Anda di halaman 1dari 1

PERKEMBANGAN INDUSTRI BENIH TANAMAN PANGAN (Benih Hibrida) Pertumbuhan volume produksi yang cukup berarti ini karena

para petani mulai lebih tertarik untuk menggunakan benih jenis ini karena tingkat produktivitasnya yang jauh lebih tinggi dari varietas non hibrida. Meskipun meningkat, namun prosentase produksi benih padi hibrida yang merupakan benih unggulan masih sangat kecil dibandingkan dengan tingkat produksi benih secara total yakni rata-rata dari tahun 2003 hingga 2008 sebesar 0,61 persen. Mahalnya harga benih padi hibrida ini membuat petani masih enggan

menggunakannya secara luas. Harga benih padi hibrida rata-rata mencapai sekitar Rp. 50 ribu per kg jauh di atas benih non hibrida yang harganya sekitar Rp. 7 ribu per kg. Kenaikan produksi padi dalam empat tahun terakhir tidak lepas dari makin banyaknya penggunaan benih padi bersertifikat oleh petani. Hal ini terlihat dari kenaikan produksi benih padi bersetifikat yang cukup tinggi dalam empat tahun terakhir yaitu dari 117 ribu ton tahun 2005 menjadi 177 ribu ton tahun 2008. Tingginya permintaan ini telah mendorong investasi disektor pembenihan padi seperti terlihat dengan makin banyaknya perusahaan swasta baik nasional maupun asing yang menanamkan modalnya di sektor pembenihan baik dengan melakukan pendirian perusahaan pembenihan baru maupun dengan melakukan perluasan kapasitas produksinya. ULASAN SAYA : Perkembangan industri tanaman pangan di Indonesia yang bersertifikat membuat menurunnya penggunaan benih asalan yang membawa industri tanaman pangan indonesia semakin baik. Dengan besarnya permintaan akan benih unggul bersertifikat maka peluang bisnis di sektor pembenihan semakin terbuka. Apalagi kini Pemerintah juga sudah mulai memperkenalkan penggunaan benih hibrida kepada petani. Sementara itu, pengembangan benih hibrida ini memerlukan teknologi dan investasi yang besar sehingga diperkirakan hanya perusahaan besar dibidang pembenihan yang akan mampu mengembangkan benih sendiri dan tidak hanya sekedar Importir. Seharusnya di benih yang diciptakan oleh perusahaan pembenihan juga memperhatikan petani-petani kecil, agar petani tersebut juga dapat mengembangkan benih baru sendiri juga. Hal yang membuat petani biasa tidak dapat mengembngkan pembenihan di Indonesia adalah : Benih tersebut memerlukan biaya terbilang lumayan maha, selain itu petani harus membeli benih baru setiap tanam karena benih hasil panen ebelumnya tidak dapat dpakai untuk pertnaman berikutnya. Maka dari itu dibutuhkan pertimbangan bagi perusahaan pembenihan agar dapat mempertimbangkan

Anda mungkin juga menyukai