Anda di halaman 1dari 4

Nama : Utari Tresna Arifiani NPM : 160110090065 TUGAS ILMU THT Nervus Opticus (N. II) N.

opticus atau saraf penglihatan, memiliki panjang lebih kurang 1,6 inchi (4 cm). saraf ini meninggalkan rongga orbita dengan berjalan melalui canalis opticus bersama dengan arteri opthalmica dan masuk ke dalam rongga otak. Di dalam orbita, saraf ini dibungkus oleh ketiga lapisan meningen yaitu duramater, arachnoideamater, dan piamater yang mengikutinya sampai spatium subarachnoideum. Kedua saraf dari kedua sisi akan bergabung membentuk chiasma opticum. Pada chiasma opticum ini, serabut saraf yang berasal dari belahan medial (nasal) retina menyilang garis tengah dan masuk ke tractus opticus sisi kontralateral, sedangkan serabut saraf dari belahan lateral (temporal) retina berjalan ke posterior di dalam tractus opticus apda sisi yang sama. Dengan demikian serabutserabut dari sebelah kanan kedua retina membentuk tractus opticus dexter, dan yang berasal dari sebelah kiri kedua retina membentuk tractus opticus sinister. Bersilangnya serabutserabut saraf pada chiasma opticum menyebabkan tractus opticus dexter mengantar impuls dari lapangan pandang kiri dan sebaliknya pada tractus opticus sinister.

Gambar 1. Perjalanan nervus opticus Tractus opticus keluar dari sudut poterolateral chiasma opticus dan berjalan ke belakang di sekitar sisi lateral mesencephalon untuk menuju corpus geniculatum laterale. Serabut terbanyak dalam kedua tractus opticus berakhir pada corpus geniculatum laterale dextrum dan corpus geniculatum laterale sinistrum. Sebagian kecil saraf, yang berfungsi pada refleksi pupil dan reflex mata tidak menuju ke corpus geniculatum laterale, tetapi menuju nucleus pretectalis dan colliculus superior. Dari corpus geniculatum laterale, radiation optica melengkung ke belakang menuju cortex visua hemispherium cerrebri.

Nervus opticus diliputi oleh perpanjangan meninges, peningkatan tekanan cairan serebrospinal menghambat penyaluran balik darah dalam vena-vena mata, dan menyebabkan edema retina. Pemotongan nervus opticus dexter menyebabkan kebutaan pada lapang pandang temporal dan nasal mata kanan, sedangkan pemotongan tractus opticus dexter menyebabkan kebutaan pada lapang pandang temporal mata kiri dan lapang pandang nasal mata kanan.

Nervus Oculomotorius (N. III) Nervus oculomotorius merupakan saraf motoris uatama untuk otot-otot mata. Nervus cranialis III keluar dari mesencephalon, menembus duramater, dan melintas di dalam dinding lateral sinus cavernosus. Nervus okulomotorius keluar dari aspek anterior mesencephalon, medial terhadap pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan dekat dan di antara A. cerebri posterior dan A. cerebella superior. Kemudian berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus dan bercabang dua yang akan menuju orbita melalui fisura orbitalis superior, cabang tersebut antara lain : 1) Divisi superior, yang mempersarafi musculus rectus superior dan musculus levator palpebrae superioris 2) Divisi inferior, yang mempersarafi musculus rectus inferior, musculus rectus medialis dan musculus obliquus inferior. Divisi inferior juga mengantar serabut otonom ke ganglion ciliare, tempat serabut parasimpatis mengadakan sinaps. Serabut pascaganglion meninggalkan ganglion tersebut dan menuju ke bulbus oculi dalam nervi ciliares breves untuk mempersarafi musculus ciliaris (akomodasi lensa) dan musculus sphincter papillae (penyempitan pupila)

Gambar 2. Nervus oculomotorius

Gejala kerusakan pada nervus okulomotorius antara lain terjadinya ptosis (turunnya) palpebra superior karena kelumpuhan musculus levator palpebrae superioris, hilangnya reflex pulpa, pelebaran pupila karena terputusnya serabut parasimpatis ke iris, abduksi bulbus oculi yang terarah sedikit ke bawah karena kegiatan musculus rectus lateralis dan musculus obliquus superior yang tidak diimbangi, hilangnya daya akomodasi lensa karena kelumpuhan musculus ciliaris.

Nervus Trochlearis (N. IV) Nervus trochlearis keluar dari permukaan dorsal mesencephalon, melingkari truncus encephali, menembus dura mater, dan melintas ke anterior dalam dinding lateral sinus cavernosus. Nervus ini meninggalkan sinus cavernosus dan melintas melewati fissure orbitalis superior ke dalam orbita untuk mempersarafi musculus obliquus superior. Nervus trochlearis berfungsi dalam membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral.

Gambar 3. Nervus trochlearis Kerusakan pada nervus trochlearis, penderita tidak dapat mengarahkan mata ke arah lateral pada sisi yang sakit. Gejala khas pada kerusakan nervus trochlearis yaitu terjadinya diplopia sewaktu melihat ke bawah.

Nervus Abducens (N. VI) Nervus abducens merupakan saraf motoris kecil dan mempersarafi musculus rectus lateralis bola mata. Saraf ini muncul dari permukaan anterior otak, di antara pinggir bawah pons dengan medulla oblongata. Mula-mula saraf ini terletak di dalam fossa crania posterior. Kemudian membelok dengan tajam ke depan, melintasi tepi superior pars petrosa

ossis temporalis. Setelah masuk sinus cavernosus, saraf ini berjalan ke depan bersama a. carotis interna, dan akan memasuki rongga orbita melalui fissure orbita superior. Nervus ini berfungsi dalam memutar bola mata ke lateral.

Gambar 4. Nervus abducens Nervus cranialis VI mempunyai lintasan intracranial yang panjang dan dapat teregang sewaktu tekanan intracranial meningkat, untuk sebagian karena saraf ini membelok secara tajam pada rigi pars petrosa. Jika terdapat kelainan yang menekan nervus ini dapat menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan total mengakibatkan penyimpangan bulbus oculi ke medial pada sisi yang terganggu, dan penderita tidak dapat melakukan abduksi mata.

Daftar Pustaka: Moore, Keith L. & Anne M. R. Agur. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : EGC Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedoktaran. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai