Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Thermal Equilibrium Pada Bangunan

Thermal equilibrium dalam bahasa indonesia nya yaitu kesetimbangan thermal tidak
ada perbedaan suhu dalam sistem. Misal terdapat dua benda yang memiliki suhu yang
berbeda, benda tersebut dihubungkan oleh benda lainnya yang menjadi media penghubung
antara kedua benda tersebut sehingga terjadi kesetimbangan thermal pada benda-benda
tersebut. Thermal equilibrium merupakan hukum termodinamika yang ke nol yang
menjelaskan kesetimbangan thermal pada sistem.
Dalam penerapannya thermal equilibrium bisa dipakai pada pembangunan rumah
yang dapat menjaga kesetimbangan thermal pada sistem ketika pada keadaan sistem sangat
panas. Transfer panas terdapat tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi
mengalir yang tergantung pada sifat materialnya, ketebalan, luasnya dan perbedaan suhunya
T sehingga kita dapat mencari hubungan antara variabel tersebut dengan persamaan Pcond
= AT/t . Sehingga konduktivitas termal material termasuk dalam hal yang berpengaruh
transfer panas. Dalam industri bangunan rumah terdapat material yang memiliki R-value
yang mampu meredam panas dan lebih tebal.
Sedangkan konveksi merupakan transfer panas dengan media fluida, sehingga aliran
fluida harus dipertimbangkan untuk menciptakan kenyamanan dalam bangunan yang akan
dibuat. Dalam penerapannya terdapat bahan bangunan yang membuat panas terkontrol dalam
aliran konveksi ini maupun berbentuk aliran udara dan air.
Radiasi; tiap objek memiliki kemampuan dalam memancarkan elektromagnetik maka
dalam hal ini radiasi menjadi prinsip mengalirnya panas sehingga diperlukan bahan yang
bangunan yang menjaga kesetimbangan thermalnya.
Pada kenyataannya kita harus menangani semua tiga jalur termal secara simultan.
Sehingga untuk mempertimbangkan dinding yang terletak antara interior bakar dan dingin,
dan dinding angin pada eksterior. Dari penelitian, dinding akan menjadi sedikit dingin untuk
disentuh, jadi untuk memiliki aliran termal dari ruangan ke dinding melalui konveksi dan
radiasi . Dinding itu sendiri melakukan panas ke permukaan luar . Kemudian konveksi dan
radiasi membawa panas dari sana. Dalam ekuilibrium ( dan karena energi termal tidak
diciptakan atau dihancurkan di dinding ) , kami memiliki keseimbangan persamaan sehingga
P
conv,in
+ P
rad,in
= P
cond
= P
conv,out
+ P
rad,out
.
Dengan demikian kita dapat menyeimbangkan termal dinding pada bangunan dengan
cara kerja seperti ini. Ini dapat membantu untuk memikirkan setiap jalur dalam hal resistensi
terhadap aliran termal ( sendiri mirip dengan saat di sirkuit ). Itulah asal-usul istilah " R -
value " di tempat pertama . Konveksi dan radiasi beroperasi seperti dua resistor secara
paralel, secara seri dengan potongan konduksi .
Perhatikan bahwa ketika dua proses beroperasi secara paralel membagi daerahnya dan
T (perbedaan suhu). Dengan demikian untuk menangani konduksi , konveksi , dan radiasi
dalam konteks R value dengan menggunakan R - value yang relevan untuk bahan bangunan
umum.
Dengan bahan bangunan yang memiliki model terbaru untuk menjaga kesetimbangan
termal maka akan tercipta bangunan yang nyaman pada lingkungan yang sangat ekstrem
suhunya. Sehingga seseorang yang tinggal pada bangunan tersebut dapat tinggal dengan
nyaman dan tentram tanpa terganggu dengan suhu karena terjaga dengan prinsip thermal
equilibrium yang menyeimbangkan thermal sistemnya pada bangunan. Dengan persamaan
sebagai berikut :

Referensi
https://physics.ucsd.edu/do-the-math/2012/11/this-thermal-house/ (diakses 26 Maret 2014)

Anda mungkin juga menyukai