Anda di halaman 1dari 20

ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMENT) PADA PERJANJIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYYEARS PEMBANGUNAN STADION UTAMA KALIMANTAN TIMUR Tesis

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Ilmu Hukum

Diajukan oleh : Qurani Dewi Kusumawardani 10/309353/PHK/06522 Kepada PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Halaman Persetujuan ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMENT) PADA PERJANJIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYYEARS PEMBANGUNAN STADION UTAMA KALIMANTAN TIMUR

Diajukan oleh Qurani Dewi Kusumawardani 10/309353/PHK/06522

telah disetujui oleh :

Pembimbing :

Prof. Dr. Siti Ismijati Jenie,S.H., C.N.

Tanggal 8 Mei 2012

iii

iv

Halaman Persembahan

Karya ini secara khusus saya persembahkan kepada Allah SWT


Atas anugerah dan limpahan cinta indah yang tak terputus bagaikan aliran air bening yang menyejukkan. Cukuplah Allah yang selalu menjadi penolong dan pelindung. Amin. Hadits riwayat Umar Bin Khatab radhiyallahu anhu: Bahwa ia datang menghadap Rasulullah ShalallahuAlaihi Wa sallam dengan membawa beberapa orang tawanan. Diantara para tawanan itu terlihat seorang wanita yang sedang mencari-cari, lalu jika ia mendapatkan seorang bayi diantara tawanan, dia langsung mengambil bayi itu lalu mendekapkannya ke perut untuk disusui. Rasulullah shalallahualaihi wa sallam lalu berkata kepada kami: Bagaimana pendapat kamu sekalian, apakah wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api? Kami menjawab: Tidak, Demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparkannya. Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah lebih mengasihi hambaNya daripada wanita ini terhadap anaknya. (H.R. Muslim 4947).

Sumber inspirasi terbesar dalam hidup Nabi Besar Muhammad SAW


Berhati lembut dan Berjiwa Mulia Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.

KATA PENGANTAR Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, kasih sayang, cinta, taufik dan hidayah Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis berjudul ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMENT) PADA PERJANJIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYYEARS PEMBANGUNAN

STADION UTAMA KALIMANTAN TIMUR yang merupakan persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-2, Program Studi Magister Ilmu Hukum Bidang Hukum Keperdataan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam kesempatan ini pula penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, S.H., LL.M . selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada beserta jajaran staf Dekanat Fakultas Hukum UGM. 2. Ibu Prof. Dr. Siti Ismijati Jenie, S.H.C.N. selaku Dosen Pembimbing Tesis atas segala bimbingan, saran-saran berupa pemikiran yang kritis dan tajam dalam memberikan pengarahan sehingga penyusunan penulisan hukum ini dapat terselesaikan dengan sangat baik. 3. Bapak Prof. Dr. Sudjito, S.H., M.Si. selaku Ketua Tim Penguji Tesis dan Ketua Pengelola Program MIH UGM yang baik hati dan menyenangkan. 4. Bapak Taufiq El Rahman, S.H., M.Hum selaku Dosen Penguji Tesis yang memotivasi penulis untuk belajar lebih keras lagi. 5. Bapak Suharjono, S.H., M.Hum selaku narasumber dan orang tua penulis yang tidak putus-putusnya memberikan doa, semangat, bimbingan, diskusi dan secolek amarah serta

vi

bantuan baik finansial maupun moril supaya penulis sesegera mungkin dapat menyelesaikan penulisan hukum ini. 6. Ibu Sunariningsih Budi Wahyuni, S.H. sebagai mamak dari penulis yang memberikan doa restu, cinta, kasih, galak- galak, kelucuan, teriakan-teriakannya dan sayang yang tiada terkira sejak dilahirkan ke dunia ini hingga dua puluh tiga tahun kehidupan penulis. 7. Bapak Ibrahim Palino, S.H., M.H. selaku Ketua Pengadilan Negeri Sinjai, Sulawesi Selatan yang sangat informatif dan ikhlas memberikan ilmunya saat menjadi narasumber penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini. 8. Bapak dan Ibu Pengajar Program S2 Magister Ilmu Hukum UGM yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis, semoga dapat digunakan dan dikembangkan sebaik-baiknya. 9. Adik-adikku tercinta (thole) Furqon Satria Adi Pradana dan (emas) Qurani Hemas Nuraningrum semangat selama penulis menyelesaikan penulisan hukum ini. Semoga tetap rukun selamanya. 10. Sahabat-sahabat dan handai taulan penulis. 11. Mas-mas dan mbak-mbak Perpustakaan Fakultas Hukum UGM yang kooperatif. 12. Teman-teman angkatan 2010 Magister Ilmu Hukum UGM (khususnya konsentrasi bidang hukum Keperdataan) terimakasih untuk kebersamaan yang ringan dan asik. 13. Pihak-Pihak yang telah membantu penulis dan tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis terbuka untuk menerima kritik maupun saran yang membangun

vi

dalam penyempurnaan penulisan hukum ini. Penulis berharap semoga penulisan hukum ini bermanfaat bagi pihak yang membacanya. Yogyakarta, Juni 2012

Qurani Dewi Kusumawardani

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN.. HALAMAN PERNYA TAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI.... ABSTRACT...... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. Latar Belakang Rumusan Masalah.. Tujuan Penelitian... Manfaat Penelitian............ Keaslian Penelitian.

i ii iii iv v vi vii viii ix x

1 10 11 11 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian.... 2. Syarat Sahnya Perjanjian.. 3. Asas-asas perjanjian.. 4. Jenis-jenis Perjanjian. 5. Wanprestasi... 6. Keadaan memaksa (overmacht) dan risiko... 7. Berakhirnya Perjanjian.. B. Tinjauan umum tentang Perjanjian Pemborongan 1. Pengertian Perjanjian Pemborongan......... 2. Macam dan Sifat Perjanjian Pemborongan 3. Bentuk dan Isi Perjanjian Pemborongan

22 25 39 48 55 70 72 74 78 94

vii

4. 5. 6. 7.

Peserta dalam Perjanjian Pemborongan..... Jaminan dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan.......... Wanprestasi dan Overmacht dalam Perjanjian Pemborongan.. Berakhirnya Perjanjian Pemborongan

96 101 102 105 107 109 113 113 114 116 118 120

C. Tinjauan umum tentang Eskalasi (Penyesuaian Harga) 1. Pengertian dan Pengaturan Ketentuan Eskalasi Harga (Price Adjusment ) 2. Alasan Pengajuan Penyesuaian Harga ... D. Tinjauan Umum tentang Bangunan Gedung 1. Pengertian Bangunan Gedung. 2. Fungsi Bangunan Gedung... 3. Klasifikasi Bangunan Gedung E. Tinjauan Umum tentang Pemborongan Proyek Pemerintah 1. Pengertian tentang Pemborongan untuk Proyek Pemerintah. 2. Tata Cara Pelaksanaan Pemborongan untuk Proyek-Proyek Pemerintah. 3. Persyaratan Pemborong dalam Pemborongan Proyek Pemerintah... BAB III METODE PENELITIAN A. Sifat Penelitian.... B. Jenis Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan... 2. Penelitian Lapangan a. Lokasi Penelitian. b. Subjek Penelitian.. c. Teknik Pengambilan Sampel. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data.. 2. Cara Pengumpulan Data. D. Analisis Data... E. Jalannya Penelitian F. Hambatan Penelitian dan Cara Mengatasinya...

122 123 126 126 127 128 128 129 129 130 132

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi 134 B. Tahapan perjanjian yang memungkinkan dapat dilaksanakannya eskalasi harga (price adjustment) pada perjanjian pemborongan proyek multyyears Pembangunan Stadion Utama Kalimantan Timur 1. Analisis berkait Surat Perjanjian (Kontrak) antara Penggugat dan Tergugat 164 2. Analisis Eskalasi Harga dalam Tahapan Post Kontraktual berdasarkan Teori Tuntutan atas suatu Quantum Meruit ............................................................ 180

vii

3.

Analisis Eskalasi Harga pada Tahapan Post Kontraktual berdasarkan Asas Proporsionalitas...

186

C. Akibat hukum dari pengenaan eskalasi harga ( Price Adjustment ) pada perjanjian pemborongan proyek multyyears Pembangunan Stadion Utama Kalimantan Timur 1. Akibat Hukum Pengenaan Eskalasi Harga bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur........... 197 2. Akibat Hukum Pengenaan Eskalasi Harga bagi pihak Kontraktor. 210 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

231 233

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Pengadilan Negeri Samarinda, Kalimantan Timur. 2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian dengan Ketua Pengadilan Negeri Sinjai, Sulawesi Selatan.

viii

ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMENT ) PADA PERJANJIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYYEARS PEMBANGUNAN STADION UTAMA KALIMANTAN TIMUR Qurani Dewi 1 , dan Siti Ismijati Jenie2 INTISARI Penelitian dengan judul Eskalasi Harga (Price Adjustment) pada Perjanjian Pemborongan Proyek Multyyears Pembangunan Stadion Utama Kalimantan Timur bertujuan untuk mengetahui dalam tahap yang manakah dimungkinkan eskalasi harga (price adjustment ) dapat dilaksanakan pada perjanjian pemborongan proyek multyyears Pembangunan Stadion Uta ma Kalimantan Timur, dan untuk mengetahui akibat hukum yang ditimbulkan dari pengenaan eskalasi harga ( price adjustment) pada perjanjian pemborongan proyek multyyears Pembangunan Stadion Utama Kalimantan Timur baik bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur maupun kepada pihak kontraktornya. Penelitian ini merupakan suatu penelitian yuridis empiris dan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum empiris dilakukan melalui wawancara mendalam (in depth Interview ), dengan para narasumber yang kompeten dan terkait dengan masalah yang diteliti serta para responden untuk mendapatkan data primer, sedangkan penelitian hukum normatif dengan mengumpulkan bahan hukum baik primer, sekunder dan atau tersier. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan cara kualitatif, data-data tersebut dikaji dengan metode induktif, kesimpulan yang telah dianalisis dituangkan dalam wujud tulisan dengan metode pelaporan secara deskriptif. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa: Pertama, seharusnya eskalasi harga dilakukan pada tahapan kontraktual karena semestinya telah diperjanjikan para pihak di dalam kontrak mereka. Tetapi dikarenakan adanya kasus seperti ini, maka eskalasi harga pun dapat dilaksanakan pembayarannya pada saat post kontraktual walaupun perjanjian telah selesai dan telah dilakukan Final Hand Over mendasarkan pada Teori Tuntutan atas suatu Quantum Meruit dan azas Proporsionalitas yang juga tidak dapat dilepaskan dari prinsip itikad baik dan keadilan. Kedua, adanya akibat hukum pengenaan eskalasi harga bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yaitu melakukan pembayaran eskalasi, jika enggan membayar maka dapat dinyatakan telah melakukan wanprestasi dan akibat hukum bagi Kontraktor yaitu mendapatkan pembayaran eskalasi saat post kontraktual sesuai perhitungan dalam Keppres No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, walaupun tidak ada perjanjian eskalasi harga sebaiknya pekerjaan tetap diselesaikan baru menuntut eskalasi setelah selesai pekerjaan, sehingga tidak terjadi dead lock saat berlangsungnya proyek Stadion Palaran, Kaltim. Kata Kunci: Eskalasi harga, Perjanjian Pemborongan Bangunan, Stadion Utama Kalimantan Timur.
1 2

Jl. Gondosuli Nomor 14, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Jl. Sosio Yusticia no. 1, Bulaksumur, Yogyakarta.

ix

PRICE ADJUSMENT ON BUILDING CHARTERING AGREEMENT MULTYYEARS PROJECT IN THE DEVELOPMENT OF MAIN STADIUM EAST KALIMANTAN Qurani Dewi 1 Siti Ismijatie Jenie 2 ABSTRACT The research entitled Price adjustment on Building Chartering Agreement Multi years Project in the Development of Main Stadium East Kalimantan purposes to determine in which stage the possibility of price adjustment can be impleme nted in the building chartering agreement multi years project in the development of Main Stadium in East Kalimantan, and to understand the legal consequences that posed from the imposition of price adjustment in the building chartering agreement multi years project in the development of Main Stadium for both parties, the Government of East Kalimantan, East Kalimantan Province and to The Contractors. This research is an empirical legal research and normative legal research. Empirical legal research is done through in-depth interview with the competent informants persons and who is related to the issues, as well as the respondents to obtain primary data. While the normative legal research by collecting legal materials from primary, secondary, or tertiary. Data analysis techniques in this study is a qualitative research method, the data are analyzed by the inductive method, conclusions that have been analyzed, stated in the form of writing by descriptive methods of reporting. The result of research shows: First, price adjus tment should be performed on the contractual stages for the parties because price adjustment should already have agreed in their contract before. But because of arise cases like this, then the price adjustment can be implemented at the time of post-contractual payment, even though an agreement has been completed and has been carried out on the Final Hand Over based on the Quantum Meruit Theory and the principle of proportionality. This is also cannot be separated from the principle of good faith and justice. Second, the legal consequences of price adjus tment due to the Government of East Kalimantan Province, which is making payments for the price adjustment, if reluctant to pay, it can be declared in default and The legal consequences for the Contractor gets a postcontractual payments of price adjustment which is appropriate on the calculations of Presidential Decree Number 80 of 2003 as the Guidelines for Government Procurement, although there is no price adjustment agreement, better if the project be completed. After the project finished, the contractor offer to get payment on price adjustment to the government so deadlock does not occur during the execution of the project. Keywords: Price Adjus tment, Building Chartering Agreement, Main Stadium East Kalimantan.
1 2

Gondosuli Street No. 14, Gondokusuman, Yogyakarta. Faculty of law, Gadjah Mada University, Sosio Justicia Street No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,

pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan di segala bidang baik bidang fisik maupun non fisik di era globalisasi ini. Berbagai langkah pun telah dilakukan pemerintah dalam rangka menunjang percepatan pembangunan, di antaranya merevisi Undang-undang dan Peraturan Presiden untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Langkah yang dilakukan pemerintah melalui diterbitka nnya Perpres Nomor 13/2010 tentang partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur untuk memberikan kejelasan dalam proyek unsolicited, prosedur pengadaan, dan peran pemerintah dalam penyediaan lahan disertai pembangunan dokumen master plan percepatan dan perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 untuk menjawab tantangan dan dinamika pembangunan Indonesia. Hal ini bertujuan agar hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dan sebagainya, yang merupakan Social Overhead Capital, memiliki keterkaitan yang

sangat kuat dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 1 Pembangunan infrastruktur ini juga tidak terlepas dari perjanjian kerjasama antara pemerintah dengan swasta yang akan dituangkan dalam kontrak tertulis atau perjanjian yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak dan aturanaturan didalamnya mengikat para pihak sebagaimana ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagaimana Undang- undang bagi mereka yang membuatnya . Perjanjian yang mengikat kedua pihak tersebut secara spesifik masuk dalam perjanjian pemborongan bangunan karena pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan fisik seperti gedung yang merupakan objek dari perjanjian pemborongan bangunan. Dalam KUHPerdata, perjanjian pemb orongan disebut dengan istilah pemborongan pekerjaan. Perjanjian pemborongan diatur dalam Bab 7 A Buku III KUHPerdata, Pasal 1601 b, Pasal 1604 sampai Pasal 1616. Berdasarkan Pasal 1601 b KUHPerdata, perjanjian pemborongan pekerjaan adalah: Pekerjaan timbal balik antara hak dan kewajiban, yang mana terdapat persetujuan antara pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pekerjaan, sedang pihak yang lain yang memborongkan, mengikatkan diri untuk membayar suatu harga yang ditentukan. 2

1 2

Kirmanto, Joko. Menteri Pekerjaan Umum. 21 September 2005. Kuliah Umum STT Sapta Taruna Prospek Pembangunan Infrastruktur di Indonesia.Jakarta. Djumialdji.1996. Hukum Bangunan. PT.Rineka Cipta. Jakarta. hlm. 4.

Perjanjian pemborongan dituangkan dalam suatu kontrak konstruksi. Berdasarkan Pasal 1 ayat (5) Undang-undang Nomor 18 tahun 1999, pengertian kontrak konstruksi adalah: perjanjian tertulis antara pengguna jasa (yang memborongkan) dengan penyedia jasa (pemborong) mengenai suatu pekerjaan konstruksi. 3 Sementara di dalam Pasal 1 angka 15, Keppres 80 Tahun 2003, Kontrak adalah: perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Dari uraian diatas setidak-tidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas bahwa kontrak kerja konstruksi merupakan dasar atau awal adanya hubungan hukum antara pengguna dan penyedia jasa konstruksi, hal- hal yang mengatur mengenai h ak dan kewajiban para pihak haruslah diatur secara jelas, tegas dan terperinci karena kontrak kerja konstruksi merupakan awal dari suatu proses penegakan dan perlindungan hukum bagi para pihak yang membuat kesepakatan kerja konstruksi. 4 Di dalam kontrak konstruksi kedua belah pihak yaitu pengguna dan penyedia jasa di samping perhatiannya terhadap hasil akhir suatu konstruksi juga pada proses pembuatan suatu konstruksi tersebut, bahkan proses tersebut dinegosiasikan secara detail. 5 Proses negosiasi secara detail berisi pula sistem pembayaran yang

Yasin, Nazarkhan. 2006. Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia . PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. hlm. 197. 4 http://www.gapeksindo.co.id/data/legaladvices/doc 5 Fuady, Munir. 2002. Kontrak Pemborongan Mega Proyek . Citra Aditya Bakti. Bandung. Hlm. 15.

diinginkan para pihak sehingga berakibat pula pada munculnya variasi tipe-tipe kontrak pemborongan. Banyaknya corak ragam variasi dari jenis kontrak tersebut merupakan hasil kreasi para pelaku dalam bisnis konstruksi untuk menjawab tuntutan dari perkembangan bisnis konstruksi. Produk -produk baru di bidang konstruksi ada yang merupakan kombinasi dari beberapa pola tradisional (ada tiga tipe yang masuk kategori ini yaitu: lump sum contracts, unit rates /remeasurement contracts, cost plus contracts6) maupun produk yang benar-benar baru seperti Build operate transfer (BOT), build operate own (BOO), Fast tracking, turnkey, construction management.7 Menurut Sri Soedewi Masjchun Sofwan, jenis perjanjian pemborongan atau kontrak pemborongan dibagi menjadi dua yaitu: a. Menurut cara terjadinya perjanjian Pemborongan dibedakan atas: 1). Perjanjian pemborongan bangunan yang diperoleh sebagai hasil pelelangan atas dasar penawaran yang diajukan (competitive bid contract). 2). Perjanjian pemborongan atas dasar penunjukan 3). Perjanjian pemborongan bangunan yang diperoleh sebagai hasil perundingan antara si pemberi tugas dengan pemborong (negotiated contract) b. Menurut cara penentuan harga perjanjian pelaksanaan pemborongan dibedakan atas: 1). Perjanjian pelaksanaan pemborongan dengan harga pasti (fixed price). Disini har ga pemborongan telah ditetapkan secara pasti ialah baik mengenai harga kontrak ma upun harga satuan. 2). Perjanjian pelaksanaan pemborongan dengan harga lumpsum. Disini harga borongan diperhitungkan secara keseluruhan.

6 7

http://www.scribd.com/doc/49834449/Jenis-jenis -kontrak Ibid.hlm. 43.

3). Perjanjian pelaksanaan pemborongan atas dasar harga satuan (Unit price) yaitu harga yang diperhitungkan untuk setiap unit. Disini luas pekerjaan ditentukan menurut jumlah perkiraan jumlah unit. 4). Perjanjian pelaksanaan pemborongan atas dasar jumlah biaya dan upah (cost plus fee). Disini pemberi tugas akan membayar pemborongan dengan biaya yang sesungguhnya yang telah dikeluarkan ditambah dengan upahnya. 8 Suatu pekerjaan pemborongan proyek pe merintah tidak terlepas dari APBN apabila berkait dengan penyelenggaraan tugas pemerintah pusat dan APBD jika berkait dengan penyelenggaraan tugas pemerintah daerah. Di Indonesia berdasarkan Kepres tentang pelaksanaan APBN khususnya mengenai pemborongan bangunan, perjanjian pelaksanaan pemborongan atas dasar cost plus fee tidak diperkenankan. Dalam praktek baik di luar negeri maupun di Indonesia pemborongan bangunan lazim terjadi atas dasar penetapan harga yang sudah pasti. 9 Walaupun demikian, dimungkinkan adanya pengajuan eskalasi walaupun tidak serta merta dengan mudah disetujui karena hal tersebut berdampak pada nilai kontrak. Tidak banyak penjelasan yang dapat menjelaskan secara detail penyesuaian harga. Hal ini disebabkan karena peraturan pokok yang mengaturnya yaitu Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 juga tidak menjelaskan secara rinci baik definisi maupun penjabaran penyesuaian harga dalam perjanjian pemborongan. Tetapi, pengertian eskalasi harga dapat dilihat di Peraturan Menteri Keuangan Nomor

105/PMK.06/2005 adalah: Penyesuaian harga kontrak pengadaan barang dan jasa pemborongan sebagai akibat dari kenaikan BBM . Eskalasi harga dikenakan dalam
8

Sofwan,Sri Soedewi Masjchun. 1982. Hukum Bangunan Perjanjian pemborongan bangunan. Liberty. Yogyakarta. hlm. 60. 9 Ibid .hlm. 61.

proyek untuk kontrak tahun jamak. Kontrak multyyears atau tahun jamak ini merupakan kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujua n oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota. 10 Eskalasi harga yang dapat mempengaruhi besarnya pembayaran kontrak didukung dengan pesatnya perkembangan suatu jenis pembiayaan gaya baru yang disebut dengan Pembiayaan Proye k untuk proyek-proyek raksasa. Hal ini membawa konsekuensi langsung terhadap perkembangan sektor hukum di bidang perjanjian pemborongan proyek. Kemudian, muncul pula kasus berkait perjanjian pemborongan pembangunan stadion utama Palaran, Kalimantan Timur yaitu antara perusahaan-perusahaan berjumlah lima buah (PT. Total bangun Persada, PT. Pembangunan Perumahan, PT. Bangun Cipta Kontraktor ketiganya terikat dalam Kerjasama Operasi/ KSO, PT. Waskita Karya, PT. Adhi Karya) sebagai Pihak Penggugat I, II dan III dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagai Pihak Tergugat. Penggugat I, II dan III adalah kontraktor untuk pekerjaan pembangunan stadion utama Kalimantan Timur di Samarinda milik tergugat berdasarkan Kontrak Kerja Konstruksi. Mereka mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri Samarinda dengan pokok gugatan yaitu sejak awal telah disepakati ada kerjasama para pihak
10

Sabinus Sadar, Rita M., Vincent K. 2009, Kiat Memenangkan Tender Barang dan Jasa, Jakarta, Penerbit PT Penebar Swadaya, Cetakan Pertama, Jakarta, hlm. 67.

Anda mungkin juga menyukai