Anda di halaman 1dari 3

WIRAUSAHA DIBIDANG PERTANIAN

Krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia pada tahun 1997 telah mengakibatkan
pelaku usaha Indonesia tertinggal hingga lima hingga tujuh tahun dibandingkan pelaku usaha di
Negara lain. Kondisi ini mengakibatkan daya saing ekonomi nasional mengalami penurunan
peringkat secara signifikan. Oleh karena itu, kebutuhan pengembangan wirausaha baru di
Indonesia menjadi keniscayaan untuk meningkatkan daya saing dan daya dukung perekonomian
nasional. Hal ini disebabkan oleh wirausaha di Indonesia masih sangat kurang apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Sebagai negara agraris, potensi sektor
pertanian di Negara kita ini sangat tinggi dan masih banyak potensi yang belum tergali. Sebagian
potensi dari sektor pertanian yang telah diketahui dan banyak dijalankan orang memiliki
keuntungan besar.

Usaha dibidang pertanian merupakan jenis usaha yang sangat cocok dijalankan di Negara
kita tercinta Indonesia. Karena Negara kita ini dianugerahi tanah yang subur terlebih di daerah
pedesaan dan dibawah kaki gunung. Hal tersebut tentunya sangat mendukung segala sesuatu
yang berhubungan dengan pertanian. Memulai usaha dibidang pertanian bisa dijalankan dengan
modal kecil, sedang hingga besar. Semua tergantung dari jenis usaha yang kita jalankan.

Potensi dan prospek usaha dibidang pertanian masih tinggi, usaha bidang pertanian di
negara kita tidak pernah surut, yang terpenting kita pintar mencari kesempatan dan mencari ide
usaha pertanian sesuai modal yang ada. Saat ini orang yang tidak memiliki tanah, lahan atau
sawah yang luas juga bisa sukses selama mau berusaha. Berikut adalah salah satu contoh usaha
dibidang pertanian :

BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK

Salah satu cara masyarakat menjalankan pola hidup sehat adalah membudidayakan
tanaman sayuran atau buah hidroponik. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan
memanfaatkan air tanpa media tanah. Budidaya tanaman hidroponik semakin diminati
masyarakat di wilayah perkotaan. Tren ini muncul seiring semakin tingginya kesadaran
masyarakat menjalankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran dan buah yang
higienis. Kondisi ini membuat tanaman hidroponik laris di pasaran. Pelaku usaha tanaman
hidroponik bisa meraup omzet Rp. 40 juta per bulan.
Belakangan ini, tren budidaya hidroponik semakin digemari masyarakat, terutama di
wilayah perkotaan. Tren ini muncul sejalan dengan semakin sempitnya lahan pertanian di
perkotaan. Alhasil, banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan perkarangannya untuk
membudidayakan tanaman hidroponik, apalagi hasil budidaya tanaman hidroponik memiliki nilai
ekonomis. Semakin tingginya kesadaran masyarakat di Indonesia untuk melakukan pola hidup
sehat kebutuhan terhadap makanan yang higienis dan berkualitas kian meningkat.

Salah satu pelaku usaha yang mencoba peruntungan dari bisnis tanaman hidroponik
adalah Evita putri, pemilik Pelangsi Flora asala Magetan, Jawa Timur. Pelangi Flora berdiri sejak
tahun 2012. Evita menjual berbagai bibit tanaman hidroponik peralatan dan medianya. Menurut
Evita, sejalan dengan tingginya tren hidup sehat, mendorong minat masyarakat kota menanam
sendiri bahan makanan sehari-hari. Dia bilang, saat ini kebutuhan bahan makanan dari tanaman
hidroponik makin meningkat. Belakangan ini tren tanaman hidroponik yang berkembang di
masyarakat adalah sayuran dan buah-buahan. Tanaman hidroponik yang paling diburu adalah
cabai, timun, kol, selada, tomat, sayuran hijau seperti kangkung, bayam, san caisin. Sedangkan
untuk buah, antara lain semangka, melon, dan pepaya.

Evita menjual tanaman hidroponik dan perlengkapannya Rp. 5.000 sampai Rp. 40.000
per item. Ia bisa menjual lebih dari 500 tanaman per bulan. Sebagian besarr pelanggannya
berasal dari luar Magetan, seperti Jakarta, Surabaya, Bali, Banjarmasin, dan Makassar. Dari
bisnis tanaman hidroponik, Ia mengaku bisa meraup omzet Rp. 40 juta per bulan.

Pelaku usaha di bisnis tanaman hidroponik lainnya adalah Hydrofarm di Jakarta, Widya
Astuti, Sales Manager Hydrofarm mengatakan, perusahaannya menjual berbagai kebutuhan
budidaya hidroponik, mulai nutrisi, media tanam hingga bibit tanaman hidroponik. Harganya
mulai dari Rp. 12.000 hingga Rp. 135.000 per item. Menurut Widya tren tanaman hidroponik
sudah cukup populer bagi masyarakat perkotaan urban. Sebab, mereka bisa menanam buah atau
sayuran hidroponik di perkarangan rumah meskipun lahannya sangat terbatas. Dalam sebulan
Widya mengaku, Hydrofarm bisa menjual lebih dari 100 jenis tanaman hidroponik. Tanaman
hidroponik yang paling banyak dicari konsumen adalah selada dan terung. Dari bisnis usaha
tanaman hidroponik Widya mengaku memperoleh omzet hingga puluhan juta rupiah.
Berikut adalah gambar dari usaha budidaya tanaman secara hidropik :

Gambar 1. Budidaya Tanaman Hidroponik

Gambar 2. Budidaya Tanaman Hidroponik

Anda mungkin juga menyukai