Anda di halaman 1dari 18

Metode Identifikasi

Khusus Penilaian
Persediaan
Metode identifikasi khusus (specific identification). Metode ini adalah metode yang paling sempurna dalam menentukan berapa
nilaipersediaan yang ada karena setiap unit barang yang dibeli, digunakan, dan yang tersisa diidentifikasikan secara khusus berikut
harga belinya.
Bila suatu perusahaan membeli dua unit barang dengan harga yang berbeda (karena kenaikan harga misalnya), pada saat pemakaian
dapat diidentifikasi barang mana yang dipakai, mana yang tersisa, dan berapa harga belinya.
Metode ini umumnya digunakan pada perusahaan dagang. Produk yang dijual adalah produk yang memiliki identifikasi khusus. Contohnya
adalah perusahaan penjualan perhiasan, penjual mobil bekas, dan lainnya. Jadi, umumnya secara kuantitas produknya tidak banyak
dan masing-masing unit memiliki nilai signifikan.
Kelemahan mendasar dari metode ini terlihat ketika jenis barang yang disimpan sebagai persediaan adalah barang yang identik dan
dapat dipertukarkan serta dalam kuantitas yang banyak. Sebagai ilustrasi, dibayangkan bagaimana pemakaian metode ini pada
perusahaan dagang gula. Pembelian gula dilakukan beberapa kali dalam frekuensi yang tinggi dan tidak selalu dengan harga yang
sama. Demikian juga dengan penjualannya.
Pembelian dan penjualan tidak selalu dalam kuantitas yang sama sehingga muncul persediaan yang bisa berasal dari beberapa harga
pembelian. Padahal secara fisik persediaan gula tidak dapat dibedakan asalnya berdasarkan harga beli. Akibatnya tentu sangat sulit
mengidentifikasikan barang tersebut karena gula dalam karung identik dan dapat tertukar dalam proses penyimpanan maupun
pengambilannya.





Metode Pembelajaran
Diskusi Kelompok
Posted on Agustus 11, 2011 by IRPAN HARAHAP
1. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok
Sebelum penulis mengemukakan pengertian metode pembelajaran diskusi
kelompok, penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian metode dan
pembelajaran. Karena metode berasal dari bahasa Inggris method yang artinya
cara.[1] Dalam KamusUmum Bahasa Indonesia metode ialah cara yang telah
teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan
dan sebagainya).[2]
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode
adalah suatu cara yang sistematis dalam menyampaikan pengetahuan dan fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Setelah mengemukakan pengertian metode, penulis mengemukakan pengertian
pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan pembelajaran
artinya proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[3] Menurut
Dimyati dan Modjono, pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.[4]
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa: Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi
lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Kegiatan ini
meliputi unsu-runsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusiawi ini meliputi
siswa, guru dan tenaga lainnya.[5]

Kegiatan belajar mengajar menurut Roestiyah.N.K. ialah guru harus memiliki
strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesian, mengena pada
tujuan yang di harapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus
menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan
demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.[6]
Dengan demikian, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan
dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dari
seorang guru kepada siswa dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
Dalam definisi tersebut terkandung makna bahwa dalam penerapannya ada kegiatan
memilih, menetapkan, menggunakan dan mengembangkan metode yang optimal
untuk mencapai hasil yang diinginkan
Sedangkan diskusi adalah kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu discussus yang
mempunyai arti memeriksa dan menyelidiki. Dalam pengertian umum diskusi
adalah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi
secara varbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang
sudah tertentu melalui cara tukar menukar infomasi, mempertahankan pendapat
dan memacahkan masalah. Dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan,
diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan peserta didikan yang
semuanya itu diserahkan kepada peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik
untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.[7]
Sedangkan yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah sebuah rangkaian
kegiatan pembelajaran kelompok yang setiap masing-masing kelompok yang
ditentukan mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan tema/
masalah/ judul pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru dan mereka
selanjutnya akan membuat kesimpulan atau catatan kecil yang berisikan tuangan
pikiran atau pendapat dari kelompok tersebut, dan itu menjadi tugas sekretaris
kelompok kemudian diserahkan oleh ketua kelompoknya kepada guru/dosen yang
bersangkutan.[8]
Metode diskusi pada hakikatnya berpusat kepada peserta didik, dimana kegiatan
yang dilakukan dalam pelaksanaan diskusi yang tidak terstruktur hingga kepada
kegiataan yang terstruktur dimana guru dapat bertindak keras dan otokratis. Dan
persoalan dan masalah-masalah yang didiskusikan sesuai dengan mata
pelajaran/materi pokok. Dengan diskusi para murid akan bekerja keras, bekerja
sama berusaha memecahkan masalah dengan mengajukan pendapat dan
argumentasi yang tepat.[9]
Apabila beberapa pengertian di atas digabungkan, maka akan memberikan suatu
kesimpulan umum bagi pengertian metode diskusi kelompok, yakni
Cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama memberikan argumentasi
dan ide-ide dalam kelompok-kelompok kecil atau kelompok besar secara kolaboratif
dengan struktur kelompok yang hiterogen dan memiliki kemampuan yang berbeda-
beda, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan teman sejawat (peserta didik lain)
sebagai rekan dalam memecahkan masalah atau mendiskusikan materi-materi yang
telah ditentukan kepada kelompok-kelompok tersebut, dan mereka dapat saling
membantu dan tukar menukar pendapat dan ide yang pada akhirnya dapat
merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar, dan dalam sistem ini guru
sebagai fasilitator dan pengarah efektifitas pembelajaran.

1. 2. Syarat-syarat Metode Diskusi
Adapun syarat-syarat pelaksanaan metode diskusi adalah:
1. Pendidik menguasai masalah yang didiskusikan secara utuh
2. Pokok-pokok masalah yang didiskusikan agar dipersiapkan lebih awal.
3. Memberikan kesempatan secara bebas kepada peserta didik untuk mengajukan
pikiran, pendapat atau kritikannya
4. Masalah yang didiskusikan diusahakan agar tetap pada pokoknya.

1. 3. Kelemahan dan Keunggulan Metode Diskusi
Ada beberapa kelemahan metode diskusi antara lain:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang peserta didik
yang memiliki keterampilan berbicara
2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
kabur
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan
d. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak dikontrol akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.[10]

Disamping memiliki kelemahan metode diskusi juga memiliki keunggulan, antara
lain:
1. Mempertinggi peran serta secara perorangan
2. Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan, dan
3. Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Dalam berdiskusi tidak semua persoalan patut didiskusikan, persoalan yang patut
didiskusikan kehendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Menarik perhatian peserta didik
2. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
3. Memiliki lebih dan satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, bukan kebenaran
lunggal, dan
4. Pada umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar, melainkan menggunakan
pertimbangan dan perbandingan.[11]
Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila
kita (guru) hendak:
1. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para peserta didik.
2. Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menyalurkan
kemampuannya masing-masing.
3. Memperoleh umpan balik dan para peserta didik tentang apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah dicapai.
4. Membantu para peserta didik belajar berpikir teoritis dan praktik lewat berbagai mata
peserta didikan dan kegiatan sekolah.
5. Membantu para peserta didik belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman-temannya (orang lain).
6. Membantu para peserta didik menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah
yang dilihat baik dan pengalaman sendiri maupun dalam peserta didikan sekolah.
7. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.[12]
Oleh karena itu, metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa, tapi
diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang
bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam
rangka menghidupkan kegairahan murid berdiskusi.

1. 4. Macam-Macam Diskusi
2. Diskusi Informal
Diskusi ini terdiri dari satu diskusi yang pesertanya terdiri dari peserta didik yang
jumlahnya sedikit. Peraturan-peraturannya agak longgar. Dalam diskusi informal ini
hanya seorang yang menjadi pimpinan, tidak ada pembantu-pembantu, sedangkan
yang lain-lainya hanya sebagai anggota diskusi.
1. Diskusi Formal
Diskusi ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba diatur dan pimpinan sampai
dengan anggota kelompok. Diskusi dipimpin oleh seorang guru atau seorang peserta
didik yang dianggap cakap. Karena semua talah diatur, maka para anggota diskusi
tidak dapat begitu saja berbicara. (berbicara spontan), semua harus diatur melalui
aturan yang dipegang oleh pimpinan diskusi, diantaranya ialah:
1) Adanya partisipasi peserta didik yang terarah terhadap peserta didik tersebut.
2) Peserta didik harus berpikir secara kritis, tidak sembarang bicara.
3) Peserta didik meningkatkan keberanian.
Kelemahannya antara lain:
1) Banyak waktu yang terbuang
2) Diskusi kebanyakan berlangsung di antara peserta didik yang pandai-pandai
saja[13]
1. Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panulis yang biasanya terdiri dan 4-5 orang.
Diskusi juga dapat diikuti oleh banyak peserta didik sebagai peserta, yang dibagi
menjadi peserta aktif dan peserta tidak aktif. Peserta aktif yaitu langsung
mengadakan diskusi, sedangkan peserta didik aktif adalah sebagai pendengar.[14]
1. Diskusi simposium
Diskusi simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan
untuk memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik. Setelah para penyaji
memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhir
dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan
sebelumnya.[15]
Dalam simposium, masalah-masalah yang akan dibicarakan diantarkan oleh seorang
atau lebih pembicara dan disebut pemrasaran. Pemrasaran boleh berpendapat
berbeda-beda terhadap suatu masalah, sedangkan peserta boleh rnengeluarkan
pendapat menanggapi yang telah dikemukakan oleh pemrasaran.[16]
Dalam buku Civic Education digambarkan beberapa model rancangan tata kelas
yang memakai metode diskusi: [17]
1) Model lingkaran
Pada model ini para peserta didik hanya duduk dalam sebuah lingkaran tanpa meja
untuk interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Model lingakaran ideal dapat
juga digunakan untuk diskusi kelompok penuh. Adapun ancangan tata ruang kelas
model lingkaran adalah sebagai berikut:




2) Model Konferensi
Model ini dirancang untuk mengurangi dominasi peran pengajar dan menambah
peran aktif peserta didik. Susunan ini dapat membentuk perasaan formal dan
sebagai narasumber jika dosen/guru berada berada di ujung meja. Namun jika
duduk di tengah-tengah sisi yang luas dan membaur diantara peserta didik, maka
keberadaannya sebagai fasilitator yang mendorong dan memberdayakan potensi
peserta didik. Adapun rancangan tata ruang kelas model konferensi adalah sebagai
berikut:





3) Model Corak Tim
Model ini dirancang untuk memudahkan dalam interaksi dan komunikasi
pembelajaran yang partisipatif. Adapun rancangan tata ruang kelas model corak tim
adalah sebagai berikut:[18]

1. 5. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi
Agar penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:[19]
1. Langkah Persiapan
1.) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap
peserta didik sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai
kontrol dalam pelaksanaan.
2.) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
3.) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi
materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di lingkungan
masyarakat yang dihubungkan dengan materi peserta didikan sesuai dengan bidang
studi yang diajarkan.
4.) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi.

1. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
1.) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran
diskusi
2.) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingin
3.) dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan
4.) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan
5.) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
6.) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal
ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi
melebar dan tidak fokus.

1. Menutup Diskusi
Akhir dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi hendaklah
dilakukan hal-hal sehagai berikut:
1.) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
diskusi
2.) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.[20]
Dari uraian di atas dapat dipahami metode diskusi merupakan teknik belajar
mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, dan di dalam diskusi ini
proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat
terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

[1] John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Edisi ketiga,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1992), hlm. 105
[2] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Balai Pustaka, 1984), hlm. 849.
[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2001), hlm. 17.
[4] Dimyati dan Modjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
hlm. 297.
[5] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
hlm. 57.
[6] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 73-74.
[7] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia, 1994), hlm. 141.
[8] Melvin L. Silberman, Active Learning ; 101 Strategi Pembelajaran
Aktif,(Yogyakarta: Allyn and Bacon Boston, 1996), hlm.
[9] Syafaruddin Dkk, Ilmu Pendidikan Islam Melejitkan potensi budaaya
Ummat,(Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006), hlm.164.
[10] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2007). hlm. 154-155.
[11] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Quantum Teaching, 2005).
hlm. 57-58.
[12] B. Suryosubroto, Pross Belajar Mengajar di sekalah, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996), hlm. 180.
[13] Zakiyah Dradjat dkk. Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
hlm. 293-294.
[14] Wina Sanjaya, Op.Cit.,, hlm. 155.
[15] Ibid., hlm. 155.
[16] Zakiah Daradjat, Op.Cit., hlm. 294.
[17] Dede Rosyada dkk. Buku Panduan Dosen Pendidikan Kewarga Negaraan
(Civic Educations), Demokratis Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
(Jakarta: Kencana, 2004), hlrn. 17-19.
[18] Ibid., hlm.
[19] Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 158-159.
[20] Ibid., hlm. 159.
About these ads
Share this:
Twitter1
Facebook10

Tinggalkan komentar
Posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

TENTANG IRPAN HARAHAP
saya adalah seorang muslim yang berusaha menjadi insan yang lebih baik
A. Definisi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, diskusi diartikan
sebagai suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah. Sebagai metode penyuluhan berkelompok, diskusi
biasanya membahas satu topik yang menjadi perhatian umum di
mana masing-masing anggota kelompok mempunyai kesempatan yang
sama untuk bertanya atau memberikan pendapat. Berdasarkan hal
tersebut diskusi dapat dikatakan sebagai metode partisipatif.
Jumlah anggota diskusi kelompok biasanya terdiri dari 5
(lima) sampai 20 (dua puluh) orang. Jumlah ini memudahkan
anggota untuk berinteraksi dan memudahkan penyuluh untuk
mengkoordinasi jalannya diskusi.
Moh. Surya (1975:107) mendefinisikan diskusi kelompok
merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan
mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran
masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi
ini tetanam pula tanggung jawab dan harga diri.
Moh. Uzer Usman (2005:94) menyatakan bahwadiskusi
kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal
dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan atau pemecahan masalah.
Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk
moderator (pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus
ditaati.

B. Karakteristik Metode Kelompok dan Diskusi
Suatu pembelajaran dapat dikatakan metode kelompok
dan diskusi jika :
1. Bahan pelajaran dikemukakan dengan topik permasalahan yang
akan merangsang siswa menyelesakan permasalahan tersebut
2. Membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang siswa
untuk menyelesaikan permasalahan
3. Kelancaran diskusi ditentukan oleh moderator
4. Semua siswa sebagai anggota kelompok dalam diskusi mengarah
pada pendapat/kesimpulan bersama
5. Guru sebagai pembimbing, fasilisator, dan motivator.

C. Langkah - Langkah Penggunaan Metode Kelompok dan Diskusi
Agar penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif,
maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah Persiapan
1.) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai
mesti dipahami oleh setiap peserta didik sebagai peserta
diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol
dalam pelaksanaan.
2.) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat
ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah
yang aktual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang
dihubungkan dengan materi peserta didikan sesuai dengan bidang
studi yang diajarkan.
4.) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi.
Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah:
1.) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi
kelancaran diskusi
2.) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-
aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan
3.) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan
4.) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta
diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
5.) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa
pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan
tidak fokus.
Menutup Diskusi
Akhir dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sehagai berikut:
1.) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusi
2.) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat
dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.

D. Keunggulan dan Kelemahan Metode Kelompok dan Diskusi
Keunggulan metode kelompok dan diskusi :
Memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran, misalnya : dalam pertukaran pendapat
siswa berperan sebagai peserta diskusi, berperan sebagai
pemimpin diskusi, dan sebagai perumus hasil diskusi (lebih-
lebih jika kelompok diskusi tersebut kecil jumlahnya).
Melatih siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara
runtut dengan menggunakan bahasa baku, sekaligus melatih
siswa menghargai pendapat teman dengan kesadaran bahwa diskusi
adalah pengkajian kebenaran dan adanya perbedaan sudut pandang
adalah suatu kewajaran.
Diskusi memberi kemungkinan perluasaan informasi, bahkan
penambahan informasi baru bagi pesertanya (siswa).
Diskusi memberi kesempatan kerjasama, siswa yang cenderung
cerdas dapat membantu siswa yang cenderung lambat belajar.
Diskusi melatih siswa untuk berpikir mandiri dan sekaligus
meningkatkan taraf kepercayaan dirinya.
Situasi pembelajaran dengan berdiskusi melatih siswa untuk
hidup secara demokratis di masyarakatnya.
Situasi diskusi memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal
diri sendiri, mencari kemungkinan-kemungkinan yang terbaik
dalam pemecahan masalahnya, mengembangkan pendapat-
pendapatnya, meyakini nilai-nilai hidup tertentu, dan
sekaligus meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat
keputusan-keputusan dalam hidupnya.
Situasi diskusi memberi keleluasaan guru untuk membimbing
belajar siswa (secara bervariasi), misalnya : memandu
perumusan masalah yang didiskusikan, menyiapkan sumber
belajar, pengelompokan anggota diskusi, pembinaan teknis
berdiskusi, dan guru dapat mengambil jarak dengan kegiatan
siswa dalam rangka mengamati diskusi siswa secara evaluatif
(membuat penilaian proses).

Kelemahan metode diskusi:

Dalam situasi diskusi sulit menjamin tercapainya tujuan yang
telah ditentukan dalam waktu yang telah direncanakanpula;
situasi dapat berkembang bertele-tele, penuh perbedaan
pendapat, bahkan jika koordinasi serta kepemimpinan diskusi
penuh konflik yang menyesatkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan diskusi ini akan membawa hasil sebagaimana
diharapkan jika para peserta diskusi menguasai kemampuan yang
memadai untuk diskusi dan sekaligus bersedia bersiap diri
secara pantas sebelum masuk ke situasi diskusi.
Selain penguasaan bahan diskusi, peserta diskusi juga
perlu menguasai keterampilan teknis dalam berdiskusi; hal ini
perlu dipalajarinya oleh peserta diskusi pada waktu sebelum
dan didalam siatuasi diskusi.
Proses serta hasil diskusi akan kurang memadai (semu) jika
pemimpin diskusi kurang hasil dalam menciptakan situasi
diskusi yang mendorong setiap peserta bebas berpendapat serta
terbuka untuk menerima kebenaran yang diajukan peserta lain
dan kurang berhasil memandu kelompok untuk aktif dalam
analisis sintesis (selama berdiskusi) agar semakin dapat
menggali kebenaran yang luas, mendala, dan sistematis, perlu
diakui bahwa sulit untuk menemukan seorang pemimpin diskusi
yang berbobot (lebih-lebih diantara para siswa).
Dalam situasi diskusi dapat terjadi gejala tingkah laku peserta
yang dominatif, di pihak lain dapat terjadi ada peserta yang
berperan sebagai penonton, dan ada pula peserta yang
perhatiannya pindah objek-objek lain diluar tema diskusi.
Kegiatan diskusi membutuhkan fasilitas tertentu, misalnya :
banyak ruangan untuk masing-masing kelompok diskusi, mebeler
yang memadai serta dapat diatur secara luwes (mudah dipindah-
pindah = bersifat mobil), dukungan sumber relevan serta
jumlahnya mencukupi kebutuhan dan kondisi yang nyaman untuk
berdiskusi.

E. Syarat Syarat Penggunaan
Adapun syarat-syarat pelaksanaan metode diskusi adalah:
1. Pendidik menguasai masalah yang didiskusikan secara utuh
2. Pokok-pokok masalah yang didiskusikan agar dipersiapkan
lebih awal.
3. Memberikan kesempatan secara bebas kepada peserta didik
untuk mengajukan pikiran, pendapat atau kritikannya
4. Masalah yang didiskusikan diusahakan agar tetap pada
pokoknya.


Metode pembelajaran adalah teknik penyajian pelajaran yang dipergunakan guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik. Ada
berbagai macam teknik penyajian dari yang tradisional yang telah dipergunakan sejak dulu sampai dengan pada teknik modern yang
dipergunakan sekarang ini. Teknik pembelajaran kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar, di mana siswa di dalam
kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 3 sampai dengan 5
siswa, mereka bekerjasama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditentukan guru. Kerja kelompok adalah kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang
diorganisir untuk kepentingan belajar, di mana keberhasilan kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari individu anggota
kelompok tersebut (Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Roestiyah 2001:45).

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2002:34) mengemukakan kerja kelompok berarti kerja kepemimpinan dan keterpimpinan
yang perlu dipelajari siswa untuk bekal dalam kehidupannya nanti. Selanjutnya secara lebih lengkap Burton (Nasution 2000:56)
menjelaskan kerja kelompok ialah cara individu mengadakan relasi dan kerjasama dengan individu lain untuk bekerja sama. Relasi di
dalam kelompok demokratis artinya setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara aktif dan turut bekerjasama, sehingga individu akan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mengalami perubahan sikap. Keuntungan yang diperoleh dari adanya pembelajaran
dengan pendekatan kelompok adalah sebagai berikut. a) siswa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya, terlibat secara aktif dan
memiliki usaha yang lebih besar untuk berprestasi, b) siswa mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dan berfikir kritis
dan c) terjadinya hubungan yang positif antar siswa.
Dengan demikian pembelajaran kelompok berhubungan dengan proses belajar yang dilakukan siswa secara bersama-sama
melalui komunikasi interaktif dengan dipimpin oleh seorang pemimpin untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sehubungan
dengan materi pelajaran.

Untuk membentuk manusia demokratis harus ditekankan pelaksanaan kerjasama atau kerja kelompok, karena menurut para
ahli pendidikan prinsip kerjasama lebih banyak faedahnya daripada sistem persaingan. Nasution (2000:34) mengemukakan beberapa
manfaat dari kerja kelompok sebagai berikut.
a. Mempertinggi hasil belajar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
b. Keputusan kelompok lebih mudah diterima setiap anggota, bila mereka turut memikirkan dan memutuskan bersama-sama.
c. Mengembangkan perasaan sosial dan pergaulan sosial yang baik.
d. Meningkatkan rasa percaya diri anggota kelompok.

Sedangkan Roestiyah (2001:32) keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok adalah : a) mengembangkan keterampilan
bertanya, b) siswa lebih intensif dalam melakukan penyelidikan, c) mengembangan bakat kepemimpinan, d) guru lebih memperhatikan
siswa, e) siswa lebih aktif, dan f) mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar siswa. Selanjutnya Mudjiono (2002:3)
menjelaskan pembelajaran kelompok kecil merupakan perbaikan dari kelemahan pengajaran klasikal. Adapun pada pembelajaran
kelompok kecil mempunyai tujuan : a) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
secara rasional, b) mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong dalam kehidupan, c) mendinamiskan kegiatan kelompok
dalam belajar, sehingga setiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab dan d) mengembangkan
kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada setiap anggota kelompokj dalam pemecahan masalah kelompok.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dapat diperoleh beberapa ciri yang menonjol dalam pembelajaran secara
kelompok, yaitu : a) siswa sadar sebagai anggota kelompok, b) siswa memiliki tujuan bersama, c) siswa memiliki rasa saling
membutuhkan, d) interkasi dan komunikasi antar anggota, e) ada tindakan bersama dan f) guru bertindak sebagai fasilitator,
pembimbing dan pengendali ketertiban kerja.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran kelompok dapat
membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi secara bersama-sama

I. STRATEGI DAN METODE
3. METODE-METODE MENGAJAR SECARA KELOMPOK
Metode-metode mengajar yang digunakan untuk kelompok yang jumlahnya besar, sedemikian besar
jumlahnya sehingga dibutuhkan teknik tersendiri untuk mengatasinya, sebab kelompok itu dipandang
sebagai massa dengan segala sifat yang menjadi ciri-ciri massa. Walaupun tidak selalu bahwa guru
itu menghadapi kelompok besar, namun kiranya perlu mengetahui beberapa diantaranya, karena
mungkin suatu saat ia membutuhkan. Metode-metode ini lebih banyak diterapkan untuk orang
dewasa.

SEMINAR

Seminar merupakan suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah
masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh
karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang
merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.

Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun
sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh
sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu penitia
penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi
menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka
dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan
seminar terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas
permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub pokok bahasan
untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang
ketua komisi (kelompok). Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu
kesimpulan yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.

Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila
para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak dipergunakan untuk
pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai
persoalan sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat
diatasi bila setiap kali ketua sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan
dibicarakan selanjutnya sudah terarah.

PENGGUNAAN SEMINAR

Seminar akan efektif bila:
o Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.
o Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
o Para peserta dapat diajak berfikir logis.
o Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
o Problema akan dipecahkan secara menyeluruh.
o Pimpmnan sidang cukup terampil dalam mcnggunakan metode ini.
o Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam
berpendapat.
Kelebihan dan kelemahan :

Kelebihan :
o Membangkitkan pemikiran yang logis.
o Mendorong pada analisa menyeluruh.
o Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
o Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
o Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
Kelemahan :
o Membutuhkan banyak waktu.
o Memerlukan pimpinan yang terampil.
o Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
o Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih dahulu.
o Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.
SIMPOSIUM

Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin.
Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek
pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas
beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai
sudut pandangan.

Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran
banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator
hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan,
sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama
dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap
perlu saja.

PENGGUNAAN SIMPOSIUM

Simposium dapat digunakan :
o Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
o Jika kelompok peserta besar.
o Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
o Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).
Kelebihan dan Kelemahan :

Kelebihan :
o Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
o Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
o Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang
lebih menarik.
o Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kelemahan :
o Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
o Kurang interaksi kelompok.
o Menekankan pokok pembicaraan.
o Agak terasa formal.
o Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
o Sulit mengadakan kontnol waktu.
o Secara umum membatasi pendapat pembicara.
o Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang
tepat.
o Cenderung dipakai secara berlebihan.
FORUM

Yang dimaksud dengan forum adalah suatu gelanggang terbuka, dimana seseorang mendapat
kesempatan berbicara tentang masalah apapun. Pembicara dapat datang dari kelompok massa, dan
segera setelah selesai pembicaraannya ia harus kembali ke tempat semula. Jadi dalam forum tidak
ada anggota tertentu yang duduk terpisah dari pendengar, tetapi ditekankan pada pemberian
kesempatan bagi setiap orang untuk mengemukakan pikiran dan perasaan di depan khalayak.

Dalam forum tidak akan diambil keputusan, melainkan sekedar meransang pendengar untuk
mengemukan pemikiran baru, dimana sangat diperlukan pandangan berbagai orang. Seseorang yang
maju kedepan seolah-olah memberi kesan bahwa ia adalah seorang dan sekian banyak orang yang
sama-sama mencari suatu penyelesaian. Pada akhimya pimpinan forum harus mengemukakan
ikhtisar pembicaraan dan sering diikuti suatu seruan kepada massa.

PENGGUNAAN FORUM

Forum digunakan sebagai suatu metode pengajaran kelompok :
o Untuk memberi kesempatan interaksi kelompok.
o Pada saat diperlukan kombinasi antara maksud penyajian dengan reaksi kelompok.
o Jika diinginkan pandangan/tanggapan dari pengunjung.
o Kalau kelompok itu sangat besar.
Kelebian dan Kelemahan :

Kelebihan :
o Menambah pandangan dengan reaksi pengunjung.
o Dapat dipakai terutama pada kelompok yang besar.
o Dapat dipakai untuk menyajikan keterampilan yang banyak dalam waktu singkat.
o Pergantian pembicara menambah vaniasi.
o Reaksi pengunjung mendorong pengunjung untuk mendengarkan dengan lebih banyak
perhatian.
Kelemahan :
o Membutuhkan banyak waktu.
o Pribadi masing-masing pembicara dapat memaksakan pada mateni yang kurang tepat.
o Tanggapan dari kelompok tertunda.
o Sulit mengendalikan waktu.
o Periode forum mudah terulur..
PANEL

Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan
para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh
seorang moderator.

Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan
mereka.

Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar
jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh
hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir
massa dengan memberikan berbagai perspektif.

Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan
persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah
orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan
dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang
dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi
panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat
itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh.
Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses
pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk
kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel,
pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan.

PENGGUNAAN PANEL

Anda dapat menggunakan panel kalau :
o Ingin mengemukakan pandapat yang berbeda-beda.
o Ingin memberi stimulus para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan.
o Ada panelis yang memenuhi syarat.
o Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.
o Ingin mengajak pendengar melihat ke dalam tetapi tidak menginginkan tanggapan secara
verbal.
o Ada moderator yang cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang
dibicarakan.
Kelebihan dan Kelernahan :

Kelemahan :
o Membangkitkan pikiran.
o Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
o Mendorong ke analisis lebih lanjut.
o Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan
orang lain.
Kelebihan :
o Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
o Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
o Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
o Cenderung menjadi serial pidato pendek.
o Membutuhkan persiapan yang cukup masak.
MUSYAWARAH KERJA

Musyawarah kerja atau rapat kerja (raker) merupakan suatu pertemuan yang hanya dihadin oleh
sekelompok massa tertentu yang bergerak dalam bidang kerja sejenis. Dengan massa yang lebih
terbatas, raker dilaksanakan untuk saling bertukar pengalaman atau pengetahuan dalam bidang kerja
masing-masing, untuk mengevaluasi program-program kerja yang telah dilaksanakan atau untuk
mengadakan pembaharuan dalam bidang kerja tersebut.

Permasalahan yang akan dibahas, dipersiapkan jauh sebelumnya dengan menginventarisasi
masalah dari lapangan kemudian diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek tertentu yang akan dibahas
dalam pertemuan tersebut. Bila perlu pada permulaan raker didahului dengan ceramah sebagai
pengarahan dari seorang nara sumber, di samping ada beberapa nara sumber lain yang sewaktu-
waktu dapat memberikan bantuan bila mengalami kesulitan. Peserta dibagi atas beberapa kelompok,
yang masing-masing dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Hasil akhir sidang kelompok
disampaikan pada sidang pleno (lengkap) untuk mendapatkan tinjauan umum secara menyeluruh,
untuk pada akhimya diambil satu keputusan. Biasanya raker dilaksanakan selama beberapa hari
(lima hari sampai seminggu), oleh karena itu di tengah-tengah raker dapat disisipi acara karyawisata,
pameran, demonstrasi, diskusi panel, dan sebagainya.

PENGGUNAAN RAPAT KERJA

Rapat kerja digunakan untuk tiga hal pokok ialah :
o Kalau dirasa ada kebutuhan untuk saling bertukar pengalaman.
o Timbul kebutuhan untuk mengevaluasi program kerja yang telah ada untuk mengembangkan
sesuatu yang baru.
Kelebihan dan kelemahan :

Kelebihan :
o Persoalan yang dihadapi dapat dipecahkan bersama.
o Menambah pengalaman dan hasil kerja orang lain.
o Mendapatkan perkembangan-perkembangan baru di bidang kerja.
o Evaluasi program akan menjadi umpan balik untuk penyempurnaan kerja.
Kelemahan :
o Rapat kerja memakan waktu lama sehingga seseorang harus meninggalkan pekerjaan cukup
lama.
o Kalau bidang yang dibahas selalu luas, sering tidak tuntas.
o Membutuhkan persiapan sistematis untuk tiap bidang kerja yang akan dievaluasi.
o Kadang-kadang tidak semua masalah yang diinventarisasi dapat masuk ke panitia jauh
sebelumnya.
Dengan mengenal berbagai jenis metode mengajar secara kelompok seperti tersebut di atas, pada
suatu saat guru dapat melihat salah satu diantaranya bila ia akan menghadapi kelompok belajar yang
merupakan massa. Tidak tertutup kemungkinan bahwa guru tidak hanya akan mengajar di dalam
kelas saja, melainkan pada suatu waktu diminta untuk berinteraksi dengan kelompok yang lebih
besar.

Anda mungkin juga menyukai