat yang tidak mungkin dapat dicapai
dengan kekuatan panca indera, tetapi harus
dicapai dengan kekuatan “’aqli” atau dengan
kecerdasan pikiran.

 Mu’jizat ‘aqli atau mu’jizat rasional


 Universal dan eternal (abadi), yaitu berlaku untuk
semua umat manusia sampai akhir zaman.
4. I’JAZUL QUR’AN
o Yaitu menetapkan kelemahan manusia dan jin
baik secara individual maupun kolektif untuk
mendatangkan yang semisal dengan al-Qur’an.

o I’jazul qur’an bertujuan untuk menumbuhkan


kesadaran pada manusia bahwa al-Qur’an adalah
wahyu Allah SWT, dan sekaligus merupakan
bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW.
5. ASPEK-ASPEK KEMUKJIZATAN
AL-QUR’AN
o Kemu’jizatan al-Qur’an ada dalam
kandungannya, bukan di luarnya.

o Al-Qur’an tidak membutuhkan keterangan lain


di luar dirinya untuk membuktikan bahwa ia
adalah Mu’jizat terbesar Nabi Muhammad
SAW.
a. Gaya Bahasa (Uslub)
 Kelembutan al-Qur’an secara lafaz yang terdapat dalam
susunan suara dan keindahan bahasanya.
 Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum
cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan
keagungan dan keindahan al-Qur’an
 Sesuai dengan akal dan perasaan, di mana al-Qur’an
memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum
kebenaran dan keindahan sekaligus.
 Keindahan dalam kalimat serta beraneka ragam bentuknya,
yaitu satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz dan
susunan.
 Al-Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk
global (ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafsil).
 Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat
(yang dikemukakan).
b. Isi Kandungannya
 Al-Qur’an mengungkapkan berita-berita yang bersifat ghaib.

Pertama, berita menyangkut masa lalu.


Kedua, berita tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi
baik di dunia maupun di akhirat.

 I’jazul ‘ilmi, yaitu kemu’jizatan ilmu pengetahuan.


Mengungkapkan isyarat-isyarat rumit terhadap ilmu
pengetahuan sebelum pengetahuan itu sendiri sanggup
menemukannya.

 Al-Qur’an memberikan aturan hukum atau undang-undang


yang bersifat universal, mencakup segala urusan hidup dan
kehidupan manusia.
BUKTI KEAUTENTIKAN AL-QUR’AN

Sejak diturunkan hingga akhir zaman kelak


kemurnian dan kautentikan al-Qur’an akan
senantiasa terjaga.
Hal ini disebabkan karena kemu’jizatan yang
terkandung di dalam al-Qur’an itu sendiri, baik
dari aspek bahasa dan uslubnya maupun dari
aspek isi kandungannya yang memang terbukti tak
satupun manusia yang dapat meniru atau
mendatangkan yang semisal-nya.
Bukti keautentikan dan keorisinilan Al-Qur’an itu diperkuat
dengan beberapa ayat-ayat yang menantang manusia
maupun jin jika mampu membuat Al-Qur’an :

Surat Al-Isra’ ayat 88 : Menantang siapapun


yang meragukan kebenaran Al-Qur’an untuk
menyusun kitab yang bisa menandinginya.
Surat Hud ayat 13 : Menantang siapapun
yang meragukan kebenaran Al-Qur’an untuk
membuat kitab yang berisi 10 surat
Jd Surat Yunus ayat 38 : Menantang siapapun
yang meragukan kebenaran Al-Qur’an untuk
membuat kitab yang berisi satu surat semacam
Al-Qur’an.
Surat Al-Baqarah ayat 23-24 : Menantang
siapapun yang meragukan kebenaran Al-Qur’an
untuk membuat kitab yang berisi satu surat
semacam Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai