Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta
keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka
dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta
konsultasi, penulis menyusun business plan pengembangan usaha Budidaya Jahe
Merah (Zingiber officinale varrubrum rhizome) Pengembangan usaha ini dipilih
atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat
tinggi, potensial namun ketersediaan pasar yang masih rendah, kebutuhan skill
yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya
sarana dan prasarana.

Budidaya jahe merah memiliki prospek ekonomi yang baik sebab, jahe
merah merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan
teknik yang sederhana. Selain itu manfaat dari jahe merah sendiri sangat banyak
baik di konsumsi maupun untuk pemenuhan kesehatan, sehingga produksi Jahe
Merah mutlak diperlukan dalam skala besar.

Walaupun secara umum jahe dimanfaatkan sebagai rempah-rempah


bumbu masakan, akan tetapi jahe juga sangat trend dikalangan masyarakat untuk
dikonsumsi sebagai penghangat badan. Sebab rasa pedas pada jahe ampuh untuk
membuat badan menjadi hangat.

Jahe merah dengan nama latin Zingiber officinale varrubrum rizhoma,


merupakan tanaman rimpang yang sangat umum digunakan sebagai rempah-
rempah dan bahan obat, akan tetapi banyak orang yang tahu bahwa jahe hanya
sebatas rempah yang digunakan untuk obat penghangat tubuh dan penghilang
masuk angin, padahal jahe memiliki banyak sekali manfaat yang dapat
menyehatkan tubuh. Berikut adalah kandungan yang terdapat dalam Jahe Merah
dan khasiatnya untuk tubuh.

1
Kandungan jahe merah sebagai berikut, minyak atsiri zingiberena
(zingirona), zingiberon, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin
pahit. Selain itu khasiat dari Jahe Merah juga sangat banyak diantarnya adalah
menurunkan tekanan darah (hipertensi). Hal ini karena jahe merah melepaskan
hormone adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, dan efeknya darah akan
mengalir lebih cepat dan lancer, serta memperingan kerja jantung memompa
darah.

Dalam hal ini terkait latar belakang pemilihan budidaya Jahe Merah adalah
karena tenaga kerja sudah mengetahui dengan jelas teknik budidaya Jahe Merah
dengan baik berdasarkan kegiatan magang yang pernah dilakukan di petani Jahe
Merah yang telah sukses terlebih dahulu. Selain itu, tenaga kerja juga memiliki
pengalaman yang mungkin cukup untuk menjadi bekal dalam memulai usaha
budidaya Jahe Merah.

Ditinjau dari pemasarannya, usaha budidaya Jahe Merah sudah


mendapatkan pasar yakni di Pasar Lawang dan sekitarnya melaui agen yang siap
menjualkan hasil panen Jahe Merah segar, seperti di CV. Rodeo maupun pada
konsumen langsung. Dianalisir bahwa penyediaan Jahe Merah ini masih sangat
kurang, sedangkan daya serap pasar masih sangat tinggi dan cenderung
meningkat.

Lokasi pelaksanaan usaha budidaya Jahe Merah juga tidak terlalu jauh dari
pantauan. Kita dapat menyewa lahan kosong yang ada di STPP Malang sendiri
yang telah siap digunakan untuk menjalankan usaha kapanpun waktunya.
Mengingat banyak kegiatan serta pekerjaan yang harus dilakukan sebagai seorang
mahasiswa, usaha budidaya Jahe Merah tergolong usaha yang cukup menjanjikan.

1.1.2 Bidang Usaha

Budidaya Jahe Merah (Zingiber officinale varrubrum rhizome) ini


tergolong usaha agribisnis agro-produk (on farm) yang bergerak di bidang usaha
pertanian (agriculture).

2
1.3 Visi, Misi, dan Tujuan
Visi
Menjadi wirausahawan jahe merah yang memiliki potensi dan berkualitas
tinggi untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan kepuasan konsumen, baik lokal
maupun non lokal.
Misi
1. Menciptakan produk jahe merah dengan inovasi baru yang mampu
bersaing di pasaran.
2. Menghasilkan produk jahe merah yang berkualitas tinggi dengan harga
terjangkau.
3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan (pelayanan
prima).
4. Membuat produk jahe agar dapat diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat sebagai alat pemenuhan kebutuhan serta keinginan
konsumen.
5. Mensosialisasikan manfaat jahe merah bagi kesehatan kepada masyarakat
sekitar.
6. Memasarkan produk jahe merah yang mampu berdaya saing di tingkat
Nasional bahkan Internasional.
Tujuan
1. Menjadi Wirausahawan Muda Pertanian khususnya dalam usaha
budidaya Jahe Merah yang ahli dan unggul.
2. Mendapatkan keuntungan dari hasil usaha Buidaya Jahe Merah.
3. Mensuplai kebutuhan konsumen akan permintaan Jahe Merah, baik
industri olahan makanan maupun konsumen pada umumnya.
4. Sebagai pengalaman berwirausaha di bidang pertanian.
5. Mendapatkan serta mencari jaringan dan kemitraan untuk memperluas
pemasaran di masa kini hingga masa yang akan datang.
6. Menciptakan produk kualitas tinggi dengan harga terjangkau yang dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
7. Dengan usaha ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi yang lainnya.

3
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Usaha Budidaya Jahe Merah ini adalah :
1. Menambah pendapatan, baik materi maupun pengalaman.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan baru.
3. Mengurangi pengangguran.
4. Dapat dijadikan sebagai usaha sampingan.
5. Sebagai cikal bakal pendukung pelaksanaan cita-cita negara Indonesia
menjadi negara maju.

1.5 Target Luaran

Dalam 10 bulan kedepan, apabila sudah mendapatkan banyak jaringan dan


sekiranya sudah mampu untuk memasarkan sendiri, maka akan dilakukan
pemasaran sendiri. Pemasaran tersebut bukan hanya untuk masyarakat kelas
bawah, tetapi akan lebih ditekankan pada masyarakat kelas atas. Dengan cara
melakukan inovasi terhadap grading serta packing. Grading merupakan kegiatan
untuk memisahkan jahe merah yang baik dengan yang kurang baik. Inovasi
grading juga akan dilakukan dengan cara memilih jahe merah yang seukuran dan
setara. Sedangkan packing dilakukan dengan menggunakan teknik packing
dengan rapi, bersih, dan semenarik mungkin. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan harga jual hasil produksi jahe merah
Dalam 10 bulan kedua, rencananya bukan hanya hasil produksi jahe merah
saja yang akan dikembangkan. Tetapi juga akan memproduksi usaha dari hulu
sampai hilir. Mulai dari media tanam, pembuatan bibit jahe merah, hasil produksi
jahe merah, sampai dengan pengolahan hasil jahe merah seperti, wedang jahe
bubuk, permen jahe, sebuk bumbu jahe, dll.
Dalam 3 tahun kedepan, rencananya akan dimodifikasi sebuah rumah jahe
merah yang terdiri dari budidaya jahe merah, dimulai dari pembatan media tanam,
pembuatan bibit, perawatan jahe merah, hingga pembuatan olahan jahe merah

4
yang nantinya akan dibuka untuk wisata edukasi. Sehingga dapat menambah nilai
guna dari lahan jahe merah sendiri.

BAB II

GAMBARAN UMUM BUSINESS PLAN

Jenis usaha : Agribisnis on farm

Nama usaha : Budidaya Jahe Merah (Zingeber Officinale Var Rubrum


Rhizoma)

Lokasi : STPP Malang – Jalan Dr. Cipto 144A Bedali, Lawang, Malang,
Jawa Timur

Budidaya Jahe Merah merupakan usaha bidang pertanian yang bergerak di


salah satu sub sistem agribisnis yakni sub sistem agro-produk (on farm). Dalam
perijinannya, usaha ini akan mendapatkankan perijinan secara resmi yang akan
dibuktikan dengan surat ijin pendirian usaha dari pihak kampus STPP Malang
terkait lokasi usaha yang berada di wilayah kampus STPP Malang. Bentuk usaha
dalam usaha ini tergolong jenis usaha Firma, dimana ada 3 orang sebagai anggota
aktif yang ikut berperan dalam mengelola usaha.

Tipe usaha “Budidaya Jahe Merah” ini adalah usaha perdagangan yang
menjual hasil panen produksi jahe merah segar. Usaha perdagangan ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan jahe merah
segar yang semakin lama semakin meningkat.

Dalam pelaksanaannya, usaha ini tergolong jenis usaha baru yang akan
merintis usahanya dan bukan berasal dari pengambil-alihan maupun
pengembangan usaha yang telah ada. Karena tergolong jenis usaha baru, dalam
perintisannya dibutuhkan tenaga yang sedikit lebih besar, baik tenaga fisik,
modal, maupun pemasarannya.

5
Rencana usaha budidaya jahe merah akan menghasilkan produk jahe
merah yang akan dijual dengan kisaran harga Rp 20.000,- per kilogramnya.
Rencana usaha ini memiliki pasar yang jelas, seperti di Pasar Lawang dan
sekitarnya, serta agen yang siap menampung produk hasil usaha seperti. Produk
jahe merah ini akan dijual segar tanpa pengemasan secara langsung, hanya dalam
bentuk produk tanpa kemas karena permintaan pasar tradisional yang memang
tidak memerlukan pengemasan (packing). Akan tetapi, jika konsumen
memerlukan pengemasan, masih akan dilayani dengan baik sesuai permintaan dan
rencananya. Pada tahun-tahun awal , pemasaran produk difokuskan pada pasar
domestik, pasar tradisional dan house need (kebutuhan rumah tangga). Bukan
hanya itu, pasar swalayan, restoran, dan hotel juga menjadi target pasar
kedepannya jika produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.

Terkait lokasi usaha, rencana usaha budidaya jahe merah akan didirikan di
wilayah sekitar STPP Malang berupa lahan dalam bentuk green house yang telah
disewakan, dengan luas 800 m2 . Diperkirakan dengan luas lahan tersebut, akan
diisi jahe merah yang diletakkan di polybag dengan ukuran 60 cm x 60 cm
berjumlah 500 polybag. Produksi akan dilakukan secara bertahap agar
menghasilkan produk dengan hasil continue yang tidak akan kekurangan produk
dan pemasaran akan dapat terus berjalan dengan lancar.

Untuk mengatur kontinuitas jahe merah, dilakukan penyiraman rutin


terlebih pada saat musim kemarau hingga usia tanaman mencapai 0 – 3 bulan.
Serta dilakukan pula penyiangan dan pembumbunan terlebih sebelum tanaman
jahe merah menginjak usia 4 bulan.

Usaha budidaya jahe merah ini juga memiliki beberapa aspek-aspek yang
terkandung dalam aspek manajemen agribisnis seperti, majanemen operasi,
manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen pemasaran
dan manajemen resiko. Adapun uraian dari masing-masing manajemen tersebut
adalah sebagai berikut:
2.1 Manajemen Operasional
a. Desain Produk

6
Pola usaha yang dikembangkan adalah pola produksi kontinyu, sehingga
produksi tetap harus berjalan setiap masa panen tanpa terpengaruh waktu dan
musim. Untuk mengatur kontinuitas, akan diatur bagaimana pola perawatan yang
baik sehingga dapat menghasilkan produk jahe unggulan dan lebih menarik minat
konsumen untuk memilih produk kita, dan untuk rencana pemasaran produk / jahe
yang telah dipanen, rencana kita akan bermitra dengan orang yang sudah ahli
dalam budidaya maupun pemasaran jahe merah, dengan begitu akan memudahkan
kita dalam pemasaran produk jahe merah sebagai bahan mentah, namun perlunya
untuk mengembangkan desain pengemasan guna menambah nilai jual produk,
yaitu bagaimana cara kita untuk memasarkan produk yang dihasilkan tidak hanya
dijual mentah, tetapi juga dengan kemasan yang menarik, dikemas dengan mika
dan plastik yang menarik, dan di supply ke beberapa pasar modern, sehingga
dapat memikat daya tarik konsumen untuk memilih produk yang kita hasilkan.
Namun kita tidak hanya mengandalkan pengemasan produk, tetapi juga kualitas
unggul yang kita suguhkan sehingga mampu menarik konsumen dan dapat
menambah nilai guna dari produk yang dihasilkan.

b. Proses Produksi
1. Menyiapkan media tanam
Media tanam yang akan kita pakai adalah polybag atau karung bekas. Jika
kamu menggunakan karung, bisa gunakan karung bekas beras ataupun pakan
ternak.

Semakin besar ukuran karung, media pengisi yang kita butuhkan juga semakin
banyak, selain itu produktifitas jahe juga akan semakin besar. Namun disarankan
untuk menggunakan polybag dengan ukuran minimal 40×50 cm. Kami memakai
polybag ukuran 60 x 60.

Media yang kita butuhkan untuk mengisi polybag antara lain: Tanah, pupuk
organik dan pasir dengan perbandingan 2:1:1 atau bisa juga 3:2:1.

 Tanah

Tanah yang baik utuk digunakan adalah tanah yang gembur dan subur.
Gembur artinya adalah tanah yang remah dengan komposisi antara tanah liat,

7
pasir dan debunya seimbang. Subur berarti, tanah yang banyak mengandung unsur
hara. Jika tanah yang kita gunakan adalah tanah yang gembur dan subur kita tidak
membutuhkan banyak tambahan bahan lain seperti pasir dan juga pupuk.

 Pasir

Media pasir sangat dibutuhkan jika tanah yang kita gunakan memiliki
kandungan fraksi liat yang lumayan tinggi. Pasir yang digunakan pun juga harus
pasir ladu atau pasir yang mengandung lumpur. Selai harganya yang murah, pasir
jenis ini juga mengandung banyak bahan mineral endapan yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman.

 Pupuk organik

Untuk pupuk organik, kita bisa gunakan pupuk kandang, kompos atau juga
bokashi (pupuk hasil fermentasi dari mikroorganisme). Jika kita akan
menggunakan pupuk kandang, lebih baik gunakan pupuk kandang yang sudah
dihancurkan dan difermentasi, Hal tersebut bertujuan agar lebih mudah untuk
diserap oleh tanaman. Semua media tersebut campur secara merata sambil
bersihkan dari benda-benda yang kira-kira akan mengganggu, seperti palastik,
batu dan lain sebagainya. kemudian masukkan ke dalam karung atau polybag
yang sudah kita siapkan tadi. Pengisian karung cukup 15-20 cm bagian saja,
karena selama masa pertumbuhan tanaman nanti akan dilakukan penambahan
pupuk organik yang tentunya akan menambah volume dari polybag.

c. Pembibitan
 Siapkan bibit jahe merah yang bagus, calon tunas utuh.
 Celupkan dengan PHEFOC+air+gula, langsung tiriskan sampai betul-betul
kering.
 Rendam dengan larutan SOT+air+gula+mikroba kultur selama 3 jam.
 Taruh diplasti atau polybag, ditabur abu sekam supaya awet basah.
 Tiap hari disemprotkan SOT+mikroba kultur, pagi dan sore, supaya tetap
basah.

8
 Mulai 1 minggu tunas sudah tumbuh.
 Dipotong-potong setiap 1 tunas 1 potong.
 Siapkan polybag.
 Masukkan campuran tanah+bokasi perbandingan 4:1 ke polybag.
 Tanam bibit tadi jangan sampai terbalik.
d. Menanam

Penanaman bibit jahe dalam polybag atau karung haruslah sangat hati-hati.
Buatlah lubang pada polybag, kira-kira sebesar ukuran bibit, kemudian masukkan
medianya (tanah, pasir dan pupuk) beserta bibitnya ke dalam polybag.

Setelah itu tutup tutup dengan media disekitarnya dan padatkan ala
kadarnya saja. Setelah proses penanaman selesai, media dan bibit harus sering
dengan air secukupnya agar kebutuhannya untuk bertumbuh tercukupi dengan
baik.

e. Memelihara

Pemeliharaan tanaman jahe dalam polybag atau karung sangatlah mudah,


pemeliharaan tersebut biasanya meliputi: penyiangan, penyiraman penggemburan
media, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.

f. Memanen

Tanaman jahe yang sudah kita bududayakan tersebut bisa kita panen
setelah berumur kurang lebih sekitar 10 bulan. Tanaman yang sudah tua dan siap
panen adalah tanaman yang sudah melewati masa mengering, di mana daun dan
batangnya berubah menjadi kuning dan sudah mengering.

Proses panen jahe yang kita tanam di polybag sangatlah mudah, karena
kita tidak perlu susah payah untuk menggali. Kita hanya perlu menggunakan
cetok atau merobek kantung polybag yang sudah mulai lapuk.

Angkat rimpang jahe dengan hati-hati supaya tidak rusak, kemudaion


bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel (jika perlu cuci dengan air

9
bersih). Satu rumpun tanaman jahe yang ada dalam satu media tanam polybag
ukuran 60x60 bisa menghasilkan rimpang jahe sekitar 2-5 kg.

g. Pengawasan Kualitas

Pengawasan kualitas dilakukan untuk setiap tahapan proses produksi,


mulai dari pembibitan, perawatan/pemeliharaan, sampai dengan panen dan
pemasaran. Dalam hal perawatan/pemeliharaan, salah satunya adalah dengan
penyiangan serta pemberantasan hama jika diperlukan. Selain itu jika pada saat
musim kemarau, maka pemeliharaan ditambah pula dengan penyiraman. Selain itu
pengawasan kualitas saat pemasaran juga perlu diperlukan. Yang dimaksud
pengawasan kualitas saat pemasaran adalah dengan menjaga hasil panen untuk
tidak sampai busuk atau patah-patah. Meskipun para pedagang banyak yang mau
menerima jahe tanpa kemas, untuk menjaga kualitas jahe serta menambah nilai
tambah jual diperlukan pula proses packing (pengemasan).

2.2 Manajemen Pemasaran

a. Segmentasi, Targetting, dan Positioning


Hasil produksi usaha budidaya jahe merah ini akan dipasarkan dalam pasar
lokal terlebih dahulu, yakni di Pasar Singosari, Lawang, dan sekitarnya serta
melalui suplier di daerah Bedali-Lawang. Selain itu, pemasaran juga dilakukan
melalui pengepul di sekitar Lawang dan Singosari.
Dalam 1 tahun kedepan, rencana pemasaran akan dilakukan ke beberapa
daerah di Jawa Timur, seperti di Jombang, Gresik, serta di kota-kota besar lainnya
di Jawa Timur.
Untuk 3 tahun kedepan, rencana pemasaran akan lebih ditekankan ke pasar
nasional yakni ke daerah-daerah di Pulau Jawa, Bali, NTB dan di seluruh
Indonesia. Pelanggan yang akan menjadi sasaran pemasaran adalah seluruh
lapisan masyarakat yang menginginkan hasil produksi jahe merah ini. Karena

10
target utama pemasaran adalah pada house need, pasar tradisional, pasar modern,
rumah makan dan tempat jamu tradisonal. Sehingga, mulai dari masyarakat kelas
bawah, menengah, hingga kelas atas pun dapat menikmati jahe merah segar yang
tentunya berdasarkan passing grade hasil grading yang telah dilakukan
sebelumnya.
Dalam rangka menciptakan keunggulan produk di masyarakat, akan
diterapkan grading serta pelayanan prima baik saat pendistribusian maupun
penjualan. Dengan cara grading, maka akan dipilah-pilah antara jahe merah
dengan kualitas A, B, dan C. Pemackingan yang sesuai dengan permintaan
konsumen yang tetap memperhatikan kebersihan, kerapihan, dan estetika, akan
tetap menjadi fokus utama untuk menciptakan image di masyarakat. Tentunya
kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas harus tetap diperhatikan sebagai upaya
penunjang keberlangsungan usaha serta kepuasan pelanggan.

b. Penawaran, Permintaan, dan Peluang Pasar


Produksi jahe merah di Indonesia pada tahun 2011 adalah 94.743.139 kg.
Dengan jumlah penduduk sebesar 437.737.582 jiwa, maka konsumsi jamur
Indonesia rata-rata adalah 0,216 kg per kapita per tahun (Reki Candra, Dyah
Aring Hepiana L, Suriaty Situmorang).
Tabel 1. Jumlah Permintaan Jahe Merah di Beberapa Kota Besar Di Indonesia
Tahun 2014
No. Kota Kebutuhan per hari (kg)

11
1. Jakarta 22.000-25.000
2. Malang 1.500-2000
3. Bandung 1.000-1.200
4. Semarang 900-1000
5. Surabaya 850-900
6. Jabodetabek 700-800
7. Cianjur 650-750

Sumber : CV Asa Agro Coprotion (2014)


Tingginya permintaan jahe merah di kota-kota besar membuat peluang
untuk membudidayakan tanaman ini masih sangat terbuka, khususnya di daerah
Malang dan sekitarnya. Selain itu ada kecenderungan permintaan semakin
meningkat seiring dengan pengetahuan dan informasi yang di dapat oleh
masyarakat mengenai manfaat jahe merah. Hal tersebut tentunya menjadi peluang
usaha budidaya jahe merah bahwa jahe merah masih sangat dibutuhkan dalam
jumlah yang besar dan permintaan akan jahe merah semakin lama semakin
meningkat dari tahun ke tahun.

c. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dari usaha agribisnis budidaya jahe merah ini dapat
di lihat dalam analisis usaha yang telah di jabarkan dalam rencana anggaran biaya
dan prakiraan profit. Manajemen keuangan sendiri mempertimbangkan akibat dari
seluruh keputusan terhadap penerimaan dan laba di usaha agribisnis ini.

d. Manajemen Sumber Daya Manusia


Tenaga kerja yang akan digunakan dalam usaha jahe merah ini tidak
sembarang orang, melainkan orang yang sudah benar-benar mengerti cara dan
teknik berbudidaya jahe merah. Sama halnya dengan pemilihan karyawan untuk
pembuatan media tanam dan perawatan juga harus mengetahui cara dan

12
tekniknya. Selain pemilihan tenaga kerja untuk menentukan posisi manajer/ ketua,
bendahara, dan sekretaris juga berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

e. Manajemen Resiko
Dalam hal berwirausaha tidak terlepas dari resiko, setiap resiko memiliki
cara tersendiri untuk menyelesaikannya. Untuk menghadapi resiko yang akan
muncul sudah di tetapkan strategi yang akan dilakukan. Strategi yang akan
dilakukan jika dalam penjualan jahe merah ini tidak sepenuhnya terjual dalam
pasar tradisional dan persediaan di pasar tradisional sudah berlimpah maka
langkah selanjutnya adalah mencari mitra kerja yang lain dan menjual ke pasar
modern bahkan kerumah-rumah. Cara lain dengan mengolah jahe merah tersebut
menjadi sebuah produk.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Usaha Budidaya Jahe Merah akan dilaksanakan di wilayah kampus


Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang, Jalan Dr. Cipto 144A Bedali,
Lawang, Malang.

Waktu perencanaan usaha Budidaya Jahe Merah adalah dimulai pada


tanggal 12 April 2017 sejak dilakukannya konsultasi ke dosen serta
produsen-produsen jahe merah.

3.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pra Produksi                    
Pembibitan                    
Penanaman                    
Pemeliharaan                    

13
Panen                    
Grading                    
Pemasaran                    
Pada dasarnya untuk setiap tahapan atau musim tanam, memiliki kalender
tanam. Jadwal kegiatan Budidaya Jahe Merah ini dilakukan secara bertahap mulai
dari kegiatan persiapan produksi hingga melakukan pemasaran. Berikut adalah
jadwal kegiatan :
Kalender musim tanam budidaya Jahe Merah dimulai dari bulan
September-Juni yang sama.

Keterangan :

Pra produksi dimulai dari pembuatan media tanam yang dibuat sendiri
dengan bantuan karyawan dan dengan bimbingan produsen jahe merah yang telah
bekerja sama. Tahap awal yang kita lakukan yaitu pembuatan media tanam untuk
media tanam pembibitan jahe merah dalam melakukan pembibitan waktu yang
diperlukan yaitu 3-5 minggu. Tahap kedua yaitu pembuatan media tanam untuk
media tanam jahe merah yang sudah di bibit adapun media yang digunakan pada
saat penanaman bibit tersebut yaitu tanah, pasir, dan pupuk organik dengan
perbandingan 3:2:1. Penanaman bibit jahe merah ini menggunakan media tanam
yaitu polybag dengan ukuran 60x60. Tahap selanjutnya yaitu pemeliharaan
tanaman jahe dalam polybag, pemeliharaan tersebut biasanya meliputi:
penyiangan, penyiraman penggemburan media, pemupukan serta pengendalian
hama dan penyakit. Dan tahap akhir yaitu pemanenan tanaman jahe merah yang
sudah kita budidayakan tersebut selama kurang lebih sekitar 10 bulan. Tanaman
yang sudah tua dan siap panen adalah tanaman yang sudah melewati masa
mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning dan sudah
mengering. Proses panen jahe merah dalam polybag ini tergolong cukup mudah,
karena kita tidak perlu susah payah untuk menggalinya. Kita hanya perlu
menggunakan cetok atau merobek kantung polybag yang sudah mulai lapuk.

14
Setelah pemanenan kita dapat mempacking serta grading jahe merah tersebut
sehingga kita dapat memasarkan hasil produk tersebut.

Dengan teknik bertahap pada budidaya jahe merah ini, maka resiko
kegagalan pemanenan dapat diminimalisir, sehingga tetap menjaga kontinyuitas
produksi jahe merah.

3.3 Rencana Anggaran Biaya dan Prakiraan Profit

Skala usaha             : 800 polybag


Satu siklus usaha : 10 bulan
Asumsi bangunan : Sewa Lahan
Asumsi pemasaran    : Konsumen langsung, pasar tradisional
3.3.1 Biaya Usaha
Tabel 2. Biaya Usaha
A. Biaya Usaha
A. INVESTASI Modal Sendiri Kredit Jumlah
1. Tanah Rp 2.750.000    
2. Bangunan      
3. Mesin Dan Peralatan Rp 4.930.000    
4. Inventaris Kantor      
5. Kendaraan      
Total Aktiva Tetap     Rp 7.680.000
B. Investasi Pra Operasional      
1. Rencana Usaha Rp 500.000  
2. Perizinan      
3. Pelatihan      
4. Uji Coba Produksi      
5. Lain-Lain Rp 200.000  
Total Pra Operasional     Rp 700.000
C. Total Investasi (A+B)     Rp 8.380.000
D. Modal Kerja      
Biaya Pokok Produksi      
1. Bahan Baku Rp 4.320.000    

15
2. Upah Tenaga Kerja Rp 2.600.000    
3. Biaya Umum Pabrik      
Total Biaya Produksi     Rp 6.920.000
Biaya Usaha      
1. Biaya Pimpinan      
2. Biaya Pemasaran Rp 250.000    
3. Gaji Karyawan      
4. Alat Tulis Kantor      
5. Biaya Sewa Tempat      
6. Lain-Lain Rp 400.000    
Total Biaya Usaha     Rp 650.000
Modal Kerja     Rp 7.570.000
Total Biaya Usaha (C+D)     Rp 15.950.000

3.3.2. Proyeksi Laba Rugi


Tabel 3. Proyeksi Laba Rugi

B. Laba Rugi

  KETERANGAN Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

A. PENJUALAN Rp 14.600.000 Rp 29.200.000 Rp 58.400.000 Rp 116.800.000 Rp 233.600.000


BIAYA POKOK
B. PRODUKSI          

  1.   Bahan Baku Rp 4.320.000 Rp 8.640.000 Rp 17.280.000 Rp 34.560.000 Rp 69.120.000

  2.   Upah Tenaga Kerja Rp 2.600.000 Rp 5.200.000 Rp 10.400.000 Rp 20.800.000 Rp 41.600.000

  3.   Biaya Umum Pabrik          


Total Biaya Pokok
  Produksi Rp 6.920.000 Rp 13.840.000 Rp 27.680.000 Rp 55.360.000 Rp 110.720.000

C. LABA KOTOR (A – B) Rp 7.680.000 Rp 15.360.000 Rp 30.720.000 Rp 61.440.000 Rp 122.880.000

D. BIAYA USAHA          
  1.  Biaya Pimpinan 0 0 0 0 0

  2.  Gaji Karyawan 0 0 0 0 0

  3.  Biaya Pemasaran Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000

  4.  Perlengkapan Kantor 0 0 0 0 0

  5.  Biaya Sewa          

  6.  Biaya Lain-lain Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000

  7.  Penyusutan Rp 996.750 Rp 996.750 Rp 996.750 Rp 996.750 Rp 996.750

  8.  Amortisasi Rp 140.000 Rp 140.000 Rp 140.000 Rp 140.000 Rp 140.000

  Total Biaya Usaha Rp 1.786.750 Rp 1.786.750 Rp 1.786.750 Rp 1.786.750 Rp 1.786.750

16
E. LABA USAHA (C – D) Rp 5.893.250 Rp 13.573.250 Rp 28.933.250 Rp 59.653.250 Rp 121.093.250

F. BUNGA Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
LABA SEBELUM
G. PAJAK Rp 5.893.250 Rp 13.573.250 Rp 28.933.250 Rp 59.653.250 Rp 121.093.250
PAJAK
H. PENGHASILAN          

I. LABA (G – H) Rp 5.893.250 Rp 13.573.250 Rp 28.933.250 Rp 59.653.250 Rp 121.093.250

J. BEP (D/C)x100% Rp 3.396.686 Rp 3.396.686 Rp 3.396.686 Rp 3.396.686 Rp 3.396.686

3.3.3. Prakiraan Arus Kas


Tabel 4. Proyeksi Arus Kas
C. Arus Kas
  KETERANGAN Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
  TOTAL PENJUALAN    
A
. ARUS KAS MASUK        
  1. Penjualan Tunai   Rp 14.600.000 Rp 29.200.000 Rp 58.400.000
  2. Penerimaan Piutang        
  3. Modal Sendiri Rp 15.950.000      
  4. Kredit Investasi        
  5. Kredit Modal Kerja        
  6. Saldo Kas Kerja   Rp 7.570.000 Rp 14.600.000 Rp 29.310.000
  Total Kas Masuk Rp 15.950.000 Rp 22.170.000 Rp 43.800.000 Rp 87.710.000
B. Arus Kas Keluar        
  1. Investasi Rp 8.380.000      
  2. Biaya Pokok Produksi   Rp 6.920.000 Rp 13.840.000 Rp 27.680.000
3. Biaya Usaha Sebelum
  Penyusutan   Rp 650.000 Rp 650.000 Rp 650.000
  4. Bunga   0 0 0
  5. Pajak penghasilan        
  Total Kas Keluar Rp 8.380.000 Rp 7.570.000 Rp 14.490.000 Rp 28.330.000
C. KAS BERSIH (A - B ) Rp 7.570.000 Rp 14.600.000 Rp 29.310.000 Rp 59.380.000
D
. KEWAJIBAN BANK        
  1. Angsuran Kredit Inventasi   0 0 0
  2. Angsuran Modal Kerja        
  Total Kewajiban Bank   0 0 0
E. SALDO KAS AKHIR (C -D) Rp 7.570.000 Rp 14.600.000 Rp 29.310.000 Rp 59.380.000

TAHUN Cash Flow Cumulatif Cash Flow

17
0 Rp 7.570.000 Rp 7.570.000
1 Rp 14.600.000 - Rp 7.030.000
2 Rp 29.310.000 Rp 22.280.000
3 Rp 59.380.000

3.3.4. Menghitung NPV dan IRR


Tabel 5. NPV dan IRR

NPV dan IRR

Keterangan Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Total

A. KAS MASUK          

1. Penjualan Tunai   Rp 14.600.000 Rp 29.200.000 Rp 58.400.000  

2. Penjualan Piutang          

Total Kas Masuk   Rp 14.600.000 Rp 29.200.000 Rp 58.400.000  

B. TOTAL KAS KELUAR Rp 8.380.000 Rp 7.570.000 Rp 14.490.000 Rp 28.330.000  

C. KAS NETO (A-B) -Rp 8.380.000 Rp 7.030.000 Rp 14.710.000 Rp 30.070.000  

D. FAKTOR DISKON F1=T1 1 0,8 0,69 0,57  

E. NILAI SEKARANG (CxD) -Rp 8.380.000 Rp 5.624.000 Rp 10.149.900 Rp 17.139.900 Rp 24.533.800


F. FAKTOT DISKON F2=T2 1 0,5 0,25 0,0125  

NILAI SEKARANG (CxF) -Rp 8.380.000 Rp 2.812.000 Rp 2.537.475 Rp 214.249 -Rp 2.816.276

Menghitung IRR
NP V 1
IRR=i1 + ( i −i )
NPV 1 + NP V 2 2 1
24.533 .800
¿ 20 %+ ( 100 %−20 % )
( 24. 533 .800−(−2.816 .276 ))
24.533 .800
¿ 20 %+ ( 80 % )
27.350 .076

18
¿ 20 %+(0,8970 x 80 %)
¿ 20 %+ 71,7622%
¿ 91,7622 %

3.3.4. Neraca
Tabel 6. Neraca
NERACA
Keterangan Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
I. Akitva        
A. Aktiva Lancar        
1. Kas Rp 7.570.000 Rp 14.600.000 Rp 29.310.000 Rp 59.380.000
2. Piutang        
3. Persediaan        
Total Aktiva Lancar Rp 7.570.000 Rp 14.600.000 Rp 29.310.000 Rp 59.380.000
B. Aktiva Tetap        
1. Tanah        
2. Bangunan        
3. Mesin dan Peralatan        
4. Investasi Rp 7.680.000      
5. Kendaraan        
6. Lain-lain        
Total Aktiva Tetap Rp 7.680.000 Rp 7.680.000 Rp 7.680.000 Rp 7.680.000
Akumulasi Penyusutan   Rp 996.750 Rp 1.993.500 Rp 2.990.250
Nilai Buku Aktiva Tetap Rp 7.680.000 Rp 6.683.250 Rp 5.686.500 Rp 4.689.750
C. Investasi Pra
Operasional Rp 700.000 Rp 700.000 Rp 700.000 Rp 700.000
Akumulasi Amortisasi   Rp 140.000 Rp 280.000 Rp 420.000
Nilai Buku Aktiva Tak
Berwujud Rp 700.000 Rp 560.000 Rp 420.000 Rp 280.000
Total Aktiva (A+B+C) Rp 15.950.000 Rp 21.843.250 Rp 35.416.500 Rp 64.349.750
II. Kewajiban Dan
Modal        
a. Kewajiban Lancar        
1. Utang dagang        
2. Kredit Modal Kerja        
Total Kewajiban Lancar        
B. Kewajiban Jk Panjang        

19
Kredit Investasi        
Tot Kewajiban Jk
Panjang        
C. Modal        
1. Modal Sendiri Rp 15.950.000 Rp 15.950.000 Rp 15.950.000 Rp 15.950.000
2. Laba Periode Lalu     Rp 5.893.250 Rp 19.466.500
3. Laba   Rp 5.893.250 Rp 13.573.250 Rp 28.933.250
Total Modal Rp 15.950.000 Rp 21.843.250 Rp 35.416.500 Rp 64.349.750
KEWAJIBAN DAN
MODAL Rp 15.950.000 Rp 21.843.250 Rp 35.416.500 Rp 64.349.750
64.349 .750
ROI= x 100 %=403 %
15.950 .000

BAB IV

ANALISIS SWOT

4.1 Kekuatan
1. Budidaya Jahe Merah tidak begitu sulit.
2. Resiko merugi/kegagalan kecil dengan modal yang relatif kecil.
3. Usaha ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang
banyak.

4.2 Kelemahan
1. Jika terjadi kontaminasi maka bisa memperlambat proses produksi.
2. Jika terjadi perubahan suhu yang sangat ekstrem akan mengakibatkan
penurunan kualitas produksi.

4.3 Peluang
1. Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan.
2. Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat.
3. Memberikan keuntungan yang cukup besar.

4.4 Ancaman
1. Kemungkinan ada penyakit tanaman (kontaminasi).

20
2. Munculnya pesaing baru

BAB V

PENGORGANISASIAN

5.1 Organisasi
Nama Pemilik/Pimpinan : Aan Dzulkhaey M.B.

Struktur Organisasi :

KETUA

AAN DZULKAERY

SEKRETARIS BENDAHARA

SAIFUDIN SAIFUL AKBAR

penugasan :

1. ketua
memimpin dan mengendlikan kegiatan para anggota dan pengurus dalam
melaksanakan tugasnya
2. sekretaris

21
menyusun dan mencatat agenda-agenda kegiatan
3. bendahara
mengatur jalanya aliran uang dan juga sebagai penanggng jawab keuangan

BAB VI

PENUTUP

Demikian rencana usaha ini dibuat, atas perhatian dan kerjasama Bapak/ Ibu
diucapkan terima kasih.

Malang, 4 february 2018

( AAN DZULKHAERY )

22
23

Anda mungkin juga menyukai