Anda di halaman 1dari 3

Kemungkinan penyebab OHIS buruk pada OS meskipun menyikat gigi 2 kali sehari tiap pagi dan sore setelah

mandi kebiasaan merokok sejak usia 15 tahun Periodontitis Kronis adalah hasil respon host terhadap aggregasi bakteri pada permukaan gigi. Hasil dari respon ini berupa destruksi ireversibel dari connective tissue attachment, yang menyebabkan pembentukan poket periodontal bahkan sampai kehilangan tulang alveolar (loss of alveolar bone). Periodontitis kronis dapat terjadi akibat adanya akumulasi plak dan kalkulus yang merupakan faktor lokal penyakit periodontal ini. Periodontitis ini akan meningkat jika terdapat faktor lain seperti sistemik dan/atau faktor lingkungan. Faktor sistemik antara lain penyakit Diabetes Melitus, adanya infeksi HIV. Sedangkan faktor lingkungan dapat berupa kebiasaan merokok, atau karena stress. Dalam kaitannya dengan skenario 3 ini, diketahui bahwa OS memiliki kebiasaan merokok sejak usia 15 tahun. Kebiasaan ini dapat memengaruhi oral hygiene OS, yang mana dalam skenario telah disebutkan bahwa OHIS OS adalah 4,50 (poor). Sekarang, merokok dikenal sebagai penyebab utama kematian dan timbulnya suatu penyakit. Namun sekarang ini telah banyak populasi orang dewasa yang merokok. Ratusan kandungan yang berbeda telah diidentifikasi pada rokok tembakau dan dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan kerugian pada kesehatan. Beberapa kandungan ini bersifat karsinogenik, dan merokok telah menjadi etiologi oral neoplasia. Selain itu kandungan yang terdapat pada rokok tembakau adalah alkaloid nikotin. Nikotin ini akan menyerap dengan cepat masuk ke dalam aliran darah, highly lipid soluble, dan dapat berpenetrasi ke dalam membran sel. Nikotin dapat bereaksi pada hampir semua organ tubuh. Selama 10 tahun terakhir, dokter gigi dan dental researchers menjadi lebih aware terhadap peran dari kebiasaan merokok terhadap incidence dan severity penyakit periodontal. Terdapat pula analisis yang menyatakan bahwa antara kebiasaan merokok dan penyakit periodontal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, oral hygiene, jenis kelamin dan status sosioekonomi. Pernyataan mengenai perokok memiliki lebih banyak plak daripada yang bukan perokok, belum sepenuhnya benar, akan tetapi studi terakhir menyatakan bahwa oral hygiene pada perokok lebih rendah daripada yang bukan perokok. Kebiasaan menyikat gigi telah menjadi tanda kebersihan mulut, orang yang menyikat gigi secara teratur memiliki plak yang kurang daripada mereka yang menyikat dengan tidak teratur atau kadang-kadang. Konsentrasi kalsium pada dental plak perokok lebih tinggi daripada yang bukan perokok. Merokok dan inflamasi gingival Inflamasi gingiva berkembang melalui beberapa fase, dan akhirnya dapat menjadi periodontitis. Pada tahap initial lesion terjadi dilatasi kapiler dan aliran darah meningkat. Pada early lesion, infiltrasi inflamatory meningkat yang secara klinis dapat menyebabkan gingival enlargement. Fase ini diikuti dengan perubahan populasi sel di mana jumlah limfosit dan makrofag meningkat. Developed lesion terjadi sebagai konsekuensi persistensi dari dental plak, ketika beberapa bakteri mulai berpenetrasi masuk ke jaringan host. Peningkatan jumlah dari sel pada inflamasi kronis diikuti

dengan hilangnya kolagen pada connective tissue. Namun, pada tahap ini, belum terjadi kehilangan perlekatan tulang atau perlekatan jaringan ikat. Merokok, biasanya tidak menimbulkan kesan perubahan gingival. Perokok berat mungkin saja mengalami diskolorasi di mana gingivanya berwarna abu-abu dan mengalami hiperkeratosis gingival karena peningkatan jumlah sel keratinized. Perubahan pada epitelium menjelaskan keratotik, hiperkeratotik, dan hiperplastik. Merokok dan perdarahan gingival(gingival bleeding) Bleeding pada gingival margin merupakan gejala awal dari gingivitis, dan gingival Bleeding On Probing (BOP) telah meluas penggunaannya dalam pemeriksaan klinis untuk mengidentifikasi lesi aktif pada penyakit periodontal. Meskipun merokok dikenal menyebabkan vasokonstriksi periferal, pada beberapa subjek didahului oleh vasodilatasi. Namun ini tergantung dari derajat inhalasi rokok tembakau dan kecepatan penyerapan nikotin. Nikotin dari rokok menstimulasi simpatik ganglia untuk memproduksi neurotransmitter. Ini mempengaruhi alfa-reseptor pada pembuluh darah yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi pada pembuluh darah perifer disebabkan oleh merokok dapat berefek pada jaringan periodontal, sebagaimana perokok memiliki tanda-tanda gingivitis yang kurang jelas dan tandatanda klinis inflamasi gingiva seperti kemerahan, perdarahan, dan eksudasi yang tidak terlihat pada perokok. Vasokonstriksi ini mungkin saja menurunkan aliran darah gingival, dan mungkin juga sisebabkan oleh keratinisasi yang lebih berat pada gingival perokok. Merokok dan Mikroorganisme oral Merokok dapat mengakibatkan menurunnya potensial redoks yang menyebabkan meningkatnya bakteri plak anaerobik dan meningkatkan proporsi bakteri gram positive hingga gram negatif dalam 3 hari. Pembentukan kalkulus Perokok memiliki kalkulus yang lebih banyak daripada yang bukan perokok, tetapi efek dari merokok tidak bergantung pada jumlah kalkulus yang ada. Pembentukan kalkulus pada perokok lebih banyak disebabkan karena peningkatan laju aliran saliva. Terjadi peningkatan konsentrasi kalsium pada fresh saliva perokok selama merokok. Kalsium fosfat ditemukan pada kalkulus supragingival. Merokok dan penyakit periodontal Periodontitis didefinisikan sebagai penyakit inflamatory yang terjadi pada jaringan penyangga gigi disebabkan oleh mikroorganisme spesifik yang meninmbulkan kerusakan progresif pada membran periodontal dan tulang alveolar, dengan pembentukan poket dan resesi gingival. Beberapa studi menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perubahan mikrobiologikal pada jaringan periodontal dengan kebiasaan merokok. Bakteri yang berperan di dalamnya antara lain Porphyromonas gingivalis, Actinomyces actinomycetemcomitans, Prevotella intermedia, Tanarela forsythensis, T. denticola.

Perokok memiliki kedalaman probing dan kehilangan tulang yang lebih besar daripada yang bukan perokok, dan juga mengalami mobilitas gigi Merokok dan host reponse Nikotin dapat menyebabkan vasokonstriksi dan penurunan aktivitas pilomorf dan makrofag. Jumlah neutrofil dalam darah perifer juga meningkat karena penggunaan tembakau, dan mereka bermigrasi melalui dinding kapiler. PMN adalah fagosit yang paling banyak ditemukan pada inflamasi akut, dan berperan penting dalam mempertahankan jaringan marginal periodontal terhadap invasi bakteri. GCF pada epitelium junctional meningkat ketika terjadi inflamasi gingival. Cairan ini berisi leukosit dan protein plasma dan berperan dalam pertahanan jaringan gingival melawan bakteri. Pada perokok aliran dari GCF ini berkurang, sehingga gingivalnya mengalami kemerahan, terjadilah bleeding pada margin gingivalnya Merokok dan terapi periodontal Terapi non bedah scaling, root planning

Referensi: Literature review smoking and periodontal disease Carranzas clinical periodontologi

Anda mungkin juga menyukai