Sistem Saraf Sistem Endokrin Aktivitas yang dikontrol sistem saraf diarahkan untuk mempertahankan homeostasis. Sistim saraf melalui transmisi cepat impuls listrik , mengkoordinasikan aktivitas aktivitas tubuh yang cepat, contoh : gerakan otot,dsb Sistem endokrin menghasilkan hormon Perbandingan antara Sistem Saraf dan Sistem Endokrin Sistem Saraf Sistem Endokrin Sel Signal kimiawi Spesifisitas kerja Kecepatan onset Durasi kerja Neuron Neurotransmitter Receptor pada sel postsynaptics Beberapa detik Sangat singkat kecuali aktivitas neural berlanjut Ephitelium glandular Hormon Reseptor pada sel target Beberapa detik sampai jam Dapat singkat atau dapat bertahan selama beberapa hari bahkan ketika sekresi dihentikan Sistem saraf dibentuk oleh jaringan kompleks sel saraf ( neuron ) : neuron aferen, neuron eferen dan antarneuron Sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) untuk mengontrol respon tubuh cepat Pembagian Sistem Saraf Secara Anatomi : 1. Sistem saraf pusat : Otak Medula spinalis 2. Sistem saraf tepi ( perifer ): - Sistem Aferen : Sensorik dan Otonom - Sistem Eferen : Motorik dan Otonom Structural organization of the nervous system The Nervous System Central Nervous System Peripheral Nervous System Brain Spinal Cord Somatic Autonomic Sensory Motorik Parasympathetic Sympathetic Sistem saraf pusat : Sistem saraf yang mengolah informasi yang masuk sehingga timbul reaksi yang tepat Penyimpanan informasi ( daya ingat ) Sistem saraf tepi (perifer) : Sistem saraf yang membawa informasi antara Sistem saraf pusat dan bagian tubuh lainnya ( efektor ) Terdiri dari : aferent dan eferent Otak Susunan saraf pusat Medula Spinalis Sistem Saraf Tepi Aferen Eferen Rangsangan : Sensorik Viseral Sistem Saraf Motorik Sistem Saraf Otonom Simpatis Parasimpatis Otot rangka Aferent : bagian dari saraf tepi yang membawa informasi ke sistem saraf pusat serta memberitahu sistem saraf pusat tentang rangsangan eksternal dan internal Eferent : bagian saraf tepi yang membawa informasi dari sistem saraf pusat ke organ efektor Pembagian lain : Sistem saraf sensorik ( Afferent division ) Pengolahan sistem saraf pusat Sistem saraf motorik ( Efferent division ) OTAK ( CEREBRUM ) OTAK MANUSIA TERDIRI DARI 5 LOBUS : Lobus Frontalis Lobus Occipitalis Lobus Temporalis Lobus Parietalis Limbik Lobus Frontalis : Terletak dikorteks bagian depan Bertanggung jawab terhadap : Aktivitas motorik volunter Kemampuan berbicara Elaborasi pikiran Lobus Parietalis : Bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah masukan sensorik : sentuhan , tekanan, suhu, dsb Lobus Oksipitalis : Terletak di sebelah posterior ( belakang kepala ) Bertanggung jawab untuk mengolah awal masukan penglihatan Lobus temporalis : Terletak disebelah lateral ( disisi kepala ) Bertanggung jawab untuk mengolah awal masukan suara ( pendengaran ) Limbik sistem : berhubungan dengan emosi dan perilaku Persepsi : interprestasi sadar mengenai dunia eksternal reseptor sensorik impuls-impuls saraf otak Apakah informasi yang kita terima dari dunia luar adalah suatu realitas ? SISTEM SARAF SENSORIK Persepsi = Realitas ? 1. Jenis & kemampuan reseptor terbatas Reseptor sensorik manusia hanya dapat mendeteksi jumlah yang terbatas dari bentuk energi yang ada contoh : gelombang radio, gelombang magnet, sinar X, suara dari pluit anjing tidak dapat dideteksi oleh reseptor sensorik manusia 2. Informasi yang disalurkan ke otak manusia tidak melalui alat perekam canggih yang peka. Selama proses prekortikal dari input sensorik, beberapa stimuli ditingkatkan sedangkan yang lain dapat ditekan atau diabaikan 3. Korteks serebrum memanipulasi data yang didapatkan dari reseptor sensorik, dibandingkan dengan informasi lain seperti ingatan dari pengalaman yang lalu, untuk mengekstraksi aspek yang signifikan Otak melengkapi gambaran & menginterprestasikan realitas menurut aturan2nya sendiri Spesies lain dgn jenis & kepekaan reseptor serta pengolahan saraf berbeda persepsi dunia yang berbeda Sherwood, Human Physiology From Cells to Systems, 6th ed Peripheral drift by Akiyoshi Kitaoka Taken from Nationalgeographic.com SISTEM SARAF SENSORIK Sistem saraf sensorik menangkap perubahan yang terjadi diluar dan didalam tubuh ( rangsangan ) Sistem saraf sensorik merupakan bagian dari sistem saraf tepi yang bersifat aferen Semua aktifitas sistem saraf diawali oleh pengalaman sensorik yang bermula pada reseptor sensorik baik visual, audiotorik, taktil pada permukaan tubuh maupun reseptor-reseptor lain pada tubuh kita. Pengalaman sensorik ini dapat menyebabkan reaksi langsung atau disimpan sebagai memori diotak Sistem Sensorik dapat dibagi : 1. Superfisial : Raba, nyeri, suhu 2. Dalam : Otot, sendi, nyeri otot dalam 3. Viseral : rangsangan terhadap sistim saraf otonom ( aferen )meliputi rasa lapar, mual dan nyeri viseral 4. Khusus : penghidu, pengecap, penglihatan, pendengaran dan keseimbangan Rangsangan Jenisnya : Mekanis, suhu, kimia, gelombang elektromagnetik Lama dan waktu : pagi, malam Intensitas : dibawah ambang, ambang dan diatas ambang, adekwat atau tidak adekuat Alat didalam tubuh yang menangkap rangsangan Alat ini mengubah rangsangan sensorik menjadi sinyal saraf Alat yang dapat mengubah berbagai bentuk energi dari lingkungan menjadi potensial aksi pada saraf Sensasi dirasakan tergantung pada jenis reseptor yang dirangsang. Reseptor: Reseptor berespon terhadap stimulus yaitu perubahan fisika atau kimia di lingkungan reseptor yang dapat dideteksi Respon terhadap rangsangan tersebut , reseptor akan membentuk potensial aksi yang dipancarkan melalui jalur aferen ke pusat integrasi Pusat integrasi akan mengolah semua informasi yang ada, sehingga menghasilkan respon motorik yang tepat. Biasanya pusat integrasi adalah Susunan saraf pusat. Instruksi dari pusat akan disalurkan melalui jalur eferen ke efektor, untuk melaksanakan respon yang diinginkan Energi yang diubah oleh reseptor : 1. Energi mekanis ,misalnya raba dan tekan 2. Energi panas misalnya suhu 3. Energi elektromagnetik misalnya cahaya 4. Energi kimia misalnya penciuman dan pengecapan Two Categories of Receptors Somatic Senses: touch, pressure, temperature, and pain. Distributed throughout skin and deeper tissues. Special senses: smell, taste, hearing, equilibrium, vision. (more complex) Macam-macam Reseptor : Berdasarkan jenis energi yang ditanggapi : Mekanoreseptor : Reseptor yang mendeteksi rangsangan mekanik Termoreseptor : Reseptor yang menangkap rangsangan suhu Nosiseptor ( Reseptor nyeri ) : Reseptor yang mendeteksi tentang kerusakan baik fisik maupun kimia Reseptor elektromagnetik : mendeteksi gelombang elektomagnetik Kemoreseptor : Reseptor yang mendeteksi tentang zat- zat kimia Osmoreseptor : Reseptor yang mendeteksi perubahan konsentrasi zat-zat terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan aktivitas osmotik yang terjadi Klasifikasi lain Eksteroseptor : reseptor yang berhubungan dengan dunia luar Proprioseptor : reseptor yang berhubungan dengan otot, posisi tubuh Interoseptor : reseptor yang berhubungan dengan viseral Teleseptor : reseptor yang berhubungan dengan jarak Berdasarkan jenisnya : Mekanoreseptor: Raba kulit epidermis dan dermis :Korpuskulus meissner, Korpuskulus Krause,diskus merkel, ujung saraf bebas Pacini dan Ruffini Jaringan dalam : Ujung saraf bebas, ujung rufini, korpuskulus pacini, ujung otot ( muscle spindel, tendon golgi ) Pendengaran : reseptor suara dari cochlea Keseimbangan : reseptor vestibuler Tekanan arterial : reseptor baroreseptor dari sinus karotikus dan aorta Vibrasi : reseptor badan pacini Termoreseptor : Dingin : korpuskulus krause Panas : Ujung Ruffini Nosiseptor: Nyeri : ujung saraf bebas Reseptor elektromagnetik : Penglihatan ( batang dan kerucut ) Kemoreseptor : Pengecap ( taste bud) Penciuman ( epitel penciuman ) Rangsangan adekuat : Setiap reseptor mengkhususkan diri untuk lebih mudah berespon terhadap salah satu jenis rangsangan daripada rangsangan lain Contoh : Reseptor mata paling peka terhadap cahaya. Penekanan pada mata akan merangsang reseptor batang dan kerucut, tetapi ambang tekanan untuk reseptor ini lebih besar daripada ambang reseptor tekan dikulit Reseptor paling peka terhadap bentuk energi tertentu Law of specific energy Sebagian sensasi merupakan sensasi gabungan , dimana persepsinya berasal dari integrasi sentral beberapa rangsangan sensorik yang diaktifkan secara bersamaan , contoh : Persepsi kebasahan : reseptor sentuh, tekanan suhu Memegang gelas yang berisi air panas : reseptor suhu, reseptor nyeri, reseptor taktil Kekuatan rangsang tercermin melalui frekuensi potensial aksi (kode frekuensi) dan luas daerah yang terangsang (kode populasi). Potensial reseptor yang lebih besar tidak dapat menimbulkan potensial aksi yang lebih besar (All-or-None) Semua impuls saraf dari berbagai reseptor sensorik adalah sama. Sensasi yang dihasilkan tergantung dari daerah korteks serebral mana yang menerima impuls tersebut. Pada saat yang sama ketika sensasi terbentuk, serebral korteks menerjemahkan darimana reseptor yang terstimulasi seseorang dapat menunjukkan area stimulasi PROJECTION Adaptasi sensorik Bila reseptor sensorik terus menerus terstimulasi, membran reseptor akan menjadi kurang responsif terhadap stimulus contoh : pasar ikan Berdasarkan kecepatan adaptasinya, reseptor dibagi menjadi reseptor tonik dan reseptor fasik Ketajaman (acuity) Sensorik Dipengaruhi oleh : Ukuran reseptive field Berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor dan juga berbanding terbalik dengan ketajaman (acuity) / kemampuan diskriminatif Lateral inhibition Reseptor sensorik perifer Otak (daerah motorik korteks, nukleus basal,serebelum, batang otak) Jalur refleks spinal Jalur desendens Prasinaps Konvergen (eksitatorik & Inhibitorik) Neuron motorik Neuron motorik final common pathway Keseimbangan EPSP & IPSP output neuron motorik Sistem Saraf Somatik Sistim Saraf Motorik Sistim saraf yang mengatur pergerakkan tubuh manusia. Sistim saraf motorik mengendalikan kontraksi dari otot-otot rangka. Sistim saraf motorik bersifat volunter: dapat mengendalikan suatu gerakan. Tetapi aktivitas otot rangka untuk postur, keseimbangan , gerakan stereotipik involunter (diatur oleh pusat lebih rendah). Sistim saraf motorik bersifat eferent, menghantarkan impuls saraf dari pusat ke efektor Tiga bentuk gerakan motorik : Gerakan volunter Penyesuaian sikap tubuh untuk mendapatkan gerakan yang stabil Koordinasi gerak pelbagai otot untuk mendapatkan gerakan halus dan cepat Contoh : Sikap tubuh saat berdiri Sikap tubuh saat berjalan Gerakan tangan Gerakan kaki Gerakan wajah, bola mata Komponen motorik : Gerakan dan tenaga Koordinasi Keseimbangan Reflek Tonus otot Terminal akson neuron motorik pada otot rangka neuromuscular junction Neurotransmitter asetilkolin Na + masuk depolarisasi motor end plate Potensial End-Plate (EPP) EPP > EPSP (potensial pascasinaps eksitatorik) : 1. > neurotransmitter 2. Luas permukaan (motor end plate > membran subsinaps) reseptor > 3. Saluran terbuka > depolarisasi > EPP & EPSP graded potential Neuron motorik dan serat otot yang dipersarafi motor unit. NMJ transmisi potensial aksi one-to-one REFLEKS Jawaban tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dari luar dan dan dari dalam tubuh yang melibatkan SSP dalam memberikan respons (jawaban) terhadap rangsang pada reseptor dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan (co. kontraksi atau relaksasi otot) Kesatuan dasar kegiatan saraf terintegrasi respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar LENGKUNG REFLEKS: 1. RESEPTOR 2. NEURON AFERENT 3. PUSAT REFLEKS (1/BANY SINAP) 4. NEURON EFERENT 5. EFEKTOR Rangsangan Reseptor Afferen Pusat Efferen Effector LENGKUNG REFLEKS SOMATIK: EFEKTOR NEURON EFERENT PUSAT NEURON AFEREN LENGKUNG REFLEKS OTONOM: SSP GANGLION OTONOM O. JANTUNG O. POLOS SEL KEL. RESEPTOR RESEPTOR Jenis reflek dikelompokkan berdasarkan : 1. letak reseptor 2. bagian saraf pusat yang terlibat 3. ciri jawaban 4. bawaan sejak lahir dan didapat 5. jumlah neuron yang terlibat Letak Reseptor : Refleks eksteroseptif timbul karena rangsangan pada reseptor di permukaan tubuh Refleks interoseptif / viseroseptif timbul karena rangsangan pada alat dalam atau pembuluh darah Refleks proprioseptif timbul karena rangsangan pada reseptor di otot rangka, tendon dan sendi (refleks sikap badan) Bagian saraf pusat yang terlibat : Refleks spinal melibatkan neuron di medulla spinalis Contoh refleks spinal dasar : withdrawal reflex Refleks bulbar melibatkan neuron di medulla oblongata Refleks kortikal melibatkan neuron di korteks serebri sering terjadi refleks yang melibatkan berbagai bagian di saraf pusat Sherwood, Human Physiology From Cells to Systems, 5th ed Jenis atau ciri jawaban : Refleks motor efektornya otot dengan jawaban berupa kontraksi atau relaksasi otot Refleks sekretorik efektornya kelenjar dengan jawaban berupa peningkatan atau penurunan sekresi kelenjar Refleks vasomotor efektornya pembuluh darah dengan jawaban berupa vasodilatasi atau vasokontriksi Bawaan sejak lahir atau didapat : Refleks tak bersyarat (unconditioned reflex) refleks yang dibawa sejak lahir Ciri : - bersifat khas untuk spesies yang sama - relatif bersifat mantap, tidak mudah berubah - dapat ditimbulkan bila diberi rangsang yang cocok (adekuat) contoh : refleks meghisap pada bayi Refleks bersyarat (conditioned reflex) refleks yang didapat selama pertumbuhan dan biasanya berdasarkan pengalaman hidup (sering dikatakan memerlukan proses belajar) Ciri : - bersifat individual (perorangan) - bersifat tidak mantap, dapat diperkuat dan dapat pula menghilang - dapat ditimbulkan oleh berbagai macam jenis rangsang yang diberikan pada beberapa jenis reseptor, asalkan disusul oleh rangsang bersyarat serta melalui "proses belajar" contoh : percobaan Pavlov makanan rangsang tak bersyarat ; bel rangsang bersyarat Jumlah neuron yang terlibat : Refleks monosinaps lengkung refleks paling sederhana, melalui satu sinaps (hanya melalui 2 neuron, satu neuron aferen dan satu neuron eferen yang langsung berhubungan di saraf pusat) contoh : refleks regang (muscle stretch reflex) Refleks polisinaps melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang menghubungkan neuron aferen dan eferen Kecuali refleks regang, semua refleks melalui lebih dari satu sinaps. Contoh : Reflek Fleksor ( withdrawal reflex, reflek menarik ) : seseorang yang menyentuh gelas yang panas, maka reflek orang tersebut adalah menarik tangannya Reflek ekstensor menyilang ( crossed extensor reflex) Refleks patologis, contoh refleks Babinski normal pada bayi (sampai usia 12 bulan), patologis bila pada dewasa Guyton, Textbook of Medical Physiology, 10th ed Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed Kegiatan biolistrik pada masing-masing bagian lengkung refleks : pada reseptor terdapat potensial generator yang timbul karena pemberian rangsang tidak mengikuti hukum gagal atau tuntas besar-kecilnya potensial tergantung pada kuat-ringannya rangsang potensial aksi pertama terlihat pada neuron aferen pada SSP, impuls dihantarkan melalui sinaps ke neuron lainnya impuls mengalami perlambatan (delay) perlambatan pusat (central delay) impuls diteruskan di serat eferen sampai pada hubungan serat eferen dengan efektor bila efektor berupa otot timbul endplate potential (tidak mengikuti hukum gagal atau tuntas di sel otot timbul potensial aksi yang menyebabkan kontraksi Orthodromik Penghantaran kegiatan mulai dari reseptor hingga efektor melalui aferen, saraf pusat dan eferen hantaran melalui jalan yang sebenarnya & hanya satu arah Antidromik Penghantaran impuls dari reseptor ke efektor tanpa melalui saraf pusat hantaran ke arah yang berlawanan O.K. serat aferen mempunyai cabang yang langsung berhubungan dengan organ lain yang dapat dipengaruhi Refleks yang ditimbulkan tidak melalui sistem saraf pusat refleks akson (karena hanya melalui akson saja) Waktu refleks / Reflex time / Reaction time masa antara pemberian rangsang hingga timbul jawaban Kekuatan refleks ditentukan oleh kekuatan rangsang dan lama pemberian rangsang rangsang dengan kekuatan lebih besar reseptor yang terlibat > serat aferen > saraf pusat serat eferen > efektor peningkatan jawaban efektor pemberian rangsang berlangsung lebih lama menggiatkan reseptor yang kepekaannya rendah (berambang tinggi) lebih banyak reseptor yang terlibat peningkatan jawaban efektor Lama refleks / Reflex after-action jawaban refleks masih terus berlangsung walaupun rangsangan sudah lama dihentikan karena adanya susunan hubungan neuron yang berupa rantai terbuka atau tertutup impuls yang "berputar-putar" antar neuron tersebut Rebound phenomenon (fenomena pemantul)akhir jawaban suatu refleks diikuti diikuti dengan kegiatan lain yang berupa jawaban dengan pola yang berlawanan contoh : fleksor refleks yang sangat kuat akan diikuti dengan gerakan ekstensor pada akhir refleks karena selama refleks fleksor berlangsung, pusat ekstensor di SSP mengalami inhibisi / hambatan. Pada saat refleks fleksor berhenti ; pusat ekstensor terlepas dari hambatan Refleks ritmis refleks yang menunjukkan pola jawaban berulang-ulang, seperti berirama contoh : refleks menggaruk Rasa Sakit ujung saraf bebas (Nociceptors / Pain receptors) sensitif terhadap kerusakan mekanikal, temperatur ekstrem, bahan kimiawi (pain stimulating chemicals, contoh ion hidrogen, ion potassium, histamin, asetilkolin, pemecahan protein),ischemia Peningkatan aliran darah meredakan rasa sakit kompres panas mengurangi pain stimulating chemicals Terdistribusi luas pada seluruh kulit dan jaringan internal (kecuali pada jaringan saraf di otak) Melindungi tubuh. Kerusakan jaringan menstimulasi timbulnya rasa sakit yang menimbulkan sensasi tidak nyaman dan memberikan sinyal pada seseorang untuk menghilangkan stimulasi tersebut. Bagaimana kerusakan jaringan menstimulasi reseptor rasa sakit sangatlah kurang dipahami saat ini. Rangsangan nyeri : Mekanis Suhu Kimia 3 kategori nosiseptor : Nosiseptor mekanis Nosiseptor termal Nosiseptor polimodal Rasa nyeri dibedakan : Nyeri cepat Nyeri lambat Nyeri cepat : Rasa nyeri timbul dalam waktu 0,01 detik Disebut : rasa nyeri tajam, rasa nyeri akut Menimbulkan sensasi yang jelas, tajam dan jelas lokasinya Tidak dirasakan pada organ tubuh yang dalam Contoh : nyeri bila jarum ditusuk kedalam kulit, kulit tersayat pisau Nyeri lambat : Rasa nyeri timbul setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadangkala bahkan beberapa menit. Disebut juga rasa nyeri terbakar , nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual. Sensasi tumpul, kuat, difus dan tidak menyenangkan, dihubungkan dengan kerusakan jaringan dan terjadi didalam kulit atau jaringan dalam Contoh : nyeri viseral : nyeri yang timbul pada suatu organ viseral , nyeri ini dapat disebarkan atau dialihkan kesuatu daerah lain dipermukaan tubuh Jalur saraf rasa sakit acute pain fibers / A-delta fibers tipis , mempunyai myelin , rapid, 30 m / detik, sharp pain, rasa sakit hilang setelah tidak ada stimulus, biasanya berasal dari kulit chronic pain fibers / C fibers tipis, tidak mempunyai myelin, 2 m / detik, dull pain, difficult to pinpoint, rasa sakit mungkin tetap waktu stimulus hilang, dari kulit atau permukaan Suatu kejadian biasanya memicu baik acute dan chronic pain fibers (dual sensation) Kesadaran akan rasa sakit sudah dirasakan ketika impuls mencapai thalamus Serebral korteks menentukan intensitas dan lokasi rasa sakit dan menimbulkan reaksi emosional dan respons motorik yang sesuai. Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed Impuls rasa sakit dari daerah kepala n. VI, VII, IX, X brain Daerah yang lain melalui medulla spinalis Visceral Pain Reseptor rasa sakit pada organ viscera bereaksi berbeda dengan permukaan tubuh contoh : kerusakan lokal pada jaringan usus halus tidak sakit, tetapi stimulasi yang lebih luas contoh otot polos usus halus spasme sakit Stimulasi mechanoreseptor dan ischemia menimbulkan rasa sakit viseral sensitif terhadap kerusakan mekanikal, temperatur ekstrem, bahan kimiawi (pain stimulating chemicals, contoh ion hidrogen, ion potassium, histamin, asetilkolin, pemecahan protein),ischemia Referred pain (Nyeri Alih) rasa sakit visceral dapat dirasakan datang dari bagian tubuh yang lain common nerve pathways Contoh : rasa sakit yang berasal dari jantung mungkin dapat berupa nyeri alih pada bahu kiri dan lengan atas kiri Lapisan parietal membran torakal dan abdominal (pleura parietal, perikardium parietal, peritoneum parietal) not referred dirasakan langsung Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed Natural Pain Control Impulses descending from the brain stimulate neurons to release pain-relieving neuropeptides such as : enkephalins medulla spinalis endorphins kelenjar pituitary, hipotalamus PHANTOM PAIN Activation of sensory pathway at any point gives rise to the same sensation that would be produced by stimulation of the receptors in the body part itself Contoh : rasa sakit datang dari tungkai yang telah diamputasi