Anda di halaman 1dari 23

Tahap-tahap Menggunakan SAP2000 V15.

01
1. Pastikan program sudah ter install dengan versi yang sesuai
2. Data-data gambar minimal DTP bangunan yang ingin di desain telah tersedia
3. Pelajari denah bangunan grid-grid dan tentukan letak-letak kolom sekaligus denah
perencanaan balok & ring balk
4. Susun perencanaan struktur : standard mutu sampai dengan pembebanan
5. Buka program SAP2000


6. Pilih menu File lalu pilih new, atau dg shortcut ctrl+N
Lalu akan muncul

Pilih model grid only untuk lebih memudahkan. Catatan, atur satuan sesuai kebutuhan
(yang diberi tanda warna kuning)

7. Akan muncul

Pada tahap ini, Klik OK saja!!

8. Akan muncul gambar window berikut

Gambar di atas adalah gambar grid dalam 2 window terpisah. Sebelah kiri dalam view 2D-
sumbu XY, sedangkan sebelah kanan adalah 3D nya.
Keduanya bisa di pilih sesuai keinginan dengan meng-klik salah satu pilihan yang di tandai
merah. Pada pojok kanan bawah, kita bisa atur satuan yang ingin digunakan

9. Selanjutnya, kita atur grid kita sesuai bangunan rumah yang hendak di desain dengan cara
pilih Define coordinate/system grids.., lalu akan muncul

Klik modify/show system, lalu akan muncul

Perhatikan tanda kuning ; satuan yang digunakan
Tanda merah ; ordinates atau spacing
Ordinates berarti titik awal menjadi titik 0, titik selanjutnya berdasarkan jarak dari titik
0 tersebut
Spacing adalah jarang antar titik
X Grid Data : Grid/titik-titik pada sumbu X
Y Grid Data : Grid/titik-titik pada sumbu Y
Z Grid Data : Grid/titik-titik pada sumbu Z (searah ketinggian bangunan/arah gravitasi)
Contoh isian

Line type , Visibility, bubble loc samakan saja dengan tamplate nya. Setelah
selesai, klik OK
Dengan sendirinya akan muncul grid-grid yang telah diatur sebelumnya
10. Selanjutnya, kita menentukan jenis jenis material yang kita gunakan. Biasanya, dalam
mendesain bangunan, material yang digunakan di antaranya :
Beton dengan mutu tertentu
Baja/besi tulangan lentur dengan mutu tertentu
Baja/besi tulangan geser (sengkang) dengan mutu tertentu

Caranya adalah :
a) Beton
Define material

Akan muncul

Klik add new material, lalu akan muncul

Bagian yang harus di edit adalah nama material, tipe, berat jenis (menyesuaikan
satuan), poisson ratio, dan fc. Cara mengubahnya:
Nama di hapus isiannya, lalu diketik ulang sesuai keinginan
Material Type pilih dg mengklik panah kecil di samping kolom
Units/satuan pilih dg mengklik panah kecil di samping kolom (ubah jadi Kg, m, C)
Berat jenis isi dengan 2400
Poisson ratio 0.2
Untuk nilai fc , units di ubah dulu menjadi N, mm, C

Nilai fc harus dalam satuan Mpa yang setara dengan N/mm
2


Setelah selesain mengedit, klik OK


b) Baja/besi tulangan lentur
Klik add new material

Bagian yang diberi warna kuning adalah bagian yang harus diubah sesuai dengan
data. Jangan lupa Units/Satuan jangan sampai salah.
Setelah selesai mengedit isian kolom-kolomnya, klik OK
c) Baja/besi tulangan geser
Cara nya sama dengan cara poin b

11. Langkah selanjutnya adalah menentukan properti struktur yang akan digunakan. Minimal
ada 2 properti/section properties yang harus di tentukan yaitu :
Frame Sections
Frame/rangka yang akan digunakan, biasanya meliputi : Kolom dan Balok
Area Sections
Area yang dimaksud adalah seperti Pelat Beton, Atap Dak Beton, dan semacamnya


12. Menentukan Frame Section (Kolom & Balok)
a) Membuat Kolom
Define Section Properties Frame Sections add new property


Lalu akan muncul tampilan seperti ini

Pilihlah material concrete dan bentuk kolom yang dinginkan. Biasanya kotak atau
lingkaran. Misalkan kotak/rectangular. Klik!!


Edit lah bagian yang diberi warna kuning. Material sesuai yang dibuat sebelumnya. Depth
dan width adalah dimensi penampang kolom, menyesuaikan satuan yang si setting
sebelumnya.
Lalu, klik concrete reinforcement , lalu akan muncul


Bagian yang diberi warna kuni adalah bagian yang harus di edit.
Longitudinal Bars = Tul Utama ubah sesuai material yang dibuat sebelumnya
Confinement Bars = Tul.Geser (sengkang) ubah sesuai material yang dibuat
sebelumnya
Clear Cover for Confinement Bars = selimut beton (menyesuaikan satuan yang telah
diatur sebelumnya).
Number of longit bars along 3-dir face = jumlah tulangan lentur pada arah 3
Number of longit bars along 3-dir face = jumlah tulangan lentur pada arah 2
Longitudinal Bar Size = ukuran/dimensi/diameter tulangan utama
Untuk melihat kodenya, klik Define Section Properties reinforcement bar
sizes lalu akan muncul

Bar diameter sesuai satuan yang diatur.
Confinement Bar Size = ukuran/dimensi/diameter tulangan geser (sengkang)
Longitudinal Spacing of confinement Bars = jarak sengkang
Agar lebih memudahkan, Ubah bagian Check/Design menjadi Reinforcement to be
checked. Klik OK !!

Lakukan hal yang sama untuk membuat tipe-tipe kolom lainnya.

b) Membuat Balok
Caranya hampir sama dengan membuat kolom. Namun setelah bagian

ini selesai, pada bagian concrete reinforment

Bagian yang diberi warna kuning harus diedit sesuai ketentuan tiap kolom.
Selanjutnya, untuk membuat tipe balok yang lain, lakukan hal yang sama seperti
langkah membuat balok.

13. Menentukan Area Sections
Define Section Properties Area Section add new section

Bagian yang diberi warna kuning harus diedit sesuai ketentuan tiap kolom. Dan
lakukan hal yang sama jika ada tipe pelat dengan ketebalan berbeda.

14. Menentukan Jenis Beban (Load Pattern)
Untuk Bangunan rumah 2 lantai, cukup 2 jenis beban : Beban mati (Dead Load/DL) dan
Beban Hidup (Live Load/LL).
Beban mati adalah beban/berat dari semua bagian dari bangunan yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian (finishing), mesin, serta
alat-alat yang tak terpisahkan dari bangunan. Contoh : dinding, lantai/keramik,
plumbing, dan sebagainya
Beban Hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
bangunan dan mesin serta alat yang bisa berpindah. Contohnya : manusia, binatang,
meja, kursi, dan sebagainya.
Sumber : Buku Pedoman Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI 1.3.53.1987
UDC 624.042
Define Load Pattern

Beban Mati (Dead Load) sudah menjadi default program. Jadi tinggal menambahkan
beban hidup saja denga cara mengganti nama Dead menjadi Live, Mengubah Type
menjadi Live, Lalu Klik add new load pattern.

15. Menentukan Kombinasi Beban (Load Combination)
Untuk banguan rumah 2 lantai dengan 2 jenis beban, menurut SNI hanya ada 1 jenis
kombinasi, yaitu : 1,2 DL + 1,6 LL
Define Load combination add new combo

Ubah yang di beri warna kuning sesuai gambar di atas.
Sampai tahap ini, kita telah mendefinisikan semua input yang dibutuhkan untuk di analisa
oleh program. Selanjutnya adalah membuat model bangunan dengan input yang telah
didefinisikan sebelumnya.
Model yang dibuat hanyalah elemen struktur pada bangunan, yakni : Kolom, Balok, dan
Pelat Saja. Sedangkan untuk atap sebaiknya dibuat terpisah agar lebih memudahkan.
Elemen struktur yang dibuat haruslah menyesuaikan dengan grid yang pada awal telah
dibuat.

16. Membuat Kolom dan Balok

Klik icon seperti yang di beri warna kuning bergaris merah. Lalu pilih section sesuai frame
section yang telah di buat, baik itu kolom maupun balok. Gambarkan dari titik ke titik kolom-
kolom dan baloknya sampai semua kolom dan balok terhubung sesuai perencanaan dan terbentuk
model, contohnya seperti

Catatan : View bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan dengan mengklik salah satu pilihan yang
diberi warna kuning.

17. Membuat Pelat atau Atap Dak Beton


Klik icon untuk bentuk persegi atau untuk bentuk selain persegi, sesuai
dengan perencanaan mengacu pada grid yang telah dibuat. Catatan : pelat jangan sampai
memotong balok

18. Menentukan Perletakkan Pondasi
Select semua titik yang akan di pasang pondasi

Pada Toolbar, klik assign joint restraints

Pilih perletakkan jepit seperti yang diberi warna merah, klik OK

19. Mesh Pelat/Dak Beton
Select semua Pelat dan dak beton, klik assign area automatic area mesh

Isi kolom yang diberi warna kuning, masing-masing dengan angka 10. Klik OK.

Selanjutnya adalah pembebanan terhadap model yang telah dibuat.
Pembebanan rumah 2 lantai hanyalah pembebanan sendiri dan akibat gravitasi. Pedoman
pembebanan yang digunakan adalah Buku Pedoman Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung SKBI 1.3.53.1987 UDC 624.042
Beban Mati Akibat Gravitasi





Beban Hidup Akibat Gravitasi


Berhubung rumah yang didesain adalah rumah tinggal 2 lantai, maka contoh pembebanan
yang dimasukan ke dalam model SAP2000 adalah sebagai berikut
PEMBEBANAN GRAVITASI
RUMAH TIPE 90 GREENVILLE CILEUNGSI
Lantai Dua
Beban Mati (Dead Load - DL)
No Komponen Beban Berat
1 Dinding pasangan bata ringan: 1/2 batu 150 kg/m
2

2 Penutup lantai dari ubin (t = 2 cm) 48 kg/m
2

3 Adukan dari semen atau spesi (t = 3 cm) 63 kg/m
2

4 Instalasi listrik dan plumbing 20 kg/m
2


5 Penggantung langit-langit 7 kg/m
2

6 Plafond 11 kg/m
2

299 kg/m
2

Total 2.990 kN/m
2

Beban Hidup (Live Load - LL)
No Komponen Beban Berat
1 Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m
2

Total 2.000 kN/m
2



Lantai Atap
Beban Mati (Dead Load - DL)
No Komponen Beban Berat
1 Adukan dari semen atau spesi (t = 3 cm) 63 kg/m
2

2 Instalasi listrik 10 kg/m
2

3 Penggantung langit-langit 7 kg/m
2

4 Plafond 11 kg/m
2

91 kg/m
2

Total 0.910 kN/m
2

5 Genting dan kuda-kuda (p x l x 50 kg/m
2
) 475 kg
Total 4.750 kN
Beban Hidup (Live Load - LL)
No Komponen Beban Berat
1 Atap dan canopy 100 kg/m
2

Total 1.000 kN/m
2


Pembebanan tergantung pada desain dan peruntukan bangunan. Untuk lebih aman, maka
besaran tiap elemen beban mengacu pada buku Pedoman Pembebanan Rumah dan Gedung
yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

20. Memasukkan Beban
a) Beban Lantai
Select seluruh pelat lantai 2, klik assign area loads uniform (shell)

Ubah :
Load Pattern beban hidup (Dead) atau beban Mati (Live)
Units satuan untuk besaran beban yang akan dimasukkan
Load besaran beban
Pilih salah satu antara add to existing loads jika ingin menambahkan beban yang
telah dimasukkan sebelumnya atau replace existing loads untuk menggantikan
beban yang telah dimasukkan sebelumnya.
b) Beban Atap
Beban Atap hanya dimasukkan ke titik-titik kolom yang menanggung beban atap.
Select titik-titik tersebut, klik assign joint loads forces

Isi sesuai perencanaan pembebanan yang telah disusun sebelumnya. Catatan :
Satuan/units harus selalu sesuai.

21. Memastikan apakah beban sudah masuk atau belum
Pada menu toolbar, klik Display show load assigns joint (untuk beban pada titik) /
frame (untuk beban pada rangka) / area (untuk beban pada area)

Klik OK.

22. Mengecek kombinasi
Pastikan hanya kombinasi yang anda buat saja sudah masuk ke dalam sistem. Klik
Design concrete frame design select design combos

23. Menjalankan atau run program
Klik icon yang diberi warna kuning


Lalu akan muncul tampilan seperti ini

Sebelum di run, telebih dahulu klik Modal lalu klik run/do not run case
Lalu klik run now. Tunggu sampai program selesai memroses. Kira-kira model bangunan
akan berbentuk seperti ini


24. Mengecek Kekuatan Desain Struktur
Setelah selesai menjalankan program, selanjutnya adalah memastikan bahwa desain kita
telah aman/kuat. Caranya adalah dengan mengklik icon pada toolbar di kanan
atas. Maka akan menampilkan


Jika terdapat bagian struktur, baik kolom maupun balok, berwarna oranye apalagi merah,
maka kolom ataupun balok tersebut harus diubah desainnya, baik diperbesar ukurannya,
ataupun dengan penambahan perkuatan tulangan.
Perubahan kolom atau balok tersebut cara nya mirip dengan membuat ulang. Namun
cukup di Modify saja. Sebelumnya mengubah, klik icon gembok lalu klik OK.

Cukup Aman
Aman
Bahaya
Gagal
Sangat Aman
Sangat Kuat (boros)

Setelah menambah tipe atau me-modify tipe kolom/balok yang lama, program kembali di
run untuk mengecek kekuatan struktur bangunan. Apabila masih ada kolom atau balok
yang berwarna oranye apalagi merah, maka desain harus selalu diperbaharui/diperkuat.
Namun apabila sudah cukup kuat, maka itulah desain yang digunakan dilapangan.
Setelah didapatkan desain yang kuat/aman, maka langkah selanjutnya adalah menghitung
tulangan lentur dan geser.

25. Tulangan Kolom
Sesuai desain kolom yang sebelumnya didefinisikan saat membuat frame section. Itulah
dimensi berikut tulangan kolom yang digunakan untuk diimplementasikan.
26. Tulangan Balok
Setelah di run dan di cek kekuatannya, terlebih dahulu ubah lah unit/satuan pada pojok
kanan bawah window menjadi N, mm, C

Angka-angka tersebut adalah luasan tulangan lentur yang dibutuhkan untuk masing-
masing tipe balok. Tiap balok memiliki 6 luasan tulangan lentur :
Tumpuan kanan; atas
Tumpuan kanan; bawah
Lapangan (tengah); atas
Lapangan (tengah); bawah
Tumpuan kiri; atas
Tumpuan kiri bawah
Namun yang perlu diperhatikan adalah Nilai Paling Besar diantara Tumpuan (kanan &
kiri) bagian atas dan Nilai Paling Besar pad bagian bawah.
Untuk lebih memudahkan, kita bisa menampilkannya dalam format excel. Caranya :
Ctrl + T , klik kotak concrete frame, OK

Lalu Klik File Export All Tables to excel. Lalu Klik Sheet keduanya yang
bertuliskan Conc Sum2 - ACI 318-05|IBC 2003

FTopArea adalah luasan tulangan bagian atas, baik tumpuan maupun lapangan.
TBotArea adalah luasan tulangan bagian bawah, baik tumpuan maupun lapangan.
Untuk mengetahui lapangan atau tumpuan, bisa dilihat dari Location. Tumpuan
berkisar pada jarak 0 - bentang balok. Sedangkan lapangan adalah pada bentang
balok. Sedangkan untuk tulangan geser (sengkang), disajikan pada kolom VRebar
mm2/mm

Untuk memudahkan, berikut tabulasi antara luasan tulangan lentur dengan jumlah
yang tulangan yang harus digunakan ;

Anda mungkin juga menyukai