Anda di halaman 1dari 44

8-3 Torsi dan Momen Magnet

Setelah mendiskuskan tentang gaya di suatu simpul


arus dalam medan magnet,

Selanjutnya torque (tenaga putaran) pada simpul arus
dalam medan magnet yang dimaksud diatas dapat
ditentukan
Konsep dari suatu simpul arus yang mengalami suatu
torsi (tenaga putaran ) di dalam suatu medan
magnetis adalah merupakan arti yang penting dalam
memahami perilaku tentang:

Garis edar partikel bermuatan,

Motor-motor dc, dan

Generator-generator.
Jika simpul tersebut ditempatkan paralel pada suatu
medan magnet, maka


Simpul tersebut mengalami suatu gaya yang
cenderung untuk memutar simpul itu.
Tenaga Putaran (torque) T (atau momen gaya
mekanis) pada suatu loop adalah perkalian vektor dari
gaya F dan lengan momen r.
Satuannya adalah Newton-meter (N-m)
Bila hal ini diterapkan pada suatu loop segi-empat
dengan panjang l dan lebar w yang ditempatkan di
suatu medan magnet B yang seragam seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 8.5(a).


Dari gambar ini, dl paralel dengan B sepanjang sisi 12 dan 34
dari loop dan tidak ada gaya yang digunakan di sisi-sisi
tersebut. Jadi dengan demikian
atau
di mana | F
o
| =IBl karena B adalah seragam.
Jadi, secara keseluruhan tidak ada gaya yang
digunakan pada loop/jerat.
F
o
dan F
o
bertindak pada poin-poin yang berbeda di
dalam loop/jerat, dengan demikian menciptakan
kopel.
Jika normal terhadap bidang datar dari loop/jerat
membuat suatu sudut dengan B, seperti yang
ditunjukkan dalam pandangan melintang dari Gambar
8.5(b), maka tenaga putaran pada loop/jerat itu adalah
Tapi l w = S, luas dari loop. Sehingga,
Dan kuantitasnya didefinisikan sebagai
atau
Pers. (8.18), a
n
adalah suatu vektor satuan normal
pada bagian datar dari loop dan arah nya ditentukan
oleh kaidah tangan-kanan: jari-jari di dalam arah arus
dan ibu jari sepanjang a
n
.
Momen dipole magnet adalah hasil kali dari arus dan
luas dari loop; arahnya adalah normal terhadap
loop/jerat.
Secara umum pernyataan ini dapat diterapkan di
dalam menentukan torque (tenaga putaran ) pada
suatu loop dengan sembarang bentuk walaupun
pernyataan ini diperoleh dengan menggunakan loop
yang berbentuk segi empat.
Satu-satunya pembatasan adalah bahwa medan
magnet harus seragam.
Perlu dicatat bahwa torque itu di dalam arah sumbu
rotasi (sumbu-z pada kasus di Gambar 8.5a).
Hal tersebut diarahkan
sedemikian rupa untuk
mereduksi sehingga m dan
B berada dalam arah yang
sama.
Dalam satu posisi
keseimbangan (ketika
m dan B berada pada
arah yang sama), loop
tegak lurus pada
medan magnet torque
dan juga jumlah dari
gaya-gaya pada loop
akan menjadi nol.
8.4 Dipole Magnet
Suatu magnet batang atau suatu filamen loop arus
yang kecil dikenal sebagai suatu magnetis dwikutub
atau dipole magnet.

Akan ditentukan medan magnet B pada suatu titik
amatan P(r,, ) berkenaan dengan loop yang
berbentuk lingkaran yang membawa arus I seperti di
Gambar 8.6.
Gambar 8.6 Medan magnet di P berkenaan dengan
sebuah loop arus
Potensial vektor
magnetik di P adalah
ditunjukkan bahwa
pada medan jauh ( r
>> a, sehingga loop
nampaknya kecil di
titik pengamatan, A
hanya mempunyai
komponen dan itu
diberi oleh
atau
Dimana
Kerapatan fluks magnet B ditentukan dari
Maka layak untuk menganggap suatu simpul
arus yang kecil sebagai suatu dipole magnetic
(dwikutub magnet).

Garis-garis B berkenan dengan dipole magnetic
adalah serupa dengan garis-garis E berkenaan
dengan dipole electric .

Gambar 8.7(a) mengilustrasikan garis-garis B di
sekitar dipole magnet m =I S.
Gbr.8.7 Garis-garis B berkenaan dengan dipole magnet : (a)
suatu loop arus yang kecil dengan m = IS, (b) sebuah batang
magnet dengan m = Q
m
l
Sepotong magnetis batang permanen, Gbr. 8.7(b),
dapat dianggap sebagai suatu dipole magnet.

Amati bahwa garis-garis B berkenaan dengan magnet
batang tersebut adalah serupa berkenaan dengan
simpul arus yang kecil di dalam Gambar 8.7(a).
Tilik magnet batang dari Gambar 8.8.
Jika Q
m
adalah satu muatan magnetis yang terisolasi (
kekuatan kutub) dan adalah panjang batang, dan
batang mempunyai suatu momen dipole Q
m
.
(Sebagai catatan bahwa Q
m
ada); bagaimanapun, hal
tersebut tidak ada tanpa satu dihubungkan Q
m
.
Lihat Table 8.2.)

Gbr. 8.8 Sepotong
magnet batang yang
terdapat didalam
medan magnet
eksternal
Bila batang berada dalam medan magnetik yang seragam B,
maka batang itu mengalami suatu momen puntir
8.23 B B m T = =
m
Q
dimana titik dalam arah selatan-ke- utara. Torsi cenderung
untuk mensearahkan batang dengan medan magnet eksternal.

Gaya yang bekerja pada muatan magnet adalah
8.24 B F
m
Q =
Oleh karena loop arus yang kecil dan batangan magnet
menghsilkan dipole magnet, maka loop arus dan batang tadi
adalah setara bila keduanya menghasilkan torsi yang sama
dalam medan B yang ditentukan; yaitu, bila
8.26
sehingga
8.25


IS Q
ISB B Q T
m
m
=
= =
Memperlihatkan bahwa keduanya harus memiliki
momen dipole yang sama.
Contoh Soal 8.5; 8.6;
Latihan 8.5; 8.6
Materi diskusi pada topik kali ini akan paralel dengan
polarisasi dari material dalam satu medan listrik.

Disini harus berasumsi bahwa model atom adalah
sebagai satu elektron yang mengorbit suatu inti
positif.
8.5 Magnetisasi dalam Material
Suatu material terdiri atas atom-atom. Masing-masing
atom dapat dianggap terdiri dari orbit elektron-
elektron pada suatu pusat inti positif;

Elektron-elektron juga beredar (atau spin) terhadap
intinya sendiri. Jadi;

Gbr.8.10 (a) Elektron yang meng orbit sekitar inti; (b) elektron
spin.
Jadi; Dengan demikian satu medan magnetik internal
dihasilkan oleh garis edar elektron-elektron di sekitar
nukleus seperti di Gambar 8.10(a) atau spinning
elektron-elektron seperti di Gambar 8.10(b).
Keduanya gerakan-gerakan elektronik ini
menghasilkan medan magnetik B internal, yang
serupa dengan medan magnetik yang dihasilkan oleh
suatu simpul arus pada Gbr 8.11. Simpul arus
ekuivalen ini miliki suatu momen magnetik m = I
b
Sa
n
,
Di mana S adalah luas simpul dan I
b
adalah arus ikatan
(yang mengikat atom).
Gbr. 8.11 Kesetaraan lingkaran loop
arus terhadap gerakan elektronik dari
Gbr.8.10.
Tanpa satu medan eksternal B yang dikenakan pada material,
jumlah dari m adalah nol berkenaan dengan orientasi acak
seperti di Gbr 8.12(a). Ketika satu medan eksternal B
diterapkan,momen magnetis dari elektron kurang lebih
membariskan dirinya dengan B momenmagnet bersih adalah
nol seperti yang digambarkan di dalam Gambar 8.12(b).
Gbr.8.12 Momen
dipole magnet dalam
volume v ; (a)
sebelum B
dikenakan, (b)
setelah B dikenakan
Magnetisasi M (dalam ampere/meter) adalah
momen dipole magnet per satuan volume
Bila terdapat N atom pada volume yang diberikan v
dan atom ke k memiliki momen magnet m
k
,
27 . 8 lim
1
0

v
N
k
k
v
A
A
=

=
m
M
Suatu media yang mana M dimana-mana tidak sama
dengan nol disebut termagnetisasi. Untuk suatu
volume yang sangat kecil
v d
'
momen magnet adalah
, v d d
'
= M m
Dari Pers.8.21b,vektor potensial magnetik berkenaan
dengan dm adalah
v d
R
v d
R
d
R
'

=
'

=
3
0
2
0
4 4 t

t
R M a M
A
R R
1
3
V
'
=
R
Bertalian dengan Pers.7.46



Sehingga
'
V
'
= 28 . 8
1
4
0
v d
R
M A
t

Gunakan Pers.7.48 memberikan,



R R R
M
M M V
'
V
'
= V
'

1 1
Masukan ini ke Pers.8.28 menghasilkan
} }
' '
'
V
'

'
V
'
=
v v
v d
R
v d
R
M M
A
t

4 4

Gunakan identifikasi vektor


S F F d v d
v
S
=
'
V
'
} }
'
'
Pada integral ke dua, diperoleh

8.29
4 4
4 4

0 0

0

0

} }
} }
' '
' '
'
+
'
=
'

+
'
V
'
=
v S
b b
S
n
v
R
S d
R
v d
S d
R
v d
R
K J
a M M
A
t

Bandingkan Pers.8.29 dengan Pers.7.42 dan 7.43


8.31 dan
8.30

n b
b
a M K
M J
=
V =
Dimana J
b
adalah batasan kerapatan arus volume atau
kerapatan arus volume magnetisasi magnetization
volume current density (dalam ampere per meter
pengkat dua), K
b
dalah batasan kerapatan arus
permukaan (dalam ampere per meter),dan a
n
adalah
vektor satuan normal terhadap permukaan.
Persamaan 8.29 memperlihatkan bahwa potensial
medan magnet yang berkenaan terhadap kerapatan
arus volume J
b
yang melalui benda dan arus
permukaan K
b
pada permukaan benda.
Vektor M adalah analogi dari polarisasi P dalam
dielektrikum dan ini kadang kadang disebut kerapatan
polarisasi magnetis (magnetic polarization density
dari medium.Dalam pandangan yang lain, M
dianalogikan dengan H dan keduanya memiliki satuan
yang sama.
Dalam hal ini, sebagai
. juga , M J H J V = V =
b
Juga J
b
dan K
b
untuk benda yang termagnetisasi
adalah serupa dengan
pv
dan
ps
untuk suatu benda
yang terpolarisasi seperti di jelaskan di Pers. (8.29) sd
(8.31), J
b
dan K
b
dapat diperoleh dari M; oleh karena
itu, J
b
dan K
b
tidak lazim digunakan.
Dalam ruang hampa, M = 0 dan diperoleh,
8.32 atau
0

f f
J
B
J H =
|
|
.
|

\
|
V = V

dimana J
f
kerapatan volume arus bebas. Dalam media
bahan M = 0, dan hasilnya B berubah sehingga
M H
J J J
B
V + V =
= + =
|
|
.
|

\
|
V
b f
o

8.33 ) (
atau
0
M H B + =
Hubungan dalam Pers. 8.33 dirangkum untuk semua
material apakah material-material itu bersifat linear
atau tidak.

Konsep-konsep dari kelinearan, isotropi, dan
kehomogenan diperkenalkan dalam bagian 5.7.

Penerapannya disini untuk media dielekrtikum, sama
seperti media magnetik.
Untuk bahan-bahan yang linier, M (dalam A/m)
tergantung secara linier pada H seperti

8.34 H M
m
_ =
Dimana
m
adalah besaran tanpa dimensi
(perbandingan M dengan H) disebut suseptibilitas
magnet (magnetic susceptibility) untuk medium.
Masukan Pers.8.34 ke 8.33 menghasilkan
8.37 1
untuk
8.36
atau
8.35 ) 1 (
0
r
0
0

_

_
= + =
=
= + =
m
r
m
H B
H H B
Masukan Pers.8.34 ke 8.33 menghasilkan
Perlu diingat bahwa hubungan-hubungan dalam Pers.
8.34 sd 8.37 dipertahankan hanya pada material yang
linear dan isotropik.

Jika material atau bahan yang bersifat anisotropik
(misalnya, kristal), Pers. 8.33 tetap dipertahankan tapi
Pers. 8.34 sd 8.37 jangan diterapkan.

Dalam hal ini, mempunyai sembilan terminologi
(serupa dengan di dalam Pers. 5.37) dan, sebagai
akibatnya, medan-medan, B, H, dan M sudah tidak
lagi paralel.

Anda mungkin juga menyukai