Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr. Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya milik Allah SWT karena atas Rahmat dan
Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul FIBROMIALGIA
yang disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kapaniteraan di bagian ilmu neurologi di
Rumah Sakit mum !abupaten "ekasi.
#enulis u$apkan terima kasih kepada dr."ardan, Sp.S atas bimbinganya, teman % teman
satu stase atas kerjasamanya dan para staff poli neurologi atas dukungannya. Semoga Allah SWT
membalas kebaikannya.
#enulis menyadari bah&a referat ini jauh dari kesempurnaan. 'leh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga penyusunan refrat ini dapat
lebih baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Akhir kata dengan mengu$apkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu meridhoi kita
semua, dan referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
WassalamualaikumWr. Wb.

Bekasi, () No*ember +,((
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
-ibromialgia merupakan sindrom nyeri kronis yang mempengaruhi ./-(,/ dari
populasi. Wanita lebih sering terkena dibandingkan pria dengan rasio 01(, dan sindrom ini
biasanya terjadi pada usia +,-2, tahun. -ibromialgia merupakan kumpulan gejala tanpa ada
penyebab fisiologis yang jelas. #asien akan mengalami nyeri kronik pada keempat ekstrimitas.
3iagnosis -ibromialgia masih kontro*ersial, beberapa ahli menggolongkannya ke dalam
gangguan reumatologis sedangkan yang lain per$aya bah&a -ibromialgia lebih kepada gangguan
psikiatrik. -ibromialgia bukanlah kondisi terminal yang progresif akan tetapi merupakan suatu
kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup pasien se$ara signifikan.
#ermasalahan penyakit fibromialgia adalah terletak bagaimana kita mendiagnosis dan
bisa membedakan dengan penyakit lain, keterbatasan kriteria diagnosis fibromialgia, dan
pengaruh fibromialgia yang menyerang &anita usia produktif serta menentukan faktor resiko
yang paling berpengaruh terhadap terjadinya penyakit ini. #enatalaksanaan yang tepat dapat
memberikan hasil kesembuhan yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
-ibromialgia adalah sindrom kelelahan kronik yang menyebabkan nyeri,
kekakuan dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. Seseorang
dengan fibromialgia memiliki tender points pada tubuhnya. Tender points adalah titik
nyeri yang biasanya ada pada daerah leher, bahu, punggung, pinggul, lengan dan telapak
kaki. 4ika titik tersebut ditekan maka akan terasa kesakitan.
2.2 EPIDEMIOLOGI
-ibromialgia terutama menyerang &anita usia subur 5),-0,/6 dibandingkan pria
dengan rasio 01(, yaitu pada &anita usia +,-2, tahun. #re*alensi pada populasi umum
berkisar sekitar 2/. -ibromialgia dapat juga mempengaruhi pria, anak-anak dan orang
tua atau usia lanjut, tapi jarang. -ibromialgia dapat terjadi sendiri atau dapat
dihubungkan dengan penyakit lain, seperti systemi$ lupus atau rheumatoid arthritis.
-ibromialgia ber*ariasi di tiap-tiap Negara. 3i S&edia dan 7nggris, (/ dari populasi
dipengaruhi oleh fibromialgia. 3i Amerika, kira-kira +/ dari populasi dipengaruhi oleh
fibromialgia.
2.3 ETIOLOGI
Hingga kini, penyebab pasti fibromialgia belum dapat ditemukan,1,3,4 namun telah
diketahui bahwa fibromialgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan,
hipotiroidisme, dan trauma. Fibromialgia juga telah ditemukan pada pasien yang terinfeksi
hepatitis C, HIV, parvovirus B19, dan lyme disease.1 Pendapat lain menyebutkan kurangnya
latihan, penggunaan otot secara berlebihan, dan perubahan metabolisme otot sebagai
kemungkinan penyebab fibromialgia.5
8angguan mekanisme nyeri pada SS# diperkirakan sebagai faktor penyebab sindrom ini.
#asien dengan fibromialgia memiliki ambang nyeri yang lebih rendah dari pada mereka
yang tidak memiliki kelainan ini. Teori lain juga termasuk defisiensi hormon
pertumbuhan, abnormalitas a9is hypothalami$-pituitary-adrenal, dan abnormalitas
akti*asi respon stress simpatetik. -aktor genetik diduga kuat sebagai penyebab dari
sindrom ini karena first degree realati*es memiliki risiko terkena -:S ) kali lebih besar
5"ru$e, +,,26.
2.4 PATOGENESIS
Meskipun penyebab pasti fibromialgia masih menjadi misteri, secara umum para ahli sepakat
mengenai adanya mekanisme pengolahan input yang tidak normal, khususnya input nyeri
(nosiseptif), pada sistem saraf pusat.3,4 Pada studi dolorimetri dan pemberian stimuli seperti
panas, dingin dan elektrik, ditemukan ambang rangsang yang rendah pada pasien fibromialgia.
Pasien fibromialgia mempersepsikan stimuli non-nosiseptif sebagai stimuli nosiseptif serta
kurang mampu mentoleransi nyeri yang seharusnya dapat ditoleransi oleh orang normal.3
Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan pada susunan saraf pusat pasien
fibromialgia sehingga fibromialgia tidak lagi dapat disebut sebagai keluhan subjektif.1,3,4
Kelainan tersebut adalah kadar seroto- nin yang rendah,1,4 disfungsi poros hipotalamus
hipofisis,3 kadar hormon pertumbuhan yang rendah, 1,4 kadar substansi P yang meningkat 1,4
dan faktor pertumbuhan saraf yang
meningkat.4
Kadar Serotonin yang Rendah
Serotonin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam tidur, nyeri dan perubahan mood.1
Serotonin yang disekresikan oleh ujung serat neuron rafe, dapat menyebabkan perangsangan
daerah tertentu dari otak yang kemudian menyebabkan tidur. Serotonin yang disekresi oleh radiks
dorsalis medula spinalis dapat merangsang sekresi enkefalin yang menimbulkan hambatan
presinaptik dan postsinaptik pada serabut nyeri.6 Kadar serotonin yang rendah diduga memiliki
peran dalam patogenesis fibromialgia yaitu dengan menurunkan efek hambatan pada serabut
nyeri. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan bahwa pasien fibromialgia ternyata memiliki
kadar serotonin yang rendah di cairan serebrospinalnya.1 Bukti lain menunjukkan bahwa obat
yang mempengaruhi serotonin ternyata tidak menunjukkan efek dramatis pada fibromialgia.1,4
Disfungsi Poros Hipotalamus Hipofisis
Poros hipotalamus hipofisis berperan penting dalam respons adaptasi terhadap stres. Pada sistem
yang berfungsi normal, hipotalamus mensekresi corticotropin-releasing hormone (CRH) yang
kemudian merangsang sekresi adreno- corticotropic hormone (ACTH) oleh hipofisis. ACTH
kemudian merangsang korteks adrenal mensekresi glukokortikoid yang berperan dalam respons
adaptasi terhadap stres.4
Regulasi sirkadian sistem poros hipotalamus hipofisis sebagian dipengaruhi metabolisme
serotonin. Disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis diperkirakan sebagai akibat dari
rendahnya kadar serotonin. Sebaliknya, disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis juga
diperkirakan memperburuk abnormalitas kadar serotonin di sistem saraf pusat.4
Beberapa kelainan yang dapat ditemukan berkaitan dengan disfungsi sistem poros hipotalamus
hipofisis adalah kadar kortisol 24 jam yang rendah, hilangnya ritme sirkadian dengan peningkatan
kadar kortisol sore hari, hipoglikemia yang diinduksi insulin berkaitan dengan produksi ACTH
yang berlebihan, kadar hormon pertumbuhan yang rendah dan sekresi glukokortikoid yang
rendah.4 Selain itu ditemukan juga kadar kortisol bebas pada urin yang rendah, serta
berkurangnya respons kortisol terhadap corticotropin-re- leasing hormone pada pasien
fibromialgia.1
Kadar Growth Hormone yang Rendah
Growth hormone (GH) adalah suatu hormon yang berperan dalam pertumbuhan karena sifatnya
yang meningkatkan sintesis protein, meningkatkan penggunaan lemak untuk energi, menurunkan
pemakaian glukosa untuk energi, dan merangsang pertumbuhan tulang.6 Hormon tersebut secara
normal disekresi pada tahap 4 dari tidur, sehingga gangguan tidur diduga dapat menurunkan
sekresinya.1
Pada pasien fibromialgia ditemukan penurunan kadar GH yang penting untuk proses repair otot
dan kekuatan, yang diduga diakibatkan oleh gangguan tidur. Hal itu didukung oleh bukti adanya
hasil EEG yang menunjukkan gangguan tahap 4 dari tidur normal (non-REM) dan gangguan
gelombang yang berulang pada pasien fibromialgia.1
Kadar Substansi P yang Meningkat
Substansi P adalah neurotransmiter yang dilepaskan bila akson distimulasi. Peningkatan kadar
substansi P meningkatkan sensitivitas saraf terhadap nyeri. Kadar substansi P yang tinggi
menyebabkan stimulus normal dipersepsikan sebagai stimulus nosiseptif oleh penderita
fibromialgia.4
Kadar substansi P yang meningkat di cairan sere- brospinal pasien fibromialgia juga mungkin
berperan dalam menyebarkan nyeri otot. Peneliti pada 4 studi yang independen melaporkan kadar
substansi P pada pasien fibromialgia meningkat sampai 2-3 kali kadar pada individu normal.4
Selain hal-hal di atas ditemukan juga abnormalitas lain seperti berkurangnya aliran darah ke
talamus, nukleus kaudatus, serta tektum pontine, yang merupakan area sig- naling, integrasi, dan
modulasi nyeri. Disfungsi saraf otonom diduga juga berperan dalam fibromialgia, dengan
ditemukannya hipotensi ortostatik setelah uji tilt table dan peningkatan frekuensi denyut jantung
istirahat terlentang.1
Penelitian dalam bidang genetik memperkirakan adanya peran polimorfisme gen sebagai etiologi
fibromialgia. Gen yang diperkirakan mengalami abnormalitas adalah gen yang mengatur sistem
serotonergik, katekolaminergik dan dopaminergik.4
2.5 DIAGNOSIS
Anamne!
Gejala yang biasa ditemukan pada pasien fibromialgia antara lain nyeri
muskuloskeletal yang menyebar, kekakuan, dan kelelahan. Gejala lain juga dapat muncul,
di antaranya parestesi, gangguan tidur, titik nyeri, dan lain-lain.
Pada fibromialgia, nyeri bersifat menyebar dan di-rasakan selama minimal 3 bulan,
di atas dan bawah pinggang pada kedua sisi tubuh, bersamaan dengan nyeri aksial.5
Nyeri punggung bawah (berasal dari bawah pinggang) dapat menyebar hingga ke bokong
dan tungkai. Nyeri lain dapat meliputi nyeri leher, bahu atas-belakang, dan nyeri sendi.
Nyeri tersebut timbul setelah olahraga ringan, dan dirasakan seperti nyeri terbakar yang
persisten dan mengganggu, atau nyeri tumpul yang konstan.1
Pada 75-90% penderita fibromialgia, ditemukan kekakuan yang biasanya terjadi di
pagi hari kemudian membaik di siang hari atau bertahan sepanjang hari.1,5 Gejala lain
yang mungkin ditemukan adalah kelelahan, mati rasa pada kaki dan tangan, sering
terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali, bangun pagi dengan rasa letih, merasa
lebih kedinginan daripada orang-orang di sekitarnya, fenomena Raynaud atau gejala
mirip fenomena Raynaud, gangguan kognitif dengan kesulitan berpikir dan kehilangan
ingatan jangka pendek (loss of short-term memory), sakit kepala tipe migrain, pusing,
cemas, dan depresi. Gejala tersebut diperparah oleh stres atau cemas, kedinginan, cuaca
lembab, dan kerja terlalu keras. Sebaliknya, pasien merasa lebih baik saat cuaca hangat
dan liburan.1
Peme"!#aan F!!#
K"!$e"!a D!a%n&$!#
#ada tahun (00, kriteria diagnostik resmi untuk -: didirikan oleh American College of
Reumatologi 5A;R6.
R!'a(a$ n(e"! (an% me)*a + kronis, luas, nyeri muskuloskeletal berlangsung lama
lebih dari tiga bulan di keempat kuadran tubuh 5<Nyeri yang meluas< didefinisikan
sebagai nyeri di atas dan di ba&ah pinggang pada kedua sisi tubuh juga pada daerah
$er*i$al, dada anterior, tulang dada, atau punggung ba&ah6 harus ada.
N(e"! ,a-a 11 $em,a$ -a"! 1. P&!n$ Ten-e" S!$e -en%an Pa),a! + Ada delapan
belas tender point yang dokter $ari dalam membuat diagnosis fibromyalgia. :enurut
A;R yang termasuk persyaratan, yaitu pasien harus memiliki (( dari () poin tender
untuk didiagnosa dengan fibromyalgia. Sekitar empat kilogram tekanan 5atau sekitar
0 lbs.6 =arus diterapkan ke titik tender, dan pasien harus menunjukkan bah&a lokasi
tender point terasa sakit.
De)a,an /e)a $en-e" ,&!n$ !$e +
1 0 21 $en%#*#+ bilateral, pada insersi otot subo$$ipital.
3 0 41 2e"3!2a) /a'a4+ bilateral, pada aspek anterior dari ruang intertrans*erse di
;2-;>.
5 0 51 $"a,e6!*+ bilateral, pada titik tengah batas atas.
7 0 .1 *,"a,!na$*+ bilateral, di atas tulang belakang skapula dekat perbatasan
medial.
8 0 191 Ke-*a $*)an% !%a+ bilateral, di persimpangan kostokondral kedua, hanya
lateral persimpangan pada permukaan atas.
11 0 121 )a$e"a) e,!#&n-!)*+ bilateral, $m + distal ke epi$ondyles.
13 0 141 %)*$ea)!+ bilateral, dalam kuadran atas luar pantat di lipatan anterior
otot.
15 0 151 G"ea$e" $"&#an$e"+ bilateral, posterior ke trokanterika prominens.
17 0 1.1 L*$*$+ bilateral, di lapisan lemak proksimal medial.
Diagnosis fibromyalgia dapat ditegakkan apabila pasien memenuhi kedua kriteria ACR
1990, yaitu riwayat nyeri muskuloskeletal yang menyebar minimal 3 bulan dan nyeri yang
signifikan pada minimal 11 dari 18 tender points (Gambar 1) jika dilakukan palpasi dengan
jari.1,2,7 Kriteria ACR sangat bermanfaat dalam menegakkan diagnosis, meskipun beberapa
pasien memiliki jumlah tender sites yang lebih sedikit dan nyeri regional yang lebih, sehingga
didiagnosis fibromyalgia. Pemeriksaan neurologis muskuloskeletal dan laboratorium tetap normal
pada fibromyalgia.1
Gam/a" 1. ?okasi Tender Points diagnosis -ibromialgia
Peme"!#aan Pen*n:an%
Tidak ada tes darah sederhana atau @-ray dapat memberitahu bah&a seseorang
memiliki fibromialgia. 3iagnosis dibuat hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik.
#emeriksaan tes darah atau @-ray untuk menyingkirkan penyakit yang mirip
dengan fibromialgia. !ondisi-kondisi ini termasuk1
tingkat hormon tiroid yang rendah 5hypothyroidism6,
penyakit paratiroid 5menyebabkan tingkat kalsium darah yang meninggi6,
penyakit-penyakit otot yang menyebabkan nyeri otot 5seperti polymyositis6,
penyakit-penyakit tulang yang menyebabkan nyeri tulang 5seperti penyakit #aget6,
kalsium darah yang meninggi 5hyper$al$emia6,
penyakit-penyakit infeksius 5seperti hepatitis, Apstein "arr *irus, A73S6, dan
kanker
:eskipun tidak ada tes darah untuk fibromialgia, tes-tes darah adalah penting
untuk mengeluarkan kondisi-kondisi medis lain. 'leh karenanya, hormon tiroid dan
tingkat-tingkat kalsium darah diperoleh untuk mengeluarkan hyper$al$emia,
hyperparathyroidism, dan hypothyroidism. Tingkat alkaline phosphatase 5suatu enBim
tulang6 seringkali naik pada pasien-pasien dengan penyakit tulang #aget. Tingkat ;#!
5suatu enBim otot6 seringkali naik pada pasien-pasien dengan polymyositis, penyakit
dengan peradangan otot yang tersebar. 'leh karenanya, memperoleh tingkat-tingkat
darah alkaline phosphatase dan ;#! dapat membantu dokter memutuskan apakah
penyakit #aget dan polymyositis adalah penyebab dari nyeri-nyeri tulang dan otot. Tes-
tes jumlah darah komplit atau $omplete blood $ount 5;";6 dan hati membantu dalam
diagnosis dari hepatitis dan infeksi-infeksi lain.
-ibromialgia dapat terjadi sendirian atau dalam hubungan dengan kondisi-kondisi
rhematik sistemik lain. !ondisi-kondisi rhematik sistemik merujuk pada penyakit-
penyakit yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada banyak jaringan-
jaringan dan organ-organ yang berbeda di tubuh. !ondisi-kondisi rhematik sistemik yang
berhubungan dengan fibromyalgia termasuk systemi$ lupus erythematosus, rheumatoid
arthritis, polymyositis, dan polymyalgia rheumati$a. Tes-tes darah yang sangat membantu
dalam menge*aluasi penyakit-penyakit ini termasuk erythro$yte sedimentation rate
5ASR6, serum protein ele$trophoresis 5S#A#6, antinu$lear antibody 5ANA6, dan
rheumatoid fa$tor 5R-6. #ada pasien-pasien dengan fibromialgia tanpa penyakit-penyakit
sistemik yang berhubungan, tes-tes darah ASR, S#A#, ANA, dan R- biasanya adalah
normal.
2.5 DIAGNOSIS BANDING
(. Hipotiroid
:enurunnya produksi hormon tiroid pada kalenjar tiroid. !alenjar tiroid sendiri
bertugas melepas hormon tiroid keseluruh tubuh le&at pembuluh darah. #ada kasus
hipotiroid, pelepasan ini tidak bisa terlaksana dengan baik sehingga berbagai akti*itas
fisik dan mental akan ikut terganggu.
+. Myasthenia gravis
#enyakit kronis dengan remisi dan relaps, dan ditandai oleh kelemahan dan $epatnya
otot-otot *olunteer menjadi lelah sesudah suatu kegiatan, diikuti oleh pulihnya
kekuatan sesudah istrahat selama beberapa menit sampai beberapa jam. 7ni
disebabkan oleh gangguan konduksi pada myoneural jun$tion.
.. Multiple Sclerosis
#enyakit demyelinating yang mengenal serebelum, saraf optikus dan medula spinalis
5terutama mengenai traktus kortikospinalis dan kolumna posterior6, se$ara patologi
memberi gambaran plak multipel di susunan saraf pusat khususnya peri*entrikuler
subtansia alba. 8ejala !linia :S C kelemahan umum, gangguan sensoris, nyeri,
gangguan blader, gangguan serebelum, gangguan batang otak dan gangguan fungsi
luhur.
2.5 PENATALAKSANAAN
Secara keseluruhan tim multidisiplin diperlukan untuk tatalaksana fibromialgia
secara optimal. Tim multidisiplin tersebut terdiri atas spesialis rehabilitasi medik,
psikiater, terapis fisik, dan ahli lainnya. 1,2. Tatalaksana fibromialgia dapat dibagi
menjadi tatalaksana medikamentosa dan non-medikamentosa.
N&n;Me-!#amen$&a
Tatalaksana non-medikamentosa, selain untuk mengurangi nyeri, gangguan tidur
serta depresi juga digunakan untuk mengatasi kelelahan otot.
a. Adukasi pasien
Edukasi pasien merupakan salah satu tatalaksana fibromialgia yang paling
penting. Edukasi pasien harus dilakukan sebagai langkah pertama dalam
tatalaksana pasien fibromialgia. Pasien perlu diinformasikan mengenai penyakit
yang sedang dialaminya.5 Pasien juga perlu diinformasikan bahwa fibromyalgia
tidak menyebabkan kelumpuhan dan tidak bersifat degeneratif, serta terdapat
pengobatan untuk penyakit ini.1
b. :engurangi stress
Konsultasi psikiatrik memiliki peran yang sangat penting dalam
tatalaksana depresi dan cemas pada pasien fibromialgia. Stres dalam kehidupan
harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan pasien, dan pasien harus diberikan
pertolongan mengenai bagaimana menghadapi stres.1,2
$. ?atihan
Untuk mengurangi nyeri, dapat dilakukan aplikasi panas dan dingin ke
otot secara bergantian masing-masing 15-20 menit diselingi waktu untuk kembali
ke suhu normal.
Pelatihan biofeedback yang intens (misalnya dua kali sehari untuk
seminggu) seringkali penting untuk nyeri otot yang kronik dan menyebar. Teknik
tersebut terutama berguna untuk otot-otot postural yang biasanya berfungsi tanpa
disadari. Elektroda permukaan ditempelkan ke atas otot untuk mendeteksi
aktivitasnya. Pelatihan biofeedback dilakukan untuk menolong pasien
mengembalikan otot ke keadaan istirahat normal setelah kontraksi.5
Teknik lain untuk mengurangi nyeri ialah spray and stretch. Vapocoolant
spray disemprotkan dengan pola menyapu searah serat otot untuk melemaskan
otot, sambil dilakukan peregangan otot secara pasif oleh pasien atau klinisi.
Peregangan adalah elemen kunci dari pengurangan nyeri, meskipun
mekanismenya belum diketahui.5
Hal lain yang perlu diatasi pada pasien fibromialgia adalah gangguan
yang terjadi pada otot. Untuk itu, olahraga dapat menjadi solusi dan penting untuk
disarankan. Selain meregangkan dan memperkuat otot, olahraga juga dapat
meningkatkan kebugaran kardiovaskular. Pada pasien fibromyalgia, mungkin
terdapat keengganan berolahraga akibat rasa nyeri atau kelelahan. Apabila tidak
berolahraga, akan terjadi inaktivitas dan dekondisi otot, sehingga otot mulai
kehilangan fungsinya. 2 Hal tersebut selanjutnya dapat menyebabkan depresi,
menurunnya rasa percaya diri, dan stres yang memicu nyeri lebih lanjut.2
Olahraga aerobik juga baik untuk pasien dan dimulai setelah terjadi perbaikan
tidur serta berkurangnya nyeri serta kelelahan. Olahraga dilakukan mula-mula
pada level rendah dan pasien sebaiknya berolahraga 20-30 menit, 3-4 hari
seminggu.1
Terapi lain dapat membantu dengan derajat yang berbeda-beda, misalnya injeksi,
modifikasi perilaku, hipnoterapi, kompresi iskemik, olahraga dan pengaturan stres,1,5
namun, yang tidak boleh dilupakan ialah perbaikan postur dan mekanika tubuh.2,5
Me-!#amen$&a
Tatalaksana medikamentosa dapat digunakan untuk mengatasi nyeri, gangguan
tidur serta depresi dan ke$emasan. "erikut adalah beberapa kategori yang paling umum
digunakan obat untuk fibromialgia.
a. Analgesik
Analgesik adalah obat penghilang rasa sakit. :ereka berkisar dari o*er-the-
$ounter a$etaminophen 5Tylenol6 untuk obat resep, seperti tramadol 5ltram6, dan
persiapan narkotika bahkan lebih kuat. ntuk subset dari orang dengan
fibromialgia, obat narkotika yang diresepkan untuk nyeri otot yang parah.
b. Anti-inflamasi nonsteroid 'bat 5NSA73s<
Seperti namanya, obat anti-inflammatory drugs, termasuk aspirin, ibuprofen
5Ad*il, :otrin6, napro9en dan sodium 5Anapro9, Ale*e6, digunakan untuk
mengobati peradangan. :eskipun peradangan bukan merupakan gejala
fibromyalgia, NSA73 juga mengurangi rasa sakit. 'bat-obatan bekerja dengan
menghambat substansi dalam tubuh yang disebut prostaglandin, yang memainkan
peran dalam rasa sakit dan peradangan. 'bat-obat ini dapat membantu
meringankan nyeri otot fibromyalgia dan dapat meredakan kram menstruasi dan
sakit kepala sering dikaitkan dengan fibromialgia.
$. Antidepresan
'bat ini bekerja sama dengan baik pada pasien fibromialgia dengan atau tanpa
depresi, karena antidepresan meningkatkan tingkat bahan kimia tertentu di otak
5termasuk serotonin dan norepinefrin6 yang tidak hanya terkait dengan depresi,
tetapi juga dengan rasa sakit dan kelelahan. :eningkatkan tingkat bahan kimia ini
dapat mengurangi rasa sakit pada orang yang memiliki fibromialgia. "eberapa
jenis antidepresan untuk orang dengan fibromialgia, dijelaskan di ba&ah ini.
Antidepresan trisiklik.
Antidepresan trisiklik dapat membantu mempromosikan tidur restoratif pada
orang dengan fibromialgia. 'bat ini juga dapat mengendurkan otot-otot
menyakitkan dan meningkatkan efek alami tubuh sakit-membunuh Bat yang
disebut endorfin. "eberapa $ontoh obat trisiklik digunakan untuk mengobati
fibromialgia termasuk amitriptilin hidroklorida 5Ala*il, Andep6,
$y$lobenBaprine 5;y$lofle9, -le9eril, -le9iban6, doksepin 5Adapin, SineDuan6,
dan nortriptyline 5A*entyl, #amelor6. !edua amitriptilin dan $y$lobenBaprine
telah terbukti berguna untuk pengobatan fibromyalgia.
Sele$ti*e serotonin reuptake inhibitor.
4ika antidepresan trisiklik gagal digunakan antidepresan jenis sele$ti*e
serotonin reuptake inhibitor 5SSR76. Seperti dengan trisiklik, digunakan untuk
orang-orang dengan fibromyalgia dalam dosis lebih rendah daripada yang
digunakan untuk mengobati depresi. 3engan pelepasan serotonin, obat ini
dapat mengurangi kelelahan dan beberapa gejala lain yang terkait dengan
fibromialgia. !elompok SSR7 termasuk fluo9etine 5#roBa$6, paro9etine
5#a9il6, dan sertraline 5Eoloft6.
SSR7
3apat digunakan bersama dengan antidepresan trisiklik. #enelitian telah
menunjukkan bah&a terapi kombinasi dari trisiklik amitriptilin dan fluo9etine
SSR7 menghasilkan peningkatan lebih besar pada gejala fibromialgia daripada
salah satunya saja.
;ampuran reuptake inhibitor
"eberapa antidepresan baru meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin
baik dan karena itu di$ampur reuptake inhibitor. ;ontoh-$ontoh dari obat-obat
ini termasuk *enlafa9ine 5Affe9or6, dulo9etine 5;ymbalta6, dan
5Sa*ella6. Se$ara umum, obat ini bekerja lebih baik untuk sakit daripada SSR7,
mungkin karena mereka juga meningkatkan norepinefrin, yang mungkin
memainkan peran lebih besar dalam transmisi nyeri dari serotonin.
"enBodiaBepin
"enBodiaBepin kadang-kadang dapat membantu orang dengan fibromialgia
dengan tegang, otot-otot yang menyakitkan dan menstabilkan gelombang otak
tidak menentu yang dapat mengganggu tidur nyenyak. "enBodiaBepin juga
dapat meringankan gejala sindrom nyeri kaki, gangguan neurologis yang lebih
umum di antara orang dengan fibromialgia. !elainan ini ditandai oleh sensasi
tidak menyenangkan di kaki dan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan
kaki, terutama ketika beristirahat. "enBodiaBepin biasanya hanya untuk
orang-orang yang tidak respon dengan terapi lain karena potensi untuk
ke$anduan. "enBodiaBepin termasuk $lonaBepam 5!lonopin6 dan diaBepam
5Falium6.
'bat ?ain
7rritable bo&el syndrome 57"S6
- 3ifenoksilat G atropin 5?otomil6
Suplemen serat atau pen$ahar untuk meringankan sembelit
- ?operamide 57modium6
ntuk diare.
- Alosetron 5?otrone96
ntuk pengobatan 7"S berat dengan diare yang tidak merespon
pengobatan lain.
- ?ubiprostone 5AmitiBa6
ntuk pengobatan 7"S dengan sembelit.
- 'bat antispasmodi$
'bat tidur
Untuk memperbaiki kualitas tidur, digunakan trisiklik seperti amitriptilin
(10-50 mg), nortriptilin (10-75 mg), dan doksepin (10-25 mg) atau obat lain seperti
siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam sebelum tidur. Pemberian obat tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki tahap 4 dari tidur pasien, sehingga terjadi perbaikan
klinis. Pengobatan diberikan mulai dari dosis rendah, dan ditingkatkan bila perlu.
Efek samping seperti konstipasi, mulut kering, peningkatan berat badan, dan
kesulitan berpikir juga perlu dipertimbangkan. Selain obat di atas, trazodon atau
zolpidem juga dapat memperbaiki kualitas tidur.1
2.7 PROGNOSIS
-ibromialgia adalah gangguan jangka panjang. !adang-kadang, gejala
membaik. Terkadang, rasa sakit mungkin bertambah buruk dan terus selama
berbulan-bulan atau tahun. #asien yang tidak melakukan pengobatan akan
mengakibatkan kondisi semakin memburuk. 3engan pengobatan, gejala penyakit
ini akan berkurang. Sangat penting bah&a setiap pasien berpartisipasi
dalamGpera&atan sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
-ibromialgia adalah sindrom kelelahan kronik yang menyebabkan nyeri, kekakuan dan
kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. -ibromialgia terutama menyerang
&anita usia subur 5),-0,/6, usia +,-2, tahun dibandingkan pria dengan rasio 01(. Fibromialgia
dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan, hipotiroidisme, dan trauma.
mumnya penderita akan mengalami rasa nyeri dan kaku di bagian persendian ataupun
otot. Rasa nyeri dirasakan luas dan berlangsung lebih dari . bulan. Sering pula merasa lelah,
gelisah dan tidur yang tidak nyenyak. Nyeri dirasakan pada (( tempat dari () #oint Tender Site
dengan palpasi. "iasanya pemeriksaan penunjang tidak dilakukan, ke$uali untuk menyingkirkan
diagnosis banding seperti hipotiroid, multiple s$lerosis dan mistenia gra*is.
#era&atan fibromialgia sering membutuhkan pendekatan tim, antara dokter dan seorang
terapis fisik, profesional kesehatan lainnya, dan yang paling penting, diri sendiri, semua
memainkan peran aktif. #engobatan yang diberikan dapat berupa non-medikamentosa 5seperti
edukasi pasien, mengurangi stress dan latihan6, dan medikamentosa 5seperti obat analgetik, anti
depresan, anti inflamasi non steroid dan simptomatik6. -ibromialgia ini dapat diatasi apabila
penderita dapat mengurangi faktor resiko dan mau menjalani pengobatan. #enderita yang tidak
mau melakukan pengobatan akan mengakibatkan kondisi semakin memburuk.
DAFTAR PUSTAKA
(. "ru$e, :., +,,2. Firomyalgia Syndrome ! A Clinical Case "efinitions and
#uidelines for Medical Practitioner. An '*er*ie& of the ;anadian ;onsensus
3o$ument.
+. 7sbagio, =., (002. Masalah $yeri %e&ang 'tot pada Penderita Penyakit Reumatik(
Sub "agian Reumatologi "agian 7lmu #enyakit 3alam -akultas !edokteran
ni*ersitas 7ndonesia Rumah Sakit 3r ;ipto :angunkusumo, 4akarta
.. -aull, !., +,,2. Rehailitation for firomyalgia ! Comparison of Holistic and
Complementary Alternative Medicine )CAM* Therapy +ffectivenes(
H. Anonim, +,,H. Firomyalgia! Symptoms, "iagnosis, Treatment - Research
"iagnosis( National -ibromyalgia #artnership, 7n$.
2. Wolfe -, Smythe =A, Iunus :", "ennett R:, "ombardier ;, 8oldenberg 3?, et al.
The Ameri$an ;ollege of Rheumatology (00, $riteria for the $lassifi$ation of
fibromyalgia. Arthritis Rheum (00,C..1(J,->+.
J. Winfield 4. -ibromyalgia K'nlineL. +,,> Aug (2 K$ited +,,> 3e$ +JLC A*ailable from1
R?1 http1GG&&&.emedi$ine.$omGmedG topi$>0,.htm
>. 8illiland ";. -ibromyalgia, arthritis asso$iated &ith systemi$ disease, and other
arthritides. 7n1 !asper 3?, "raun&ald A, -au$i AS, =auser S?, ?ongo 3?, 4ameson 4?,
editors. =arrisons prin- $iples of internal medi$ine. (Jth ed. Ne& Iork1 :$8ra&-=illC
+,,2.p.+,22-JH.
). Thompson 4:.The diagnosis and treatment of mus$le pain syn- dromes. 7n1 "raddom R?,
"us$hba$her R:, 3umitru 3, 4ohnson AW, :atthe&s 34, Sinaki :, editors. #hysi$al
medi$ine and rehabilitation. +nd ed. #hiladelphia 5SA61 W" SaundersC +,,,.p.0.H-2H.
0. Arthritis -oundation. ?i*ing &ell &ith fibromyalgia. SA1 ?ongstreet #ress, 7n$.C (00>.

Anda mungkin juga menyukai