Anda di halaman 1dari 5

Tonsilitis Membranosus Tonsilitis Difteri Tonsilitis Septik Angina Plaut Vincent (stomatitis ulcer membranosa) Etiologi : Bakteri Corynebacterium

diphteriae Etiologi : Streptokokus hemolitikus yang terdapat dalam susu sapi Etiologi : bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan Leukemia akut Gejala pertama sering berupa epistaksis, pendarahan di mukosa mulut, gusi dan di bawah kulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan. Tonsil membengkak ditutupi membran Gejala : Demam sampai 390C, nyeri kepala, badan lemah, dan kadang-kadang terdapat gangguan pencernaan. Rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi, dan gusi mudah berdarah. Angina agranulositosis Penyebabnya adalah akibat keracunan obat dari golongan amidopirin, sulfa, dan arsen. Dari pemeriksaan tampak ulkus di mukosa mulut dan faring serta di sekitar ulkus tampak semu tetapi tidak hiperemis dan rasa nyeri yang hebat di tenggorok. . Penyakit kelainan darah

sehingga dapat timbul endemik. pada penderita dengan higiene Gejala dan tanda : - Gejala umum seperti juga gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat, serta keluhan nyeri menelan. - Gejala lokal yang tampak berupa tonsil membengkak tertutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk membran semu. Membran ini Karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum, maka penyakit ini jarang ditemukan. mulut yang kurang atau defisiensi vitamin C.

dapat meluas ke palatum mole, uvula, nasofaring, laring, trakea, dan bronkus, dan dapat menyumbat saluran napas. Membran semu ini melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Bila infeksinya berjalan terus, kelenjar limfa leher akan membengkak sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai leher sapi (bull neck). - Gejala akibat eksotoksin yang dikeluarkan oleh kuman difteri ini akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai dekompensatio cordis, mengenai saraf cranial menyebabkan kelumpuhan otot

Pemeriksaan : Mukosa mulut dan faring hiperemis, tampak membran putih keabuan di atas tonsil, uvula, dinding faring, gusi, serta prosesus alveolaris, mulut berbau dan kelenjar sub mandibula membesar.

gejala radang. Ulkus ini juga dapat ditemukan di genitalia dan saluran cerna. Infeksi mononucleosis Pada penyakit ini terjadi tonsilofaringitis ulsero membranosa bilateral. Membran semu yang menutupi

Terapi : Antibiotika spektrum lebar

ulkus mudah diangkat tanpa timbul pendarahan. Terdapat

selama 1 minggu. Memperbaiki pembesaran kelenjar limfe higiene mulut. Vitamin C dan vitamin B kompleks. leher, ketiak, dan regioinguinal. Gambaran darah khas yaitu terdapat leukosit mononukleus dalam jumlah besar. Tanda khas yang lain ialah kesanggupan serum pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba (reaksi Paul Bunnel).

palatum dan otot-otot pernapasan, dan pada ginjal menimbulkan albuminuria.

Diagnosis : Diagnosis tonsilitis difteri ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil dari permukaan bawah membran semu dan didapatkan kumanCorynebacterium diphteriae.

Terapi : Anti Difteri Serum (ADS) diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit. Antibiotik

penisilin atau eritromisin diberikan 25-50 mg per kg berat badan dibagi dalam 3 dosis selama 14 hari, Kortikosteroid 1,2 mg per kg berat badan per hari, dan antipiretik untuk simtomatis. Karena penyakit ini menular, pasien harus diisolasi. Perawatan harus istirahat di tempat tidur selama 2-3 minggu.

Komplikasi : Laringitis difteri dapat berlangsung cepat, membran semu menjalar ke laring dan menyebabkan gejala sumbatan. Makin muda usia pasien makin cepat timbul komplikasi ini. Miokarditis dapat mengakibatkan payah jantung

atau dekompensasio cordis. Kelumpuhan otot palatum mole, otot mata untuk akomodasi, otot faring serta otot laring sehingga menimbulkan kesulitan menelan, suara parau, dan kelumpuhan otot-otot pernapasan. Albuminuria akibat komplikasi ke ginjal.

Anda mungkin juga menyukai