Anda di halaman 1dari 28

KERATOKONJUNGTIVITIS FLIKTEN OD

Oleh : SAKINAH GINNA R 105103003434

Pembimbing : dr. Bambang Sugiharto, SpM / dr. Sophia, SpM

Anatomi Konjungtiva

Anatomi & Histologi Kornea

Superfisialis

K. pungtata superfisialis K. flikten K. sika K. lepra K. numularis


Reaksi hipersensitivita s

KERATITIS

Profunda

K. interstisial Luetik (K. sifili s kongenital) K. sklerotikan

Reaksi Hipersensitivitas, Gell & Co ombs

Tabel 1. Reaksi hipersensitivitas dan penyakit mata Tipe I II Penyakit mata Konjungtivitis alergi Pemfigoid sikatriks mata

III
IV

Skleritis
Dermatitis kontak Keratokonjungtivitis flikten Coneal graft rejection

Keratokonjungtivis flikten
Radang epitel kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin sel me diated atau reaksi hipersensitivitas tipe lamba t pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen atau toksin endogen. Flikten adalah akumulasi setempat limfosit, m onosit, makrofag, dan akhirnya netrofil.

Epidemiologi
Kosmopolitan dan sporadik. Anak-anak malnutrisi di seluruh Negar a yang endemik tuberkulosis. Dekade pertama dan kedua kehidupan (puncaknya 3 - 15 tahun) Perempuan > laki-laki.

Etiologi
Reaksi hipersensitivitas terhadap antigen : Protein tuberkulin M. tuberculosis (penyebab utama) Staphylococcus Streptococcus Gonococcus Candida Coccidomycosis Limphogranuloma Ascariasis

Patofisiologi 1

Patofisiologi 2

Gejala
Lakrimasi Fotofobia disertai rasa sakit Sekret mukopurulen (bila disertai inf eksi sekunder) Visus berkurang apabila mengenai p upil

Tanda
Infiltrat dan neovaskularisasi pada kornea. Flikten pada limbus/ kornea/ kojungtiva berup a benjolan berbatas tegas berwarna putih keab uan, dengan atau tanpa neovaskularisasi Hiperemia konjungtiva & menebalnya epitel k ornea

Pemeriksaan penunjang
Foto toraks Tes tuberkulin Kultur dan uji sensitivitas dari sekret konj ungtiva (bila terdapat infeksi sekunder)

Diagnosis banding
Nodul di limbus Trakoma Keratitis marginal Keratitis interstisial

Penatalaksanaan
Tanpa pengobatan : sembuh dalam 10 1 4 hari Kortikosteroid topikal dapat diberikan u/: Mempercepat proses penyembuhan Mengurangi timbulnya parut & vaskulari sasi

STATUS OFTALMOLOGI

Identitas Pasien
Nama : An. PS Jenis kelamin : Perempuan Usia : 10 tahun Suku / Bangsa : Betawi / Indonesia Alamat : Legoso Ciputat Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : SD kelas 5 Masuk poli mata : 22 Mei 2009

Anamnesis 1
Keluhan utama
Mata kanan merah sejak 1 bulan sebelum ke poli mata

Keluhan tambahan
Mata kanan berair, silau, dan belekan

Anamnesis 2, RPS
Mata kanan merah sejak 1 bulan yang lalu. Menyangkal adanya gangguan penglihatan Keluhan disertai mata kanan sering berair, merasa silau bila m elihat cahaya dan terasa gatal. Mata kanannya tidak terasesa sakit baik saat kelopak matanya ditekan ataupun tidak. Kelopak mata bengkak disangkal. Merasa kelilipan, seperti ada benda asing dan kadang-kadang belekan warna putih lengket. Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter spesialis mata di berikan obat tetes mata floksa dan obat tetes warna putih, dipakai 6 ka li sehari. Pasien pernah sembuh selama 2 minggu, kemudian matanya merah lagi.

Anamnesis 3
Riwayat penyakit dahulu Pasien menyangkal adanya riwayat radang pada kelopak mata, pemakaian kontak lensa, atau pun trauma Riwayat penyakit keluarga Di keluarga tidak ada yang sakit seperti ini. Riwayat TB dalam keluarga disangkal.

Status oftalmologi 1
OD 5/5 Tidak dikoreksi Ortoposisi Bebas ke segala arah Tenang Tenang Tenang Injeksi silier (+), injeksi konjungtiva (+) Pemeriksaan Visus s.c Visus c.c Posisi bola mata Pergerakan bola mata Palpebra Konjungtiva tarsal Konjungtiva fornix Konjungtiva bulbi OS 5/5 Tidak dikoreksi Ortoposisi Bebas ke segala arah Tenang Tenang Tenang Tenang

Status oftalmologi 2
OD Pemeriksaan Jernih, infiltrat (+), flikten (+), neovaskularisasi (+), tes Kornea fluoresein (+), tes sensibilitas Jernih, dalam Kamera okuli anterior Coklat tua, kripti Iris teratur Bulat, isokor, reguler Pupil Jernih Lensa Jernih Normal/ palpasi Refleks fundus (+), papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, A/V 2/3, refleks makula (+) Cairan vitreus Tekanan bola mata Funduskopi OS Jernih, tes sensibilitas (+)

Jernih, dalam Coklat tua, kripti teratur Bulat, isokor, reguler Jernih Jernih Normal/ palpasi Refleks fundus (+), papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, A/V 2/3, refleks makula (+)

Diagnosis
Diagnosis Kerja Keratokonjungtivitis flikten OD Diagnosis Banding Keratitis marginal OD Rencana Pemeriksaan Pemeriksaan Ro. Thoraks

Tatalaksana
Penatalaksanaan Kortikosteroid topikal : deksametason 0,1% 6 X s ehari (4 jam sekali)

Prognosis Ad vitam : Bonam Ad visam : Dubia ad bonam Ad sanactionam : Dubia ad bonam

Kesimpulan
Keratokonjuntivitis flikten merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV terhadap antigen pro tein M. TB, S. aureus, dll. Dapat timbul di konjung tiva bulbi, limbus ataupun kornea. Dapat unilater al ataupun bilateral. Memberikan gejala lakrima si, fotofobia, dan rasa sakit. Ditemukan suatu fli kten dengan atau tanpa neovaskularisasi. Dapat s

Anda mungkin juga menyukai