Anda di halaman 1dari 30

1

ABSTRAK
Viskositas merupakan suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan viskositas cairan
dengan Metode Ostwald, mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan,
dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap viskositas. Prosedur yang telah
dilakukan diantaranya menyiapkan cairan yaitu aquadest, gliserin 10%, gliserin
20%, dan gliserin 30%. Keempat cairan yang dimasukan di pipet 10-15 ml
kedalam viskometer yang telah disiapkan ke reservoir A.Setelah itu keempat
viskometer Ostwald yang telah berisi setiap cairan dimasukan kedalam bak air
yang sudah terpasang thermostat, suhu thermostat diatur, yaitu 40C, 45C, dan
50C untuk setiap pengulangan A pengerjaan diatas. Viskometer dan isinya
didiamkan selama 10 menit. Menggunakan ball pipet cairan direservoir A dibawa
ke reservoir B hingga melewati dua batas yang terdapat di atas dan di bawah
reservoir B. Ball pipet dilepaskan dan waktu dicatat dengan stopwatch saat cairan
melewati batas ke-1 hingga batas ke-2 . Ditentukan viskositas tiap cairan untuk
tiap suhu, dan ditentukan grafik hubungan antara konsentrasi berbanding
koefisien viskositas dan grafik hubungan antara suhu berbanding koefisien
viskositas. Pada akhirnya dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, Metode
Ostwald merupakan metode yang cukup akurat untuk menentukan nilai viskositas
suatu cairan. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositas cairan
tersebut, begitupun sebaliknya dan Semakin tinggi konsentrasi cairan maka
semakin besar nilai viskositas cairan tersebut, begitu pula sebaliknya.





2

ABSTRACT
Viscosity is a nature of liquid related to the resistance of liquid to flow. This
experiment aims to determine the viscosity of liquids by using Ostwald method
and identify the effect of temperature and concentration on the viscosity of
liquids. The procedures which had done: preparing the liquids (aquadest, glycerin
10%, glycerin 20%, and glycerin 30%), All liquids were put into four viscometers
(Ostwalds viscometers provided for each liquids by means of reservoir A) by
pipette (10-15 ml). Then, they were taken in waters container vertically with
thermostat that had been set before. The temperatures of thermostat were set
40C, 45C, and 50C for repeated procedures. They were rested in 10 minutes.
By using bulb pipette, all liquids from reservoir A were moved to reservoir B until
they passed two boundaries. The Bulb pipette was detached and the times of
liquids flow were noted when liquids passed first boundary above reservoir B
(start time) and second boundary under it (end of time), the viscosity of each
liquid was calculated for various temperature (40C, 45C, and 50C) and the
graph of concentrations vs. viscosityties and temperatures vs. viscosityies were
made. As a result Ostwald method is quite accurate method for determining
coefficient of viscosity of liquid. If the temperature increases, the coefficient of
viscosity will decreases and If the temperature decreases, the coefficient of
viscosity will increases. If the concentration of liquid increases, the coefficient of
viscosity will increases too.






3

V I S KO S I T A S

I. TUJUAN
Menentukan viskositas cairan dngan menggunakan metode Ostwald
Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan
Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap viskositas cairan

II. PRINSIP
1. Prinsip Poiseuille
Penentuan viskositas berdasarkan perbedaan waktu mengalirnya cairan
= .P.r.t
8.l.v
Dimana, : viskositas
P: tekanan (dyne/cm)
V: volum cairan
r: Jari-jari tabung
2. Persamaan Ostwald
Persamaan ini digunakan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa
kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.

.

Dimana, : viskositas
:kerapatan cairan yang ditentukan
4

: Kerapatan cairan standar
t: waktu cairan yang ditentukan
t: waktu alir cairan standar
3. Hukum Stokes
Menunjukan bahwa gaya hambatan F


Dimana, F: gaya gesek oleh fluida terhadap bola (dyne/cm)
: viskositas
v: kecepatan relative benda terhadap fluida (cm/s)
r: jari-jari
4. Suhu
Suhu menunjukan derajat panas suatu benda, semakin tinggi suhu
maka semakin panas benda tersebut. Secara . Suhu menunjukan energy
yang dimiliki suatu benda.
Viskositas cairan turun dengan bertambahnya temperature. Salah
satu hubungan dan T dinyatan oleh persamaan :

Dimana, A dan B adalah tetapan.

5. Bilangan Reynold
Kombinasi empat faktor yang menentukan apakah aliran fluida
yang melalui pipa bersifat laminar atau turbulen.


5

Dimana, = massa jenis fluida
v = kecepatan alir rata-rata
= Viskositas
D = Diameter pipa
III. TEORI DASAR
Viskositas adalah salah satu sifat dari cairan. Yaitu adanya tahanan
untuk mengalir, salah satu akibat dari viskositas adalah perbedaan
kecepatan aliran suatu zat cair. Dengan kata lain viskositas merupakn
suatu sifat cairan yang cenderung untuk menahan aliran atau menurunkan
tekanan dalam cairan. (Sukardjo,2002)
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan di baagian
dalam suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk
menggerakkan salah satu lapisan fluida di atas lapisan lainnya, atau supaya
satu permukaan dapat meluncur di atas permukaan lainnya bila di antara
permukaan ini terdapat lapiasan fluida haruslah dikerjakan gaya. Baik zat
cair maupun gas mempunyai viskositas, hanya saja zat cair lbih kental
daripada gas. (Sears & Zemansky, 1982)
Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai gesekan
antara satu bagian dengan bagian lain di dalam fluida. Dalam fluida yang
kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang
lain. Senyatanya setiap fluida, baik gas maupun zat cair mempunyai sifat
kekentalan, karena partikel-partikelnya di dalamnya bertumbukkan.
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir
daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih
besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur,
sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan,
tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan.(Sukardjo, 2002)
6

Fluida Newtonian dan non-Newtonian. Sebuah Fluida Newtonian
(dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang tegangan
gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah
tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida
newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja
pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air
memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila
fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan
terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada
material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-
Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida
tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-
Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada
keadaan tertentu. Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang
menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal
dengan istilah viskositas.
Viskositas dapat dirumuskan sebagai berikut:
F = . A dv
dr
keterangan:
F : Gaya yang dibutuhkan dua lapisan cairan sejajar
A : luas permukaan cairan
dv : kecepatan aliran relatif satu dengan lapisan lainnya
dr : jarak lapisan
:koefisien viskositas, merupakan factor pembanding dari
persamaan di atas

Besarnya koefisien viskositas untuk fluida berdasarkan persamaan
poiseuille adalah :

7

= .P.r.t
8.l.v
Dimana:
: koefisien viskositas
P : tekanan (dyne / cm
2
)
v : volume cairan
r : jari-jari
l : panjang
(Sukardjo, 2002)

Satuan dari koefisien kekentalan atau viskositas adalah dyne-
detik/cm
2
atau disebut 1 poise. Salah satu alat yang dipergunakan untuk
mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskometer.

Metode yang digunakan untuk mengukur viskositas antara lain
metode poiseuille, metode bola jatuh, dan dengan viscometer Ostwald.
Metode bola jatuh diturunkan berdasarkan persamaan stokes:
F = 6...r.v
dimana:
: koefisien viskositas
F : gaya gesek oleh fluida terhadap benda
v : kecepatan relative benda terhadap fluida (cm / s)
r : jari-jari

Pada umumnya untuk cairan yang sangat kental berlaku persamaan
stokes. Viskometer Ostwald merupakan suatu variasi dari metode
poiseuille, dimana yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.

P = . h . g
8

dimana :
P : tekanan
: kerapatan cairan
h : tinggi permukaan cairan pada kedua reservoir alat
g : percepatan gravitasi

dengan perbandingan:


Dimana:

1
: viskositas dari cairan yang ditentukan

0
: viskositas cairan standar

1
: kerapatan cairan yang ditentukan

0
: kerapatan cairan standar
t
1
: waktu alir cairan yang ditentukan
t
0
: waktu alir cairan standar
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain :
a. Pengaruh konsentrasi pada
b. Pengaruh temperature
Apabila pada viskositas gas bertambah dengan temperature yang
sebanding T waktu pada viskositas cairan, berkurang dengan cepat
bila temperature naik.
c. Pengaruh muatan pada viskositas
Pergerakan partikel-partikel yang bermuatan dapat mengakibatkan
potensial yang dapat mengakibatkan bertambahnya gaya internal dari
sistem. (Sukardjo,2002)
Aliran cairan dapat dikelompokan kedalam dua tipe yang pertama
adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum
9

menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah
kecil aliran yang lain adalah aliran turbulen yang menggambarkan laju
aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar. Hal ini
dikelompokkan menurut bilangan Reynoldsnya, yaitu :

N
R
= R.V.d


dimana :
: viskositas
d : kerapatan cairan
v : kecepatan aliran
R : jari-jari pipa
N
R
: bilangan reynold

Jika N
R
lebih besar dari 4000, alirannya turbulen dan jika lbih kecil
dari 2100, alirannya laminar. (Dogra S.K & Dogra S, 1990)
Namanya diambil dari Osborne Reynolds (18421912) yang
mengusulkannya pada tahun 1883.
Aliran cairan yang merupakan dan aliran turbulen yaitu jika zat cair
kental dan alirannya tidak terlalu cepat, aliran akan bersifat laminar,
kecepatan mempunyai harga terbesar di sumbu pipa, dan makin berkurang
makin dekat dinding. Lapisan fluida yang menempel dinding berada dalam
keadaan diam. Jika kecepatan fluida melebihi suatu harga tertentu aliran
yang terjadi menjadi kompleks. Di dalam aliran terjadi pusaran-pusaran,
dan aliran mendapat hambatan lebih besar. Aliran seperti ini disebut aliran
pusaran, dan aliran mendapat hambatan lebih besar. Aliran seperti ini
disebut aliran turbulen.
Penetapan ini dapat dilakukan dengan viskometer Ostwald.
Sejumlah zat cair dimasukkan ke dalam viskometer yang diletakkan dalam
10

thermostat. Cairan ini dihisap dengan pompa ke dalam de dalam bola B
hingga permukaan cairan di atas a. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah
dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dicatat dengan
stopwatch. Percobaan ini diulangi dengan cairan pembanding setelah
dibersihkan. Dengan ini dapat ditentukan t
1
dan t
2
.
Untuk dua zat cair dengan tabung kapiler sama maka :

Karen tekanan berbanding lurus dengan rapatnya maka :

(Sukardjo,2002)


Viskometer Ostwald
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Bak air
2. Erlenmeyer
11

3. Klem dan statip
4. Piknometer
5. Pipet seukuran berskala (25ml)
6. Pompa hisap
7. Stopwatch
8. Thermostat
9. Viskometer Oswald
Gambar alat :

(Piknometer) (Viscometer Oswald)
B. Bahan : ditentukan oleh asisten laboratorium

V. PROSEDUR
Hal yang pertama dilakukan adalah disiapkan suatu gliserin dengan
konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Masing-masing gliserin dengan
konsentrsai yang berbeda tersebut dipipetkan dalam tiga buah viskometer
berbeda. Dipipetkan sejumlah tertentu cairan ke dalam reservoir A,
sehingga jika gliserin dibawa ke reservoir B, permukaannya melewati
garis m, reservoir kira-kira masih terisi setengahnya. Diatur suhu
thermostat pada suhu 40
0
C. Viskometer diletakkan dalam thermostat
secara vertikal dan dibiarkan viskometer beserta isinya selama sepuluh
menit untuk mencapai suhu thermostat. Gliserin dalam viskometer
kemudian dihisap menggunakan bulb pipet ke dalam reservoir B sampai
sedikit di atas garis m, kemudian dibiarkan gliserin mengalir secara bebas
12

dan dicatat waktu yang diperlukan gliserin untuk mengalir dari m ke n,
dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Dicatat pula waktu yang diperlukan
gliserin dalam viskometer pada thermostat dengan suhu 45
0
C dan 50
0
C.
Ditentukan kerapatan gliserin pada suhu yang bersangkutan dengan
piknometer. Sebelumnya piknometer harus dikalibrasi terlebih dahulu,
setelah itu dapat digunakan untuk menghitung nilai kerapatan gliserin
tersebut.
Dilakukan pengerjaan di atas untuk cairan pembanding (aquades),
digunakan viskometer yang sama. Setelah itu dihitung viskositas gliserin
yang diukur pada suhu 40
0
C, 45
0
C dan 50
0
C. Dibuat grafik log q vs 1fT
dan grafik q vs C.

VI. DATA PENGAMATAN

TABEL KERAPATAN JENIS CAIRAN
ZAT m m

V

Aquadest 14,199 g 24,173 g 9,974 g 10,0035 0,99657
Glisesin
10%
14,199 g 24,576 g 10,377 g 10,0035 1,0373
Gliserin
20%
14,199 g 24,636 g 10,437 g 10,0035 1,0433
Gliserin
30%
14,199 g 24,908 g 10,709 g 10,0035 1,0705

TABEL WAKTU ALIR CAIRAN
TEMPERATUR ZAT
40 Rata-
Rata
45 Rata-
Rata
50 Rata-
Rata
Aquadest 19,2 s 18,3 18,75 17,75 18,11 17,93 11,3 11,9 11,6 s
13

s s s s s s s
Gliserin
10%
32,6 s 31,7
s
32,15
s
33,7 s 36,8 s 35,25
s
34,4
s
34, s 34,55
s
Gliserin
20%
13,3 s 13,4
s
13,35
s
13,5 s 13,8 s 13,65
s
14,4
s
13,6
s
14,0 s
Gliserin
30%
27,08
s
27,0
s
27,04
s
18,7 s 26,9 s 27,8 s 24,4
s
24,5
s
24,45
s

VII. PERHITUNGAN DAN GRAFIK
A. Perhitungan
M
1

= Gliserin 100%
M
2
= Gliserin yang dibutuhkan
V
1
= 40 mL



Pengenceran

> Gliserin 10% 40 ml
M
1
V
1
=

M
2
V
2

100.V
1
= 10.40
V
1
= 4 mL
4 mL Glis + 36 mL Aquades
> Gliserin 20% 40 mL
100.V
1
= 20.40
V
1
= 8 mL
8 mL Glis + 32 mL Aquades
> Gliserin 30% 40 mL
14

100.V
1
= 30.40
V
1
= 12 mL
12 mL Glis + 28 mL Aquades
Kerapatan Cairan
M
1
= 14199 mg
M
2
= 24,173 mg
m = 9,974

0705 , 1
0035 , 10
709 , 10
% 30
0433 , 1
0035 , 10
437 , 10
% 20
0373 , 1
0035 , 10
377 , 10
% 10
0035 , 10
997 , 0
974 , 9
99567 , 0
974 , 9
= = =
= = =
= = =
= = = =
v
m
Gliserin
v
m
Gliserin
v
m
Gliserin
m
v


Visikositas Cairan

Pada suhu 40
o
cP 654 , 0
1
=
a). Gliserin 10% terhadap Aquadest

cP
t
t
52 , 0
11 , 15 99657 , 0
654 , 0 52 , 11 0373 , 1
2
1 1
2 2
1
2
=


=


b). Gliserin 20%

cP 605 , 0
11 , 15 99657 , 0
654 , 0 35 , 13 0433 , 1
3
=


=
15

c). Gliserin 30%

cP 605 , 1
11 , 15 99657 , 0
654 , 0 04 , 27 0705 , 1
4
=


=
Pada suhu 45
o
cP 596 , 0
1
=
a).
cP 2196 , 1
93 , 17 99657 , 0
596 , 0 25 , 35 0373 , 1
2
=


=
b).
cP 475 , 0
93 , 17 99657 , 0
596 , 0 35 , 13 0433 , 1
3
=


=
c).
cP 993 , 0
93 , 17 99657 , 0
596 , 0 8 , 27 0705 , 1
4
=


=
Pada suhu 50
o
cP 549 , 0
1
=
a).
cP 755 , 1
25 , 11 99657 , 0
549 , 0 55 , 34 0373 , 1
2
=


=
b).
cP 715 , 0
25 , 11 99657 , 0
549 , 0 14 0433 , 1
3
=


=
c).
cP 282 , 1
25 , 11 99657 , 0
549 , 0 45 , 24 0705 , 1
4
=


=


16



B. Grafik
17



18

VIII. PEMBAHASAN
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan cairan standar dengan
cairan uji dengan variasi konsentrasi. Cairan standar yang digunakan
adalah aquades. Dalam percobaan ini tidak menggunakan air biasa
karena air biasa masih mengandung CO2 dan zat-zat lain yang
mengyebabkan ketidakmurnian air tersebut. Sedangkan literatur
kerapatan air yang digunakan adalah literatur kerapatan air murni
(aquades). Cairan uji yang digunakan adalah gliserin. Untuk membuat
variasi konsentrasi pada gliserin dilakukan pengenceran. Variasi
konsentrasi gliserin tersebut adalah 10%, 20%, dan 30%. Untuk
memperoleh gliserin 10 % maka dicampurkan 4 mL gliserin dengan 36
mL aquades. Untuk memperoleh gliserin 20% maka dicampurkan 8 mL
gliserin dengan 32 mL aquades. Untuk memperoleh gliserin 30% maka
dicampurkan 12 mL gliserin dengan 28 mL aquades.
Untuk memproleh nilai viskositas gliserin maka harus ditentukan
kerapatan dari gliserin tersebut dengan menggunakan suatu alat yang
dinamakan piknometer. Namun, sebelum melakukan pengerjaan
tersebut, piknometer harus di kalibrasi terlebih dahulu agar diperoleh
suatu volume yang sesungguhnya dari piknometer. Cara mengkalibrasi
piknometer adalah dengan menimbang piknometer tersebut dalam
keadaan kosong dan dalam keadaan terisi aquades diatas kertas
perkamen pada timbangan digital. Saat menimbang piknometer tersebut
tidak boleh ada kontak langsung dengan tangan karena timbangan
digital sangat sensitif. Massa aquades yang sebenarnya merupakan
selisih dai piknometer aquades dengan massa piknometer kosong.
Dengan diperolehnya massa aquades dan dengan adanya literatur
kerapatan aquades maka volume dari piknometer yang sebenarnya
dapat diketahui. Volume piknometer yang sebenarnya berfungsi sebagai
standar volume untuk perhitungan kerapatan gliserin dengan masing-
masing konsentrasi.
19

Dalam percobaan ini, untuk memperoleh viskositas dari
gliserin dengan berbagai konsentrasi digunakan suatu metode yaitu
viskometer Ostwald. Viskometer Ostwald yang digunakan ada empat
buah tetapi ukuran viskometer tersebut berbeda-beda sehingga dapat
berpengaruh terhadap penentuan viskositas selanjutnya. Volume cairan
uji dan cairan standart yang dimasukkan ke dalam viskometer memiliki
syarat bahwa jika cairan tersebut dibawa dari reservoir A ke reservoir B
maka cairan dalam reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya. Saat
cairan uji, yaitu gliserin dimasukkan ke dalam viskometer tidak boleh
terdapat gelembung. Adanya gelembung dapat menyebabkan penentuan
waktu alir gliserin menjadi tidak akurat. Keberadaan gelembung udara
akan mengganggu turunnya aliran zat cair. Untuk mengatasi masalah
ini, posisi pipet tetes dimiringkan sehingga zat cair langsung mengalir
melalui dinding kapiler viskometer.

Saat viskometer beserta isinya dimasukkan dalam bak air yang
telah terpasang thermostat, viskometer harus dibiarkan selama kurang
lebih sepuluh menit agar mencapai suhu thermostat. Pencatatan waktu
alir cairan gliserin dimulai dari garis batas diatas reservoir B dan
dihentikan saat cairan melewati garis batas di bawah reservoir B.
Pencatatan waktu alir ini dilakukan sebanyak dua kali sehingga
diperoleh waktu alir rata-rata.
Dalam pengerjaan praktikum modul viskositas, terdapat hal-hal
yang tidak diduga seperti perhitungan waktu turun tidak menggunakan
stopwatch namun menggunakan penghitung waktu yang ada dalam alat
komunikasi. Lalu, tidak digunakannya statif dan klem saat perhitungan
waktu turun. Oleh sebab itu viskometer selalu dipegang oleh praktikan
saat perhitungan berlangsung.

20

Data waktu alir yang diproleh sangat beragam, bahkan terdapat
data yang tidak falid. Ketidakaturan waktu alir untuk tiap cairan gliserin
pada suhu 40
0
C, 45
0
C dan 50
0
C disebabkan penggunaan viskometer
yang berbeda-beda dengan ukuran jari-jari pipa kapiler yang berbeda
juga. Pada suhu 50
0
C, pencatatan waktu dilakukan pada saat viskometer
beserta isinya belum mencapai suhu thermostat. Hal ini menyebabkan
adanya perbedaan waktu yang kontras pada suhu 40
0
C dan 45
0
C
dengan suhu 50
0
C. Selain itu, viskometer yang digunakan untuk gliserin
10% pada suhu 40
0
C mengalami kerusakan sehingga data yang
dicantumkan merupakan dari sumber lain (tanpa diketahui ukuran jari-
jari pipa kapiler viskometer yang digunakan). Setelah waktu alir
diperoleh untuk setiap konsentrasi dan tiap suhu maka dapat ditentukan
nilai viskositas gliserin.
Dalam perhitungan viskositas gliserin dengan cairan standar
aquades, terdapat kejanggalan yaitu hasil yang tidak sesuai sepenuhnya
dengan teori. Hal ini disebabkan data yang cukup valid hanya terdapat
pada data gliserin 20% dan gliserin 30% pada suhu 40
0
C dan 45
0
C.
Sedangkan pada suhu 50
0
C, viskometer beserta gliserin yang ada di
dalamnya belum mencapai suhu termostat. Ketidakakuratan penentuan
waktu alir menyebabkan perbandingan viskositas untuk ketiga suhu dan
konsentrasi tidak sesuai dengan yang seharusnya. Dengan kata lain,
data yang digunakan untuk kesimpulan percobaan ini adalah gliserin
20% dan gliserin 30% pada suhu 40
0
C dan 45
0
C. Dari hasil
perhitungan diperoleh gliserin > aquades. Selain itu, faktor human
error berperan dalam hasil percobaan yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya. Ketelitian dalam melihat meniskus saat mengukur volume
cairan dan tanda batas pada viskometer Ostwald juga berpengaruh pada
perhitungan dan penentuan waktu alir.
Faktor lainnya yang mempengaruhi penentuan viskositas adalah
volume cairan (dalam perrcobaan ini gliserin) yang dimasukkan ke
21

dalam viskometer Ostwald. Karena menggunakan viskometer yang
berbda-beda, volume gliserin yang ada di dalam viskometer tersebut
berbeda dengan yanng lainnya.
Cairan uji yanng digunakan dalam percobaan ini adalah gliserin
karena gliserin merupakan cairan yang tidak mudah menguap. Sehingga
pada proses penentuan viskositas gliserin dengan metode viskometer
Ostwald ini tidak banyak massa gliserin yang menguap atau hilang pada
saat penentuan waktu alir gliserin tersebut.
Kelebihan dari penentuan nilai viskositas dengan menggunakan
viskometer Ostwald adalah :
Tidak ada kemungkinan terjadinya aliran turbulen dalam
pipa kapiler sehingga data yang diperoleh lebih akurat
dibandinngkan dengan penentuan nilai viskositas dengan
menggunakan metode bola jatuh.
Tanda batas pada viskometer Ostwald bersifat permanen
sehingga tidak perlu lagi menentukan jarak antara dua batas
untuk menentukan waktu alir cairan.
Viskometer Ostwald dapat digunakan untuk semua jenis
cairan, baik cairan yang kental maupun cairan yang tidak
kental.
Metode viskometer Ostwald dapat menentukan atau
membuktikan hubungan dengan T dan dengan C.
Metode viskometer Ostwald lebih praktis dan efisien dalam
penentuan nilai viskositas cairan dibandingkan dengan
metode bola jatuh. Pada metode bola jatuh, kontak gliserin
dengan tangan dan benda lain lebih banyak sehingga
22

mempengaruhi kemurnian gliserin tersebut dan
mempengaruhi perhitungan nilai viskositas.
Kekurangan dari penentuan nilai viskositas dengan menggunakan
viskometer Ostwald adalah :
Sulitnya mengidentifikasi adanya kerusakan pada
viskometer Ostwald
Tanda batas pada viskometer Ostwald kurang terlihat jelas
sehingga mempenngaruhi pencatatan waktu alir cairan.
Aplikasi viskositas pada kehidupan sehari-hari:
1. Pelumas mesin mobil, viskositas dari pelumas tersebut
sangat diperhitungkan untuk meminimalisir gaya gesek
yang ditimbulkan. Kekentalan merupakan salah satu unsur
kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan
kekentalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk
mengalir. Kekentalan oli berlangsung dengan sejauh mana
oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan
antara permukaan logam.
2. Untuk pendingin dari mesin (oil cooler), tapi untuk
pendingin yang orang lihat bukan viskositasnya, tapi berat
jenisnya. Untuk perpindahan panas secara konveksi,
viskositas juga berpengaruh, untuk memperlihatkan
pengaruhnya, perhitungan dengan pengaruh viskositas harus
dilakukan pada perpindahan konveksi yang ekstrim, misal
pada bagian luar pesawat.
3. Menghitung debit aliran darah yang melalui aorta darah.
4. Untuk melihat perubahan tekanan darah.
5. Menentukan kekentalan urin.
6. Mengetahui respon cairan dalam tubuh terhadap obat

23

IX. KESIMPULAN
Metode Ostwald merupakan metode yang cukup akurat untuk menentukan
nilai viskositas suatu cairan.
Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositas cairan tersebut,
begitupun sebaliknya.
Semakin tinggi konsentrasi cairan maka semakin besar nilai viskositas
cairan tersebut, begitu pula sebaliknya.
















24

DAFTAR PUSTAKA
Andrean SE , Chrsiye SF , Dr Dhedy. all-about-viskositas-pipit.
www.thedoctor.com [diakses pada tanggal 6 Oktober 2008]
Anonim. Viskositas. www.chem-is-try.org [diakses pada tanggal 21 September
2008 ]
Sears, F. W. dan Mark W. Zemansky. 1982. Fisika untuk Universitas 1. Jakarta :
Bina Cipta
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta : Rineka Cipta.














25

LAMPIRAN I
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
Jawab:
Tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antar molekul-molekul didalam
zat cair yang mengalir atau dianggap sebagai gesekan dibagian dalam
suatu fluida
2. Sebutkan jenis-jenis viskositas?
Jawab:
a. Viskositas mutlak
b. Viskositas relative
c. Viskositas intrisik
d. Viskositas spesifik
3. Sebutkan metode penentuan viskositas selain metode Ostwald, dan
jelaskan prinsipnya!
Jawab:
Metode bola jatuh, Prinsipnya berdasarkan hokum stokes, biasa untuk
cairan sangat kental.
Bila bola (jari-jari r) dijatuhkan kedalam cairan, akan timbul gaya gesek.


4. Jelaskan Kegunaan viskositas!
Jawab:
Menghitung perubahan tekanan darah
Menghitung debit aliran melalui aorta darah
Menentukan kekentalan urine
Menghitung kecepatan obat terlarut di dalam tubuh
Mengukur tekanan darah

26


5. Bagaimana Pengaruh suhu terhadap viskositas, jelaskan jawabannya!
Jawab:
Koefisien viskositas berubah-ubah dengan berubahnya temperatur.
Hubungannya dengan

A+B : konstanta yang tergantung pada cairan yang semakintinggi suhu,
viskositas cairan makin kecil dan viskositas gas makin naik.
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi viskositas?
Jawab:
Volume cairan
Jari-jari pipa kapiler
Perubahan suhu
Tekanan zat cair
Laju antara lapisan
Gravitasi
Gaya gesek antara lapisan
Luas permukaan
Kecepatan cairan
7. Selain cairan zat-zat apa saja yang mempunyai nilai viskositas?
Jawab:
Helium, uap air, gas dan udara
8. Tuliskan rumus yang menyatakan hubungan antara nilai viskositas dan
kerapatan?
Jawab:

9. Bagaimana cara penentuan kecepatan cairan pada berbagai suhu (40 C,
45C, dan 50C)?
Jawab:
27

Dengan membandingkan pada viskositas air (dari literature suhu tersebut)
kerapatannya diukur dengan piknometer pada metode Ostwald.
10. Mengapa piknometer harus dikalibrasi sebelum digunakan?
Jawab:
Untuk mengetahui volume piknometer yang sebenarnya kemudian baru
digunakan untuk menentukan kerapatannya suatu zat.
11. Jelaskan cara penentuan bobot molekul suatu polimer berdasarkan
pengukuran viskositas!
Jawab:





n = jumlah zat











28

LAMPIRAN II
THE DOCTOR
KNOWLEDGE ABOUT
MEDICAL,HOSPITAL,DISEASE,VIRUSES,PHARMACY,ETC. "Warning :
Blog ini sadar (HAKI/ hak kekayaan intelektual indonesia).segala bentuk
copying,penjiplakan tanpa menyebut sumber dari sini adalah melanggar
HUKUM" !!! Penulis : Andrean SE , Chrsiye SF , Dr Dhedy
Saturday, November 17, 2007
ALL ABOUT VISKOSITAS PIPIT
PERCOBAAN IV
VISKOSITAS

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menyelidiki angka kental relative suatu zat cair dengan cara
menggunakan air sebagai pembanding.

II. DASAR TEORI
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu system
yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya
yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas
dispersi kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispers. Koloid-koloid
berbentuk bola membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah, sedang
sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi.
Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari
partikel.( Moechtar,1990)
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan
justru akan menurun jika temeratur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang
merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya
temperatur.( Martin,1993 ).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
a. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut.( Moechtar,1990 )
b. Viskometer Hoppler
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
29

sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang
hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel. ( Moechtar,1990 )
c. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat. ( Moechtar,1990 )
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan
yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. ( Moechtar,1990 )

III. ALAT DAN BAHAN
Air, alkohol, aseton, zat X, Piknometer, Viskometer Ostwald, Viskometer
Hoppler

IV. SKEMA PROSEDUR KERJA
Cara Ostwald :
Tentukan rapat zat cair dengan piknometer

Alat dibersihkan betul-betul dengan asam pencuci dan dikeringkan dengan pompa
vakum

Diisi dengan air secukupnya. Air dinaikkan lebih tingggi dari tanda paling atas.

Stopwatch dihidupkan saat melewati tanda paling atas tersebut.

Biarkan air mengalir sampai tanda paling bawah


Pada saat air sampai pada batas ini, stopwatch dimatikan dan waktu alir bisa
ditentukan.

Ulangi percobaan yang sampai 3 kali. Lakukan masing-masing 3 kali percobaan
untuk zat lain yaitu air, alkohol, aseton, dan zat X.

V. DATA DAN ANALISIS DATA
Viskometer Ostwald
Suhu percobaan : 30,6C
No. Nama larutan Waktu yang dibutuhkan ( detik )
Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-rata
30

1. Air 8,59 8,50 8,44 8,51
2. Aseton 16,72 16,69 16,34 16,58
3. Alkohol 7,34 7,44 7,25 7,34
4. Sukrosa 10% 9,69 9,78 9,81 9,76
5. Sukrosa 20% 14,16 14,59 14,40 14,38




VII. JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan cara-cara menentukan angka kental!
Jawab :
a. Menentukan kerapatan masing-masing cairan dengan piknometer,caranya:
- Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama
- Isi piknometer dengan air sampai penuh, lalu rendam dalam air es sehingga
suhunya 2C dibawah suhu percobaan
- Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu air dibiarkan naik
sampai mencapai suhu percobaan, lalu pipa kapiler piknometer ditutup
- Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar, lalu air yang
menempel di dinding luar pikno diusap
- Timbang pikno + cairan tersebut dengan seksama
b. Menentukan waktu alir dengan viscometer : viscometer yang digunakan adalah
viscometer Ostwald, caranya :
- Viskometer diisi dengan larutan secukupnya
- Larutan dinaikkan lebih tinggi dari tanda paling atas
- Stopwatch dihidupkan saat melewati tanda paling atas tersebut
- Biarkan larutan tersebut mengalir sampai tanda paling bawah
- Pada saat larutan sampai pada batas ini, stopwatch dimatikan dan waktu alir
dapat ditentukan.
Diposting oleh andigo di 9:20 AM
0 komentar:
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Anda mungkin juga menyukai