Anda di halaman 1dari 36

BAB I LAPORAN KASUS

1.1 IDENTIFIKASI Nama Jenis Kelamin Usia Kebangsaan Agama Status !eker"aan Alamat #S No rekam medis 1.2 ANAMNESIS Keluhan Utama !enderita mengalami luka bakar air panas Riwayat Pe !alanan Penya"it - ' "am S #S( penderita mengalami luka bakar pada punggung( perut dan tungkai kanann.a akibat tersiram air panas dari teko .ang diba/an.a setelah
terperosok akibat lantai ka.u rumahn.a lapuk)

: Angga Saputra : Laki-laki : 12 tahun : Indonesia : Islam : Belum enikah : !edagang Kaki Lima : Lebak Bandung- Jambi : $-%- 2&1'( pukul 2&)1& *IB : &+2+,&&1'

Riwayat Penya"it Dahulu Riwayat Penya"it #alam Kelua $a 1

1.% PEMERIKSAAN FISIK Statu& 'ene ali& (8 Juli 2013) Keadaan Umum Kesadaran 0ekanan 2arah !erna5asan Nadi Suhu Kepala !upil Leher Kelen"ar-kelen"ar 0horaks Abdomen ;enitalia <ksterna <kstremitas Superior <kstremitas In5erior ;i=i Berat badan Su (ey &e"un#e 0ampak luka bakar air panas pada: !unggung Abdomen <kstremitas in5erior dekstra 0otal 2era"at > 7? > +? > ,? > 1,? > I-II : 0ampak sakit sedang : 1ompos mentis : 12&3$& mm4g : 2+ 63menit : 1&7 63menit : A5ebris : Kon"ungti8a palbebra pu9at -3Sklera ikterik -3: Isokor( re5leks 9aha.a :3: : 0idak ada kelainan : 0idak ada pembesaran : Lihat sur8e. sekunder : Lihat sur8e. sekunder : 0idak ada kelainan : 0idak ada kelainan : Lihat sur8e. sekunder : 1ukup : '& kg

1.) PEMERIKSAAN PENUN*AN' Peme i"&aan La+, at, ium -tan$$al . !uli 2/1%0 Peme i"&aan hemat,l,$i -#a ah utin0 4emoglobin 4ematokrit Leukosit L<2 0rombosit 4itung "enis Kimia "lini" BSS !rotein total Albumin ;lobulin Natrium Kalium : 1'& mg3dl : - g3dl @,-B g3dlA : - g3dl @'(,-,(& g3dlA : - g3dl @7(,-'(, g3dlA : 1'2 mmol3l @1',-1,, mmol3lA : 7(1 mmol3l @'(7-,(7 mmol3lA : 11 g3dl @1&-17 g3dlA : '1 8ol? @7&-7$ 8ol?A : B,&& 3mm' @,)&&&-1&)&&& 3mm'A : ,2 mm3"am @C 2B mm3"amA : 2,,)&&& 3mm' @2&&)&&&-,&&)&&& 3mm'A : -

1.1 DIA'NOSIS KER*A Luka bakar air panas dera"at I-II 1,? 1.2 DIA'NOSIS BANDIN' -

1.3 PENATALAKSANAAN IDE2 #L gtt 663m #umus Ba6ter > 7 6 BB 6 ? luka bakar > 7 6 '& 6 1,? > 1$&& 99 2) !am I F 6 1$&& > B&& 99 diberikan dalam $ "am pertama setelah ke"adian( sedangkan sisan.a diberikan dalam 1+ "am berikutn.a) Ke!a#ian 4 % !am SMRS. *a#i5 .// 66 #i+e i"an #alam 1 !am - )1 $tt7menit0 2) !am II 1$&& 99 dalam 27 "am @1$ gtt3menitA Eormula <8ans > @1& kg BB I 61&&99A:@1& kg BB II 6,&99A:@sisa BB 62&99A @!ada anakA 1e5ota6ime 26,&& mg 0ramadol 2 amp3klo5 #anitidine 26132 amp Salep ebo

Kateter uretra Nutrisi @diet tinggi proteinA #a/at di bangsal bedah

1.8 PRO'NOSIS Guo ad 8itam : Bonam Guo ad 5un9tionam : Bonam


4

BAB II TIN*AUAN PUSTAKA

II.1 ANATOMI DAN FISIOLO'I II.1.1. ANATOMI DAN FISIOLO'I KULIT Kulit adalah organ tubuh terluas .ang menutupi otot dan mempun.ai peranan dalam homeostasis) Kulit memiliki ketebalan .ang ber8ariasi mulai dari &(, mm sampai + mm tergantung dari lokasi( umur( dan "enis kelamin) Kulit tipis terletak pada kelopak mata( penis( labium minus( dan kulit bagian medial lengan atas) Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan( telapak kaki( punggung( bahu( dan bokong) Se9ara umum kulit berasal dari dua lapis .ang berbeda( .akni lapisan epitel @lapisan luarA .ang berasal dari ektoderm .aitu epidermis( dan lapisan "aringan ikat @lapisan dalamA .ang berasal dari mesoderm .aitu dermis @Lihat ;ambar 1A)1 A. E9i#e mi& <pidermis adalah lapisan tipis paling luar .ang tersusun dari sel-sel epitel) Sel terluar epidermis mengandung protein keratin @keratinositA) Keratin berguna sebagai barier untuk men9egah in5eksi dan memungkinkan e8aporasi keringat) Se9ara umum( 5ungsi dari epidermis sendiri antara lain melindungi dari kekeringan( pelindung dari masukn.a bakteri dan penetrasi toksin( men"aga keseimbangan 9airan @seperti dengan menghindari kehilangan 9airan .ang berlebihanA( serta sebagai neuronsensori)2 B. De mi& 2ermis adalah lapisan penghubung .ang tebal dan dinamis dan se9ara terus menerus berubah) 2ermis dibagi men"adi bagian super5isial .ang tipis .ang dikenal sebagai dermis papiler mengandung penahan "aringan epidermis dan bagian pro5unda .ang tebal disebut dermis retikuler) 2ermis papiler mengandung 5aktor utama protein .ang merangsang replikasi epidermis) Selain itu bagian ini mengandung ban.ak
5

aliran darah) Sel utaman.a adalah 5ibroblast .ang merupakan kun9i struktur protein matriks ekstraselular kolagen dan elastin .ang men"adi substansi dasar kulit) Sel ini menghasilkan protein penting .ang berguna untuk mengikat sel epidermis ke membran basalis selain itu "uga berguna untuk replikasi dan migrasi sel epidermis) 2ibronektin sendiri adalah .ang memberikan rangsang untuk proses pen.embuhan) Substansi dasar atau matriks tersusun atas kompleks polisakarida .ang merupakan kompleks protein .ang di kenal sebagai glikosaminoglikan) atriks menghasilkan 9airan .ang berguna untuk pembetukan sel dan "aringan ikat selain itu "uga berguna sebagai nutrisi dan migrasi sel) Ban.ak 5aktor pertumbuhan polipeptida .ang teridenti5ikasi namun epidermal growth factor @<;EA merupakan komponen utama dalam proses reepitelisasi pada luka bakar partial) Keratinosit growth factor @K;EA merupakan 5ibroblast penting .ang berguna menstimulasi epitelisasi) Stimulus a/al membutuhkan onset in5alamasi "aringan( sekali terakti8asi maka proses pen.embuhan luka akan berlangsung hingga selesai) Se9ara umum 5ungsi dermis ialah melindungi dari trauma dengan elastisitas( da.a tahan dan komponenn.aH men"aga keseimbangan 9airan melalui regulasi aliran darah kulitH termoregulasi melalui kontrol aliran darahH serta tempat pen.ediaan 5aktor pertumbuhan( replikasi epidermis( dan perbaikan dermis)2

;ambar 1) Anatomi kulit

II.2 LUKA BAKAR II.2.1. DEFINISI LUKA BAKAR Luka bakar adalah rusak atau hilangn.a "aringan .ang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh @flameA( "ilatan api ke tubuh @flashA( terkena air panas @scaldA( tersentuh benda panas @kontak panasA( akibat sengatan listrik( akibat bahan-bahan kimia( serta sengatan matahari)7 II.2.2. ETIOLO'I LUKA BAKAR <tiologi luka bakar sering dibagi men"adi 7 kategori( dimana setiap kategori memerlukan tatalaksana .ang agak berbeda agar pen.embuhan berlangsung optimal) Apapun etiologin.a( pada setiap dera"at luka bakar selalu ter"adi hipermetabolisme( .ang meliputi respons in5lamasi) 2ari keempat kategori tersebut( .ang paling sering di"umpai ialah luka bakar karena api @fire/thermalA) Selain oleh karena api( luka bakar "uga dapat disebabkan oleh sengatan listrik( di mana "enis luka bakar ini merupakan luka bakar .ang paling berbaha.a karena berkaitan dengan kerusakan SS!( miokardial( gin"al( dan "aringan sekitar tulang) 2ua "enis luka bakar lain .akni luka bakar akibat =at kimia dan radiasi), A. Lu"a Ba"a Te mal -Thermal Burns0 Luka bakar termal biasan.a disebabkan oleh air panas @ scaldA ( "ilatan api ke tubuh @flashA( kobaran apai di tubuh @flameA dan akibat terpapar atau kontak dengan ob"ek-ob"ek panas lainn.a @misaln.a plastik( logam panas( dllA) B. Lu"a Ba"a Kimia -Chemical Burns0 Luka bakar kimia biasan.a disebabkan oleh asam kuat atau alkali .ang biasa digunakan dalam bidang industri( militer( ataupun bahan pembersih .ang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga) :. Lu"a Ba"a Li&t i" -Electrical Burns0 Listrik men.ebabkan kerusakan .ang dibedakan karena arus( api dan ledakan) Aliran listrik men"alar disepan"ang bagian tubuh .ang memiliki resistensi paling
7

rendahH dalam hal ini 9airan) Kerusakan terutama pada pembuluh darah( khususn.a tunika intima( sehingga men.ebabkan gangguan sirkulasi ke distal) Seringkali kerusakan berada "auh dari lokasi kontak( baik kontak dengan sumber arus maupun ground) D. Lu"a Ba"a Ra#ia&i -Radiation Exposure0 Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioakti5) 0ipe in"uri ini sering disebabkan oleh penggunaan radioakti5 untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri) Akibat terpapar sinar matahari .ang terlalu lama "uga dapat men.ebabkan luka bakar radiasi) II.2.%. PATOFISIOLO'I LUKA BAKAR Luka bakar suhu pada tubuh ter"adi baik karena konduksi panas langsung ataupun radiasi elektromagnetik) 2era"at luka bakar berhubungan dengan beberapa 5aktor( termasuk konduksi "aringan .ang terkena( /aktu kontak dengan sumber tenaga panas( dan pigmentasi permukaan) Struktur tubuh .ang kurang tahan terhadap konduksi panas ialah sara5 dan pembuluh darah) Kerusakan pembuluh darah mengakibatkan 9airan intra8askuler keluar dari lumen pembuluh darahH dalam hal ini bukan han.a 9airan tetapi "uga plasma @proteinA dan elektrolit) !ada luka bakar ekstensi5 dengan perubahan permeabilitas .ang hampir men.eluruh( penimbunan "aringan masi5 di intertisial men.ebabkan kondisi hipo8olemik) Dolume 9airan intra8askuler mengalami de5isit( timbul ketidakmampuan men.elenggarakan proses transportasi oksigen ke "aringan) Sel-sel tubuh dapat menahan temperatur sampai 77I1 dan ,1I1( ke9epatan kerusakan "aringan berlipat ganda untuk tiap dera"at kenaikan temperatur dan /aktu pen.inaran .ang terbatas .ang dapat ditoleransi) 2i atas ,1I1( protein terdenaturasi dan ke9epatan kerusakan "aringan sangat hebat) 0emperatur di atas %&I1 men.ebabkan kerusakan seluler .ang sangat 9epat dan han.a periode pen.inaran sangat singkat .ang dapat ditahan) !ada rentang panas .ang lebih rendah( tubuh dapat

mengeluarkan panas dengan perubahan sirkulasiH tetapi pada rentang panas lebih tinggi( hal ini tidak e5ekti5) Luka bakar terbentuk dari beberapa daerah( dimulai dengan koagulasi "aringan pada titik kerusakan maksimal) engelilingi daerah koagulasi terdapat daerah statis .ang ditandai dengan aliran darah .ang 9epat dan terdiri dari sel-sel .ang masih dapat diselamatkan) 2i sekeliling daerah statis terletak daerah hiperemia( tempat sel kurang rusak dan dapat sembuh sempurna) 2engan pengeringan atau in5eksi( sel pada daerah statis dapat hilang dan luka dengan kedalaman tidak penuh diubah men"adi kedalaman penuh) Salah satu tu"uan pera/atan luka bakar adalah menghindari hilangn.a kedua daerah luar ini)+ II.2.). RESPON TUBU; TER;ADAP LUKA BAKAR2 Luka bakar tidak han.a berpengaruh terhadap kulit dan "aringan subkutis( tetapi "uga memiliki e5ek primer atau sekunder pada setiap sistem tubuh di dekatn.a) <5ek ini berhubungan langsung dengan kedalaman dan luas luka) Beberapa e5ek ini bersi5at sementara dan tidak tampak se9ara klinisH lainn.a bersi5at "angka pan"ang dan "elas terlihat se9ara klinis) Ada peningkatan permeabilitas kapiler pada daerah luka bakar .ang berhubungan dengan 5aktor-5aktor .ang belum seluruhn.a "elas) 0etapi( sudah terbukti bah/a hilangn.a integritas kapiler ini meluas ke seluruh tubuh pada penderita luka bakar .ang melebihi 2,-'&? dari seluruh daerah permukaan tubuh) Jleh karena itu( luka bakar .ang lebih besar ini men.ebabkan transudasi 9airan isotonik dan protein .ang besar ke ruang ekstrakapsuler( .ang mengakibatkan berkurangn.a 8olum plasma sirkulasi) <5ek segeran.a adalah pembentukan edema( dengan berkurangn.a 9urah "antung dan kenaikan tahanan 8askuler peri5er) Setelah ter"adin.a luka( integritas kapiler kembali( umumn.a setelah 12 "am dan makin 9epat setelah 1$-27 "am) Se"umlah peningkatan permeabilitas kapiler dapat terlihat ' minggu setelah luka)

Selain perubahan pada 8olume intra8askuler( "uga ter"adi perubahan 5ungsi "antung) 1urah "antung berkurang '&? dari normal pada luka bakar .ang mengenai ,&? atau lebih permukaan tubuh) 2engan resusitasi 9airan .ang baik( nilai ini dapat kembali normalH tetapi( pada pasien .ang tidak dira/at( pemulihan 9urah "antung normal baru ter"adi setelah '+ "am) Setelah itu( 5ungsi "antung meningkat melebihi normal dan tetap untuk /aktu .ang lama) !en.ebab berkurangn.a 5ungsi miokardium .ang sebenarn.a masih belum "elas( tetapi mungkin disebabkan oleh 5aktor plasma .ang 9ukup besar pada luka bakar .ang mengenai daerah permukaan tubuh lebih dari 7&?) Ketidaknormalan 5ungsi gin"al terlihat pada penderita luka bakar( terutama berhubungan dengan perubahan 8olume sirkulasi plasma dan 9urah "antung) *alaupun penurunan aliran plasma gin"al .ang lama dapat menimbulkan 9urah .ang tinggi atau kegagalan gin"al oliguria pada penderita luka ba"ar( resusitasi 9airan .ang tepat /aktu dan 9ukup besar dapat menghilangkan keadaan ini) Selain kehilangan 9airan .ang merupakan keadaan sekunder dari hilangn.a integritas kapiler( penderita luka bakar "uga mengalami kenaikan penguapan air) Selama 7$ "am pertama( kehilangan ini terutama disebabkan oleh eksudat pada permukaan luka) 2aerah kehilangan seluruh ketebalan kulit mula-mula kering( dan kurang mengalami penguapan airH tetapi lambat laun dengan melunakn.a eskar( penguapan air meningkat dengan 9epat) !ada luka bakar seluruh ketebalan kulit .ang luas( penguapan dapat men9apai +-$ liter per hari) Kehilangan ini dapat ditentukan dengan rumus:
@2, : !ersentase luka berdasarkan luas permukaan tubuhA 6 luas seluruh permukaan tubuh dalam meter persegi > mL kehilangan air per "am)

!erubahan 5ungsi paru-paru pada penderita luka bakar sama dengan setiap penderita trauma) !erubahan ini sebanding dengan besar luka) !enderita luka bakar paru-paru akan mengalami perubahan .ang besar pada 5ungsi paru-paru( tetapi keadaan ini berhubungan dengan 5aktor lokal dan bukan karena perubahan sistemik pada kulit)
10

Beberapa ketidak-normalan "uga terlihat pada plasma dan unsur sel tubuh pada penderita luka bakar) !erubahan pada plasma meliputi kenaikan en=im hati( berkurangn.a protein dan albumin serum serta perubahan produk lemak) Berkurangn.a albumin serum sangat n.ata pada penderita luka bakar dan tetap ter"adi selama 5ase pen.embuhan luka) Jumlah leukosit meningkat segera pada penderita luka bakar dan mungkin tetap meningkat selama /aktu .ang lama) Leukotaksis dan 5agositosis terbukti berkurang pada penderita luka bakar) Adapun dampak .ang ter"adi pada se"umlah sistem tubuh se9ara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: 0abel 1) !engaruh luka bakar terhadap sistem tubuh Si&tem
#espirasi

Pen$a uh te ha#a9 &i&tem


27 "am pertama dapat ter"adi edema @misal di glotisA( obstruksi( atau kera9unan kabon monoksida 4ari ke-2 sampai hari ke-, dapat berkembang men"adi distres pernapasan @A#2SA akibat peningkatan permeabilitas seluruh sistem mikro8askuler % 2eakti8asi sur5aktan .ang men.ebabkan ateletaksis #eaksi in5lamasi pada saluran pernapasan atas 1edera akibat ekspos panas .ang terinspirasi .ang mengenai mulai dari saluran pernapasan atas hingga saluran pernapasa ba/ah @trakea dan bronkusA dengan tanda dan ge"ala meliputi stridor( dis5onia atau suara serak( batuk( mukus kental( terbakarn.a rambut hidung( dan kesulitan menelan) $ Akti8asi 1NS s.stem dan pelepasan katekolamin: takikardi dan 8asokonstriksi !eningkatan permeabilitas di area luka % !enurunan 9ardia9 output !enurunan kontraktilitas miokardiak

Kardio8askuler @27 "am pertamaA

Imun

!enurunan preload( aliran balik 8ena( 1D!( dan !1*! !erubahan 5ungsi sel-sel imun !enurunan akti5itas KmembunuhL dari neutro5il

4ematologi

akri5ag dan lim5osit tidak beker"a dengan baik 2estruksi sel darah merah 4emoglubinuria

11

!eningkatan 8iskositas darah ;angguan koagulasi Sel tubuh !eningkatan "umlah sel darah putih !enurunan per5usi oksigen ke "aringan Kemungkinan kematian sel !eningkatan kalium intra8askuler !enurunan kadar oksigen 2imulain.a berbagai metabolisme anaerobik 0er"adin.a asidosis metabolik <ndokrin Sara5 ;astrointestinal !eningkatan kadar asam laktat !elepasan se9ara masi5 katekolamin( A104( glukagon( A24( A104( #AA !enurunan per5usi ke otak <dema serebral !eristaltik .ang lamban dan kemungkinan ileus !eningkatan 41l sebagai respons dari stres 4epatik ;in"al enurunkan sintesis hepatik

enurunkan 5ungsi metabolik hati !enurunan ;E# dan aliran darah gin"al Akti8asi dari #AAS !elepasan A24 sehingga air dan natrium tertahan dan kalium dan

Sumber:

magnesium terbuang et=enbat9her B( Jr/in J) Anesthesia Eor Burns and 0hermal In"uries) @JnlineA( @http:33/// Ad8an9edMAnesthesiaMNursingMIIM !resentations3

)hamot)org3M5iles39Ms9hoolAnesthesiaMnM9lass<69erpts3 AANIIM et=enba9her)ppt ( diakses B Agustus 2&11A B

II.2.1. KLASIFIKASI LUKA BAKAR Luka bakar dapat diklasi5ikasikan berdasarkan kedalaman( luas( dan berat ringann.a luka) Adapun klasi5ikasi luka bakar adalah sebagai berikut: II.2.1.1. BERDASARKAN KEDALAMAN LUKA Semakin dalam luka bakar( semakin sedikit =at akti5 kulit .ang berkontribusi pada proses pen.embuhan dan semakin memperpan"ang masa pen.embuhan luka) Jleh karena itu perlu diketahui klasi5ikasi luka bakar berdasarkan kedalaman kulit .ang rusak @;ambar 2A untuk memprediksi prognosis dan inter8ensi .ang dapat
12

dilakukan) Adapun pembagian luka berdasarkan kedalaman luka ialah sebagai berikut: A. Lu"a Ba"a De a!at I Luka bakar dera"at I ditandai dengan: Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis @superficialA Kulit kering( hiperemik berupa eritema 0idak di"umpai bula N.eri karena u"ung-u"ung sara5 sensorik teriritasi !en.embuhan ter"adi se9ara spontan dalam /aktu ,-1& hari

;ambar 2) Luka berdasarkan kedalaman luka


Sumber: Na"id NN) 2&1&) !enanganan Komplikasi Luka Bakar) Jakarta: EK 0risakti( hlm: 2-'

B. Lu"a Ba"a De a!at II< Kerusakan ter"adi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian lapisan dermis( berupa reaksi in5lamasi disertai proses eksudasi) 2i"umpai bula N.eri karena u"ung-u"ung sara5 sensorik teriritasi
13

2asar luka ber/arna merah atau pu9at( sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal !embentukan scar 2ibedakan atas 2 @duaA: 1. De a!at II Dan$"al -Superficial Partial-Thickness0 Kerusakan mengenai bagian super5isial dari dermis) Jrgan-organ kulit seperti 5olikel rambut( kelen"ar keringat( kelen"ar sebasea masih utuh) Bula mungkin tidak terbentuk beberapa "am setelah 9edera( dan luka bakar pada mulan.a tampak seperti luka bakar dera"at satu dan mungkin terdiagnosa sebagai dera"at dua super5isial setelah12 sampai 27 "am) Ketika bula dihilangkan( luka tampak ber/arna pink dan basah) Jarang men.ebabkan hypertrophic scar) Jika in5eksi di9egah maka pen.embuhan akan ter"adi se9ara spontan kurang dari ' minggu)

;ambar ') Luka bakar dera"at II dangkal @superficialA Sumber: #obert 4) 2emling( Leslie 2eSanti : anaging !he "urn #ound$ Brigham and *omenOs 4ospital( Burn 1enter( 4ar8ard edi9al S9hool( Boston

2. De a!at II Dalam -Deep Partial-Thickness0 Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
14

Jrgan-organ kulit seperti 5olikel rambut( kelen"ar keringat( kelen"ar sebasea sebagian besar masih utuh) !en.embuhan ter"adi lebih lama( tergantung bi"i epitel .ang tersisa Juga di"umpai bula( akan tetapi permukaan luka biasan.a tampak ber/arna pink dan putih segera setelah ter"adi 9edera karena 8ariasi suplai darah ke dermis @daerah .ang ber/arna putih mengindikasikan aliran darah .ang sedikit atau tidak ada sama sekaliH daerah .ang ber/arna pink mengindikasikan masih ada beberapa aliran darahA) Jika in5eksi di9egah luka bakar akan sembuh dalam ' sampai B minggu)

;ambar 7) Luka bakar dera"at dua dalam @dengan full thic%ness &urn pada panggulA Sumber: #obert 4) 2emling( Leslie 2eSanti: anaging !he "urn #ound$ Brigham and *omenOs 4ospital( Burn 1enter( 4ar8ard edi9al S9hool( Boston

:. Lu"a Ba"a De a!at III -Full Thickness Burn0< Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan .ang lebih dalam) 0idak di"umpai bula Apendises kulit rusak Kulit .ang terbakar ber/arna abu-abu dan pu9at) Karena kering( letakn.a lebih rendah dibandingkan kulit sekitar)
15

0er"adi koagulasi protein pada epidermis dan dermis .ang dikenal sebagai eskar) 0idak di"umpai rasa n.eri dan hilang sensasi( oleh karena u"ung-u"ung sara5 sensorik mengalami kerusakan 3 kematian) !en.embuhan ter"adi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka)

;ambar ,) Luka bakar dera"at III Sumber: #obert 4) 2emling( Leslie 2eSanti: anaging !he "urn #ound$ Brigham and *omenOs 4ospital( Burn 1enter( 4ar8ard edi9al S9hool( Boston

II.2.1.2. BERDASARKAN LUAS LUKA BAKAR *alla9e membagi tubuh atas bagian B? atau kelipatan B .ang terkenal dengan nama rule of nine atau rule of wallace .aitu: 1) Kepala dan leher : B? 2) Lengan masing-masing B? : 1$? ') Badan depan 1$?( badan belakang 1$? : '+? 7) 0ungkai maisng-masing 1$? : '+? ,) ;enetalia3perineum : 1?

16

;ambar +) 2iagram luas luka bakar

Berdasarkan rule of nine tersebut( klasi5ikasi luka bakar ialah sebagai beikut: 1) Luka bakar ringan Naitu luka bakar .ang kurang dari 1&? 0BSA( biasan.a tidak membutuhkan resusitasi) 2) Luka bakar sedang Naitu luka bakar 1&-'&? 0BSA) ') Luka bakar berat Naitu luka bakar .ang lebih dari P'&? 0BSA direkomendasikan tindakan in'asi'e monitoring dan 8entilasi mekanik agar respons sistemik dapat diprediksi),

17

II.2.1.%. BERDASARKAN BERAT RIN'ANN=A LUKA A) Luka bakar berat @criticalA 1) 2era"at II-III P7&? 2) 2era"at III pada muka( tangan dan kaki ') Adan.a trauma pada "alan na5as @9edera inhalasiA tanpa memperhitungkan luas luka bakar 7) Luka bakar listrik ,) 2esertai trauma lainn.a @misal 5raktur iga3lain-lainA B) Luka bakar sedang 1) 2era"at II 1, Q 7&? 2) 2era"at III C1&? ke9uali muka( tangan dan kaki 1) Luka bakar ringan 1) 2era"at II C 1,? 2) 2era"at III C2?

II.2.2. PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR II.2.2.1 MANA*EMEN A>AL -PRIM R! S"R#E! DAN RESUSITASI0 Langkah-langkah .ang dapat kita lakukan dalam mana"emen a/al pada pasien luka bakar ialah sebagai berikut: A. Ti#a" 9ani" 0idak panik saat men"umpai kasus luka bakar adalah salah satu langkah a/al .ang penting guna kelan9aran pengambilan keputusan dan pilihan tindakan a/al untuk pasien) B. Men$u an$i +e at lu"a +a"a 9a&ien !ada dasarn.a mana"emen a/al penderita luka bakar mengikuti prinsip umum mana"emen penderita trauma) !enderita harus dikeluarkan dari sumber panas(
18

seperti dengan 9ara memadamkan api atau benda panas atau melepaskan pakaian penderita serta memindahkan penderita ke tempat .ang aman) Jika luka bakar disebabkan oleh listrik( padamkan kontak listrik) Jika dikarenakan trauma bahan kimia( irigasi area .ang terkena) Selimuti tubuh penderita dengan selimut atau kain bersih dan kering "ika luka bakar 9ukup luas untuk menghindari ter"adin.a hipotermi)11 :. La"u"an 9 ima y &u (ey $% ir&a' !erlu diketahui bah/a laring dapat melindungi subglotis dari trauma panas langsung( tetapi supraglotis sangat mudah mengalami obstruksi akibat trauma panas) 0rauma panas pada 5aring men.ebabkan edema hebat "alan napas bagian atas .ang tentun.a memerlukan pembebasan "alan napas segera) Jleh karena itu( selalu diperlukan ke/aspadaan akan adan.a obstruksi "alan napas pada penderita trauma panas) 2itambah lagi tanda-tanda ter"adin.a obstruksi napas pada saat-saat a/al belum begitu "elas) Seorang dokter harus /aspada akan kemungkinan ter"adin.a gangguan "alan napas( mengenali tanda-tanda obstruksi "alan napas dan sesegera mungkin memulai mana"emen a/al pada pasien luka bakar .ang ditemuin.a) Sumbatan "alan na5as dapat ter"adi akibat trauma inhalasi) Indikasi trauma inhalasi di antaran.a .aitu kesulitan berna5as atau suara na5as .ang berbun.i @stridor hoarnessA( edema mukosa mulut dan "alan na5as( ditemukan sisa-sisa pembakaran di bulu hidung( alis mata( atau mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher( ada ri/a.at terbakar di ruangan tertutup( dan sputum .ang mengandung arang) Bila ditemukan salah satu dari sekian tanda tersebut( sangat mungkin ter"adi trauma inhalasi .ang harus segera ditangani dengan tindakan pemasangan "alan napas de5initi5) 0rauma inhalasi merupakan indikasi pasien agar segera diru"uk ke pela.anan .ang lebih memadai( namun bila "arak ke tempat pela.anan memakan /aktu lama( sebelum diba/a pasien harus dipasangkan intubasi
19

terlebih dahulu untuk men"amin "alan napas) 4al ini dikarenakan mani5estasi klinis trauma inhalasi ter"adi perlahan dan bahkan tidak "arang baru tampak setelah 27 "am pas9atrauma) 2engan demikian seorang dokter tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan radiologis atau analisa gas darah terlebih dahulu karena ditakutkan nantin.a ter"adi edema "alan napas .ang men.ulitkan intubasi) !ada keadaan .ang demikian( tindakan krikotirodotomi terpaksa dilakukan untuk pemasangan pipa endotrakeal) Intubasi dini pada pasien dengan ke9enderungan ter"adi edema "alan napas sangat diperlukan apalagi bila pada pasien didapatkan ada tanda-tanda stridor dan bekas luka bakar .ang melingkari leher @mengakibatkan pembengkakan "aringan sekitar "alan napasA( maka tindakan intubasi sangat direkomendasikan)11 (% Breathin) !enanggulangan pernapasan didasarkan atas tanda dan ge"ala .ang ter"adi pada pasien luka bakar( seperti trauma bakar langsung .ang men.ebabkan edema dan3atau obstruksi "alan napas bagian atasH inhalasi hasil pembakaran @partikel karbonA dan asap bera9un .ang dapat men.ebabkan trakeobronkitis kimia/i( edema( dan pneumoniaH serta kera9unan karbon monoksida) 2iagnosis ter"adin.a kera9unan 1J ditegakkan bila seseorang berada di lingkungan .ang mengandung gas 1J( sehingga penderita .ang mengalami luka bakar di ruangan tertutup selalu dianggap mengalami kera9unan 1J) !enderita dengan kadar 1J kurang dari 2&? biasan.a belum menun"ukkan ge"ala) Kadar 1J .ang lebih tinggi dapat menimbulkan pusing dan mual( bingung( 9oma( bahkan kematian) Akibat tinggin.a a5initas 1J terhadap hemoglobin @P2&& kali lebih besar dibanding oksigenA( 1J akan menggantikan oksigen pada molekul hemoglobin dan men.ebabkan kur8a disosiasi oksihemoglobin ke kiri) !elepasan 1J sangat lambat( /aktu paruhn.a 2,& menit atau 7 "am bila
20

penderita bernapas dengan udara ruangan( tetapi bila bernapas dengan oksigen 1&&? /aktu paruhn.a men"adi 7& menit) !enderita kera9unan 1J diberikan oksigen konsenterasi tinggi melalui sungkup muka .ang memiliki katup @nonbeathing maskA) !enanganan a/al trauma inhalasi sering memerlukan intubasi endotrakeal dan 8entilasi mekanis) Sebelum intubasi( penderita diberikan oksigen dengan pelembab) Intubasi dilakukan lebih a/al pada penderita dengan kemungkinan ter"adi trauma "alan napas) Kemungkinan besar penderita luka bakar dengan trauma "alan napas akan memerlukan tindakan bronkoskopi( karenan.a pipa endotrakeal untuk "alan napas de5initi8e diusahakan ukurann.a .ang sesuai untuk itu) Analisa gas darah arteri diperlukan untuk mengetahui 5ungsi paru-paru) !engukuran !J2 arteri tidak terlalu bermakna pada kera9unan 1J( karena tekanan parsial 1J .ang han.a 1 mm4g sa"a pada kadar karboksihemoglobin 7&? atau lebih) !engukuran kadar karboksihemoglobin lebih bisa diandalkan( dan oksigen 1&&? harus segera diberikan) Apabila keadaan hemodinamik penderita memungkinkan dan trauma spinal dapat disingkirkan( menaikan kepala dan dada 2&I sampai '&I dapat mengurangi edema leher dan dada) Luka bakar dera"at III .ang mengenai dinding dada anterior dan lateral dapat men.ebabkan terbatasn.a pergerakan @ekskpansiA dinding dada( karenan.a meskipun tidak meliputi keseluruhan dinding dada bila hal ini ter"adi perlu dilakukan eskarotomi) Selain eskar( n.eri "uga menghambat ekspansi rongga dada)11 *% Circulation !enilaian 8olume sirkulasi sering tidak mudah pada pasien luka bakar berat) Lagipula pada pasien luka bakar berat sering disertai dengan trauma lain .ang men.ebabkan s.ok hipo8olemik) Selain itu( pada keadaan luka bakar .ang berat ter"adi peningkatan permeabilitas pembuluh darah .ang men.ebabkan keluarn.a 9airan dari pembuluh darah ke intertisial .ang berakibat edema)

21

0ekanan darah kadang sulit diukur dan hasiln.a kurang dapat diper9a.a) !engukuran produksi urin tiap "am merupakan alat monitor .ang baik untuk menilai 8olume sirkulasi darahH asalkan tidak ada diuresis osmotik) Jleh karena itu( pemasangan kateter urin untuk mengukur produksi urin sangat diperlukan) !emberian 9airan 9ukup untuk dapat mempertahankan produksi urin 1 ml3kgBB3"am pada anak-anak dengan berat badan R '& kg( dan &(,-1 ml3kgBB3"am pada orang de/asa) Setiap pasien luka bakar lebih dari 2&? luas permukaan tubuh memerlukan 9airan in5us) Setelah "alan napas bebas dan pengenalan @identi5ikasiA serta penanganan 9edera .ang mengan9am "i/a selesai dihindari( pemasangan in5us segera dilakukan) Kateter 8ena ukuran besar @minimal nomor 1+A dipasang pada 8ena peri5er) Sebaikn.a in5us dipasang pada daerah .ang tidak terkena luka bakar( namun dalam keadaan terpaksa 8ena pada daerah luka bakarpun bisa dipergunakan bila mudah dilakukan) Dena ekstremitas atas men"adi pilihan( karena bila dipasang pada ekstremitas in5erior( komplikasi ter"adin.a 5lebitis pada 8ena sa5ena 9ukup tinggi) 1airan .ang diberikan dimulai dengan #inger laktat) !ada 27 "am pertama( penderita luka bakar dera"at II dan III memerlukan 9airan #L 2-7 ml3kgBB3? 0BSA untuk mempertahankan 8olume darah sirkulasi dan 5ungsi gin"al) Separuh 9airan diberikan dalam $ "am pertama setelah ter"adin.a luka bakar( separuh sisan.a diberikan dalam /aktu 1+ "am berikutn.a @Eormula !arklandA) !ada pasien dengan luka bakar dera"at III dan adan.a komplikasi pada paru-paru memerlukan resusitasi 9airan 9epat dan dalam "umlah ban.ak( sehingga sebaikn.a resusitasi dimulai dengan 7 ml3kg sambil dinilai respons penderita sesering mungkin) Anak-anak dengan berat badan R '& kg( selain memperhitungkan 5ormula luka bakar( perlu ditambahkan glukosa untuk mempertahankan produksi urin 1 ml3kgBB3"am)7 Eormula 9airan ini han.alah perkiraan kebutuhan 9airan( dan perhitungan kebutuhan 9airan berdasarkan pada /aktu ter"adin.a luka bakar(
22

bukan pada /aktu dimulain.a resusitasi) Selain itu( perhitungan 9airan harus disesuaikan dengan respons penderita( seperti produksi urin( tanda 8ital( dan keadaan umum) ;angguan irama "antung mungkin merupakan tanda a/al ter"adin.a hipoksia( gangguan elektrolit( dan keseimbangan asam basa( sehingga monitor <K; perlu dipasang) II.2.2.2. PENILAIAN PENDERITA LUKA BAKAR In5ormasi mengenai penderita luka bakar dapat diperoleh sebelum melakukan primary sur'ey @dengan 9epatA( se9ara simultan( ataupun setelah keadaan 8ital pasien dapat diatasi) In5ormasi pasien luka bakar terutama didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan 5isik .ang men9akup penilaian luas dan kedalaman luka bakar) Berikut pen"elasann.a: A. Anamne&i& *a/an9ara medis untuk mendapatkan berbagai ri/a.at pasien adalah salah satu bagian penting dalam penanganan pasien luka bakar) 2alam anamnesis pasien( dapat ditan.akan mengenai 9edera pen.erta se/aktu men.elamatkan diri dari tempat kebakaran( terkena ledakan .ang membuat pasien terlempar( ataupun sebab lain .ang dapat mengakibatkan 9edera otak( "antung( paru( abdomen( dan tulang) Luka bakar .ang ter"adi di ruangan tertutup harus dikaitkan dengan ter"adin.a trauma inhalasi pada pasien) Anamnesis se9ara auto maupun aloanamnesis hendakn.a "uga men9akup ri/a.at singkat pen.akit-pen.akit .ang diderita pasien saat ini( seperti diabetes( hipertensi( gangguan "antung( paru( dan3atau gin"al( serta ri/a.at pengobatan .ang sedang di"alani) !enting pula diketahui ri/a.at alergi dan status imunisasi tetanus) B. Menentu"an lua& #an "e#alaman lu"a +a"a !enentuan kedalaman dan luas luka bakar penting untuk membuat keputusan lebih lan"ut tentang 9ara pera/atan pasien dan memprediksi hasil dari segi 5ungsional maupun kosmetik)
23

1.

Lua& lu"a +a"a 0he #ules o5 Nines merupakan 9ara praktis untuk menentukan luas luka bakar) 0ubuh manusia de/asa dibagi menurut pembagian anatomis .ang bernilai B? atau kelipatan dari B? dari keseluruhan luas tubuh) Berbeda dengan orang de/asa( kepala ba.i dan anak merupakan bagian terbesar dari luas permukaan tubuh( sedangkan ekstremitas ba/ah merupakan bagian .ang lebih ke9il) !ersentase luas permukaan kepala anak adalah dua kali orang de/asa) Untuk luka bakar .ang distribusin.a tersebar( rumus luas permukaan telapak tangan @tidak termasuk "ari-"emariA penderita sama dengan 1? luas permukaan tubuhn.a dapat membantu memperkirakan luas luka bakar)

2.

Ke#alaman lu"a +a"a Kedalaman luka bakar penting dinilai untuk mengetahui beratn.a luka bakar) Luka bakar dera"at I ditandai dengan eritema dan tidak ada bula( serta tampak agak menon"ol dari kulit normal di sekitarn.a) Sensasi n.eri dan men.engat masih dirasakan pasien) Luka bakar dera"at I ini tidak berbaha.a dan tidak memerlukan 9airan intra8ena) Luka bakar dera"at II ditandai dengan kemerahan( pembengkakan( dan bula) !ermukaan basah( berair( serta n.eri hebat meskipun han.a tersapu aliran udara) Sedangkan Luka bakar dera"at III tampak retak-retak atau kulit tampak terkoagulasi( sering dengan ba.angan trombosis 8ena melalui kulit men.ebabkan luka men"adi kaku) *arna kulit bisa terlihat putih seperti lilin( merah( sampai kehitaman) *arna kulit merah ini kering dan tidak berubah men"adi pu9at dengan penekanan) Luka bakar dera"at III tidak n.eri bila disentuh bahkan ditusuk "arum)+(11 Luka bakar dera"at I dan III biasan.a mudah diketahui( tetapi potensi kesembuhan luka dengan kedalaman sedang @dera"at IIA sering sulit diperkirakan dengan tepat) Luka bakar dera"at II akan sembuh dalam /aktu ' minggu) Luka bakar .ang belum terepitelisasi selama /aktu ' minggu ini(

24

mungkin salah didiagnosis atau dibiarkan memburuk @terin5eksiA selama periode pera/atan)+

II.2.2.%. RESUSITASI :AIRAN PADA PENDERITA LUKA BAKAR #esusitasi 9airan merupakan terapi primer penderita luka bakar .ang besar dengan tu"uan menghindari komplikasi .ang berhubungan dengan pengurangan air dan elektrolit pada periode pas9a luka bakar dini) !enentuan persentase 0BSA luka men"adi tahap a/al dalam menghitung kebutuhan 9airan) Jika mungkin( pasien "uga harus ditimbang berat badann.a pada a/al terapi untuk menentukan berat dasar sebagai pedoman pera/atan berikutn.a) Kateter urin digunakan sebagai indeks per5usi gin"al dan untuk menge8aluasi kee5ekti5an resusitasi 9airan) !ada penderita dengan kombinasi luka bakar kulit dan 9edera paru atau pada penderita pen.akit kardio8askuler( pemantauan tekanan sentral dengan kateter S/an-;an= perlu dilakukan) Ada beberapa metode .ang sudah dikembangkan oleh berbagai pusat pera/atan untuk menghitung kebutuhan 9airan pada penderita luka bakar) 2i antaran.a metode Ba6ter @!arklandA( <8ans- Brooke( A. Met,#e Ba?te -Pa "lan#0 etode Ba6ter kerap dikenal dengan sebutan metode !arkland merupakan suatu metode resusitasi 9airan .ang pertama dipublikasikan pada tahun 1B+,) Shires @ahli bedah di bidang traumaA berkolaborasi dengan ba6ter @ahli bedah .ang memiliki interest dalam 5isiologi terutama sirkulasiA mempro8okasi kebutuhan 9airan per kilogram pada luka bakar .aitu '(%-7(' ml @rerata 7 mlA) etode resusitasi ini menga9u pada pemberian 9airan kristaloid Q dalam hal ini #inger Laktat Q dengan alasan pertama( 9airan sa"a sudah 9ukup untuk menggantikan 9airan .ang hilang @berpindah ke "aringan interstisiumA( kedua( pemberian kristaloid adalah tindakan resusitasi .ang paling 5isiologis dan aman)
25

odi5ikasi Brooke)

!ada metode ini dirumuskan bah/a kebutuhan 9airan 27 "am pertama adalah 7 ml3kg3? luas luka bakarH pemberiann.a berdasarkan pedoman berikut: Separuh kebutuhan diberikan $ "am pertama pas9a trauma Separuh kebutuhan diberikan 1+ "am sisan.a) Kebutuhan 9airan dalam 27 "am kedua adalah separuh "umlah kebutuhan hari pertama) Ke9ukupan 9airan dinilai dari produksi urin &(, ml3kg3"am) !ada metode resusitasi ini digunakan kristaloid( .aitu #inger Laktat @#LA) Selain kandungan elektrolit( dasar penggunaan laktat disini dapat digunakan sebagai berikut) Laktat merupakan metabolit 5isiologik .ang berperan sebagai substrat berenergiH dioksidasi se9ara akti5 oleh mitokondria di seluruh sel-sel tubuh( terutama pada sel-sel akti5 seperti otak( gin"al( miokardium( dan sistem muskuler) Jksidasin.a menghasilkan energi setara glukosa @7 KKal3g laktatA) Setelah periode hipoksia( laktat men"adi substrat pilihan atau bahkan bersi5at obligat .ang mengungguli glukosa karena dapat langsung digunakan @sebagai sumber energiA dan pada oksidasin.a tidak diperlukan A0! @glukosa memerlukan A0! pada oksidasin.aA) 2isamping itu( metabolisme laktat memperke9il pembentukan #JS .ang berlebihan) Lebih "auh( laktat dapat diubah men"adi glukosa melalui glukoneogenesis .ang berlangsung terutama heparH "uga di gin"al) B. Met,#e E(an& @ B ,,"e <8ans dan Brooke menggunakan larutan 5isiologik( koloid dan glukosa dalam resusitasi) Ketiga "enis 9airan ini diberikan dalam /aktu 27 "am pertama) Berikut protokol resusitasi menurut <8ans dan Brooke: 0abel 2) #esusitasi menurut <8ans dan Brooke
1airan Koloid @darahA Kristalid <lektrolit &(B?A ;lukosa Eormula <8ans 1 ml3kgBB3? luka bakar Q darah @Na1l 1 ml3kgBB3? luka bakar 2&&& ml glukosa Eormula Brooke &(, ml3kgBB3? luka bakar Q darah 1(, ml3kgBB3? luka bakar 2&&&& ml glukosa

26

!emantauan

2iuresis @P ,& ml3"amA

2iuresis @'&-,& ml3"amA

!ada hari pertama( separuh "umlah kebutuhan 9airan diberikan dalam delapan "am pertama( sisan.a diberikan dalam enam belas "am sisa) !ada hari kedua( diberikan separuh "umlah kebutuhan koloid @darahA dan larutan salin normal ditambah 2&&& ml glukosaH pemberian se9ara merata dalam 27 "am) 2asar pemberian produk darah adalah bah/a pada luka bakar di"umpai ine5isisensi peran hemoglobin dalam proses per5usi( disamping kehilangan energi .ang mempengaruhi proses metabolisme) Untuk itu( e5ekti5 diperlukan darah dan asupan energi @dalam bentuk glukosaA) :. Met,#e A#(an6e# T auma LiAe Su99, t -ATLS0 A0LS menerapkan pola pemberian 9airan kristaloid 2&&& ml untuk mengatasi s.ok pada kesempatan pertama) 0idak ada keterangan lebih lan"ut .ang men"elaskan alasan mengapa diberikan 2&&& mlH meski s.ok e5ekti5 dikoreksi dengan "umlah 9airan tersebut) Khusus pada luka bakar( direkomendasikan 2-7 ml3kg3luas luka bakar) Setelah penatalaksanaan AB1 traumatologi berdasarkan prioritas( A0LS men.usun panduan untuk meru"uk penderita ke pusat pela.anan luka bakar) D. Met,#e Lainnya Beberapa metode pemberian 9airan lain untuk luka bakar antara lain: Beberapa 9ara perhitungan 9airan dengan dasar kebutuhan 8olume adalah '&%& ml3kg3"am @S9h/artsA menggunakan 9airan kristaloid( dengan pemantauan produksi urin &(, ml3kg3"am) asih berkaitan dengan metode Ba6ter( terutama dalam bidang pediatrik( di beberapa sentrum dilakukan beberapa pen.esuaian dan modi5ikasi @0abel 'A #esusitasi menggunakan larutan salin hipertonik 2i beberapa literatur dibahas metode resusitasi menggunakan larutan salin hipertonik) Larutan salin .ang digunakan adalah Na1l '?( +?( dan %(,? @27&&
27

mJsmAH 9ara ker"an.a adalah menarik 9airan intrasel ke kompartemen intra8askuler @beker"a lambatA karena tonisitasn.a .ang tinggi) 0abel ') Berbagai protokol resusitasi untuk kasus pediatrik
Sentrum 1in9innati !erhitungan 8olume resusitasi 7 ml3kg3? BSA kebutuhan *aktu $ "am pertama $ "am kedua $ "am ketiga 27 "am pertama Larutan #L : ,& m<S Na41J' : 1,&& ml3m2 luas luka bakar #L #L : 12(+ albumin #L : 12(+ g albumin

;al8eston

,&&& ml3m2 luas luka bakar : 2&&& ml3m2 luas luka bakar

0erlepas dari metode mana .ang dipakai( pasien dengan dera"at luka bakar .ang berat harus diberikan regimen seban.ak 1& 993kgBB3"am pada 12 "am pertama( diikuti dengan , 993kgBB3"am pada 12 "am berikutn.a) Ke9ukupan akan 9airan ini dibuktikan dengan sedikitn.a 1 993kgBB3"am keluaran urin), 2engan tu"uan untuk melindungi gin"al( diperlukan peningkatan keluaran urin( dan ini dapat di9apai dengan menggunakan dopamin dosis rendah atau bahkan dengan manitol pada kasus dimana urin sangat pekat) Keluaran urin .ang ingin dipertahankan ialah 1-2 993kg3"am) Kerugian dari penggunaan dopamine dan manitol ialah mengaburkan tanda status 8olume pasien), Keluaran urin harus '&-,& 99 per "am pada penderita luka bakar .ang berhidrasi baik( dengan 5ungsi gin"al .ang normal) Bila keluaran urin rendah atau ada ketidakstabilan kardio8askuler pada pemberian 8olume intra8ena .ang tampakn.a 9ukup besar( maka pemasangan kateter termodilusi S/an-;an= untuk memantau tekanan "antung kiri dan kanan serta 9urah "antung merupakan tindakan .ang tepat) eskipun kateter ini dapat menimbulkan komplikasi 8askuler dan septik( namun man5aatn.a sering melebihi risiko penggunaan "angka pendek selama resisutasi a/al) #esusitasi pada anak membutuhkan perubahan parameter) #umus .ang sama dapat digunakan berdasarkan berat badan dalam kilogram dikalikan persentase 0BSA dari bagan seperti bagan Lund-Bo/er) Kebutuhan 9airan keseluruhan untuk 27 "am
28

pertama ' ml per kg persen 0BSA dan diberikan setengah pada $ "am pertama dan seperempat pada tiap $ "am berikutn.a) Natrium bikarbonat ditambahkan pada tiap liter #L) #esusitasi 9airan .ang 9ukup dapat diperiksa dengan memantau tanda-tanda 8ital dan keluaran urin) !ada anak dengan berat badan kurang dari atau sama dengan '& kg( keluaran urin harus tetap 1 ml3kgBB3"am) 2ari pen"elasan sebelumn.a( "elas diketahui bah/a tidak ada rumus .ang benar-benar tepat untuk semua pasien) 1ara terbaik untuk menentukan kebutuhan a/al 9airan pada penderita luka bakar adalah dengan menggunakan 2-7 ml per kg persen 0BSA) #entang ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemberian 9airan berdasarkan indeks per5usi) Kebutuhan akan resusitasi setelah 27 "am pertama ditentukan dengan melihat 5ungsi kardio8askuler dan pengeluaran urin) Selain itu( 9airan .ang diberikan untuk kedua kali harus menggantikan kehilangan protein dengan plasma beku segar dan albumin) Karena 8olume garam .ang diberikan pada tahap pertama resusitasi 9ukup besar( maka rumus !arkland dan odi5ikasi Brooke menghindari penggunaan 9airan garam .ang tidak mengandung protein pada 27 "am kedua) !ada rumus !arkland( koloid diberikan dalam "umlah %&&-2&&& ml dengan 2,*( untuk mempertahankan pengeluaran urin) !ada rumus odi5ikasi Brooke( kebutuhan koloid &('-&(, ml per kg per ?0BSA dengan 2,*) !ada keduan.a 8olume ini diberikan selam 2,-7$ "am) !ada masa pas9a resusitasi a/al( keluaran urin bukan pedoman .ang tepat untuk menentukan "umlah penggantian 9airan) 4al ini disebabkan oleh ken.ataan bah/a 9airan .ang diterima selama resusitasi a/al dan dikeluarkan sebagai kehilangan ruang ketiga akan hilang antara hari '-1& pas9a luka bakar) Untuk mengkompensasi mobilisasi 9airan ini( penderita luka bakar harus dibiarkan kehilangan berat tubuh 2-'? sampai di9apai berar sebelum luka bakar)) Kebutuhan 9airan dihitung berdasarkan penguapan dari luka bakar)

29

II.2.2.). SE:ONDAR= SURBE= DAN PEMERIKSAAN PENUN*AN' A. Peme i"&aan Ai&i" Untuk dapat meren9anakan dan menangani pasien dengan baik( beberapa pemeriksaan .ang harus dilakukan .aitu menentukan luas dan kedalaman luka bakar( memeriksa3mengetahui adakah 9edera ikutan pada pasien luka bakar( dan menimbang berat badan pasien sebagai langkah untuk mana"emen selan"utn.a) B. Peme i"&aan 9enun!an$ untu" 9en#e ita lu"a +a"a +e at 1) 2arah 2arah pasien diambil untuk pemeriksaan darah lengkap( golongan darah dan 9rossmat9h( kadar karboksihemoglobin( gula darah( dan elektrolit) 2arah arteri "uga diambil untuk analisa gas darah) 2) #adiologi !emeriksaan 5oto toraks bisa dilakukan se9ara seri beberapa kali bila diperlukan( sedangkan pemeriksaan radiologi lain dilakukan bila di9urigai adan.a 9edera ikutan) :. Lu"a +a"a melin$"a 9a#a e"&t emita& Untuk men"amin sirkulasi peri5er( langkah .ang dapat dilakukan di antaran.a: 1) Lepaskan seluruh perhiasan pasien 2) Nilai keadaan sirkulasi distal( apakah ada sianosis( berkurangn.a pengisian kapiler( atau gangguan neurologisn.ang progresi5 @seperti parestesia dan n.eri dalamA) !emeriksaan den.ut nadi peri5er pada penderita luka bakar lebih baik dilakukan dengan 2oppler ultrasoni9 5lo/meter) ') Bila ada gangguan sirkulasi pada luka bakar ekstremitas .ang melingkar segera konsultasi ke ahli bedah untuk dilakukan eskarotomi( tetapi tindakan eskarotomi biasan.a belum diperlukan pada + "am pertama luka bakar)
30

7) Eas9iotomi kadang perlu dilakukan( misaln.a untuk memperbaiki sirkulasi penderita luka bakar dengan 5raktur( 9rush in"ur.( trauma listrik tegangan tinggi( atau luka bakar .ang mengenai "aringan di ba/ah 5as9ia) D. Pema&an$an 9i9a lam+un$ !emasangan pipa lambung dan dihubungkan dengan alat penghisap bila pasien mengalami mual( muntah( distensi lambung @perut kembungA( atau luas luka bakar lebih dari 2&? permukaan tubuh) E. O+at na ",ti"a5 anal$e&i"5 #an &e#atiA !asien luka bakar berat sering gelisah .ang disebabkan oleh hipoksemia dan hipo8olemia( bukan oleh rasa n.eri) !emberian oksigen dan resusitasi 9airan akan memberikan respons .ang lebih memuaskan dibandingkan dengan pemberian analgesik narkotik ataupun sedati5 .ang malah dapat mengaburkan tanda-tanda ter"adin.a hipoksemia dan hipo8olemia) Bila memang diperlukan narkotik( analgesik( dan sedati5 sebaikn.a diberikan dalam dosis ke9il( diulang( dan han.a diberikan se9ara intra8ena F. Pe awatan lu"a Karena luka bakar dera"at II terasa n.eri han.a dengan aliran udara ruangan ke atas luka( maka menutup luka dengan kain bersih dapat mengurangi n.eri) !ada kasus terdapat bula .ang men.ertai( bula tidak boleh dipe9ahkan Jika ada bula( "angan dipe9ahkan karena merupakan pelindung sementara sebelum dilakukan pera/atan luka .ang memadai) Jbat-obat .ang sebelumn.a diberikan pada luka harus dibersihkan dahulu sebelum memberikan antibakteri topikal) Kompres dingin pada luka bakar dapat men.ebabkan hipotermia apalagi pada pasien dengan luka bakar .ang luas) '. Anti+i,ti"a !emberian antibiotika pro5ilaksis tidak dian"urkan pada luka bakar .ang baru ter"adi) Antibiotika ditu"ukan untuk terapi bila ter"adi in5eksi)

31

Bersama dengan terapi untuk menghindari komplikasi perpindahan 9airan( pera/atan harus tetap diarahkan untuk mempertahankan luka bakar dalam keadaan optimal( seperti dengan mempersiapkan luka bakar untuk ditutup dan menghindarkan risiko sepsis) Antibiotika sistemik tidak e5ekti5 pada luka bakar .ang dalam karena a8askularisasi eskarH "adi terapi antimikroba topikal men"adi terapi .ang dipilih) Ada beberapa "enis terapi antimikroba topikal untuk menghindari pertumbuhan bakteri .ang berlebihan pada luka bakar) 2e/asa ini( penggunaan krim perak nitrat( ma5enid asetat( dan perak sul5adia=in se9ara luas telah digunakan) ;. Tetanu& Status imunisasi tetanus perlu ditan.akan pada pasien untuk menentukan perlu tidakn.a pemberian antitetanus) asing-masing agen tersebut mempun.ai keuntungan dan kekurangan spesi5ik bila dioleskan se9ara topikal pada luka bakar)+

32

BAB III PEMBA;ASAN KASUS

Seorang anak laki laki berumur 12 tahun( alamat kota "ambi masuk rumah sakit dengan keluhan luka bakar pada sebagian tubuh) 2ari anamnesa didapatkan Lebih kurang ' "am sebelum masuk I;2 #S Abdul teko .ang diba/an.a setelah terperosok) !ada pemeriksaan 5isik didapatkan pasien tampak sakit( pernapasan 2+63menit @dalam kisaran normalA( tidak ada kesulitan bernapas dan stridor( serta tidak terdapat luka bakar di area dekat saluran pernapasan @termasuk muka dan leherA) 4al ini menandakan airway pada pasien ini aman) "reathing pasien ini "uga amanH pada pemeriksaan 5isik se9ara umum tidak terdapat tanda-tanda pen.umbatan "alan napas dan se9ara khusus( luka bakar han.a ter"adi di thoraks posterior @tidak di lateral dan anteriorA dan tidak mengganggu pergerakan dinding dada) (irculation pada pasien ini amanH pada pemeriksaan 5isik didapatkan tekanan darah dan nadi anap( penderita mengalami luka bakar pada punggung( perut( dan kaki kanann.a akibat tersiram air panas dari

33

dalam batas kompensasi .ang normal) 0idak didapatkan anemis dan tanda-tanda perdarahan masi5 ataupun hipo8olemik pas9atrauma) 2ari hasil sur8e. sekunder( pemeriksaan 5isik status lokalis didapatkan luka bakar pada punggung 7?( abdomen +?( ekstremitas in5erior dekstra ,?( sehingga total luka bakar 1,?) Luka bakar pada pasien ini tampak basah( kemerahan( pu9at( dan bula @:A( n.eri @:A menun"ukkan bah/a luka bakar .ang dialami pasien ini merupakan luka bakar dera"at II) 2engan demikian pasien ini didiagnosa dengan luka bakar @air panasA dera"at II 1,?) 2iketahui bah/a pasien ini datang ' "am setelah tersiram air panas dengan sur'ey primer tanpa adan.a tanda-tanda gangguan airway( &reathing maupun circulation) eskipun tidak mengalami gangguan sirkulasi( namun pada luka bakar tubuh dapat kehilangan 9airan akibat peningkatan di5usi 9airan melalui kulit @e'aporati'e heat lossA .ang dapat men9apai 1& kali lipat dikarenakan hilangn.a lapisan korneum kulit .ang mengandung kolesterol sebagai barier) Jleh karena itu pada pasien ini perlu diberikan resusitasi 9airan) etode resusitasi 9airan .ang sering dipakai ialah metode resusitasi menurut Ba6ter dengan menggunakan ringer laktat) !ada hari pertama "umlah 9airan .ang diberikan .akni sebesar 76 luas luka bakar @1,?A 6 berat badan @'& KgA sehingga diperoleh 1$&& 99( dimana setengah "umlah 9airan akan diberikan dalam $ "am pertama( dan setengahn.a lagi dalam 1+ "am berikutn.a) !asien ini datang ' "am setelah tersiram air panas( oleh karena itu diberikan 9airan #L melalui 1 ID line dengan "umlah tetes seban.ak 7, tetes per menit @untuk menginput 9airan B&& 99 dalam , "am sisaA) Kateter urine dipasang untuk memantau urine output pasien( apabila diuresis pasien men9apai &(,-1 993 KgBB3 "am maka menun"ukkan bah/a 5ungsi sirkulasi dalam kondisi baik dan 9airan selan"utn.a diberikan untuk maintenance) 2ari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan darah rutin dan kimia darah dalam batas normal) eskipun demikian( keadaan luka .ang terbuka dan kerusakan "aringan luka bakar merupakan predisposisi untuk ter"adin.a in5eksi sehingga pemeriksaan darah rutin @terutama untuk menilai adan.a leukositosisA di ruang
34

pera/atan diperlukan untuk menge8aluasi adan.a tanda laboratoris ter"adin.a in5eksi) Selain itu pemeriksaan kimia darah untuk menilai kehilangan protein @albuminA pada pasien ini "uga diperlukan untuk mengetahui status nutrisi pasien serta prognosis pen.embuhan luka) Sebagai tindakan proteksi terhadap in5eksi( pada pasien ini diberikan antibiotik spektrum luas) Untuk mengurangi rasa n.eri pada pasien ini( diberikan analgetik in"eksi melalui ID line .ang terpasang) !asien dira/at dengan pemberian salep meibo .ang ber5ungsi untuk memper9epat proses pen.embuhan luka) !rognosis pasien ini adalah Suo ad 8itam dan Suo ad 5un9tionam n.a adalah bonam)

DAFTAR PUSTAKA

1) 2) ')
4.

Kie

A)

2&1&)

Luka

Bakar)

@JnlineA(

@http:33///)s9ribd)9om3do93

,&+72B&'3Luka-Bakar( diakses 1& Agustus 2&11A Na"id NN) 2&1&) !enanganan Komplikasi Luka Bakar) Jakarta: EK 0risakti( hlm: 2-') Latie5 SA( Sur.adi KA( 2a9hlan Jagminas L) "urn #) 2&&2) !etun"uk !raktis Anestesiologi) Bagian Anestesiologi dan 0erapi Intensi5: EKUI( hlm: 7 anagement) @JnlineA( http:33///)springerlink)9om3 9ontent3 anagement o5 Burn !atients) @JnlineA( "$n7'%71k%%%%'2&35ullte6t)pd5( diakses 12 Agustus 2&11A ,) Ama.a ;) 2&&B) Anestheti9 @http:33r9rm9ar)org3home3images3stories3#1# 1MA#3#<S<A#143!astM!ro"e9ts3Ama.aMSe nior!aper)pd5( diakses B Agustus 2&11A( hlm 1-$)
35

+) %) $) B)

Sabiston) 1BB,) Buku A"ar Bedah Bagian 1) Jakarta: <;1( hlm:1,2-,B organ <( Serikat: ikhail ( urra. ) 2&&1)1lini9al Anesthesiolog.) Amerika 9;ra/-4ill3Appleton T Lange( hlm: $%&-$%'

Barash !( 1ullen( Bru9e E( dkk) 2&&B) 1lini9al Anesthesia) !hiladelphia: Lippin9ott *illiams T *ilkins( hlm: B&B) et=enbat9her B( Jr/in J) Anesthesia Eor Burns and 0hermal In"uries) @JnlineA( @http:33 ///)hamot)org3M5iles39Ms9hoolAnesthesiaMnM9lass<69erpts3 ( Ad8an9edMAnesthesiaMNursingMIIM!resentations3AANIIM et=enba9her)ppt diakses B Agustus 2&11A

1&) #obert 4) 2emling( 2eSanti L)

anaging 0he Burn *ound) Brigham and edi9al S9hool( Boston

*omenOs 4ospital( Burn 1enter( 4ar8ard

11) Ameri9an 1ollege o5 Surgeon) 2&&7) Ad8an9ed 0rauma Li5e Support Eor 2o9tors) Amerika Serikat: Ameri9an 1ollege o5 Surgeon( hlm: 2,+-+2 12) a9Lennan( 4eimba9h( dkk) 1BB$) Anesthesia Eor a"or 0hermal In"ur.) Amerika Serikat: Journal o5 Ameri9an So9iet. o5 Anesthesiologists( hlm: %+1-+7)

36

Anda mungkin juga menyukai