Anda di halaman 1dari 12

LAMINEKTOMI

A. 1. 2. ". Pengertian Fraktur/patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Fraktur lumbal adalah fraktur atau patah tulang yang terjadi pada area vertebra lumbalis (L1-L !. Laminektomi adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran dan atau pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki luka pada spinal. #. lamina (Long$ 1%%&!. . Laminektomi adalah memperbaiki satu atau lebih vertebra$ osteophytis dan 'ernia nodus pulposus ((onna$ 1%% !. B. Etiologi )iasanya merupakan fraktur kompresi karena trauma indirek dari atas dan dari bawah$ dapat menimbulkan fraktur stabil atau tidak stabil. *rauma adalah penyebab yang paling banyak menyebabkan +edera pada tulang belakang. C. Patofisiologi ,edera medulla spinalis paling sering terjadi karena trauma/+edera pada vertebra. -danya kompresi tulang menyebabkan diskontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan lumbal serta dapat merusak system saraf otonom (saraf parasimpatis!. .ada area kornu lateralis medulla spinalis bagian sa+ral yang erat kaitannya dengan status miksi dan defekasi. /ompresi juga dapat merusak fleksus saraf utama terutama F. lumbalis yang tergabung dalam fleksus lumbosakralis yang berpengaruh pada persarafan ekstrimitas bawah. (apat dijelaskan se+ara terin+i0 1. 2. 1araf lumbal 2 dan 22 membentuk nervus genitor femoralis yang mensyarafi kulit daerah genetalia dan paha atas bagian medial. 1araf lumbal 22 - 23 bagian dorsal membentuk nervus femoralis mensarafi muskulus 4uadri+eps femoralis lateralis yang mensyarafi kulit paha lateralis. Laminektomi adalah pengangkatan sebagian dari diskus

". #.

1araf lumbal 23 - sa+ral 222 bagian ventral membentuk nervus tibialis. 1araf lumbal 23- sa+ral 22 bagian dorsal bersatu menjadi nervus perokus atau fibula komunis.

D.

Manifestasi 1e+ara klinis pasien mengeluh nyeri pinggang bawah dan sangat hebat$ mendadak sebelah gerakan fleksi dan adanya spasme otot para vertebrata. *erdapat nyeri tekan yang jelas pada tingkat prolapsus diskus bila dipalpasi. *erdapat nyeri pada daerah +edera$ hilang mobilitas sebagian atau total atau hilang sensasi di sebelah bawah dari tempat +edera dan adanya pembengkakan$ memar disekitar fraktur jauh lebih mendukung bila ada deformitas (gibbs! dapat berupa angulasi (perlengkungan!. )erubahnya kesegarisan atau tonjolan abnormalitas dari prosesus spinalis dapat menyarankan adanya lesi tersembunyi. Lesi radiks dapat ditandai dengan adanya defi+it sensorik dan motorik segmental dalam distribusi saraf tepi$ perlu diperiksa keadaan neurologist serta kemampuan miksi dan defekasi seperti adanya inkontinensia uri et alvi paresthesia. 1elama 2# jam pertama setelh trauma$ suatu lesi partikel dari medulla spinalis dimanifestasikan paling sedikit dengan masih berfungsinya daerah sa+ral sensori perianal dan suatu aktifitas motorik volunteer fleksor kaki.

E. 1. 2. ". #. . &. 7. 8. %. 19.

Komplikasi /emampuan komplikasi yang dapat terjadi diantaranya0 5yeri pada jangka lama 1pasme otot 6angguan miksi dan defekasi (isfungsi pernafasan (isfungsi seksual 'iterotopie ossifi+ation .ysiologi+al +ounseling (ekubitus (eformitas 21/ 2leus paralitik.

F.

Pemeriksaan Penun ang 1. :ontgen. .emeriksaan dengan sinar ; atau fluoroskopik dari kolumna vertebralis dan ekstrimitas dapat membantu menegakkan diagnosa awal. 2. Laminografi atau tomografi terkomputerisasi. (apat memperlihatkan lesi tulang yang tersembunyi terutama di kanalis spinalis ". ,t 1+an atau <:2. <erupakan satu-satunya +ara untuk menunjukkan apakah ada fraktur vertebra mengan+am akan menekan medula spinalis.

!. 1. 2. ".

Penatalaksanaan )ila tidak ada keluhan neurologik0 2stirahat di tempat tidur0 terlentang dengan dasar keras$ posisi defleksi "-# minggu )eri analgetik bila nyeri .ada fraktur stabil$ setelah "-# minggu kalau tidak merasa sakit lagi$ latih otot-otot punggung 1-2 minggu$ kemudian mobilisasi$ belajar duduk jalan dan bila tidak ada apa-apa klien boleh pulang. .ada fraktur yang tidak stabil ditunggu &-8 minggu. )ila kelainan neurologik didapatkan0 =ika dalam observasi membaik$ tergantung dari stabil/tidak$ tindakan seperti pada fraktur tanpa kelainan neurologik. =ika dalam observasi keadaan memburuk$ maka harus segera dilakukan operasi dekompresi$ sama halnya bila kelainan karena kompresi fraktur. *ekanan dihilangkan dengan operasi misalnya laminektomi. /emudian dibantu dari luar misalnya dengan gips broek$ gips korset$ jaket minerva$ tergantung dari tempat fraktur. .ada pemasangan gips korset0 harus meliputi sampai manubrium sterni$ simpisis daerah fraktur dan di bawah ujung skapula.

CEDE"A T#LAN! BELAKAN!


> Definisi ,edera tulang belakang merupakan kelainan yang pada masa kini lebih banyak memberikan tantangan karena perubahan dan pola trauma serta kemajuan di bidang penatalaksanaannya. ,edera tulang belakang terjadi akibat patah tulang belakang dan terbanyak mengenai daerah servikal dan lumbal. > Etiologi ,edera tulang belakang terjadi sebagai akibat 0 1. jatuh dari ketinggian$ misal pohon kelapa$ ke+elakaan ditempat kerja. 2. ke+elakaan lalu lintas ". ke+elakaan olah raga +edera terjadi akibat hiperfleksi$ hiperekstensi$ kompresi atau rotasi tulang belakang. (idaerah torakal tidak banyak terjadi karena terlindung oleh struktur torak. Fraktur dapat berupa patah tulang sederhana$ kompresi$ kominutif$ dan dislokasi$ sedangkan kerusakan sumsum tulang belakang dapat berupa memar$ kontusio$ kerusakan melintang$ laserasi dengan atau tanpa gangguan peredaran darah$ atau perdarahan. /elainan sekunder pada sumsum tulang belakang dapat disebabkan oleh hipoksemia dan iskemia. 2skemia disebabkan hipotensi$ udem$ atau kompresi. .erlu disadari bahwa kerusakan pada sumsum tulang belakang merupakan kerusakan yang permanent karena tidak akan terjadi regenerasi dari jaringan saraf. .ada fase awal setelah trauma tidak dapat dipastikan apakah gangguan fungsi disebabkan oleh kerusakan sebenarnya dari jaringan saraf atau disebabkan oleh tekanan$ memar atau udem. > Manifestasi klinik 6ambaran klinik bergantung pada lokasi dan besarnya kerusakan yang terjadi. /erusakan melintang manifestasinya 0 hilangnya fungsi motorik maupun sensorik kaudal dari tempat kerusakan di sertai syok spinal. 1yok spinal terjadi pada kerusakan

mendadak sumsum tulang belakang karena hilangnya rangsang dari pusat. (itandai dengan0 1. /elumpuhan flasid 2. anesthesia ". arefleksi #. 'ilangnya prespirasi . 6angguan fungsi re+tum dan kandung kemih &. .riapismus 7. bradikardi dan hipotensi. 1etelah syok spinal pulih kembali$ akan terdapat hiperrefleksi. *erlihat pula tanda gangguan fungsi autonom$ berupa kulit kering karena tidak berkeringat dan hipotensi ortostatik serta gangguan kandung kemih dan gangguan defekasi. 1indrom sumsum belakang bagian depan menunjukkan kelumpuhan otot lurik dibawah tempat kerusakan disertai hilangnya rasa nyeri dan suhu pada kedua sisinya$ sedangkan rasa raba dan posisi tidak terganggu. ,edera sumsum belakang sentral jarang ditemukan. /eadaan ini pada umumnya terjadi akibat +edera didaerah servikal dan disebabkan oleh hiperekstensi mendadak sehingga sumsum belakang terdesak dari dorsal oleh ligamentum flavum yang terlipat. <anifestasinya berupa tetraparese parsial. 6angguan pada ekstermitas bawah lebih ringan daripada ekstremitas atas$ sedangkan daerah perianal tidak terganggu. Sindrom Brown-Sequard disebabkan oleh kerusakan separu lateral sumsum tulang belakang. 6ejala klinik berupa gangguan motorik dan hilangnya rasa vibrasi dan posisi ipsilateral? di kontralateral terdapat gangguan rasa nyeri dan suhu. /erusakan tulang belakang setinggi vertebra L1-L2 mengakibatkan anesthesia perianal$ gangguan fungsi defekasi$ miksi$ impotensi serta hilangnya refleks anal dan refleks bulbokavernosa. 1indrom ini disebut sindrom konus medularis. Sindrom kauda equine disebabkan oleh kompresi pada radiks lumbo sa+ral setinggi ujung konus medularis dan menyebabkan kelumpuhan dan anesthesia di daerah lumbosakral yang mirip dengan sindrom konus medularis. > Pen$ega%an &an penatalaksanaan ,edera tulang belakang bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap berupa kelumpuhan yang permanent.

/elumpuhan yang terjadi mempunyai dampak perawatan yang rumit dan memerlukan banyak peralatan. -da dua tujuan utama penanganan +edera tulang belakang0 1. *er+apainya tulang belakang yang stabil serta tidak nyeri 2. <en+egah terjadinya jejas lintang sumsum tulang belakang sekunder. *indakan yang dilakukan untuk penanganan +edera tulang belakang 0 1. Lakukan imobilisasi di tempat kejadian (dasar papan!. 2. @ptimalisasi faal -),0 jalan nafas$ pernafasan dan peredaran darah. ". .enanganan kelainan yang lebih urgen (pneumotorakAA! #. .emeriksaan neurologik untuk menentukan tempat lesi . .emeriksaan radiologik (kadang diperlukan! &. *indak bedah (dekompresi$ reposisi atau stabilisasi! 7. .en+egahan penyulit 2leus paralitik B sonde lambung .enyulit kelumpuhan kandung kemih .neumoni (ekubitus

'.

Diagnosa Kepera(atan Pre operasi 1. 5yeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik 2. ,emas berhubungan dengan krisis situasional Intra operasi ". 5yeri akut berhubungan dengan proses pembedahan #. /erusakan intergritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik. . :esiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif &. ./0 perdarahan 7. ./0 syok .ost operasi 8. :esiko aspirasi dengan faktor resiko penurunan kesadaran %. :esiko +edera posisi perioperatif dengan faktor resiko gangguan persepsi sensori karena anestesi. 19. :esiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif 11. /urang pengetahuan tentang perawatan post operatif berhubungan dengan kurangnya paparan informasi

"ENCANA KEPE"A)ATAN
1. DX. KEPERAWATAN: NYERI
AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI KIMIA (PROSES KANKER, DISKONTINUITAS JARINGAN) NOC &an in&ikator NIC &an aktifitas

"asional

5@,0 /ontrol nyeri$ setelah dilkukan perawatan selama "C2# jam nyeri ps berkurang dg0 2ndikator0 <enggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri .s menyatakan nyeri berkurang .s mampu istirahan/tidur <enggunakan tekhnik non farmakologi

52,0 a. <anajement nyeri -ktifitas0 untuk menentukan 1. Lakukan penilaian 1. intervensi yang sesuai dan terhadap nyeri$ lokasi$ keefektifan dari therapi yang karakteristik dan faktor-faktor diberikan yang dapat menambah nyeri 2. <embantu dalam 2. -mati isyarat non verbal mengidentifikasi derajat tentang kegelisaan ketidaknyamnan ". Fasilitasi linkungan ". <eningkatkan nyaman kenyamanan #. )erikan obat anti sakit #. <engurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri . )antu pasien menemukan . .eninggin lengan posisi nyaman menyebabkan pasie rileks &. -jarkan penggunaan <eningkatkan relaksasi tehnik tanpa pengobatan (+t0 &. dan membantu untuk relaksasi$ distraksi$ massage$ menfokuskan perhatian shg guidet imageri! dapat meningkatkan sumber +oping 7. *ekan dada saat latihan 7. <emudahkan partisipasi batuk pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman b. /elola analgetik *entukan lokasi$ karaketristik$ kualitas +. *erapi relaksasi d. <anajemen lingkungan -

2.

DX. KEPERAWATAN: NOC &an in&ikator

CEMAS B.D

STATUS KESEHATAN NIC &an aktifitas

"asional

5@,0 kontrol ke+emasan dan +oping$ setelah dilakukan perawatan selama 2C2# jam +emas ps hilang atau berkurang dg0 2ndikator0 .s mampu0 <engungkapkan +ara mengatasi +emas

52,0 .enurunan ke+emasan -ktifitas0 1. )ina 'ub. 1aling per+aya 2. Libatkan keluarga ". =elaskan semua .rosedur

1. 2. ".

#.

'argai pengetahuan ps tentang penyakitnya

<empermudah intervensi <engurangi ke+emasan <embantu ps dlam meningkatkan pengetahuan tentang status kes dan meningkatkan kontrol ke+emasan #. <erasa dihargai . (ukungan akan

<ampu menggunakan +oping (apat tidur <engungkapkan tidak ada penyebab fisik yang dapat menyebabkn +emas

)antu ps untuk mengefektifkan sumber support )erikan reinfo+ement untuk menggunakan 1umber ,oping yang efektif

&.

memberikan keyakinan thdp peryataan harapan untuk sembuh/masa depan &. .enggunaan 1trategi adaptasi se+ara bertahap ( dari mekanisme pertahan$ +oping$ samapi strategi penguasaan! membantu ps +epat mengadaptasi ke+emsan
DENGAN AGEN INJURI

3.

DX. KEPERAWATAN: NYERI AKUT BERHUBUNGAN KIMIA (PROSES KANKER, DISKONTINUITAS JARINGAN)
NOC &an in&ikator NIC &an aktifitas 52,0 a. <anajement nyeri -ktifitas0 1. Lakukan penilaian terhadap nyeri$ lokasi$ karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri 2. -mati isyarat non verbal tentang kegelisaan ". Fasilitasi linkungan nyaman #. )erikan obat anti sakit . &. )antu pasien menemukan posisi nyaman

"asional

5@,0 /ontrol nyeri$ setelah dilkukan perawatan selama "C2# jam nyeri ps berkurang dg0 2ndikator0 <enggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri .s menyatakan nyeri berkurang .s mampu istirahan/tidur <enggunakan tekhnik non farmakologi

1.

untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari therapi yang diberikan 2. <embantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan ". <eningkatkan kenyamanan #. <engurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri . .eninggin lengan menyebabkan pasie rileks &. <eningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian shg dapat meningkatkan sumber +oping 7. <emudahkan partisipasi pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman

-jarkan penggunaan tehnik tanpa pengobatan (+t0 relaksasi$ distraksi$ massage$ guidet imageri! 7. *ekan dada saat latihan batuk b. /elola analgetik *entukan lokasi$ karaketristik$ kualitas +. *erapi relaksasi d. <anajemen lingkungan

4.

DIAGNOSA

KEPERAWATAN:

RISIKO

IN EKSI BD INDEKUAT PERTAHANAN

PRIMER ATAU IMONOSUPRESI 5@, dan indikator 52, dan aktifitas

:asional

5@,0 /ontrol infeksi dan kontrol resiko$ setelah diberikan perawatan selama "C2# jam tidak terjadi infeksi sekunder dg0 2ndikator0 )ebas dari tanda-tanda infeksi -ngka leukosit normal .s mengatakan tahu tentang tanda-tanda infeksi

52,0 .erawatan payudara/ luka -ktifitas0 1. -mati luka dari tanda2 infeksi 2. Lakukan perawatan payudara dengan tehnik asepti+ dan gunakan kassa steril untuk merawat dan menutup luka ". -njurkan pada ps utnuk melaporkan dan mengenali tanda-tanda infeksi #. /elola th/ sesuai program 52,0 /ontrol infeksi -ktifitas0 1. )atasi pengunjung 2. ,u+i tangan sebelum dan sesudah merawat ps ". *ingkatkan masukan giDi yang +ukup #. -njurkan istirahat +ukup . .astikan penanganan asepti+ daerah 23 &. )erikan .E5-/E1 tentang risk infeksi

1. 2.

.enanda proses infeksi <enghindari infeksi

". #.

<en+egah infeksi <emper+epat penyembuhan

1.

<en+egah sekunder 2. <en+egah 25@1 ". tubuh #.

infeksi

<eningkatkan daya tahan

<embantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi . <en+egah tjdnya infeksi &. <eningkatkan pengetahuan ps

!.

DX.

KEPERAWATAN:

PK: PERDARAHAN
52, dan aktifitas :asional

5@, dan indikator 5@,0 .erdarahan berhenti$ setelah dilakukan perawatan selama #C2# jam perawat mampu menghentikan perdarahan dg 2ndikataor0 Luka sembuh kering$ bebas pus$ tidak meluas. ') tidak kurang dari 19 gr F

52,0 .en+egahan sirkulasi -ktifitas0 1. Lakukan penilaian menyeluruh tentang sirkulasi? +ek nadi$ edema$ pengisian kapiler$ dan perdarahan di saat merawat mamae 2. Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa steril dan tutuplah dengan tehnik asepti+ basah-basah ". /elola th/sesuai order 1. .enanda gangguan sirkulasi darah dan antisipasi kekurangan ')

2.

<enghentikan perdarahan dan menghindari perluasan luka

".

(iberikan se+ara profilaksis atau untuk menghentikn perdarahan

".

DX.

KEPERAWATAN:

PK:

SYOK

5@, dan indikator .erawat menangani dan meminimalkan terjadinnya syok 1.

52, dan aktifitas .antau pemasukan dan pengeluaran +airan 2. .antau tanda dan gejala syok seperti peningkatan nadi disertai *( atau sedikitnya menurun$ peningkatan ::$ sianosis$ penurunan .a@2 ". .antau tempat pembedahan terhadap perdarahan

:asional (eteksi dini dapat membantu menentukan intervensi segera

(apat mendeteksi komplikasi dini

LAPO"AN PENDA'#L#AN A*#'AN KEPE"A)ATAN PADA PA*IEN DEN!AN LAMINEKTOMI DI IB* "#MA' *AKIT D" *A"D+ITO

OLE' *ri *ugesti )i&ianingsi% ,-./0120-.EIK.,,-2-

K#LIA' P"OFE*I P"O!"AM *T#DI ILM# KEPE"A)ATAN FAK#LTA* KEDOKTE"AN #NI3E"*ITA* !AD+A' MADA 4O!4AKA"TA 1,,2

Anda mungkin juga menyukai