Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi PLC ke DCS atau ke

Sesama PLC

Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi
21 September 2006 6 Oktober 2006
Milis Migas Indonesia : http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia
Migas Indonesia Online : http://www.migas-indonesia.com
Migas Indonesia Network : http://www.migas-indonesia.net

Editor :
Windra Gumilar
Swastioko Budhi Suryanto
Moderator KBK Instrumentasi



Muchamad Nurul Hudha Jetec Indonesia

Rekan-rekan minta pencerahan tentang media komunikasi PLC ke DCS atau ke PLC lain vendor,
keuntungan-keuntungannya serta kerugiannya apa ya ?. Misalnya RS-232, RS-422, RS-485,
Foundation Fieldbus, dsb.


Priyo Adi Sesotyo - Freeport Indonesia

Pak Nurul, sebenarnya kalau keuntungan dan kerugiannya, tergantung dari brand PLC/DCS
tersebut. Sepertinya masing-masing brand memiliki media komunikasi sendiri. Contoh, seperti
PLC merek Siemens, karena dia Europe minded, jadi memakai Profibus. Atau AB, dia punya
banyak media komunikasi untuk berbagai tipe PLC keluaran dia sendiri.

Sebenarnya media komunikasi yang paling umum itu Modbus. Namun modbus memiliki tingkat
kesukaran yang lebih tinggi, karena ada banyak hal yang harus diset.

Saya rasa, berhubung anda satu kantor dengan Ibu Enung, bisa ditanyakan lebih detail padanya,
yang setahu saya spesialis dalam bidang AB. Apalagi saya dengar, Jetec juga punya proyek
menggunakan Yokogawa. Untuk Yokogawa DCS, dia punya modul komunikasi khusus yang support
Modbus, walau dia punya media komunikasi yang dedicated untuk sistem miliknya.

Mohon tambahan dan koreksinya dari rekan-rekan yang lebih expert di bidang ini.


Muhammad Padli - Asia Karsa Indah

Setahu saya biasanya setiap PLC/DCS keluaran tahun 2000-an sudah support ethernet
communication. Jadi sebenarnya komunikasi tersebut sudah bukan masalah lagi. Komunikasi serial
(RS232, dll) jelas memiliki kemampuan transfer data yang terbatas sehingga tidak disarankan
untuk aplikasi-aplikasi critical.

Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 1 dari 9
Arief Rahman Thanura VICO Indonesia

Menurut saya mesti jelas dulu yang dimaksud pertanyaannya, akan dibatasi hanya pada Physical
Layer atau maksudnya Data Communication secara umum ?. RS-232, RS-485 setahu saya adalah
Physical Layer sementara kalau Fieldbus sudah cover hampir semua OSI Layer. Jadi
membandingkan RS-232, RS-485 dan Fieldbus akan sulit karena tidak apple-to-apple.

Lalu keuntungan dan kerugiannya in terms of apa ?. Cost ?, Speed of Response ?, Openness ?.
Mungkin kalau menunjukkan aplikasinya untuk apa akan lebih mudah membuat perbanding
advantage & disadvantage. Pakarnya yang beginian Pak Waskita tuh. Kalau saya tahunya cuma
kulit-kulitnya saja, jadi sorry kalau ngasih masukannya juga kulit-kulitnya saja. He .. he ...


Maison Des Arnoldi Pertamina Unit Pengolahan II Dumai

Menggunakan modbus sejauh ini masih lebih unggul untuk PLC ke DCS dan sebaliknya untuk PLC
satu ke vendor PLC lainnya. Pertanyaannya untuk apa dikomunikasikan ?, apa yang mau disharing ?.
Mungkin yang bisa disatukan pada level MMI-nya, tetapi dari masing-masing PLCnya ke network
sebaiknya menggunakan modbus lagi.


Adi Harianto Yokogawa Indonesia

Mungkin saat ini masih banyak yang menggunakan Modbus untuk komunikasi antar process control
(PLC/DCS), namun lambat laun mungkin sudah kurang digunakan mengingat sudah banyak
equipment yang support OPC. Bisa juga sih disatukan di level MMI namun yang harus diingat
apakah MMI dengan PLC sudah bisa integrated alias bisa langsung mengambil data-data I/O-nya.

Yang sulit kadangkala adalah ketika ada penambahan dan PLC existing harus di integrasikan juga
bersama dengan system baru, mau nggak mau modbus kembali digunakan.
RS-232 / RS-422 / RS-485 ==> modbus ASCII / RTU
Ethernet ==> modbus TCP (kecepatan lebih tinggi dari modbus ASCII / RTU)
Fieldbus ==> ini biasa digunakan untuk komunikasi dengan field instrument (full digital) dan
keuntungannya hemat kabel namun systemnya cukup mahal juga sih.


Waskita Indrasutanta - Wifgasindo Dinamika Instrument Engineering

Maaf, baru ikut nimbrung karena sebelumnya tidak keperhatian, dan kini saya tambahkan bidang
Keahlian (instr) pada email subject seperti ketentuan Moderator Milis agar anggota bisa memilah
topik menarik yang akan dibaca.

Modbus protocol (berasal dari singkatan 'Modicon Bus') yang awalnya dikembangkan oleh
Modicon (kini Schneider Automation) pada akhir dekade 1970-an, telah mengalami perkembangan
mulai dari Modbus dimana ada satu yang bertindak sebagai Modbus Master dan lainnya adalah
Modbus Slave (sering disebut sebagai Modbus RTU). Karena diperlukan komunikasi dalam bentuk
teks, maka dibuat pula Modbus ASCII, yang kemudian karena tuntutan kecepatan dikembangkan
pula Modbus Plus. Dengan perkembangan teknologi jaringan yang menggunakan Ethernet dan
TCP/IP, maka Modbus dibungkus (encapsulated) untuk bisa ditransmisikan melalui Ethernet dan
muncul dengan nama Modbus/TCP.
Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 2 dari 9

Modicon membuka teknologinya secara cuma-cuma dan teknologi ini mendapat sambutan yang
sangat baik sebagai industrial protocol pada zaman itu. Banyak vendor menggunakan Modbus
untuk peralatan mereka sehingga memudahkan integrasi dari satu sistem dengan sistem lainnya.
Dengan demikian, Modbus mengklaim dirinya sebagai standard de facto untuk industrial protocol
yang sampai saat ini masih banyak dipergunakan.

Teknologi industrial data communication juga terus berkembang dengan munculnya OPC (OLE for
Process Control; OLE = Object Linking & Embedding) yang mendukung V-T-Q (Value-Time-
Quality). Industrial protocol yang lama seperti Modbus hanya mengkomunikasikan Value (parity
check optional), sehingga Modbus OPC Server melakukan time stamping dengan menggunakan dari
RTC (Real Time Clock) pada PC dimana OPC Server tersebut dijalankan, dan Quality atau status
flag diberikan berdasarkan komunikasi. Kalau komunikasi normal maka diberikan status 'good',
sedangkan pada keadaan communication error diberikan status 'bad'.

FOUNDATION Fieldbus
TM
(FF) dan Profibus PA (keduanya Fieldbus) menggunakan Physical Layer
dan Data Link Layer dari OSI (Open System Interconnect) Model yang sama dengan kecepatan
31.25 kbps, sedangkan lapisan diatasnya berbeda. Selain Value, peralatan FOUNDATION
Fieldbus
TM
juga mengirimkan Status/Quality berdasarkan keluaran fasilitas FF Device internal
diagnostics. Jadi sinyal Status/Quality tidak hanya berdasarkan status komunikasi, melainkan
dari banyak hal yang dilakukan oleh fasilitas internal diagnostics, sehingga integritas sinyal lebih
terjamin dan kondisi peralatan FOUNDATION Fieldbus
TM
bisa diketahui secara online.

Kita mengenal komunikasi synchronous dan asynchronous. Saat ini, FOUNDATION Fieldbus
TM

adalah satu-satunya industrial protocol yang menggunakan komunikasi yang disebut dengan istilah
baru iso-chronuos. Komunikasi iso-chronous dilakukan dimana scanning dan eksekusi dibuat
berurutan : [input] --> [function block] --> [output] --> [input] --> [function block] --> [output] -->
dst, sehingga konsistensi algoritma kontrol terjamin.

Sebagai pembanding, semua sistem yang lain masih melakukannya secara acak sesuai dengan
arsitektur sistem dan desainnya. I/O Module melakukan scanning-nya sendiri dari I/O Point 1 -->
2 --> ... --> n --> 1 --> dst. I/O Bus juga melakukan scanning-nya sendiri dari Module 1 --> 2 --> ...
--> n --> 1 --> dst. Eksekusi function block berbeda dari satu sistem dan lainnya. Beberapa PLC
bisa dikonfigurasikan berdasarkan Ladder Diagram dari atas ke bawah (kolom) --> kolom kiri ke
kolom kanan --> dst. Kesemuanya itu menghasilkan behaviour system yang berbeda-beda.
Kebanyakan vendor mengandalkan kecepatan sistem (orde millisecond) sehingga tidak terlihat
oleh mata kita, akan tetapi perbedaan bisa terdeteksi dari cara konfigurasi berbeda yang
menghasilkan hasil yang berbeda. (maaf, agak sulit menjelaskannya secara tertulis dan singkat).

Keuntungan dari komunikasi iso-chronous ini (konsistensi algoritma kontrol) tidak bisa didapatkan
pada peralatan FOUNDATION Fieldbus
TM
yang diintegrasikan dengan DCS atau PLC yang tidak
iso-chronous. Meskipun diatas kertas kelihatannya sistem FOUNDATION Fieldbus
TM
menghemat
kabel (satu FF-H1 network untuk beberapa peralatan FOUNDATION Fieldbus
TM
), tetapi
kenyatannya tidaklah memberikan penghematan yang substantial karena kita harus menambahkan
beberapa aksesories.

Saya kurang setuju dengan pendapat "namun sistemnya cukup mahal juga" pada email dari Adi
Harianto, karena sebenarnya sistem FOUNDATION Fieldbus
TM
yang baik adalah yang
menggunakan sistem arsitektur FCS (Field Control System) atau sementara orang menyebut
sebagai CIF (Control In the Field), di mana sebanyak mungkin function block berada dan berjalan
Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 3 dari 9
di peralatan FOUNDATION Fieldbus
TM
. Sistem FOUNDATION Fieldbus
TM
dengan arsitektur
FCS atau CIF menggunakan Lingking Device (peralatan penghubung) yang juga bisa difungsikan
sebagai pengontrol (menggunakan FOUNDATION Fieldbus
TM
function blocks) yang harganya jauh
lebih murah dibandingkan pengontrol DCS. Jadi, kalau sistem seperti yang dikatakan oleh Adi
Harianto "Fieldbus ==> Ini biasa digunakan untuk komunikasi dengan field instrument (full
digital)", maka kita tidak mendapatkan semua keuntungan dari teknologi ini. Selain komunikasi
digital, FOUNDATION Fieldbus
TM
juga sebagai semacam programming language untuk strategi
kontrol, dimana peralatan FOUNDATION Fieldbus
TM
bersama Host System merupakan kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan.

Saya membuat satu ilustrasi perbandingan harga DCS dan sistem FOUNDATION Fieldbus
TM
FF
(system FCS) yang akan saya posting di milis sebagai referensi anda. Harga peralatan
FOUNDATION Fieldbus
TM
lebih mahal sekitar 10~15% (berbeda dari satu vendor dan lainnya)
dibandingkan Smart Conventional Field Device. Harga komponen-komponen DCS saya kutip dari
salah satu publikasi di majalah (dapat kiriman dari rekan Pertamina); harga komponen FCS Host
System saya ambil dari price list principal yang kami ageni.

Selain itu dengan komunikasi secara full digital, sistem FOUNDATION Fieldbus
TM
tidak lagi
menggunakan A/D dan D/A converter yang menambahkan error atau uncertainty pada sinyal,
sehingga dari sensor - transmisi - function block actuator semuanya digital tanpa adanya
penambahan error atau uncertainty sepanjang proses.

Kembali pada pertanyaan awal dari diskusi ini, Pak Arief Thanura sudah mempertanyakan maksud
dari pertanyaan ini, dan menjelaskan beberapa hal seperti RS-232, RS-422, RS-485 hanyalah
physical layer, bukan protocol. Interoperability hanya terjadi kalau keseluruhan OSI Model dari
Physical Layer sampai dengan User Layer adalah interoperable. Seseorang tidak bisa mengklaim
sistemnya adalah open kalau hanya berdasarkan adanya Ethernet port dan mendukung TCP/IP -->
ini hanyalah sebagian Layers dari OSI Model. Ethernet berada di Physical Layer dan bukan
protocol. Ethernet adalah protocol yang independen (bukan Modbus/TCP saja) dan bisa membawa
multiple protocol (lebih dari satu protocol melalui Ethernet yang sama).

Tidak ada jawaban pasti, tetapi keuntungan dan kerugiannya tergantung dari aplikasi penggunaan
dan kepentingannya (dengan proses dan kondisi masing-masing). Modbus, Modbus Plus dan
Modbus/TCP banyak dipergunakan untuk integrasi satu sistem dan lainnya, tetapi hanya untuk
sistems yang mendukung protocol Modbus tersebut. FF-H1 hanya untuk integrasi antar peralatan
FOUNDATION Fieldbus
TM
. FF-HSE hanya untuk integrasi (FF Link) dari Host System
FOUNDATION Fieldbus
TM
, FF-H1 dan FF Host System. Baik FF-H1 maupun FF-HSE meskipun
bisa, tetapi kurang tepat untuk dipergunakan sebagai media komunikasi antar PLC dengan DCS
atau PLC dengan PLC. Untuk aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan Safety, Network dan
protocol yang dipergunakan harus mendapatkan sertifikasi dan persetujuan dari pihak yang
berwenang.

Semoga informasi ini berguna. Maaf agak berkepanjangan, tetapi baik agar bisa dirangkum untuk
kelengkapan library kita semua. Apabila ada yang ingin memberikan komentar atau berdiskusi
lebih lanjut silahkan posting untuk memperkaya pengetahuan kita semua.




Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 4 dari 9
Tambahan dari Editor KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia

Industrial Data Communications Fundamentals

This tutorial on the fundamentals of communications is broken down into the following sections :
Communication Modes
Synchronous versus Asynchronous
Data Coding
Open Systems Model

Communication Modes

In any communications link connecting two devices, data can either be sent in one of three
communications modes :
Simplex
Half Duplex
Duplex

These are indicated below.

A simplex system is one that is designed for sending messages in one direction only. This is
illustrated in figure 1. This is of limited interest in an industrial communications system as
feedback from the instrument is essential to confirm the action requested has indeed occurred.


Half duplex communications occurs when data flows in both directions; although in only one
direction at a time. Half duplex communications (as discussed later) is provided by the RS-485
physical standard (to be discussed later) where only one station can transmit at a time. A
protocol (which can be thought of as the pattern of bits and bytes) can be half duplex as well
an example here is Modbus.

Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 5 dari 9

In a full duplex system, the data can flow in both directions simultaneously. Examples of
hardware standards supporting full duplex are the physical standard EIA-232E (sometimes
referred to as RS-232C).


Synchronous versus Asynchronous

There are two approaches possible in transmitting data over a communications link. The
asynchronous approach is the more basic one used by EIA-232E which operates at a lower
speed. The higher speed Local Area Networks running at 10 Mbit/s operate using the more
efficient synchronous communications.

An asychronous system is one in which each character or byte is sent within a frame. The
receiver does not start detection until it receives the first bit, known as the start bit. The
start bit is in the opposite voltage state to the idle voltage and allows the receiver to
synchronise to the bits following.

An asychronous frame may have the following format :

Start Bit Signals the start of the frame
Data Usually 7 or 8 bits of data, but can be 5 or 6
Parity Bit Optional Error detection bit
Stop bits Usually 1, 1.5 or 2 bits
Figure 5 - Asynchronous Frame Format


A synchronous system uses a string of bits to synchronise the receiver before the data is
detected. Synchronous systems detect bits by a change in voltage rather than by reading an
absolute value as with asynchronous systems. A typical synchronous system frame format is
shown below in figure 6.


Preamble This comprises one or more bytes that allow the receiving unit to synchronise
with the frame
SFD The start of frame delimiter signals the beginning of the frame
Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 6 dari 9
Destination The address to which the frame is sent
Source The address from which the frame is sent
Length Indicates the number of bytes in the data field
Data The actual message
FCS The Frame Check Sequence is for error detection
Figure 6 - Typical Synchronous System Frame Format


Data Coding

An agreed standard code allows the receiver to understand the messages sent by a transmitter.
The number of bits in the code determines the maximum number of unique characters or
symbols that can be represented. The most common character set in the Western World is the
American Standard Code for Information Interchange (or ASCII).

For example in the table, D = ASCII code in binary 1000100.


Open Systems Model

In digital data communications, wiring together of two or more devices is one of the first steps
in establishing a network. As well as this hardware requirement, software must also be
addressed. The OSI reference Model consists of the following seven layers :
Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 7 dari 9

Layer 1 Physical Layer Electrical and Mechanical definition of the system
Layer 2 Data Link Layer Framing and Error correction format of the data
Layer 3 Network Layer Optimum routing of messages from one network to another
Layer 4 Transport Layer Channel for transfer of messages of one application process to
another
Layer 5 Session Layer Organisation and synchronisation of the data exchange
Layer 6 Presentation Layer Data format or representation
Layer 7 Application Layer File Transfer, message exchange

The OSI Model can be visualised as a collection of entities, such as software programs situated
at each of the seven layers. It provides an overall framework for the vendor in which to package
their communications solutions comprising the hardware communications links and the protocols.

In the world of instrumentation, this OSI model is often simplified to use only three layers :
Layer 1 Physical Layer
Layer 2 Data Link Layer
Layer 3 Application Layer

Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 8 dari 9
This simplifies the operation of the overall system significantly. You will notice that there is
another layer mentioned in the three layer model above entitled User layer. This is not part of
the OSI model but is a critical part of the overall system and will be discussed later under
Fieldbus systems.

Examples of how these layers are applied :
RS-232 and RS-485 are examples of the Physical Layer
The Modbus Protocol is an example of the Data Link Layer
Ethernet comprises the Physical and Data Link Layers
The HART smart instrumentation protocol comprises the Physical, Data Link and Application
Layers
Profibus and Foundation Fieldbus
TM
comprise the Physical, Data Link and Application Layers



Figure 9 OSI Fieldbus Model


Daftar Pustaka :
1. http://www.idc-online.com/
2. For want to know more about Industrial Ethernet Network, please visit :
http://tech.groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/files/Instrument/

Rangkuman Diskusi KBK Instrumentasi Milis Migas Indonesia Halaman 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai