Penentuan max
Zat tertentu max tertentu
Benzen : max = 254 nm
Data max untuk beberapa zat tersedia di literatur.
Bila tidak ada data max, maka harus dilakukan scanning
terhadap sampel yang akan ditentukan konsentrasinya.
Kurva standar
Untuk mengetahui hubungan konsentrasi dengan absorbansi
pada max.
A
max
I
I
II
I + II
1
A
A
1
Panjang gelombang
Dengan demikian dapat disusun persamaan berikut:
II II II I I I
bc A dan bc A Pada
1 1 1 1
:
1
II II I I II I
bc bc A A A
1 1 1 1
1
II II II I I I
bc A dan bc A Pada
2 2 2 2
:
2
II II I I II I
bc bc A A A
2 2 2 2
2
(1)
(2)
Dengan:
2 1
A dan A
2 1
I I
A dan A
2 1
II II
A dan A
II I
c dan c
2 1 2 1
, , ,
II II I I
: Absorbansi campuran yang teramati
berturut-turut pada
1
dan
2
.
: Absorbansi komponen I dalam
campuran pada
1
dan
2
.
: absorbansi komponen II dalam
campuran pada
1
dan
2
.
:Molar absorbtivity komponen
I dan II pada
1
dan
2
.
: konsentrasi komponen I dan
II dalam campuran
Absorptivitas molar tiap komponen ditentukan
secara terpisah dengan melakukan pengamatan
terhadap spektrum absorpsi dari larutan yang
telah diketahui konsentrasinya. Jadi nilai c
I
dan
c
II
dapat dihitung dari persamaan (1) dan (2)
berdasarkan data pengukuran A campuran pada
1
dan
2
.
Secara umum bila ada n komponen dalam
campuran, absorbansi total pada panjang
gelombang memenuhi persamaan:
n
n
n
n
n
c b A A
Pada prinsipnya pengukuran n absorbansi pada n
panjang gelombang yang berbeda diperlukan untuk
menentukan konsentrasi n komponen di dalam
campuran maka ada n persamaan simultan
dengan n besaran yang tidak diketahui.
Bila mungkin, pilih panjang gelombang sehingga hanya
1 komponen yang dapat menyerap panjang
gelombang itu.
Pilih panjang gelombang yang memberikan nilai
absortivitas komponen-komponen dalam campuran
yang jauh berbeda satu sama lain.
Masalah yang sering timbul pada pengukuran
Nilai absorbansi terukur negatif
cuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda selalu
menggunakan cuvet yang sama untuk semua pengukuran.
Nilai absorbansi terukur > nilai sebenarnya
ocuvet untuk pengukuran sampel dan blangko berbeda
odinding cuvet tidak bersih (tersentuh jari pemakai)
ocuvet baru saja dipakai mengukur konsentrasi larutan yang lebih
pekat.
Oleh karena itu maka:
1 cuvet untuk semua pengukuran
dinding cuvet yang dilewati sinar jangan disentuh dengan jari
setiap selesai mengukur absorbansi suatu larutan, cuvet dicuci
dengan pelarut yang dipakai untuk membuat sampel sampai benar-
benar bersih
Nilai absorbansi terukur < nilai sebenarnya
sama dengan atas.
Titik nol yang tidak stabil
-sumber radiasi tidak stabil
-adanya noise pada alat penguat sinyal
cek titik nol setiap kali pengukuran
PR
Analisis nitrat dalam air dilakukan dengan metode Brucine dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Mula-mula dibuat dulu kurva standard dengan cara
membuat larutan standard nitrat dengan berbagai konsentrasi yaitu dengan cara
mengambil larutan yang mengandung nitrat 10 ppm yaitu berturut-turut 0,5; 1; 2,5;
5, dan 10 mL ditambah dengan aquades, brucine dan asam sulfat pekat dengan
volume tertentu. Campuran didiamkan selama waktu tertentu dalam ruang gelap
selanjutnya ditambah aquades, dibiarkan lagi selama waktu tertentu dan terakhir
diencerkan sampai 50 mL (disebut dengan standard 1, 2, 3, 4 dan 5). Masing-
masing larutan standard diukur absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sampel air sejumlah 5 mL
diperlakukan sama dengan larutan standard. Pembacaan absorbansi dengan UV-Vis
dapat dilihat pada tabel berikut:
Absorbansi
Blangko
Standard 1
Standard 2
Standard 3
Standard 4
Standard 5
Sampel
0,0
0,01
0,03
0,13
0,28
0,52
0,46
Buatlah kurva standardnya! Berapa konsentrasi nitrat dalam sampel air?