Anda di halaman 1dari 40

1

ABSTRAK

KAJIAN BIOFISIKA TERHADAP KEAMANAN (UJI ALAT)
TERAPI CERAGEM

Suhariningsih, Welina RK, Tri Anggono P




Dewasa ini masyarakat Indonesia telah terbius oleh maraknya alat-alat
terapi yang menjanjikan kesembuhan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini
perlu mendapatkan perhatian, apalagi harga obat-obat farmasi yang semakin
mahal, sehingga masyarakat mulai mencari terapi alternative. Salah satu
peralatan yang banyak diminati masyarakat adalah terapi Ceragem (Ceragem
Compact CGM-P390, dan Ceragem Warmpad). Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui apakah Ceragem Compact CGM-P390, dan Ceragem Warmpad
aman sebagai alat terapi, dan apakah Ceragem Compact CGM-P390, dan
Ceragem Warmpad memancarkan Sinar Infra Meraf Jauh (SIMJ), dan Ion
Negatif sesuai brosur yang dikeluarkan Ceragem, serta melakukan klarifikasi
terhadap sistem control panas pada Ceragem Compact CGM-P390. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa Ceragem Compact CGM-P390, dan Ceragem
Warmpad tidak memancarkan SIMJ maupun ion negatif, tetapi sistem control
panas Ceragem Compact CGM-P390 berjalan dengan baik. Kesimpulan
Ceragem Compact CGM-P390, dan Ceragem Warmpad hanya alat penghangat


Kata kunci : Ceragem Compact CGM-P390, Ceragem Warmpad, Sinar Infra
Merah Jauh (SIMJ), Ion Negatif, Panas
















2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dengan semakin mahalnya obat-obat farmasi banyak masyarakat yang
mulai mencari terapi alternatif. Kebutuhan ini terbaca oleh para investor peralatan
terapi alternatif, sehingga banyak peralatan terapi alternatif yang masuk ke
Indonesia. Salah satunya adalah alat terapi Ceragem. Sejak hadir tahun 2006 telah
banyak center ceragem di Indonesia, yaitu di Sumatra (35 center), Jabotabek (48
center), Jawa barat (18 center), Jawa Tengah dan D.I.Y. ( 14 center), Jawa timur
(15 center), Bali ((7 center), Kalimantan (4 center), Sulawesi ( 10 center), papua
(2 center). Dikatakan bahwa penggunaan Ceragem Warmpad bersamaan dengan
Ceragem Compact CGM-P390 akan memberikan manfaat yang luar biasa dan
mempercepat proses menuju sehat. Ceragem menjanjikan kesembuhan terhadap
berbagai macam penyakit, (sekitar 63 jenis penyakit), sementara di Surabaya dan
Jakarta ada keluhan di masyarakat bahwa terapi Ceragem menyebabkan kulitnya
melepuh, hal ini perlu mendapatkan perhatian khususnya Sentra P3T, agar jangan
sampai timbul korban yang lebih parah (banyak) di masyarakat.
Pada brosur yang beredar di masyarakat disebutkan bahwa alat terapi
Ceragem Warmpad, maupun Ceragem Compact CGM-P390 dapat memancarkan
Sinar Infra Merah Jauh (SIMJ) dan ion negatif, dimana secara ilmiah SIMJ
memang telah terbukti sangat bermanfaat untuk tubuh. Ceragem Warnpad terdiri
dari campuran 900.000 butir batu giok dan butiran tanah liat, bentuknya seperti
bola keramik yang diperam dengan suhu 1200C dengan ukuran 1.8 mm. Ceragem
Warmpad dapat diletakkan dibagian punggung, juga dapat diatas perut.
Sedangkan Ceragem compact CGM-P390 dihubungkan dengan elektrode bola 9
digunakan pada 15 titik kop di bagian punggung dan 3 titik kop di bagian perut,
sehingga rasa hangat SIMJ menembus dari arah bawah dan atas, demikian
seterusnya masih banyak lagi keunggulan Ceragem yang ditawarkan.
Dalam rangka penapisan terhadap alat-alat terapi yang masuk ke Indonesia
maka Sentra P3T Jawa Timur perlu melakukan penelitian terhadap keamanan dan
manfaat Ceragem, serta efrek samping agar Indonesia tidak sekedar menjadi pasar
bagi peralatan terapi dari luar negeri (Korea, Cina, Jepang dan Jerman).


3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan, maka
dapat dirumuskan suatu permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Apakah alat terapi Ceragem Compact CGM-P390 memancarkan Sinar Infra
Merah Jauh (SIMJ) dan ion negatif ? (sesuai brosur)
2. Apakah alat terapi Ceragem Warmpad memancarkan Sinar Infra Merah Jauh
(SIMJ) dan ion negatif ? (sesuai brosur)
3. Apakah sistem kontrol panas pada Ceragem Compact CGM-P390 bekerja
dengan baik, dan masih dalam batas aman?

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka dapat disebutkan tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuktikan kebenaran ilmiah dari terapi Ceragem Compact CGM-P390
dengan mengadakan uji alat untuk mengetahui pancaran Sinar Infra Merah
Jauh (SIMJ) dan ion negatif.
2. Membuktikan kebenaran ilmiah dari terapi Ceragem Warmpad dengan
mengadakan uji alat untuk mengetahui pancaran Sinar Infra Merah Jauh
(SIMJ) dan ion negatif.
3. Mengetahui ketepatan nilai temperature controller pada Ceragem Compact
CGM-P390 terhadap nilai setting.

1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, antara lain:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk lebih memakai kajian
ilmiah pengobatan tradisional khususnya pemakaian metode terapi
pengobatan tradisional yang baik dan bermanfaat.
2. Penelitian ini merupakan langkah penapisan atau pengkajian tentang metode
terapi pengobatan tradisional yang masih belum dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


4
3. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pengobat tradisional
tentang terapi yang efektif serta memberikan informasi kepada masyarakat
tentang terapi pengobatan tradisional yang tepat, baik dan bermanfaat.
4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan penelitian
selanjutnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang
pengobatan tradisional. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya atau untuk menambah
khasanah pengetahuan pembaca mengenai pengobatan tradisional.
5. Memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tentang fungsi alat
terapi Ceragem Compact CGM-P390, dan Ceragem Warmpad.
























5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sinar infra Merah
Sinar infra merah adalah gelombang elektromagnetik non ionisasi, yang
dikelompokkan dalam 3 zone yaitu: Infra Merah Dekat dengan panjang
gelombang 760-1400 nm, Infra Merah Sedang dengan panjang gelombang 1400 -
3000 nm, dan Infra Merah Jauh dengan panjang gelombang 1.500 -15.000 nm.
Pada penelitian ini hanya akan membahas Sinar Infra Merah Jauh karena
berkaitan dengan yang di duga dipancarkan oleh alat Ceragem.
2.2. Interaksi Sinar Infra Merah Dengan Molekul
Setiap senyawa pada keadaan tertentu mempunyai tiga macam gerak, yaitu :
1. Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.
2. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan
3. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.
Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan
perubahan vibrasi.
Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan
atas senyawa yang terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan
dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar di
bawah,




Gambar 1. Ilustrasi Senyawa yang Terdiri dari Dua Atom yang Digambarkan
Sebagai Dua Bola yang Terikat dengan Pegas



6
Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan tersebut
maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik. Bila ikatan bergetar, maka
energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik berubah dari energi
kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total adalah sebanding
dengan frekuensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari pegas dan massa (m
1
dan m
2
)
dari dua atom yang terikat.
Setiap molekul memiliki tingkat energi tertentu. Bila suatu senyawa
menyerap energi dari sinar infra merah, maka tingkatan energi di dalam molekul
itu akan tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan besarnya
energi yang diserap, maka yang akan terjadi pada molekul itu adalah perubahan
energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energi rotasi.
Studi terbaru mengenai Bioteknologi menemukan bahwa Far Infrared Ray
FIR, berperan sangat penting dalam formasi dan pertumbuhan semua makhluk
hidup. Semua makhluk hidup di Bumi selalu terdiri dari molekul air dan protein
kompleks. Sifat molekul air selalu tidak stabil. Apabila molekul air dioksilasikan
dengan panjang gelombang antara 8-10 mikron (panjang gelombang oksilasi air)
akan terjadi semacam getaran ketidakstabilan (meresonansi).








Gambar 2 . Ilustrasi Interaksi Sinar
Infra Merah Jauh dengan Tubuh


7
Proses resonansi tersebut menyebabkan ionisasi air menjadi ion Hidrogen (H+)
dan Hidroksil (OH-) terjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi (10/12 detik).
Ionisasi ini dinamakan Pengaktifan Air. Jika proses pengaktifan ini terjadi di
seluruh tubuh manusia, metabolisme sel dan proses pembuangan sisa metabolisme
sel menjadi lebih aktif dan efektif hingga menghasilkan perkembangan sel yang
menakjubkan. Hal ini akan berdampak pada metabolisme Gula darah, Kolesterol
dalam darah, dan asam urat menjadi bagus.





































8
BAB III
METODE PENGUJIAN ALAT

3.1. Uji Alat
Uji alat ini dilakukan untuk mengetahui keamanan dari alat serta
mengetahui apakah spesifikasi alat sesuai dengan yang dicantumkan di brosur
yang telah dipublikasikan.
Pada penelitian uji alat Ceragem Warmpad dan Ceragem Compact CGM-
P390 dilakukan pengukuran daya, pemancaran sinar infra merah jauh (SIMJ),
pemancaran ion negatif, dan verifikasi panas yang keluar dari alat tersebut.
a. Alat Ukur yang Digunakan
1. Metrologic Photometer
Produksi : Metrologic Instruments, Inc, Blackwood, USA
Spesifikasi:
- Jumlah range pengukuran : 8 step (3 W hingga 10 mW)
- Interval pengukuran daya output : 0 30 W (background)
0 1000 W (sumber on)
- Ketelitian pada range pengukuran : 1 W dan 10 W
2. Oscilloscope, Model GW, tipe GOS 622B
Produksi : n/a
Spesifikasi:
- Volt/div : 50 mV- 50 V
- Time/div : 0,2 s 0,5 s, Frekuensi maksimum : 20 MHz
3. Power & SWR meter, MEETS HS-260S
Produksi : Jepang
Spesifikasi:
- Power : 12 W dan 240 W, SWL : 1,0 - ~
4. Digital Kapasitansi Meter
Produksi : n/a
Spesifikasi:
- Interval pengukuran : 0,0 1999,9 pF
- Ketelitian pada range pengukuran : 0,01 pF



9
b. Alat yang akan Diuji
1. Ceragem Compact CGM-P390, dan elektrode bola 9
2. Ceragem Warmpad
Produksi : Ceragem CO., LTD. Korea Selatan
Distributor Indonesia oleh: PT. Inni Ceragem
Spesifikasi:
- Model CGM-P390
- Voltase 220-240 V 50/60 Hz
- Pemakaian daya listrik Max. 65 W
- Penyesuaian suhu bola (3 dan 9) 30-60C
- Dimensi 435 mm 170 mm 214 mm 5 mm
- Berat 5,7 Kg 2 Kg
(Sumber, Buku Petunjuk Ceragem Compact CGM-P390

3.2. Metode pengujian alat:
Untuk Ceragem Compact CGM-P390, dilakukan pengukuran disekitarnya
sementara elektroda bola 9 dibuka untuk mengetahui dalamnya.
Karena permukaan matras Ceragem warmpad cukup luas (50 cm x 100
cm), maka dipilih beberapa titik pengamatan berdasarkan konstruksi (jahitan)
matras tersebut, dengan susunan titik-titik pengamatan (titik 1 14) sebagai
berikut :


Gambar. 3. Bagan Susunan Titik-titik Pengamatan Ceragem Warmpad



10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan Uji Alat
Uji alat dilakukan di laboratorium Biofisika, Departemen Fisika, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya
a. Pengukuran Daya listrik Ceragem Compact CGM P-390
Alat Ceragem Compact CGM P-390, elektrode bola 9 lampu (bola 9), dan
Ceragem Warmpad aman untuk terapi karena tidak ada kontak langsung
listrik dengan pasien. Bola 9 adalah elektrode yang berisi 9 lampu masing-
masing 15 watt (tegangan 12 volt, arus 1,25 A), jadi total daya satu bola 9
adalah 9 x 15 watt = 135 watt. Artinya daya yang digunakan untuk
menghangati satu pasien/subyek adalah 135 watt, sementara alat Ceragem
Compact CGM-P390 mempunyai dua chanel untuk dua elektrode bola 9,
sehingga dibutuhkan daya 2 x 135 watt = 270 watt untuk dua elektrode bola
9. Dari spesifikasi alat diketahui bahwa daya internal maksimum alat adalah
65 watt, maka daya yang diperlukan oleh Ceragem Compact CGM-P390
untuk terapi dua pasien sekaligus adalah 270 watt + 65 watt = 335 watt.






Gambar 4. Ceragem Compact CGM P-390, Elektrode bola 9,
dan Ceragem Warmpad

b. Pengukuran Sinar Infra Merah Jauh (SIMJ)
Deteksi keberadaan Sinar Infra Merah Jauh (SIMJ) yang dipancarkan
Ceragem Compact CGM-P390 melalui elektroda bola 9, dan Ceragem
Warmpad dilakukan dengan menggunakan alat ukur Metrologic Photometer.
Gambar 5 b. menunjukkan bahwa elektroda bola 9 lampu (disebut bola 9)
yang digunakan adalah lampu pijar sepeda motor yang dayanya masing-


11
masing 15 watt, jadi bukan sumber infra merah, meskipun ada 2 lampu LED
yang ditempelkan 1 pada lampu merah (I-4) dan 1 pada lampu putih (I-6)
namun tidak signifikan untuk menghasilkan sinar infra merah, sudah terbukti
bahwa bola 9 yang mula-mula dihidupkan, setelah lampu dimatikan tidak
terdeteksi adanya infra merah, oleh karena itu Ceragem Compact CGM-
P390/elektrode bola 9 hanya memancarkan cahaya tampak. Meskipun secara
umum cahaya tampak juga mengandung infra merah, tetapi secara biofisika
frekuensi infra merah (panjang gelombang 760 - 15000 nm) berbeda sangat
signifikan dengan frekuensi cahaya tampak (panjang gelombang 400 700
nm). sehingga daya tembusnya juga berbeda secara signifikan, akibatnya
reaksi yang ditimbulkan pada tubuh juga berbeda.
Sementara dari hasil pengukuran Ceragem Warmpad juga tidak memancarkan
infra merah. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya dilakukan pengukuran
intensitas cahaya yang dipancarkan oleh masing-masing lampu.






(a) (b)






(c)
Gambar 5. Elektrode Bola 9 lampu (bola 9)



I-1
I-2
I-3
I-4
I-5
I-6
I-7
I-8
I-9


12
Keterangan:
a. Gambar 5. a.
Sebelum dihubungkan dengan Ceragem Compact CGM-P390, elektroda Bola
9 berwarna hijau. Setelah dihubungkan dengan Ceragem Compact CGM-P390, 4
bola berwana merah (intensitas rendah), dan 5 bola berwarna kuning (intensitas
tinggi).
b. Gambar 5. b.
Jika bola 9 dibuka akan terlihat lampu sepeda motor yang masing-masing
mempunyai daya 15 watt, 4 lampu di cat merah (untuk mereduksi intensitasnya)
dan 5 lampu tidak di cat. Ada 2 LED menempel di lampu I-4 dan I-6.
Bola 9 terdiri dari 3 rangkaian seri yaitu I-1,2,4, I-3,5,6, dan I-7,8,9, sehingga
jika satu lampu mati, maka 2 lampu yang lain juga akan mati (sekaligus 3
lampu mati).
c. Gambar 5. c.
Tutup lampu pijar berbahan keramik pada bola 9 yang berfungsi sebagai
penyerap intensitas cahaya (penyerap panas).

c. Pengukuran intensitas cahaya bola 9 (lampu merah, dan lampu putih)
Tabel. 1.
Nilai Intensitas cahaya bola 9 , Ceragem Compact CGM-P390
No T (
o
C)
NILAI INTENSITAS I (Lux)
I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9
1 35 351 59 263 86 283 324 83 373 53
2 40 353 61 265 87 302 321 87 377 59
3 45 363 67 277 82 311 331 81 376 61
4 50 366 63 278 80 304 333 82 375 55
5 55 361 65 281 85 305 337 89 379 57
6 60 369 69 276 87 309 329 87 381 54
7 55 371 61 272 84 300 325 87 377 59
8 50 373 66 283 82 303 341 84 373 56
9 45 365 65 287 86 310 339 83 378 52
10 35 368 67 285 88 304 335 86 374 58
RATA-RATA 364.0 64.3 276.7 84.7 303.1 331.5 84.9 376.3 56.4
STD. DEV. 7.27 3.20 8.04 2.63 7.92 6.72 2.64 2.63 2.91
Sumber: Data Primer diolah, 2011
Hasil pengukuran intensitas pada Tabel 1 menunjukkan bahwa:
Variasi suhu T (
o
C)

tidak berpengaruh terhadap nilai intensitas bola 9 (I-1, I-2, I-
3I-9), tetapi jika diperhatikan ada dua nilai intensitas yaitu intensitas rendah


13
di 4 bola (I-2, I-4, I-7, dan I-9), dan intensitas tinggi di 5 bola (I-1, I-3, I-5, I-6,
dan I-8), hal ini yang menyebabkan bola 9 Ceragem Compact CGM-P390
memiliki gradien panas, sehingga jika bola 9 ditempelkan pada tubuh akan terjadi
aliran panas di tubuh. Dengan memindah bola 9 sepanjang titik-titik akupunktur
Su-belakang (tubuh bagian belakang), dan di beberapa titik akupunktur meridian
Ren (tubuh bagian depan), maka aliran panas akan merata di seluruh tubuh.
Berdasarkan hasil pengukuran di atas maka Ceragem Compact CGM-P390
dan Ceragem Warmpad hanya berfungsi sebagai alat penghangat, oleh karena itu
teori tentang interaksi infra merah dengan molekul tubuh yang disajikan di
depan tidak dapat digunakan untuk menjelaskan respon tubuh terhadap
terapi Ceragem Compact CGM - P390 maupun Ceragem Warmpad.

d. Pengukuran ion negatif
Deteksi keberadaan ion negatif yang dipancarkan Ceragem Compact
CGM-P390 dan Ceragem Warmpad (gambar 6), dilakukan dengan menggunakan
alat ukur Digital Capasitance Meter (Interval pengukuran : 0,0 1999,9 pF,
Ketelitian pada range pengukuran : 0,01 pF).






(a) (b)
Gambar 6. (a) Ceragem Compact CGM-P390 (b) Ceragem Warmpad

Dengan asumsi bila terdapat pancaran ion negatif dari Ceragem Compact
CGM-P390, maka akan terjadi perubahan komposisi udara di sekitar alat tersebut.
Perubahan komposisi udara menyebabkan perubahan tetapan dielektrik yang
selanjutnya akan mengakibatkan perubahan nilai kapasitansi sensor kapasitif.
Hasil pengukuran (tabel 2) menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
nilai kapasitansi terukur pada kondisi sebelum dan sesudah alat Ceragem


14
Compact-P390 diaktifkan yaitu sekitar 93 pF, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ceragem Compact CGM-P390 tidak memancarkan ion negatif (tidak
sesuai dengan buku manual : gambar 7 di 2.1 poin 7). Pengukuran juga dilakukan
pada Ceragem Warmpad hasilnya, Ceragem Warmpad juga tidak memancarkan
ion negatif.
Tabel. 2.
Nilai Kapasitansi di sekitar Ceragem Compact CGM-P390
No
NILAI KAPASITANSI C (pF)
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
1 93 93 93 93 94 94 94 94 94
2 93 94 93 93 94 94 94 94 93
3 94 94 94 94 95 93 94 94 94
4 94 93 94 93 93 93 94 93 94
5 93 93 94 94 93 93 93 94 94
6 93 93 93 94 93 93 93 94 94
7 94 94 94 94 93 94 94 94 93
8 93 93 93 94 93 94 94 94 94
9 93 94 93 94 93 94 94 93 94
10 94 94 93 93 94 94 93 93 94
AVG 93.4 93.5 93.4 93.6 93.5 93.6 93.7 93.7 93.8
ST. DEV 0.52 0.53 0.52 0.52 0.71 0.52 0.48 0.48 0.42
Sumber: Data Primer diolah, 2011










Gambar 7. Manual Ceragem Compact CGM-P390

e. Pengukuran suhu/panas
Verifikasi terhadap suhu yang dihasilkan bola 9 dilakukan dengan
menggunakan alat Digital Thermometer dengan ketelitian pada range pengukuran:
0,1
o
C. Pengukuran temperatur dilakukan dengan menggunakan sensor temperatur


15
yang diletakkan dalam mangkuk (KOP) di sekitar permukaan alat pemancar panas
(bola 9 lampu). Alat terapi Ceragem Compact CGM-P390 memiliki Temperature
Controller yang mampu menggendalikan temperatur dengan nilai setting kelipatan
5
o
C.
Pada dasarnya alat penghangat ini menggunakan sumber panas berupa lampu
pijar, panas yang terpancar diserap dan diteruskan oleh bahan batuan yang
dikatakan mempunyai sifat seperti batu giok sehingga mampu menyerap dan
memancarkan panas dari sumber berupa lampu tersebut (gambar 5a).
Susunan penghangat (batu giok) yang terdiri atas 9 buah bola lampu
digambarkan sebagai berikut :





Gambar. 8. Susunan Bola 9, Lampu Sebagai Penghangat (batu giok)
Tabel 3.
Hasil Pengukuran di titik Uji Bola 9 Lampu
No
Temperatur ( 0,1)
o
C
Setting L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9
1. 30 31,3 31,1 30,3 31,0 31,7 31,2 31,9 32,2 31,6
2. 32,4 32,2 31,7 32,1 32.3 31,8 32,3 32,5 32,1
3. 35 34,1 34,3 34,8 34,7 34,2 34,8 34,2 34,7 34,5
4. 35,3 35,7 36,2 36,5 36,1 37,1 36,7 36,2 36,8
5. 40 38,5 38,7 38,9 38,7 38,6 38,5 38,9 38,8 38,2
6. 41,1 41,0 42,1 42,1 42,3 41,5 41,5 41,4 41,1
7. 45 42,3 42,8 43,1 43,4 43,5 43,9 44,1 43,7 43,8
8. 45,8 46,0 46,3 46,2 46,7 46,3 46,9 46,4 46,1
9. 50 46,5 46,6 47,4 47,8 47,7 48,3 47,9 48,1 47,9
10. 47.3 47,4 49,1 49,4 49.6 49.9 49,4 49,8 49,8
11. 55 52,0 49,8 47,2 49,8 48,5 52,4 50,0 48,6 49,9
12. 52,8 50,4 47,6 50,1 49,6 52,9 50,8 50,0 50,8
13. 60 54,1 55,0 55,3 56,7 57,7 57,5 56,9 55,8 55,6
14. 55,3 56,5 56.3 58.4 58,2 58,8 58,3 57,4 57,6
Sumber: Data Primer diolah, 2011




5
6
1
7
2
8
3
9
4
kabel


16
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditunjukkan bahwa :
1. Tidak terdapat perbedaan nilai temperatur pada masing-masing bola
penghangat secara signifikan
2. Pada temperatur setting 30
o
C, nilai terukur berada di atas nilai setting
(angka pada alat Ceragem Compat CGM-P390)
3. Pada temperatur setting 35
o
C-45
o
C nilai temperatur terukur berada pada
kisaran nilai setting tersebut.
4. Pada nilai seting 50
o
C-60
o
C, temperatur terukur berada pada nilai di
bawah nilai setting.
Sehingga dapat dikatakan bahwa temperature controller pada sistem penghangat
Ceragem Compact CGM-P390 berfungsi dengan baik, khususnya pada temperatur
setting antara 35
o
C hingga 45
o
C.






















17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kajian Biofisika brosur-brosur Ceragem mengandung
kebohongan publik karena :
1. Alat Ceragem Compact CGM P-390 dan Ceragem Warmpad tidak
memancarkan infra merah, hanya memancarkan cahaya tampak
2. Alat Ceragem Compact CGM P-390 dan Ceragem Warmpad tidak
mengeluarkan ion negatif/NCI
3. Alat Ceragem Compact CGM P-390, elektrode bola 9, dan Ceragem
Warmpad aman, karena tidak ada kontak listrik antara alat dengan
pasien, dan temperature controller pada sistem penghangat Ceragem
Compact CGM-P390 berfungsi dengan baik, khususnya pada
temperature setting antara 35
o
C hingga 45
o
C, sehingga Alat Ceragem
Compact CGM P-390, elektrode bola 9, dan Ceragem Warmpad
hanya sebagai ALAT PENGHANGAT

5.2. Saran
1. Sebaiknya menggunakan Ceragem Compact CGM-P390 pada suhu 40
o

45
o
C (utama untuk penderita DM tipe II), selain untuk mengurangi efek
samping juga secara medis dapat dipertanggungjawabkan.
2. Ceragem Compact CGM-P390 dan Ceragem Warmpad di brosur ditulis
dapat memancarkan SIMJ yang mengandung kalsium dan magnesium
adalah informasi yang menyesatkan masyarakat, oleh karena itu semua
brosur Ceragem harus ditarik untuk dikaji ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Termal Acupressure Device, Users Manual, Ceragem Compact CGM-P390,
http://www.ceragem.net






18
ABSTRAK

KAJIAN BIOFISIKA TERHADAP MANFAAT dan EFEK
SAMPING TERAPI CERAGEM

Suhariningsih, Wurlina, DK Meles, Tity P.




Telah dilakukan penelitian manfaat dan efek terapi pada penderita
Hipertensi, Diabetes Mellitus, Hiperurisemia, dan Kolesterol dengan alat terapi
Ceragem Compact CGM-P390. Penelitian ini melibatkan 56 orang berumur 21
72 tahun yang menderita Hipertensi (TDS : 120 mmHg, atau TDD : 80 mmHg),
Diabetes Mellitus tipe II (Glukosa puasa 110 mg/dL, Glukosa 2 jam pp 125
mg/dL), asam urat pada sampel Hiperurisemia (Laki-laki >7,0 mg/dL,
Perempuan > 5,7 mg/dL), dan Kolesterol (Kolesterol total >200 mg/dL,
Trigliserida 150 mg/dL, LDL 150 mg/dL, HDL < 40 mg/dL). Terapi dilakukan
dengan cara : sampel tidur berbaring, kemudian elektrode bola 9 yang
dihubungkan dengan Ceragem Compact CGM-P390 diletakkan di titik-titik
dipunggung (15 titik bergantian setiap 2 menit), dan 3 titik di perut. Terapi
dilakukan setiap hari selama kurang lebih 0,5 jam, selama 30 hari. Dilakukan
pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan laboratorium (kadar gula darah
puasa dan 2 jam setelah makan, kadar asam urat, dan kadar kolesterol darah)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah terapi ceragem, tekanan
darah sistole dan diastole cenderung menurun, kadar gula darah puasa
cenderung meningkat, kadar asam urat menurun, kadar kolesterol total menurun,
kadar Trigliserida menurun, kadar HDL meningkat, dan tidak ada perbedaan
kadar LDL yang bermakna sebelum dan sesudah terapi. Efek samping (mual,
muntah, pusing, melepuh dll) terjadi pada 52 subyek dari total 56 subyek aktif
dalam penelitian.
Karena jumlah sampel/subyek dalam penelitian ini kecil/sedikit, maka
hasil penelitian uji manfaat tidak dapat digeneralisasi, apalagi dengan perubahan
yang secara klinis kurang berarti, dan efek samping yang cukup signifikan,
sehingga hasilnya cukup deskriptif.



Kata kunci : Ceragem, Tekanan Darah, Diabetes Mellitus, Asam Urat, dan
Kolesterol







19
BAB I
PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek akut dan khronis
pengobatan dengan alat terapi Ceragem terhadap penderita hipertensi, diabetes
mellitus, asam urat, dan kolesterol. Pada brosur yang beredar di masyarakat
disebutkan bahwa alat terapi Ceragem Compact CGM-P390 maupun Ceragem
Warmpad dapat memancarkan Sinar Infra Merah Jauh (SIMJ) dan ion negatif.
Sinar Infra Merah Jauh (SIMJ) atau Far Infra Red (FIR) memiliki energy
yang hanya cukup untuk menimbulkan vibrasi molekul, sehingga menimbulkan
panas, di mana hamparan energy panasnya secara fisika dapat melalui konduksi,
konveksi, dan evaporasi, yang menyebabkan zat cair, zat padat, dan gas
mengalami pemuaian. Jika efek panas ini terjadi di dalam tubuh maka akan
menaikkan temperature tubuh. Secara kimia dapat meningkatkan reaksi kimia
(karena temperature meningkat), contoh pada reaksi oksidasi (hk Vant Hoff).
Permeabilitas membrane sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu,
pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme (peningkatan pertukaran
antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh). Efek panas terhadap biologi
menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi darah, serta peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O
2
dan CO
2
di dalam
darah akan meningkat sedangkan pH darah akan mengalami penurunan (Gabriel
J.F., 1991)
Secara singkat dapat dikatakan bahwa SIMJ dapat mengaktifkan molekul
air dalam tubuh. karena SIMJ mempunyai getaran yang sama dengan molekul air,
sehingga, ketika molekul tersebut pecah maka akan terbentuk molekul tunggal
yang dapat meningkatkan cairan tubuh, artinya meningkatkan sirkulasi mikro.
Bergetarnya molekul air dan pengaruh SIMJ akan menghasilkan panas yang
menyebabkan pembuluh kapiler membesar, dan meningkatkan temperatur kulit,
memperbaiki sirkulasi darah sehingga menurunkan tekanan darah, dan
mengurangi tekanan jantung.


20
Dari uraian di atas nampak bahwa SIMJ dapat meningkatkan metabolisme
tubuh. Jika sirkulasi mikro dalam tubuh meningkat, racun dapat dibuang dari
tubuh melalui metabolisme, dan ini akan menurunkan kadar gula darah, kadar
kolesterol darah, juga asam urat yang akhirnya dapat mengurangi beban liver dan
ginjal (Li Dong Qi, 2010). Dalam penelitian ini diteliti efek terapi terhadap
perbaikan kadar gula darah, perbaikan aliran darah (tekanan darah,) asam urat,
dan kadar kolesterol dalam darah darah.
Jika alat terapi Ceragem terbukti dapat menurunkan tekanan darah, kadar
Gula Darah, asam urat, dan kolesterol, maka berarti Ceragem sangat bermanfaat
untuk mencegah berlanjutnya perkembangan penyakit, sehingga keberadaan
Ceragem sangat dibutuhkan, tetapi jika hasil penelitian menunjukkan tidak ada
penurunan/perubahan maka artinya ceragam tidak bermanfaat, dan jika hanya
berpengaruh pada kondisi tertentu maka harus ada penjelasan ke masyarakat
bahwa ceragem hanya untuk kondisi tersebut.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan,
maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Apakah Ceragem sebagai alat terapi dapat menurunkan tekanan darah pada
sampel Hipertensi, menurunkan kadar gula darah pada sampel Diabetes
Mellitus tipe II, menurunkan kadar asam urat pada sampel Hiperurisemia,
menurunkan kadar Kolesterol (Kolesterol total, LDL, Trigliserida) dan
meningkatkan kadar HDL dalam darah?
2. Apakah terdapat efek samping dari penggunaan alat terapi Ceragem?

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka dapat disebutkan tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan kebenaran ilmiah dari terapi Ceragem dengan
mengadakan uji manfaat agar diketahui terapi Ceragem dapat menurunkan
Tekanan Darah pada pada sampel Hipertensi, menurunkan kadar gula darah


21
pada sampel Diabetus Mellitus tipe II, menurunkan kadar asam urat pada
sampel Hiperurisemia, menurunkan kadar Kolesterol (Kolesterol total, LDL,
Trigliserida) dan meningkatkan kadar HDL dalam darah.
2. Untuk mengetahui kemungkinan dampak negatif atau efek samping terapi
ceragem pada penderita tertentu.

1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, antara lain:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk lebih memakai kajian
ilmiah pengobatan tradisional khususnya pemakaian metode terapi
pengobatan tradisional yang baik dan bermanfaat.
2. Penelitian ini merupakan langkah penapisan atau pengkajian tentang metode
terapi pengobatan tradisional yang masih belum dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pengobat tradisional
tentang terapi yang efektif serta memberikan informasi kepada masyarakat
tentang terapi pengobatan tradisional yang tepat, baik dan bermanfaat.
4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan penelitian
selanjutnya dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang
pengobatan tradisional. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya atau untuk menambah
khasanah pengetahuan pembaca mengenai pengobatan tradisional.

















22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Terapi Ceragem secara Medis
Secara umum penggunaan panas infra merah yang diperkenankan adalah
38
o
44
o
C (Low John et al, 2000). Penggunaan panas dalam fisika medis adalah
untuk kondisi Musculoskeletal (tendon, tenosynovitis, bursitis, capsulitis dll),
Nyeri (leher, LB, myofacial, neuromas, postherpetic, neuralgia dll), Arthritis,
Contracture, relaksasi otot, dan inflamasi kronik.
Sedangkan efek fisiologi panas adalah: Hemodynamic (melancarkan
aliran darah, menurunkan inflamasi kronik, meningkatkan inflamasi akut,
meningkatkan edema, serta meningkatkan bleeding. Neuromuscular (a.l
meningkatkan kecepatan konduksi saraf), Sendi dan jaringan ikat
(meningkatkan ekstensibilitas tendon, meningkatkan aktivitas kolagen,
menurunkan kekakuan sendi), Miscellaneous (menurunkan nyeri, relaksasi secara
umum). Jadi jika setelah terapi sampel/subyek penelitian merasa hilang rasa pegal
dipunggung, pinggang, enak tidur, dan nafsu makan bertambah adalah sesuai
dengan efek fisiologi panas.
Yang harus diperhatikan pada penggunaan panas adalah pada: trauma
akut, peradangan/inflamasi, sirkulasi yang tidak bagus, perdarahan pada diathese,
bengkak, jaringan parut yang luas, sensasi yang tidak bagus, keganasan, pasien
gangguan komunikasi.

2.2. Tinjauan Terapi Ceragem secara TCM
Alat terapi ceragem merupakan alat terapi dengan konsep akupresure
disertai dengan rangsangan panas. Ceragem terdiri dari elektrode dan alat
pengontrol suhu (Ceragem Compact CGM-P390). Elektrode ini terdiri dari 9
lampu (Bola 9) yang diberi selubung batu alam yang disusun secara seri dan
paralel. Saat lampu dinyalakan maka akan terjadi aliran kalor secara radiasi
maupun konveksi, sehingga permukaan selubung masing masing lampu terasa
panas, suhunya dapat diatur sesuai keinginan pasien, dan selama terapi suhunya
dibuat konstan. Elektrode yang terdiri dari 9 lampu berselubung ini saat
dipergunakan diletakkan di posisi tulang belakang dan bergeser sepanjang tulang


23
belakang. Letak elektrode ini dalam posisi di bawah tubuh pasien, maksudnya
memberikan unsur tekanan pada tubuh. Setelah bagian belakang tubuh selesai,
elektrode dipindah untuk menghangatkan tubuh bagian depan, juga digeser-geser
dengan cara yang sama.
Dengan menggunakan teori TCM saat electrode diletakkan diposisi
belakang berarti memberikan rangsangan berupa tekanan dan panas di semua titik
titik akupunktur yang terdapat pada meridian kandung kemih (bladder) dan
meridian Du. Saat posisi electrode di posisi depan melewati titik titik akupunktur
pada meridian Ren, meridian ginjal dan meridian lambung.
Pada meridian kandung kemih terdapat titik akupunktur (titik Shu) yang
merupakan titik titik tempat masuknya Qi (energi) untuk organ tertentu misalnya
titik Xinshu berkaitan dengan jantung, Feishu berkaitan dengan organ paru, Pishu
berkaitan dengan limpa (termasuk pankreas), dan titik titik lain yang berkaitan
dengan organ-organ antara lain lambung, ginjal, kandung kemih, hati,
perikardium, usus besar, usus kecil, kandung kemih dan juga meridian ini berjalan
sampai kepala, leher dan bagian belakang. Demikian pula bila posisi elektrodenya
di depan melewati meridian yang titik titiknya dapat berkaitan dengan organ paru,
lambung, perikardium dan lambung.
Titik-titik akupunktur ini bila diberi rangsangan baik berupa tekanan
maupun panas sebagai gantinya jarum yang menurut teori TCM dapat
mengembalikan fungsi kerja organ yang tidak normal menjadi normal dan yang
sudah normal dapat dipertahankan tetap normal. Titik-titik pada meridian Ren dan
Du juga bila dirangsang dapat melancarkan Qi (energi) tubuh.











24
Bab III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah terapi Ceragem (Ceragem Rungkut Lor
Surabaya), Lab. Biofisika Fakultas sains dan Teknologi, Program Pascasarjana
Unair. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga). bulan dari bulan September
Desember 2011.

3.2. Populasi dan Sampel
Penelitian ini melibatkan pertama 67 orang berumur 21 72 tahun, yang
memenuhi kriteria penelitian yaitu minimal menderita salah satu dari : Hipertensi
(TD sistolik 120 mmHg, TD diastolic 80 mmHg), DM tipe II (Glukosa puasa
110 mg/dl, Glukosa 2 jam pp 125 mg/dl), asam urat (pria >7 mg/dl ; wanita
5,7 mg/dl), Kolesterol (kolesterol total 200 mg/dl, Trigliserida 150 mg/dl,
LDL 150 mg/dl, HDL < 40 mg/dl ). Sebelum akhir penelitian 11 subyek
mengundurkan diri karena tidak tahan/takut terhadap efek samping yang dialami,
sehingga subyek yang mengikuti sampai akhir penelitian hanya 56 orang.

3.3. Cara Terapi
Subyek tidur berbaring dengan elektrode bola 9 yang dihubungkan ke
Ceragem Compact CGM-P390 diletakkan di titik-titik dipunggung (15 titik
bergantian setiap 2 menit), dan 3 titik di perut. Terapi dilakukan setiap hari selama
kurang lebih 0,5 jam selama 30 hari. Semua subyek dicatat aktivitasnya, juga
mereka yang sedang dalam pengobatan dokter, obat hipertensi, obat diabetes
mellitus, maupun obat kolesterol tetap diminum.
Pada awal penelitian pada setiap subyek dilakukan pemeriksaan fisik (pengukuran
tekanan darah) dan pemeriksaan laboratorium (kadar gula darah puasa dan 2 jam
setelah makan, asam urat, dan profil lipid darah). Pemeriksaan tersebut diulangi
lagi pada akhir penelitian. Untuk melihat efek akut terapi, tekanan darah
dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah terapi satu jam. Tekanan darah diukur


25
dengan Automatic Blood Pressure Monitor Omron SEM-2. Penimbangan berat
badan dengan timbangan Tanita.

3.4. Analisa Data
Data dianalisis dengan program SPSS 15. Dilakukan analisis deskriptif dengan
menghitung rerata dan standar deviasi (SD). Dilanjutkan dengan analisis
inferensial dengan uji t data berpasangan (paired t test) dan dua sampel bebas.



























26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian
Terapi menggunakan elektrode bola 9 dengan Ceragem Compact CGM-
P390 sebagai pengontrol suhu (40
o
60
oC
C), tanpa Ceragem Warmpad. Rata-rata
subyek menggunakan suhu 50
o
55
o
C.


Gambar 1. Terapi Ceragem





1. Karakteristik Sampel/Subyek Penelitian
a. Jenis kelamin
Jumlah awal subyek dalam penelitian 67 orang, mengundurkan diri 11
orang, sehingga jumlah subyek aktif sampai akhir penelitian adalah 56
orang, sebagian besar adalah perempuan (58,9%).

Tabel. 1.
Distribusi Subyek Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Laki-laki 23 41,1
Perempuan 33 58,9
Total 56 100,0









27










Gambar. 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Umur
Rerata umur subyek penelitian adalah 47,80 tahun 9,08 tahun.
Subyek termuda berumur 26 tahun dan tertua 72 tahun. Bila
dikategorikan menurut jenis kelamin didapatkan bahwa subyek laki-
laki memiliki rerata umur 49,43 tahun 10,66 tahun (termuda 26
tahun dan tertua 72 tahun), subyek perempuan memiliki rerata umur
46,67 tahun 7,78 tahun (termuda 29 tahun dan tertua 70 tahun).
Distribusi umur subyek penelitian menurut jenis kelamin seperti pada
tabel berikut.
Tabel. 2.
Distribusi Umur Subyek Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Umur
Jenis Kelamin
Total %
Laki-laki % Perempuan %
21-30 tahun 1 4,3% 1 3,0% 2 3,6%
31-40 tahun 3 13,0% 4 12,1% 7 12,5%
41-50 tahun 6 26,1% 18 54,5% 24 42,9%
51-60 tahun 10 43,5% 9 27,3% 19 33,9%
61-70 tahun 2 8,7% 1 3,0% 3 5,4%
>70 tahun 1 4,2% 0 0,0% 1 1,8%
Total 23 100,0% 33 100,0% 56 100,0%



28
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian yang
mengikuti terapi ceragem berumur 41-60 tahun (76,8%), baik laki-laki maupun
perempuan.










Gambar 3. Distribusi subyek penelitian menurut umur

c. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah dan Laboratorium (Hiperkolesterolemia,
Hiperuricaemia, dan Hiperglikemia)
Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum ceragem (dengan kriteria
Hipertensi: Tekanan darah sistolik 120 mmHg atau Tekanan darah
diastolik 80 mmHg, Kadar Kolesterol total >200 mg/dL, atau Kadar
Trigliserida 150 mg/dL, atau LDL 150 mg/dL, atau HDL < 40 mg/dL,
atau Asam Urat : Laki-laki >7,0 mg/dL dan Perempuan > 5,7 mg/dL, atau
Glukosa puasa 110 mg/dL, atau Glukosa 2 jam pp 125 mg/dL)
menunjukkan gambaran sebagai berikut.










29
Tabel. 3.
Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah dan Laboratorium
Subyek Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Hasil Pemeriksaan Tekanan
Darah dan Laboratorium
Jenis Kelamin
Total %
L % P %
TD Sistolik 120 mmHg 19 82,6% 26 78,8% 45 80,4%
TD Diastolik 80 mmHg 20 87,0% 25 75,8% 45 80,4%
Kolesterol total >200 mg/dL 14 60,9% 20 60,6% 34 60,7%
Trigliserida 150 mg/dL 13 56,5% 6 18,2% 19 33,9%
LDL 150 mg/dL 5 22,7% 6 18,2% 11 20,0%
HDL < 40 mg/dL 4 18,2% 3 9,1% 7 12,7%
Asam Urat : Laki-laki >7,0 mg/dL
Perempuan > 5,7 mg/dL
4 17,4% 1 3,0% 5 8,9%
Glukosa puasa 110 mg/dL 5 21,7% 4 12,1% 9 16,1%
Glukosa 2 jam pp 125 mg/dL 8 34,8% 7 21,2% 15 26,8%

Tabel. 3. menunjukkan bahwa sebagian besar subyek memiliki tekanan darah
sistolik 120 mmHg dan tekanan darah diastolik 80 mmHg (80,4%), diikuti
adanya kadar kolesterol total yang tinggi (60,7%), trigliserida yang tinggi (33,9%)
dan kadar gula darah, khususnya 2 jam sesudah makan yang tinggi (26,8%).

2. Tekanan Darah
a. Sistolik
Dari semua subyek yang memiliki tekanan darah sistolik 120 mmHg dan dapat
diikuti perkembangannya sesudah mengikuti terapi ceragem, didapatkan hasil
pengukuran tekanan darah sistolik sebagai berikut.








30
Tabel. 4.
Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Sistolik
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Tekanan Darah Sistolik Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
41 143,54 23,14 120 220
t=4,380
p=0,000* Sesudah
Terapi
41 134,63 23,89 80 210
Keterangan : * signifikan pada =0,05
Pada awal terapi, didapatkan rerata tekanan darah sistolik 143,54 mmHg
23,14 mmHg. Tekanan darah sistolik tertinggi 220 mmHg. Sesudah terapi
didapatkan rerata tekanan darah sistolik 134,63 mmHg 23,89 mmHg, dengan
tekanan darah sistolik tertinggi 210 mmHg. Hasil analisis statistik menunjukkan
adanya penurunan tekanan darah sistolik yang bermakna sesudah terapi ceragem
(p<0,05).

b. Diastolik
Dari semua subyek yang memiliki tekanan darah diastolik 120 mmHg
dan dapat diikuti perkembangannya sesudah mengikuti terapi ceragem, didapatkan
hasil pengukuran tekanan darah diastolik sebagai berikut.
Tabel. 5.
Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Diastolik
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Tekanan Darah Diastolik Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
41 95,98 17,22 80 160
t=5,431
p=0,000* Sesudah
Terapi
41 84,63 11,64 60 130
Keterangan : * signifikan pada =0,05

Pada awal terapi, didapatkan rerata tekanan darah diastolik 95,98 mmHg
17,22 mmHg. Tekanan darah diastolik tertinggi 160 mmHg. Sesudah terapi
didapatkan rerata tekanan darah diastolik 84,63 mmHg 11,64 mmHg, dengan
tekanan darah diastolik tertinggi 130 mmHg. Hasil analisis statistik menunjukkan
adanya penurunan tekanan darah diastolik yang bermakna sesudah terapi ceragem
(p<0,05).


31
Gambar 4 menunjukkan adanya penurunan yang hampir sama antara tekanan
darah sistolik dan diastolik sesudah terapi. Penurunan untuk tekanan darah sistolik
sebesar 6,2% dari tekanan darah sistolik sebelum terapi, sedangkan untuk tekanan
darah diastolik penurunan sebesar 11,8% dari tekanan darah diastolik sebelum
terapi.










Gambar 4. Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem

3. Kadar Kolesterol Total
Dari 28 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar
kolesterol total sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar
kolesterol total sebelum terapi adalah 223,11 18,50. Sesudah terapi rerata kadar
kolesterol total menjadi 208,00 31,55.
Tabel. 6.
Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar Kolesterol Total Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
28 223,11 18,50 200 287
t=2,786
p=0,010* Sesudah
Terapi
28 208,00 31,55 152 269
Keterangan : * signifikan pada =0,05





32
Analisis komparasi dilakukan terhadap penderita yang sesuai hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Hasil komparasi sebagai berikut. Hasil analisis statistik menunjukkan
adanya penurunan kadar kolesterol total yang bermakna sesudah terapi ceragem
(p<0,05).
a. Kadar HDL Cholesterol
Dari 7 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar HDL
sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar HDL sebelum
terapi adalah 35,71 2,06. Sesudah terapi rerata kadar HDL menjadi 44,43
7,28.
Tabel. 7.
Hasil Pemeriksaan Kadar HDL
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar HDL kolesterol Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
7 35,71 2,06 32 38
t=-3,253
p=0,017* Sesudah
Terapi
7 44,43 7,28 35 56
Keterangan : * signifikan pada =0,05
Hasil analisis statistik menunjukkan adanya peningkatan kadar HDL yang
bermakna sesudah terapi ceragem (p<0,05).
b. Kadar LDL kolesterol
Dari 10 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar LDL
sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar LDL sebelum
terapi adalah 162,40 15,83. Sesudah terapi rerata kadar LDL menjadi
148,70 29,10.
Tabel. 8.
Hasil Pemeriksaan Kadar LDL
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar LDL kolesterol Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
10 162,40 15,83 150 202
t=1,315
p=0,221 Sesudah
Terapi
10 148,70 29,10 86 193
Keterangan : * signifikan pada =0,05


33
Hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan kadar LDL yang
bermakna sebelum dan sesudah terapi ceragem (p>0,05).
c. Trigliserida
Dari 15 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar
Trigliserida sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar
Trigliserida sebelum terapi adalah 224,87 60,40. Sesudah terapi rerata
kadar Trigliserida menjadi 175,07 59,18.
Tabel. 9.
Hasil Pemeriksaan Kadar Trigliserida
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar Trigliserida Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
15 224,87 60,40 150 344
t=2,615
p=0,020* Sesudah
Terapi
15 175,07 59,18 72 269
Keterangan : * signifikan pada =0,05












Gambar 5. Perubahan kadar Kolesterol Total, HDL, LDL, dan Trigliserida
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem

Gambar 5 menunjukkan pada 3 variabel (cholesterol total, LDL, dan TG)
menunjukkan adanya penurunan kadar sesudah terapi. Penurunan yang cukup
tinggi pada kadar TG (22,1%), sedangkan kolesterol total total hanya sebesar
6,8% dan LDL sebesar 9,7%.


34
Untuk HDL tampak ada peningkatan sesudah terapi sebesar 24,4% dari kadar
HDL sebelum terapi.
3. Uric Acid
Dari 5 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar uric acid
sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar uric acid
sebelum terapi adalah 7,20 0,70. Sesudah terapi rerata kadar Trigliserida
menjadi 6,67 1,09.
Tabel. 10.
Hasil Pemeriksaan Kadar Uric Acid
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar Uric Acid Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
5 7,20 0,76 6,0 7,9
t=2,496
p=0,067 Sesudah
Terapi
5 6,68 1,09 4,8 7,5

Hasil analisis statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan kadar Trigliserida
yang bermakna antara sebelum dengan sesudah terapi ceragem (p>0,05).












Gambar 6. Perubahan Kadar Uric Acid Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem

Gambar 6 menunjukkan penurunan kadar uric acid sesudah terapi sebesar 7,2%
dibandingkan sebelum terapi.


35
4. Gula Darah
a. Gula Darah Puasa
Dari 10 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar gula
darah puasa sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar
gula darah puasa sebelum terapi adalah 184,71 49,55. Sesudah terapi
rerata kadar gula darah puasa menjadi 207,42 86,26. Hasil tersebut
menunjukkan kadar gula darah puasa setelah terapi ceragem cenderung
untuk meningkat.
Tabel. 11.
Hasil Pemeriksaan Kadar Uric Acid
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar Uric Acid Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
5 7,20 0,76 6,0 7,9
t=2,496
p=0,067 Sesudah
Terapi
5 6,68 1,09 4,8 7,5

Hasil analisis statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan kadar gula darah
puasa yang bermakna antara sebelum dengan sesudah terapi ceragem (p>0,05).
b. Gula Darah 2 Jam pp
Dari 5 subyek penelitian yang dapat dievaluasi perubahan kadar gula darah 2 jam
pp sebelum dan sesudah terapi ceragem, diketahui rerata kadar gula darah 2 jam
pp sebelum terapi adalah 193,38 54,43. Sesudah terapi rerata kadar gula darah 2
jam pp menjadi 191,62 112,92.

Tabel 12.
Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah 2 jam pp
Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Saat
Pemeriksaan
n
Kadar Gula Darah 2 jam pp Paired t
test
x SD Min Maks
Sebelum
Terapi
13 193,38 54,43 128 359
t=0,071
p=0,944 Sesudah
Terapi
13 191,62 112,92 78 389

Hasil analisis statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan kadar gula
darah 2 jam pp yang bermakna antara sebelum dengan sesudah terapi
ceragem (p>0,05).



36











Gambar 7. Perubahan Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Ceragem
Gambar 7 menunjukkan kecenderungan meningkat kadar gula darah puasa
sesudah terapi dengan peningkatan sebesar 12,3% dari kadar gula darah puasa
sebelum terapi, sedangkan kadar gula darah 2 jam pp mengalami penurunan
sebesar 0,9%.

5. Efek Samping Terapi
Data mengenai efek samping terapi diperoleh dari 52 orang subyek penelitian
(dari total subyek 67 orang), dengan hasil sebagai berikut.
Tabel. 13.
Efek Samping Terapi Ceragem
Efek samping Selama Terapi % Sesudah terapi %
Pusing 11 21,2% 8 15,4%
Nyeri kepala dan badan 7 13,5% 4 7,7%
Jari kaki melepuh 1 1,9% 1 1,9%
Mual 5 9,6% 5 9,6%
Diare 3 5,8% 0 0,0%
Gatal-gatal 3 5,8% 2 3,8%
Batuk-pilek 2 3,8% 5 9,6%
Menstruasi terlambat 1 1,9% 0 0,0%
Sering buang air kecil 1 1,9% 1 1,9%
Mengantuk 1 1,9% 3 5,8%
Tabel 13 menunjukkan bahwa efek samping yang terbanyak dialami oleh subyek
penelitian selama dan sesudah terapi ceragem adalah rasa pusing, diikuti dengan


37
nyeri kepala dan badan, serta rasa mual, 11 dari 67 subyek penelitian mengundur
kan diri karena tidak tahan terhadap efek samping

4.2. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini diperoleh pernyataan dari beberapa sampel bahwa
setelah terapi hilang rasa pegal dipunggung, pinggang, enak tidur dan nafsu
makan bertambah. Secara medis hal ini sesuai dengan efek fisiologi panas,
sedangkan menurut teori TCM pemberian panas dapat membuat darah lebih encer
dan melebarkan pembuluh darah sehingga darah dapat beredar dengan lancar,
kombinasi dengan konsep akupresure dan rangsangan panas pada titik
akupunktur, selain dapat mengencerkan darah dapat pula memperbaiki proses
metabolisme tubuh sehingga ujung ujungnya dapat mengurangi penyakit yang
disebabkan menurunnya fungsi organ. Sebagai contoh kalau titik Feishu
dirangsang dapat memperbaiki fungsi paru, bila fungsi paru bagus maka
diharapkan dapat menyerap oksigen lebih banyak sehingga darah yang beredar
dalam darah banyak mengandung oksigen. Darah yang banyak mengandung
oksigen dapat menyebabkan relaksasi pada otot sehingga terjadi vasodilatasi,
akibatnya rasa nyeri atau pegal hilang (GUYTON). Titik Xinshu berkaitan dengan
organ jantung bila diberi rangsangan dapat menyebabkan kerja jantung normal
dapat menyebabkan tidur lelap. Titik Weishu yang berkaitan dengan organ
lambung bila dirangsang lambung menjadi normal sehingga makan lahap.
Tabel. 14.
Prosentase Perubahan Sebelum dan Sesudah Terapi
Variabel Perubahan Keterangan
Tekanan darah sistolik -6,2% Signifikan
Tekanan darah diastolik -11,8% Signifikan
Kolesterol total -6,8% Signifikan
HDL +24,4% Signifikan
LDL -9,7% Non Signifikan
TG -22,1% Signifikan
Uric acid -7,2% Non Signifikan
Gula darah puasa +12,3% Non Signifikan
Gula darah j jam pp -0,9% Non Signifikan




38
Perlu diketahui bahwa pada beberapa sampel atau subyek setelah
mengetahui hasil laboratorium nya di atas normal maka sebelum (awal) terapi
langsung minum obat dengan resep dokter (mis netralgin, zendal, atichol, dll),
atau jinten hitam, jus blimbing, jus mentimun, sampai akhir terapi selama satu
bulan. Ada juga yang hasil laboratorium awal di atas normal sedikit, setelah terapi
selama satu minggu kepala menjadi berat dan pusing, karena tidak tahan maka ke
dokter ternyata tekanan darah sistoliknya tinggi sekali kemudian minum obat, dan
tetap ikut terapi sampai satu bulan, pada penelitian ini tidak ada kelompok
pembanding (karena sulit mencari subyek). Berdasarkan uraian di atas maka hasil
uji manfaat pada penelitian ini belum dapat dipertanggung jawabkan.
Disamping itu jumlah data (n) untuk masing-masing kondisi juga kurang
memenuhi syarat statistik untuk generalisasi (minimal setiap kondisi n = 20
subjek).
Sekalipun pada beberapa variabel terapi ceragem menunjukkan adanya
perubahan yang bermakna secara statistik, tetapi dengan memperhatikan besarnya
perubahan yang terjadi, maka secara klinis perubahan yang terjadi tidak terlalu
berarti (tidak cukup besar). Apalagi bila dibandingkan dengan efek samping yang
terjadi, misalnya adanya rasa pusing atau mual yang cukup banyak dialami oleh
subyek penelitian, diduga hal tersebut disebabkan oleh penurunan tekanan darah
sistolik (mencapai 80 mmHg), bahkan ada kecenderungan kadar gula darah puasa
menjadi meningkat (walaupun secara statistik tidak bermakna).













39
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang manfaat dan efek samping terapi ceragem
dapat disimpulkan bahwa :
Karena jumlah sampel/suyek dalam penelitian sedikit/kecil, maka hasil penelitian
uji manfaat tidak dapat digeneralisasi, apalagi dengan perubahan yang secara
klinis kurang berarti, dan efek samping yang cukup signifikan, sehingga hasilnya
cukup deskriptif.

5.2. SARAN
a. Sebaiknya menggunakan Ceragem Compact CGM-P390 pada suhu 40
o
45
o

C (utama untuk penderita DM tipe II), selain untuk mengurangi efek samping
juga secara medis dapat dipertanggungjawabkan.
b. Untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang uji manfaat terapi
ceragem, harus dilakukan penelitian ulang dengan jumlah sampel yang
memenuhi syarat secara statitik, juga harus ada pengamatan terhadap obat-
obat yang dikonsumsi pasien selama terapi, dan yang lebih penting ada
kelompok sampel pembanding (terapi konvesional).














40
DAFTAR PUSTAKA

Abeele, MA., KR Alzaben, SA Abu Halaweh, MK Al Essa, J Abuabeeleh, MM
Alsmady. 2009. Induction of Diabetes Mellitus in Rats Using Intraperitoneal
Streptozotocin: A Comparison between 2 Strains of Rats. European Journal
of Scientific Research 32:3. P.398-402
Arthur C Guyton, 1992. Human Physiologi and Mechanism of Disease,
Missisippi.
Braddom Randall L, 2011, Physical Medicine and Rehabilitation, 4rd ed.,
Saunders an imprint of Elsevier Inc.
Consoli A, Nurjhan N, Capani F, Gerich J. 1989. Predominant role of
gluconeogenesis in increased hepatic glucose production in NIDDM.
Diabetes 1989. 38:550-557.
Firdous M, R. Koneri, C.H. Sarvaradu, M. Harish, K.H. Shubhapriya. 2009.
NIDDM Antidiabetic Activity of saponins of Momordica cymbalaria in
Streptozotocin-Nicotinamide NIDDM Mice.Journal of Clinical and
Diagnostic Research. (3). P. 1460-1465
Ganong, WF. 2003. Review of Medical Physiology..21th ed. Mc. Graw Hill Co.
Gabriel, JF., 1991. Fisika Kedokteran, EGC
Ganglin Yin, Zhenghua, Liu, 1999. Advanced Modern Chinese Acupunture
Therapy, New Word Press
Low John, Reed Ann, Dyson Mary, 2000, Electrotherapy Explaned, principles
and Practice, 3rd ed, MPG Books Ltd, Bodmin, Cornwall
National Heart, Lung, and Blood Institute., 2007. Expert panel Report 3 :
Guidelines for the diagnosis and management of asthma, 1-35.
Tjokroprawiro A., Setiawan P.B, Santoso D, Soegiarto G., 2007 : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Airlangga
University Press.

Anda mungkin juga menyukai