Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU







STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2013

KEMALA Hi. BADAR
2008730077
Pembimbing :
Dr. Baharuddin Hafied, Sp.OG
DEFINISI
Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET) adalah suatu kehamilan
yang pertumbuhan sel telur yang
telah dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri.
( Ilmu kebidanan, Sarwono )
Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) adalah
kehamilan ektopik yang
mengalami gangguan, dapat
berupa abortus atau ruptur
tuba, dan hal ini dapat
berbahaya bagi wanita
tersebut.
( Sinopsis Obstetri )
Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET) adalah kehamilan
dengan hasil konsepsi
berimplantasi dan tumbuh di
luar endometrium kavum
uteri.
( Obstetri William )
Peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba
menyempit.
Adanya tumor di sekitar saluran tuba, misalnya mioma uteri atau
tumor ovarium.
Faktor tuba
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar,
maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui
tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di saluran tuba.
Faktor
abnormalitas
dari zigot
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang
kontralateral
Faktor
ovarium
Pada akseptor, pil KB yang hanya mengandung progesteron dapat
mengakibatkan gerakan tuba melambat. Bila terjadi pembuahan
dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik.
Faktor
hormonal
Termasuk pemakai IUD di mana proses peradangan yang dapat
timbul pada endometrium dan endosalping
Faktor lain
ETIOLOGI
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan
ektopik berumur antara 20 40 tahun dengan umur
rata-rata 30 tahun.
Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak
selalu jelas.
Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1 diantara
300 kehamilan
EPIDEMIOLOGI
Faktor Risiko Risiko
Risiko tinggi
Bedah korektif tuba
Serilisai tuba
Riwayat kehamilan ektopik
AKDR
Patologi tuba yang tercatat
21,0 %
9,3 %
8,3 %
4,5-45 %
3,8-21 %
Risiko sedang
Infertilitas
Riwayat infeksi genital
Banyak pasangan
2,5-21 %
2,5-3,7 %
2,1 %
Risiko ringan
Riwayat bedah panggul / abdomen
Merokok
Hubungan seks < 18 tahun
0,93-3,8 %
2,3-2,5 %
1,6 %
FAKTOR RISIKO
Kehamilan tuba, meliputi >95 %, yaitu pada:
Pars interstisialis (2%)
Pars istmika (25%)
Pars ampulla (55%)
Pars fimbriae (17%)
Uterus, yaitu pada :
Kanalis servikalis (<1%)
Divertikulum
Kornu (1-2%)
Tanduk rudimenter
Ovarium (<1%)
Intraligamenter, jumlahnya sangat sedikit
Abdominal (1-2%)
Kehamilan serviks
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLO
GI
Hasil konsepsi
mati dini atau
diresorbsi
Abortus ke
dalam lumen
tuba (Abortus
tubaria)
Ruptur
dinding tuba
Hasil konsepsi mati dini atau diresorbsi
Pada implantasi secara kolumnar, ovum yang dibuahi cepat
mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi
resorbsi total. Dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh
apa-apa, hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
Perdarahan terjadi karena pembukaan pembuluh darah vili korialis
pada dinding tuba ditempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari
dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya pseudokapsularis.
Abortus tuba lebih sering terjadi pada kehamilan pars ampularis,
sedangkan penembusan tuba oleh vili korialis kearah peritonium
biasanya terjadi pada kehamilan pars ismika.
Perdarahan yang berlangsung terus menyebabkan tuba membesar dan
kebiruan ( hematosalping ) dan selanjutnya darah mengalir ke rongga
perut melalui ostium tuba. Darah ini berkumpul di kavum douglasi
dan akan membentuk hematokel retrouterina.
Abortus ke dalam lumen tuba (Abortus tubaria)
Ruptur tuba terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus. Faktor utama
yang menyebabkan ruptur ialan penembusan vili korialis kedalam
lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum. Bila pseudokapsularis
ikut pecah maka akan terjadi pula perdarahan dalam lumen tuba.
Darah dapat mengalir kedalam rongga perut melalui ostium tuba
abdominal lalu mengalir ke kavum douglasi yang dapat memenuhi
rongga abdomen.
Janin yang dikeluarkan dari tuba dengan masih diselubungi oleh
kantung amnion dan dengan plasenta masih utuh, kemungkinan
tumbuh terus dalam rongga perut sehingga akan terjadi kehamilan
abdominal sekunder.
Ruptur dinding tuba
Abortus tuba Ruptur tuba
GEJALA KLINIS
Nyeri perut Perdarahan Amenorea
Nyeri tekan
abdomen dan
pelvis
Perubahan
uterus
PROSEDUR DIAGNOSIS
Kehamilan
trimester
pertama
terjadi
perdarahan
pervaginam
Nyeri
abdomen
yang bersifat
akut
Amenorea
ANAMNESIS
Suhu dapat
normal atau
bahkan
rendah
TD menurun
dan nadi
meningkat
jika
perdarahan
berlanjut
Nyeri tekan
dan nyeri
lepas dinding
abdomen
PEMERIKSA
AN FISIK
Tes
Kehamilan
Pemeriksaa
n
ginekologi
Pemeriksaa
n
laboratoriu
m
Ultrasonogr
afi
Kuldosintes
is:
Laparoskop
i:
Dilatasi dan
kuretase:
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pada kehamilan ektopik hampir
100% menunjukkan pemeriksaan -
hCG positif
TES
KEHAMILAN
Pada pemeriksaan dalam : Kavum
couglas menonjol karena darah
terkumpul di tempat tersebut. Baik
pada abortus tuba dan ruptur bila
serviks digerakan akan terasa nyeri
sekali (slinger pain).
PEMRIKSAAN
GINEKOLOGI
ULTRASONOGRAFI
Dagnosis pasti : Ditemukan kantung
gestasi di luar uterus yang di
dalamnya tampak DJJ.
Uterus biasanya normal atau
mungkin sedikit tidak sesuai dengan
usia kehamilan.
Terlihat adanya penebalan dan
reaksi desidua pada endometrium.
Dalam keadaan lanjut, terlihat
adanya pelepasan desidua sehingga
terlihat adanya cairan atau darah
intrakaviter sehingga disebut sebagai
pseudogestational sac yang kecil
dan iregular dibandingkan dengan
kantung kehamilan yang
sebenarnya.
KULDOSINTESIS
Untuk mengetahui apakah
dalam kavum douglas ada
darah dan dilakukan jika hasil
USG meragukan
Jika darah segar berwarna
merah yang dalam beberapaa
menit akan membeku berasal
dari arteri atau vena yang
tertusuk
Darah tua berwarna coklat
sampai hitam yang tidak
membeku, atau yang berupa
bekuan kecil-kecil hematokel
retrouterina ( Douglas punksi
positif )
PENATALAKSANAAN
OPERATIF
Salphingostomi
Partial
salphingektomi
Salphingektomi
Salphingo-
ooforektomi
KEMOTERAPI
Methotrexate 1
mg/kg IV
Citrovorum
faktor 0,1 mg/kg
IM
Berselang-
seling
selama 8
hari.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang
utama adalah akibat
yang ditimbulkan
oleh perdarahan yaitu
anemia, syok, dan
kematian. Perdarahan
intraabdominal yang
berlangsung cepat
dan dalam jumlah
yang banyak bisa
menyebabkan syok
bahkan kematian
dengan segera.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari jumlah darah yang keluar, kecepatan menetapkan diagnosis, dan tindakan yang tepat. Kematian
karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup.
Prognosis juga tergantung dari cepatnya pertolongan, jika pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. 60% pasien
pasca kehamilan ektopik akan mengalami kehamilan berikutnya dengan resiko berulangnya kejadian sebesar 10%.
Jazakumullah
Bikhair..

Anda mungkin juga menyukai