Anda di halaman 1dari 4

TEORI ARSITEKTUR

PENERAPAN TEORI RUANG CAMILLO SITTE DI


INDONESIA

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short
summary of the contents of the document. Type the abstract of the document
here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]




PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
OLEH :
Crustasia Aji Westriani
I0211017
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. Maya Andria N., M.Eng
Camillo Sitte merupakan seorang arsitek yang lebih dikenal dalam teori-teorinya mengenai
perencanaan kota. Salah satu teori yang diungkapkan adalah berdasarkan pada teori Lao Tzu, Camillo
Sitte memiliki pendapat bahwa dinding dinding yang membatasi ruang pusat tersebut memiliki muka
ganda. Satu sisi dinding berorientasi ke ruang pusat dan satu sisi dinding sebaliknya berorientasi ke
ruang di sekitarnya.
Dari teorinya yang diungkapkan pula, Sitte tidak menyukai ruang pusat atau plaza tersebut
dihiasi atau diberi tatanan yang akan memberikan ruang tersendiri lagi di pusat seperti taman dan
monumen. Apabila terdapat monumen atau taman, massa tersebut sudah termasuk pada bagian yang
melingkupi bangunan-bangunan disekitar ruang pusat agar tidak mendominasi ruang pusat itu sendiri.
Pada teori Camillo Sitte yang telah diungkapkan, penerapan pada tata kota di Indonesia dapat
kita nikmati dan amati di kota Surakarta, tepatnya di jalan Wolter Monginsidi. Berikut merupakan
dokumen pada bangunan sekitar dan situasi pada jalan.



















Gambar 1. Situasi pada penataan
kota terpilih
Ruang pusat pada Jalan Wolter Monginsidi ini telah sesuai dengan teori Camillo Sitte. Bahwa dia
tidak menyukai ruang pusat yang terdapat massa atau ruang yang dapat mendominasi ruang pusat itu
sendiri. Dan terlihat pula dinding dinding yang membatasi ruang pusat.



















Setelah mengamati langsung apa yang terjadi pada teori Sitte ini, pada ruang pusat terjadi
persimpangan dari arah yang berbeda dan akan bertemu pada satu titik yaitu pada ruang pusat itu
sendiri. Terdapat monumen tetapi monumen tersebut tidak menggangu terbentuknya ruang pusat dan
monumen tersebut justru membantu terbentuknya ruang pusat.
Gambar 2 dan 3. (A) dan (B) Tampak
Selatan dari ruang pusat
Gambar 4 dan 5. (C dan D) Tampak
utara dari ruang pusat
Gambar 6. (E) Monumen Mayor Achmadi
Tampak utara dari ruang pusat
Selanjutnya merupakan gambar pada bangunan dimana sisi dinding-dinding lain yang
menghadap ruang sendiri disekitarnya. Hal ini telah diungkapkan oleh Camillo Sitte bahwa dinding-
dinding yang membatasi ruang pusat akanmemiliki dua muka dan salah satu sisinya berorientasi pada
ruang disekitarnya.





Gambar 7. Terlihat pada rumah yang
menghadap ruang sekitarnya
Gambar 8. Terlihat pada rumah yang
menghadap ruang sekitarnya
Gambar 9 dan 10. Terlihat pada PT. Radio
Karavan yang menghadap ruang sekitarnya
Gambar 11. Terlihat pada rumah yang
menghadap ruang sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai