Anda di halaman 1dari 18

Rahmi Syafriyani

H1A006038
Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke UGD RSUP NTB pada
Sabtu tanggal 16 April 2011. Pasien datang dengan keluhan utama mata
kirinya nyeri berdenyut-denyut dengan mata berwarna merah dan ada
yang berwarna putih di daerah hitamnya mata.
Keluhan ini dirasakan pasien sejak 2 hari yang lalu (tanggal 14 April
2011).
Mata berair (+), gatal (-), silau (-) dan kotoran mata (-). Riwayat penyakit
sistemik dan kelainan darah disangkal. Riwayat alergi makanan dan
obat-obatan (-), dan riwayat trauma (-).
VOD kemungkinan dapat lebih dari 6/60 dan VOS: LP (+) dengan dapat
mengetahui arah datangnya cahaya.
Pemeriksaan segmen anterior OS diperoleh palpebra superior dan
inferior edema (+), palpebra superior hiperemi (+), konjungtiva palpepra
superior dan inferior hiperemi (+), konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva
(+), injeksi silier (+), kornea keruh dan terlihat keratomalasia, bilik mata
depan terdapat hipopion (minimal), TIO kesan normal, refleks fundus (-).
Identitas pasien
Nama : Nn. M
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Praya
Pekerjaan : Petani
Tanggal pemeriksaan : 19 April 2011


Keluhan utama : Mata kiri nyeri berdenyut-
denyut.
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien
mengeluhkan mata kirinya nyeri berdenyut-
denyut sejak tanggal 14 April 2011. Keluhan
ini dirasakan teleh semakin berkurang sejak
MRS. Berair (+), gatal (-), silau (-) dan kotoran
mata (+).
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak pernah
mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat
trauma dan riwayat demem disangkal.

Riwayat Pengobatan: Sebelum dibawa ke RS,
pasien telah dibawa ke dukun dan diberikan Air
yang dimasukan ke dalam matanya. Pasien di RS
Praya telah diberikan antibiotik (cefadroxyl) dan
kemudian dirujuk ke RSUP NTB. Di bangsal telah
menerima terapi berupa antibiotik (cefotaxim 1
gr/ 12 jam) IV dan irigasi betadine/ hari.
Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial: Pasien
mengakui tidak ada keluarga yang memiliki
keluhan serupa, penyakit sistemik dan kelainan
darah disangkal.
Riwayat alergi: Riwayat alergi makanan dan obat-
obatan (-)
Status Generalis
KU : Baik
Keadaan sakit : sedang
Kesadaran/GCS :
Composmentis/E
4
V
5
M
6

Keadaan gizi : Cukup

Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Napas : 19 kali/menit




Diagnosis
Endoftalmitis impending prolaps
Diagnosis banding:
Panendoftalmitis
Uveitis
Usulan pemeriksaan:
Kultur cairan vitreus
Laboratorium untuk suspek
endoftalmitisendogen
Pemeriksaan CSF, throat swab,
cardiacultrasound,pemeriksaan feses juga
untukdeteksi asal infeksi pada endoftalmitis
endogenous

Rencana terapi:
Pemberian Antibiotik, sikloplegik, dan
kortikosteroid yang diberikan secara hati-
hati.
Jika pengobatan gagal, akan dilakukan
eviserasi. Enukleasi dilakukan jika mata
sudah tenang dan ptisis bulbi.
Prognosis: Buruk



IDENTIFIKASI MASALAH

Diagnosis endoftalmitis ditegakkan atas dasar
temuan klinis pada pasien. Pasien mengeluhkan
mata nyeri yang berdenyut-denyut. Pemeriksaan
fisik pada OS yang bermakna: palpebra superior
dan inferior yang sulit untuk dibuka, edema (+)
dan hiperemi (+), konjungtiva palpebra superior
dan inferior hiperemi (+), konjungtiva bulbi
injeksi silier dan konjungtiva (+), kornea keruh
dan COA terdapat hipopion.

Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola
mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah,
atau endogen akibat sepsis.
Berbentuk radang supuratif di dalam bola mata dan
struktuk di dalamnya. Peradangan ini akan memberikan
abses dalam badan kaca.
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus
atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata.
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri,
jamur ataupun parasit dari fokus infeksi dalam tubuh.
Peradangan yang disebabkan bekteri akan memberikan
gambaran klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah
dan bengkak, kelopak sulit dibuka, konjungtiva merah,
kornea keruh, bilik mata depan keruh dan kadang-kadang
disertai hipopion.

Pemeriksaan fisik pada OS yang bermakna
adalah palpebra superior dan inferior yang
sulit untuk dibuka, edema (+) dan hiperemi
(+), konjungtiva palpebra superior dan
inferior hiperemi (+), konjungtiva bulbi
injeksi silier dan konjungtiva (+), kornea
keruh dan terlihat menonjol, dan COA
terdapat hipopion. Gejala gejala tersebut
muncul karena proses peradangan yang
terjadi di dalam mata.

Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke UGD RSUP NTB pada
Sabtu tanggal 16 April 2011. Pasien datang dengan keluhan utama mata
kirinya nyeri berdenyut-denyut dengan mata berwarna merah. Keluhan
ini dirasakan pasien sejak 2 hari yang lalu (tanggal 14 April 2011). Mata
berair (+), gatal (-), silau (-) dan kotoran mata (-). Riwayat penyakit
sistemik dan kelainan darah disangkal. Riwayat alergi makanan dan
obat-obatan (-), dan riwayat trauma (-).
Pada pemeriksaan visus yang dilakukan bed site diperoleh visus mata
kanan kemungkinan dapat lebih dari 6/60 dan visus mata kiri LP (+)
dengan dapat mengetahui arah datangnya cahaya. Pemeriksaan segmen
anterior dan funduskopi OD dalam batas normal. Pemeriksaan segmen
anteriosOS diperoleh palpebra superior dan inferior edema (+), palpebra
superior hiperemi (+), konjungtiva palpepra superior dan inferior
hiperemi (+), konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva (+), injeksi silier (+),
kornea keruh dan terlihat keratomalasia, bilik mata depan terdapat
hipopion (minimal), TIO kesan normal, refleks fundus (-).
Pasien didiagnosis Endoftalmitis impending
prolaps OS. Telah diberikan terapi berupa
antibiotik (cefotaxim 1 gr/ 12 jam IV), irigasi
betadine 1%, dan infus RL. Keadaan pasien
tidak terlalu ada kemajuan. Bila pengobatan
gagal akan dilakukan eviserasi. Prognosis
buruk.

Anda mungkin juga menyukai