Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL BUSINESS PLAN

BUDIDAYA JAHE TERINTEGRASI B2B dan B2C MARKET

‘COLLABORATE TO GROW’
By Palapa Agro Nusantara
BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
“Integrated Business pada Budidaya Jahe Berbasis B2B dan B2C Market”

B. ANALISIS SITUASI
Menurut BBSDLP (2008) luas lahan terlantar (lahan tidur) tercatat 11,3 juta
ha, dimana lahan seluas itu sangat berpotensi untuk menekan laju impor atau
memenuhi kebutuhan pangan atau industri dalam negeri. Namun dewasa ini
fenomena dilapangan menurut BPS. Penurunan jumlah lahan pertanian sebesar 4% pada
tahun 2017 dan 8% pada tahun 2018 dapat menjadi indikator semakin berkurangnya
lahan pertanian di Indonesia. Kondisi ini dapat mengakibatkan permasalahan lokal dan
nasional terkait kecukupan persediaan pangan bagi konsumsi masyarakat. Menurut
Setyoko (2013), penurunan jumlah lahan karena pengalih fungsian lahan salah satunya
karena faktor ekonomi dan struktur pendapatan yang diperoleh. Hal tersebut
meggambarkan petani negeri kita yang belum melihat sisi pertanian dari segi bisnis
ataupun kurangnya pengetahuan dalam mengelola keuangan membuat lahan-lahan
terlantar tidak terlihat menarik bahkan lahan yang sudah kelolapun dialihkan menjadi
lahan non pertanian.
Saat ini, pandemic Covid-19 yang masih menyelimuti negara kita
Indonesia sangat mempengaruhi berbagai sektor terutama dibidang kesehatan dan
ekonomi. Dewasa ini masyarakat Indonesia mulai tumbuh kesadaran akan
pentingnya pola hidup sehat. Mulai dari membiasakan berolahraga, berjemur,
hingga proses memilih makanan sehat sebagai pelengkap pola hidup. Hal tersebut
yang mendasari tumbuhnya industri herbal dan makanan sehat seperti olahan jahe
merah. Jahe merah yang mengandung shogaol, gingerol, zingeron, yang

2
dipercaya dapat meningkatkan imunitas sangat diburu untuk mencegah
masyarakat terjangkit virus Covid-19.
Jahe emprit pun tidak berbeda jauh dengan jahe merah. Beragam olahan
minuman tradisional seperti sekoteng, bandrek, dan berbagai minuman
penghangat lainnya yang sudah familiar menambah permintaan pasar olahan jahe
semakin meningkat khususnya jahe merah pun melejit dengan harga yang stabil
bahkan cenderung meningkat. Peningkatan permintaan jahe juga disebabkan
peningkatan konsumsi minyak essensial tanaman herbal aromatic yang salah
satunya adalah jahe. Industri-industri penyulingan di Indonesia khususnya
mencari jahe emprit untuk diproses guna mendapatkan minyak esensial dari jahe
tersebut karena trend permintaan dunia sedang meningkat. Permintaan dunia pun
tidak kalah menarik sebagai potensi tanaman jahe ini. Permintaan jahe dengan
pangsa impor pada tahun 2015 mencapai 36,2% atau dengan nilai impor sebesar
USD 745,8 juta dan importir dunia terbesar untuk komoditas jahe adalah Jepang
dengan pangsa impor yang mencapai 15,7% (FAO, 2016). Empat negara importir
terbesar lainnya adalah Amerika Serikat, Belanda, Pakistan, dan Jerman. Kelima
negara importir jahe terbesar tersebut menguasai 54,1% pasar atau senilai USD
406,7 juta.
Permasalahan pertanian terutama pemsaran juga menyerang komoditas ini
walaupun secara data permintaanya cukup berpotensi namun tetap saja para
petani jahe belum bisa secara mandiri memasarkan hasil pertanian langsung ke
konsumen atau industri. Salah satu penyebabnya adalah pengetahuan terhadap
pasar dikalangan petani masih sangat minim. Pemsaran hanya melalui rantai yang
panjang atau melalui tengkulak dengan harga standar.
Dari permasalahan lahan mati dan peluang pasar jahe itulah kami Palapa
Agro Nusantara memanfaatkan peluang sekaligus menjadikan salah satu alternatif
dalam pemanfaatan lahan tersebut menjadi tempat budidaya jahe merah dan jahe
emprit. Hasil panen tersebut akan kami jual untuk memenuhi kebutuhan pasar
nasional dengan system bisnis terintegrasi (B2B) dan memenuhi kebutuhan

3
konsumsi local (B2C) kepada mitra-mitra kami. Untuk tahap pengembangannya
kami akan memperluas pasar secara global (ekspor).

C. TUJUAN
Tujuan Perusahaan :
1. Menumbuhkan dan melahirkan mahasiswa UNSOED yang mempunyai
karakter sebagai agripreneur.
2. Mencetak generasi muda yang mau berprofesi sebagai petani.
3. Memperoleh profit dari usaha yang dilakukan.
4. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan mati dengan tanaman
yang bernilai jual tinggi dan permintaan pasar yang cukup tinggi.
5. Menjadi perusahaan dibidang pertanian yang mampu meningkatkan pertanian
Indonesia.

4
BAB II
PROFIL USAHA

A. Identitas usaha
Biodata perusahaan
Nama Perusahaan : Palapa Agro Nusantara
Jenis Produk : Tanaman rimpang-rimpangan
Bidang Usaha : Budidaya
Visi : Menjadi perusahaan agribisnis yang
bersinergi untuk kemajuan pertanian
Indonesia dan berorientasi pada
pertanian modern.
Misi : 1. Menjalin kerjasama dan kemitraan yang
baik dengan berbagai stakeholder.
2. Membudidayakan komoditas pertanian
berbasis riset.
3. Mengelola lahan yang berpotensi dengan
mengintegrasikan usaha agroindustri
hulu dan hilir
4. Memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan
luar negeri
5. Membangun ekosistem sumberdaya

5
manusia yang saling bersinergi

Alamat Kantor : Senon, RT 004/002 Kemangkon


Produksi
Alamat Kantor : Jl Gunung Srandil, Gg Arjuna No.
Pemasaran 38. Kecamatan Purwokerto Utara,
Kab. Banyumas Jawa Tengah,
Indonesia
Telepon/HP : 085709314424
E-mail : palapaagronusantara@gmail.com
1. Profil Produk
Nama Produk : Jahe merah dan Jahe Emprit
Jenis Produk : Tanaman rimpang-rimpangan
Produk : Jahe emprit dan Jahe Merah
Bahan Utama : Tanaman Jahe
Karakteristik Produk : 1. Tidak mudah busuk (4bulan)
2. Mudah dibudidayakannya
3. Tidak memerlukan kontroling yang
intens
4. Higienis untuk dikonsumsi
Kelemahan Produk : - Produk tidak tahan lebih dari 5 bulan
- Tanaman jahe mudah tertular penyakit
dari tanaman jahe lainnya
Keunggulan Produk : 1. Produk memiliki kualitas standar untuk
penyulingan karena mengandung air
lebih sedikit.
2. Produk jahe merah mengandung gingerol
yang lebih tinggi dan bagus untuk
industry herbal dan jamu.

6
3. Produk bersih dari tanah dan dipackaging
dengan rapih.
Pesaing : Penjual Jahe (Tengkulak)
Peluang : 1. Situasi pandemic Covid-19 yang
membuat permintaan jahe meningkat
2. Banyak UMKM yang mengikuti trend
Healty food dan menjadikan jahe salah
satu bahan tambahan produknya
3. Permintaan dari industri penyulingan
yang tinggi.
4. Pasar inteernasional masih terbuka luas
untuk produsen jahe
5. Belum banyak budidaya jahe merah dan
emprit yang terintegrasi langsung dengan
pasar

2. Target Konsumen yang dituju dibagi menjadi 2 yaitu kepada konsumen skala
kecil (Business to consumer ) dan konsumen skala besar ( Business to
business ). Kami membagi dua target konsumen dengan presentase 90% ke
konsumen skala besar dan 10% target skala kecil. Alasan kami memberikan
presentase yang lebih besar kepada konsumen skala besar karena pasar yang
sudah terjamin sehingga lebih menjanjikan. Khususnya untuk saat ini banyak
perusahaan membutuhkan komoditas jahe emprit sebagai bahan baku
perusahaannya.
Untuk target konsumen skala besar khususnya produk jahe emprit
akan diarahkan kepada konsumen skala besar ( business to business ) Palapa
Agro Industri akan mengajak kerjasama perusahaan-perusahaan yang
memanfaatkan jahe emprit sebagai bahan penyulingan untuk dijadikan
minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki manfaat yang banyak sehingga banyak

7
orang memakainya, seiring dengan hal tersebut perusahaan yang membuat
produk tersebut pun berusaha meningkatkan produksi produk sehingga
kebutuhan bahan meningkat. Kebutuhan bahan yang besar inilah yang
membuat permintaan jahe untuk dijadikan minyak atsiri meningkat. Beberapa
perusahaan yang sudah mulai bekerjasama untuk menunggu hasil panen dari
lahan kami dan mitra kami ialah PT. Natura essensi Indonesia, kami sudah
sepakat untuk menandatangani MOU untuk menjual hasil panen jahe emprit
kami kepada pihak mereka untuk dijadikan bahan penyulingan minyak atsiri.
Kami terus berusaha memperluas kerjasama kami dengan terus mencoba
menginisiasi kerjasama dengan beberapa perusahaan lainnya.

Untuk target konsumen skala kecil produk jahe merah dan jahe emprit
akan diarahkan kepada konsumen dengan kriteria sebagai berikut :
a. Demografi
a) Jenis kelamin : Pria dan wanita
b) Kebiasaan : Mengonsumsi minuman berbahan jahe untuk
menghangatkan tubuh bagi masyarakat dataran tinggi
c) Penghasilan : Berpenghasilan > Rp. 500.000,00
d) Pendidikan : TK, SD, SMP, SMA dan Mahasiswa
e) Situasi hidup : Lajang maupun sudah berkeluarga
f) Geografi : Daerah pedesaan dan perkotaan
b. Karakteristik konsumen : Ibu rumah tangga, menyukai minuman herbal
dan menghindari penyakit seperti COVID-19
c. Kendala Konsumen
Demografi
a) Penghasilan : Berpenghasilan < Rp. 500.000,00
b) Kebutuhan : Bukan kebutuhan primer
c) Perawatan : Butuh perawatan khusus
d) Hobi : Tidak menyukai obat herbal atau minuman herbal

8
d. Karakteristik konsumen : Seseorang ibu rumah tangga yang biasa
memasak dan orang yang menjaga kesehatan dan imun tubuhnya dengan
mengonsumsi tanaman atau minuman herbal
e. Pemasaran
Promosi dan kelanjutan
a) Promosi
1. Above the line ( 70 % )
 Memamerkan produk di sosial media seperti Instagram dan
Facebook.
 Menjual produk lewat E-Commerce yaitu Shopee dan Tokopedia
 Website perusahaan
2. Below the line ( 30 % )
 Promosi menggunakan pamflet langsung pada konsumen sasaran
yaitu warung-warung kecil bahan masakan
 Penjualan
Penjualan dilakukan melalui gudang lalu didistribusikan ke
tempat konsumen
 Rencana Lokasi
Showroom/counter penjualan
1) Purbalingga di dekat lahan utama perusahaan
2) E commerce shopee dan Tokopedia
B. Identitas Tim Pengelola Usaha
1. Identitas Ketua
Nama Lengkap : Faisal Ramdhani
NIM : A1A018039
Fak/Jurusan : Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian
Jabatan : CEO
TTL : Bogor, 5 Januari 2000

9
Alamat Rumah : Jl. Manggis 3 perum. Bukit waringin,
Bojong gede, Bogor,
Jawa Barat
Nomor HP : 085709314424
2. Anggota I
Nama Lengkap : Rabbani Raihan
NIM : A1A018026
Fak/Jurusan : Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian
Jabatan : COO
TTL : Tegal, 11 Februari 2000
Alamat Rumah : Komplek Poinmas Blok E2/15B, Sawangan,
Depok, Jawa Barat
Nomor HP : 089678222994
3. Anggota II
Nama Lengkap : Khamidatunnisa
NIM :C1I018009
Fak/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi Kelas
Internasional
Jabatan : CFO
TTL : Tegal, 03 Mei 1999
Alamat Rumah : Desa Jatibogor,Kecamatan Suradadi,
Kabupaten Tegal
Nomor HP : 085799711578
4. Anggota II
Nama Lengkap : Ove Anom Prakoso
NIM : A1A019006
Fak/Jurusan : Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian
Jabatan : CMO
TTL : Tegal, 03 Mei 1999

10
Alamat Rumah : Karangnangka 003/005 No.18,
Kedungbanteng, Banyumas.
Nomor HP : 082322941407

3. Struktur Organisasi

CEO
COO CFO CMO
4. Susunan Personalia dan Tugas Kerja
Untuk memudahkan pengontrolan kinerja usaha maka sumber daya manusia
yang dimiliki harus terampil dan ulet. Setiap personal sesuai struktur yang
disepakati harus ada pembagian tugas kerja yang jelas dan bertanggung jawab
terhadap kesuksesan usaha namun dalam pengambilan keputusan besar (seperti
ekspansi) seluruh eksekutif memiliki posisi yang sama dalam forum.
Pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai struktur adalah sebagai berikut:
Bertanggungjawab penuh Faisal Ramadhani
terhadap fungsi manajemen
CEO
perusahaan dan hubungan
eksternal seperti investor, (Chief Executive Officer)
mitra perusahaan serta
pihak lain yang bekerjasama
dengan perusahaan.

11
Bertanggungjawab penuh Rabbani Raihan
terhadap ketersediaan
COO
produk, rantai distribusi,
manajemen operasional (Chief Operating
lahan, dan pengelolaan Officer)
SDM.

Bertanggungjawab penuh Khamidatunnisa


terhadap pencatatan
CFO
keuangan, pengelolaan
serta perencanaan (Chief Financial Officer)
anggaran perusahaan.

Bertanggungjawab penuh Ove Anom Prakoso


terhadap proses pemasaran
CMO
produk termasuk penunjang
pemasaran seperti website, (Chief Marketing
Officer)
socmed, dll yang dilakukan
oleh perusahaan serta
melakukan riset pasar guna
membaca peluang pasar.

12
BAB III
ANALISIS KELAYAKAN USAHA

A. Aspek Pasar dan Pemasaran


a. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran yang kami pilih untuk memasarkan produk kami
adalah wilayah Pulau Jawa karena kami membudididayakan produk kami di
sekitaran keresidenan Banyumas sehingga untuk pendistribusian dengan
jangkauan sekitar Pulau Jawa masih mudah dan efisien dalam biaya.
Banyaknya perusahaan yang membutuhkan jahe sebagai bahan mentah di
Pulau Jawa juga menjadi alasan kami melebarkan sayap pemasaran kami di
Pulau Jawa. Ditambah lagi banyak minuman herbal dan tradisional yang
berbahan dasar jahe di Pulau Jawa sehinnga memperbesar peluang pemasaran
jahe di Pulau Jawa. Dengan situasi pandemi COVID-19 juga menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap komoditas jahe meningkat tajam karena jahe
dianggap mampu memperkuat imun tubuh dan salah satu obat alternatif untuk

13
menyembuhkan COVID-19. Hal ini terbukti dengan meningkatnya harga jahe
di pasaran akhir-akhir ini.
b. Kelompok Sasaran

Industri
Pengolahan Jahe

Pedagang pasar
tradisional

Masyarakat
umum dan
pasien covid-19

Sasaran utama pemasaran kami adalah perusahaan-perusahaan yang


membutuhkan jahe khususnya jahe emprit sebagai bahan baku untuk diolah
menjadi minyak atsiri. Kami mencoba menjadi mitra untuk menyediakan input
bahan baku tersebut. Selain input kepada perusahaan-perusahaan besar kami
juga menginisiasi untuk mendistribusikan jahe emprit dan jahe merah ke
pedagang-pedagang di pasar tradisional dan juga warung-warung penjual jahe
sebagai bahan bumbu masakan. Dengan harga yang dapat bersaing karena hasil
produksi sendiri kami tidak kesulitan untuk memasukan barang ini ke pasar
tradisional dan warung. Terakhir kami juga menjual jahe emprit dan jahe merah
langsung kepada konsumen yang bisa di order via online atau datang ke tempat
penyimpanan komoditas kami di Purbalingga, contoh yang membeli langsung
biasanya pedagang minuman tradisional berbahan jahe yang membeli jahe
untuk dijadikan bahan campuran minuman.

c. Pesaing Competittor

14
Menjalankan suatu usaha tentunya akan terdapat persaingan dalam menjual
produk sejenis, tentunya yang menjual produk sejenis ialah petani jahe di
sekitar keresidenan Banyumas. Selain itu, ada pula beberapa distributor jahe
yang diambil dari luar kota. Memang persaingan merupakan hal yang wajar
dalam bisnis namun harus dilakukan secara sehat Dalam hal ini kami sudah
memiliki strategi dalam menghadapi persaingan yang ada. Untuk petani jahe
skala kecil dan menengah akan kami ajak bermitra agar saling
menguntungkan satu sama lain, sedangkan untuk bersaing dengan distributor
jahe yang ada di wilayah kami, strategi kami ialah sebisa mungkin
mengefisienkan produksi kami sehingga biaya cost dapat ditekan dan
membuat produk kami memiliki harga yang lebih murah dari pesaing, apalagi
kami menjual produk hasil budidaya sendiri yang tentunya harganya akan
lebih murah dibanding yang mengambil dari produsen lalu menjualnya
sebagai distributor
Dengan demikian dapat kita lihat bahwa peluang untuk dapat menguasai
pasar cukup terbuka apabila dapat dimanfaatkan dengan baik. Apalagi dengan
adanya sistem mitra kerjasama dengan petani kecil hingga menengah tentunya
Palapa Agro Industri lebih siap secara manajemen dan sistematika untuk
menyediakan produk jahe dan menguasai pasar.

d. Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan aspek yang harus benar-benar diperhatikan. Strategi
untuk memasarkan produk harus tepat agar efektif dan efisien. Dalam
memasarkan produk Palapa Agro Nusantara menekankan pada 4 aspek yaitu
membuka counter penjualan secara langsung dan di e commerce, survey
langsung, inisiasi kerjasama dengan perusahaan, dan promosi yang bersifat
edukasi melalu media sosial dan website.
a) Membuka counter penjualan secara langsung, e commerce dan website

15
Kami akan membuka counter penjualan secara langsung dan juga e
commerce. Hal ini kami lakukan untuk memperluas pasar dan juga lebih dekat
dengan konsumen, dengan banyaknya cara mencari produk kami lewat e
commerce dan website tentunya ini akan lebih mendeskripsiinkan produk
kami sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luas khususnya konsumen kami.
Dengan hal ini juga kami berpikir konsumen akan lebih mudah dalam
membeli produk karena bisa langsung datang ke counter kami di Purbalingga
atau membeli via online yang nantinya akan langsung kami distribusikan ke
rumah konsumen.
b) Survey langsung
Survey langsung yang dimaksud adalah langsung mendatangi segmen
pasar seperti pasar tradisional untuk melihat seberapa besar permintaan akan
komoditas jahe disana lalu mencoba untuk mendistribusikan produk kami
kepada pedagang-pedagang disana. Cara seperti ini akan lebih efektif karena
kita bisa langsung mengetahui apa yang dibutuhkan, bagaimana komoditas
tersebut digemari, dan berapa kuantitas untuk memenuhi permintaan tersebut.
c) Inisiasi kerjasama dengan perusahaan
Palapa Agro Nusantara selalu berusaha memperluas relasi dan
cakupan bisnisnya. Kita terus memperbesar kuantitas sekaligus memperbaiki
kualitas produk seiring berjalannya waktu. Dengan meningkat terusnya
produk budidaya yag dihasilkan maka kami pun terus mencoba inisiasi untuk
bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jahe untuk
bahan produksinya khususnya perusahaan penyulingan untuk membuat
minyak atsiri. Hal ini kami lakukan untuk melebarkan sayap di sisi pemasaran
kami. Sebagai hasil dari beberapa inisiasi yang sudah kami lakukan, kami
dapat bekerja sama dengan PT. Natura Esensi Indonesia. Kerjasama yang
dijalin adalah penandatanganan MOU yang berisi Palapa Agro Nusantara
akan memasok bahan baku jahe kepada pihak mereka melalui hasil panen
lahan kami dan mitra kami.

16
d) Promosi yang bersifat edukasi melalu media sosial dan website.
Promosi adalah bentuk menenalkan produk kepada konsumen. Strategi
kami dalam hal promosi sudah kami rencanakan dengan matang. Dalam
mempromosikan kami akan menggunakan media sosial Instagram, Facebook
dan Website. Kami akan memanfaatkan teknologi terkini untuk memasifkan
promosi dari produk. Kami juga akan mengiklanku produk kami melalui
Facebook Ads dan Instagram Ads. Untuk runtutan promosinya pertama kami
akan memberikan informasi yang bersifat edukasi kepada konsumen untuk
menjelaskan manfaat produk dan cara mengolahnya contohnya produk jahe
yang baik untuk meningkatkan sistem imun karena mengandung shogaol,
gingerol, dan zingeron. Dan juga cara membuat jahe susu dirumah atau
membuat bandrek dan sekoteng dirumah. Setelah masyarakat luas mengetahui
manfaat manfaat dari produk secara umum dan cara mengolahnya, kita akan
mulai memunculkan produk kami dengan mendeskripsikan keebihannya
dibandingkan produk lain seperti kualitas yang terjamin dan harga yang
terjangkau. Hal seperti ini akan sangat efektif karena dengan adanya edukasi
terlebih dahulu, kita membuat masyarakat yang kurang mengenal jahe dan
belum pernah mengolahnya untuk dikonsumsi bisa paham dan pada akhirnya
mereka mau mencoba. Tentunya ini akan memperbesar konsumen dari jahe
itu sendiri

e. Sasaran Kemitraan
Palapa Agro Nusantara merupakan perusahaan yang berposisi sebagai hulu
dalam produksi jahe sekaligus mitra usaha tani bagi customer yang
bekerjasama dengan kami. Dengan begini diharapkan terjadi interaksi yang
menguntungkan antara Palapa Agro Nusantara dengan petani yang kesulitan
mencari bibit dan kesulitan dalam memasarkan produknya. Palapa agro juga
menjalin keitraan dengan industry pengolahan jahe agar proses hasil panen
dapat terdistribusi dengan baik.

17
Kemitraan aspek yang perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam
sebuah usaha kami. Maka dari itu kami sudah membuat strategi STP untuk
kemitraan Palapa Agro Nusantara kami. Berikut Segmenting, Targeting, dan
Positioning kemitraan perusahaan kami;
1. Segmentasi
Ada beberapa variabel dari tahapan segmentasi ini yang kami incar, yaitu:
Demografis, untuk segmentasi yang berdasarkan variabel demografis kami menyasar
kepada penduduk pedesaan yang sebagian besar pendudukya merupakan petani skala
kecil dan petani muda yang baru mau memulai karirnya, pendapatan yang tidak besar
namun, memiliki lahan yang cukup untuk berkebun. Biasanya petani dengan tipe
seperti ini kurang memahami dengan baik tentang pemasaran, mereka cenderung
fokus di bidang produksi sehingga kerap kali mereka mampu menciptakan produk
yang baik, namun tidak disertai pendapatan yang tinggi. Sehingga kami akan
melakukan inisiasi untuk bermitra dengan mereka sebagai konektor dalam bidang
pemasaran dan penyedia bibit sekaligus. Sedangkan target demografis untuk
perusahaan yang siap meneriman hasil produksi kami ialah perusahaan yang berada
di Pulau Jawa dikarenakan proses distribusinya yang mudah dan biaya yang efesien.
Psikografis, untuk segmentasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan psikologis
dan pemikiran petani. Petani kecil dan baru pasti tertarik dengan pasar yang sudah
jelas dan ada, mereka cenderung senang apabila kita bisa mengkoneksikan hasil
produk mereka dengan konsumen yang membutuhkannya, apalagi ditambah
kebutuhan bibit yang bisa kami sediakan di awal. Tentunya petani kecil hingga
menengah akan senang akan hal ini yang menguntungkan mereka. Sedangkan untuk
psikologis perusahaan pengolahan jahe atau industri-industri yang membutuhkan jahe
mereka cenderung ingin mendapatkan produk pasti dengan jumlah yang besar dan
kualitas yang menjanjikan, dengan itu kami akan mengajak mereka untuk membuat
MOU agar kemitraan bersifat pasti dengan kualitas produk yang sesuai dengan
keinginan mereka juga

18
Perilaku, untuk segmentasi ini kami menargetkan petani akan setuju dengan tawaran
kerjasama kami karena mereka akan menanam komoditas yang sudah jelas target
pasarnya. Ditambah kami akan mengarahkan bagaimana cara menangani komoditas
yang akan kami tanam berupa jahe lewat SOP yang sudah kami buat. Cara ini akan
memudahkan petani-petani dalam kerjasama yang kita jalankan. Kami juga akan tetap
menjaga hubungan yang baik dengan para mitra kerjasama agar situasi kerjasama
berlangsung menyenangkan untuk kedua belah pihak. Untuk mitra perusahaan yang
menerima hasil produk kami cenderung ingin bekerjasama dengan profesional oleh
karena itu kami juga menekankan aspek profesionalitas dalam usaha dan kemitraan
yang kita buat. Sehingga kedua belah pihak bisa saling menguntungkan

2. Targeting
Strategi targeting kami adalah Concentrated targeting strategy, perusahaan
hanya berfokus menawarkan jenis produk tertentu dalam satu segmen yang dinilai
paling berpeluang pasar. Kami menganggap bahwa komoditas jahe sedang naik daun
karena tren dan juga dibutuhkan sebagai salah satu komoditas yang dianggap mampu
melawan dan mencegah COVID-19. Target kami Palapa Agro Nusantara merupakan
petani kecil, menengah, dan juga petani yang baru terjun ke dunia pertanian. Kami
akan menginisiasi untuk bermitra dengan kelompok petani tersebut untuk membuat
suatu sistem manajemen pertanian yang menguntungkan bagi petani-petani tersebut.
Kami akan membuat suatu sistem dimana petani yang bermitra dengan kami hanya
akan berfokus pada bidang produksi tanpa harus khawatir terkait masalah pemasaran
komoditas jahe. Kami akan mempersiapkan bibit untuk dan beberapa bahan produksi
komoditas jahe untuk ditanam di lahan mereka, lalu setelah dipanen kami juga akan
langsung menyalurkan hasil panen kepada konsumen yang sudah kami jaring dengan
tim marketing kami. Targeting perusahaan kami untuk mitra penerima hasil produk
ialah perusahaan-perusahaan dan dalam jumlah besar untuk dijadikan bahan baku
produk olahan mereka. Kami mencoba untuk memenuhi permintaan yang belum
dimanfaatkan oleh petani jahe lainya.

19
3. Positioning
Palapa Agro Nusantara merupakan perusahaan yang berposisi sebagai hulu dalam
produksi jahe sekaligus mitra usaha tani bagi customer yang bekerjasama dengan
kami. Dengan begini diharapkan terjadi interaksi yang menguntungkan antara Palapa
Agro Nusantara dengan petani yang kesulitan mencari bibit atau modal dalam
menggarap lahannya dan kesulitan dalam memasarkan produknya.
Palapa Agro Nusantara memposisikan diri sebagai mitra bisnis yang menyediakan
faktor produksi komoditas jahe untuk industri-industri pengolahan jahe yaitu sebagai
konektor antara produsen dan konsumen melalui kami. Kami juga berperan sebagai
produsen dimana mampu mengembangkan bersama dengan para petani dalam sektor
budidaya. Kami pikir masih jarang perusahaan yang memposisikan diri menjadi mitra
bisnis petani kecil dan petani baru. Keinginan kami untuk mengembangkan pertanian
Indonesia dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di pertanian Indonesia
membuat kami tergerak untuk mendirikan Palapa Agro Nusantara untuk melakukan
tindakan inisiasi terhadap petani kecil lokal dan petani baru demi memperbaiki sistem
pertanian dan memajukan pertanian Indonesia.
B. Teknik dan Teknologi
1. Sistem Pelaksanaan
Sistem yang diterapkan pada bisnis ini adalah system kemitraan, dimana
kami menjalin mitra dengan para pemilik lahan, para petani, dan industri atau
UMKM yang menjadi mitra pasar dalam usaha tani. Tahapan pelaksanaan
akan dirincikan dibawah ini :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan perjanjian pengelolaan lahan milik
masyarakat yang terlantar untuk dikelola oleh perusahaan dan melakukan
kontrak MoU terhadap konsumen yang dilakukan oleh CEO. Kemudian
oleh tim pelaksana yang dipantau oleh COO dilakukan koordinasi untuk
melakukan perencanaan konseptual, operasional, serta pembagian tugas,

20
penentuan dan rekruitmen peserta pelatihan dan mempersiapkan agenda
kerja. Tahap persiapan yang selanjutnya adalah pengumpulan bahan baku
dan pengadaan alat yang dibantu oleh CFO dalam prosesnya yang
berhubungan dengan keuangan.
b. Tahap Budidaya Jahe
Budidaya dilakukan di tempat produksi yaitu dilahan milik mitra
dengan mengacu kepada SOP yang kami buat yang didapatkan dari
referensi jurnal, buku, sharing bersama petani-petani jahe lainya dan
tentunya riset yang kami lakukan pada penanaman sebelumnya.
c. Tahap Pemasaran dan penjualan
Tahap penjualan yang dikordinir oleh CMO diawali dengan melakukan
riset pasar, menentukan strategi pemasaran, dan melakukan penjualan
langsung menggunakan strategi-strategi pemasaran yang telah
direncanakan. proses pemasaran kami lakukan dengan PT Nature Esensi
Indonesia sebagai mitra kami.
d. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap minggu oleh CEO untuk menjamin setiap
proses berjalan sesuai jobdesc yang telah diberikan. Dan melihat kinerja
COO terhadap proses budidaya agar berjalan sesuai SOP untuk menjamin
hasil budidaya mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan tingkat
kuantitas penjualan perlu di evaluasi untuk menjaga stabilitas keuangan
perusahaan.

C. Proses produksi
Dalam menjalankan suatu usaha tentunya melalui beberapa proses, berikut adalah
rincian proes produksi usaha kami:

Siapkan bahan dan alat Pemindahan media dari perawatan, pemupukan,


budidaya seperti polybag ke karung yang dan pengurukan sesuai
polybag,dll sudah disiapkan timeline SOP

21
Proses pemanenan jahe
Siapkan tanah dengan
yang berumur 9-12 Bulan
Campur tanah dan pupuk campuran kotoran hewan
dan dibersihkan dari tanah
sebaga media untuk semai dan arang sekam sebagai
yang menenmpel dengan
pupuk di karung
Semai rimpang jahe lalu
Rendam rimpang dengan letakan di media semai lalu Jahe siap di bungkus
fungisida dan diamkan 30 tutup dengan serbuk kayu. menggunakan karung dan
mennit lalu diamkan sampai 1-2 siap dikirim ke konsumen.
bulan

D. Kapasitas produksi
Berdasarkan sumberdaya yang dimiliki dan disesuaikan dengan jam operasional
dan wilayah usaha, dalam satu kali budidaya kami bisa meproduksi 2000 pohon
jahe dengan produktivitas sekitar 6000 Kg Jahe Merah/ Jahe emprit dengan satu
kali siklus tanam.
E. Pengawasan Hasil Budidaya
Pengawasan hasil budidaya dimaksudkan untuk mengontrol proses budidaya
kami yang mencakup warna daun, jumlah rimpang dan bobot yang dihasilkan,
berikut cara pengawasan budidaya yang kami lakukan:
 Pengawasan warna daun: untuk meminimalisir resiko gagal panen kami
melakukan pemantauan intens setiap pekannya atau kondisi tertentu semisal
saat musim hujan menjadi 3 hari sekali guna melakukan pencegahan
penyakit jamur (layu fusarium) atau penyakit karat (layu bakteri) yang dapat
menghambat fotosintesis dan mempengaruhi produktivitas tanaman jahe.
 Pengawasan jumlah rimpang: untuk menjaga tanaman jahe tumbuh optimal
pemantaun dilihat dari jumlah rimpang apakah sudah sesuai dengan laju
tumbuh tiap bulannya.
 Pengawasan bobot jahe: untuk menjamin keberhasilan budidaya jahe kami
melakukan dengan mengecek sample tanaman jahe saat memasuki fase
generative yaitu saat jahe berumur >5 bulan.
F. Aspek Manajemen Usaha
a. Jumlah pengelola atau tenaga kerja
Dalam menjalankan suatu usaha tentunya memerlukan pengelola dan tenaga
kerja, berikut adalah rincian pengelola dan tenaga kerja yang terlibat dalam
usaha budidaya Jahe:
 1 orang CEO
 1 orang COO
 1 orang CMO

22
 1 orang CFO
b. Sistem pembagian dan waktu kerja
Berikut pembagian kerja dan waktu kerja dari masing-masing personel:
 CEO yang bertugas membantu para eksekutif dan memastikan semua
proses berjalan lancar. Waktu kerja untuk direktur fleksibel mengikuti
waktu kerja masing-masing eksekutif.
 COO memastikan semua proses produksi berjalan lancar, membantu
memenuhi kebutuhan bahan baku, dan mencatat setiap kejadian sebagai
database perusahaan. Waktu kerja fleksibel.
 CMO bertugas untuk memastikan kegiatan penjualan berjalan lancar dan
meriset pasar suatu komoditas. Waktu kerja fleksibel
 CFO bertugas untuk memastikan pencatatan, pengaturan, dan pelaporan
keuangan berjalan dengan lancar. Waktu kerja fleksibel
c. Sistem gaji atau upah
Pembagian gaji bagi para pengurus dan pekerja adalah
 4 orang eksekutif mendapatkan bagian 30% dari total keseluruhan profit
perusahaan dengan pembagian yang rata.
 Pekerja mendapatkan upah sesuai dengan jumlah hari kerja yang
dilakukan

G. Aspek Keuangan
a. Modal dan sumber modal
 Modal yang sudah tersedia :
1. Tanah
 Sumber Modal :
1. Modal Pribadi : Rp 13.843.000
2. Modal Investor yang di ajukan : Rp 24.870.738
b. Analisis Finansial

23
1. Biaya Tetap
Biaya Tetap = Rp 6.000.000
Biaya Inventasi = Rp 2.600.000
Biaya Variabel = Rp 16.207.738
2. Modal Biaya
Modal Biaya = Total Biaya (Biaya Investasi+Biaya Tetap+Biaya
Variabel) + Biaya Distribusi
= Rp 24.870.738
Laba bersih
Laba Bersih = Pendapatan – Modal Biaya
= Rp80.000.000 – Rp24.870.738
= Rp 55.129.263
Modal Biaya
BEP volume =
Harga Jual Produk
Rp 24.870 .738
=
Rp 20.000
= 1244

3. BEP harga
Modal Biaya
BEP haga =
Jumlah Produk
Rp 24.870 .738
=
4000
= Rp 6.218
4. R/C ratio
Pendapatan Rp 80.000.000
R/C = =
Modal Biaya Rp 24.870.738
=3
5. PBP (Pay Back Periode)

24
Modal Biaya
PBP = x bulan
Pendapatan
Rp 24.870 .738
= x bulan
Rp 80.000 .000
= 0,31

c. Rencana pendapatan
Rencana pendapatan dari penjualan produk- produk kami dalam 1 kali
Panen adalah Rp80.000.000

a. Biaya Produksi
Biaya produksi untuk satu bulan sesuai dengan target adalah :
Total Harga
No Jenis Barang Jumlah Satuan Harga
(Rp)
1. Biaya Investasi
Biaya Website 1 Buah Rp Rp 1.300.000

25
1.300.000
Perlengkapan Kantor 1 Buah Rp 500.000 Rp 500.000
Instagram ads 7 Hari Rp 500.000 Rp 500.000
Banner 1 Buah Rp 300.000 Rp 300.000
Total Biaya Investasi Rp 2.600.000
2 Biaya Tetap

bambu 1 Buah Rp1.000.000 Rp1.000.000


Angkong 2 Buah Rp 400.000 Rp 800.000
cangkul 2 Buah Rp 100.000 Rp 200.000
Timbangan 1 Buah Rp1.000.000 Rp1.000.000
alat penyemprot 2 Buah Rp 800.000 Rp1.600.000
Paranet 50 Buah Rp 14.000 Rp 700.000
Alat vacuum Sealer 1 Buah Rp 500.000 Rp500.000
PH Meter 1 Buah Rp 200.000 Rp 200.000
Total Biaya Tetap Rp6.000.000
3 Biaya Variabel (Per bulan)
Benih Rp 800.000
1 20 Kg Rp 40.000
karung Rp 1.200 Rp2.400.000
2 2000 Buah
Tanah Rp900.000 Rp 1.800.000
3 2 Truk
pupuk Kandang Rp 19.200 Rp 1.920.000
4 100 Karung
Jaring Rp350.000 Rp1.400.000
5 4 Buah
Pekerja  
6  
0 bulan Rp 80.000 Rp 2.400.000
7 30 Orang
Panen Rp160.000 Rp1.280.000
8 8 Orang
Transport & Distribusi Rp 799.001 Rp 799.001
9 1 Kali
Fungisida Kontak Rp 27.000 Rp 54.000
10 2 Bungkus

26
NPK Rp 12.000 Rp 24.000
11 2 Kg
Kalium Rp 26.000 Rp 52.000
12 2
Kg
Pupuk N Rp 30.000 Rp 60.000
13 2
Kg
Pupuk P Rp 12.000 Rp 24.000
14 2
Pack
Rp 88.000 Rp 176.000
15 Pupuk semprot 2
Liter
Rp 5.000 Rp 10.000
16 Arang Skam 2
Karung
Rp 30.000 Rp 60.000
17 EM4 2
Liter
Rp 85.000 Rp 170.000
18 herbisida 2
Liter
Rp 80.000 Rp 160.000
19 insektisida 2
Liter
Rp 8.500 Rp 59.500
20 polybag 7
Kg
Rp 50.000 Rp 100.000
21 Trico 2
Buah
Rp120.000 Rp 240.000
22 Terpal 2
Buah
Rp500.000 Rp 500.000
23 Jetpam 1
Buah
Fungisida Sistemik Rp 19.000  Rp 38.000
24 2
Buah
biaya makan tukang Rp362.000 Rp 400.000
25 1
Kali
Cadangan Biaya Rp 381.238
26 5%
Persen
TOTAL Rp16.308.738

c. Asumsi penjualan produk Per Panen :


Nama
No Harga jual (Rp) Kuantitas (Kg) Jumlah (Rp)
produk
1 Jahe emprit 20.000 3500 70.000.000
2 Jahe merah 20.000 500 10.000
Total 4000 80.000.000

27
Lampiran 1. Produk Jahe Merah dan Emprit

Lampiran 2. Logo Produk

28
Tahun 2020-2021
  Oktober November Desember Januari
Pemasukan
Saldo Kas Awal 7.500.000 7.349.000 5.843.000 5.843.000
Omset Penjualan 250.000 Rp2.500.000 5.000.000 8.000.000
Sewa Peralatan   0 0 0
10.843.00
Total Pemasukan 7.750.000 9.849.000 13.843.000
0
Pengeluaran
         
Barang dagangan 145.000 1.500.000 3.052.500  
Bensin 6.000 6.000 6.000 6.000
Benih       Rp 80.000
Karung       Rp 120.000
Tanah       Rp 120.000
Pupuk Kadang       Rp 57.600
Jaring       Rp 350.000
Transport       Rp 10.000
Fungisida Kontak       Rp 27.000
NPK       Rp 12.000
Kalium       Rp 26.000

29
Pupuk N       Rp 30.000
Pupuk P       Rp 12.000
Pupuk semprot       Rp 88.000
Arang Skam       Rp 5.000
EM4       Rp 30.000
herbisida       Rp 85.000
insektisida       Rp 80.000
polybag       Rp 8.500
Trico       Rp 50.000
Terpal       Rp 120.000
Fungisida Sistemik       Rp 19.000
Cadangan Biaya       Rp 381.238
Total Pengeluaran 151.000 1.506.000 3.058.500 1.717.338
LABA 99.000 994.000 1.941.500 6.282.662
KAS AKHIR BULAN 7.599.000 8.343.000 7.784.500 12.125.662

30
31

Anda mungkin juga menyukai