Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA


Salah satu dari beberapa metode dalam pembelajaran, adalah metode
pemberian tugas. Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengemukakan pengertian metode
pemberian tugas sebagai berikut:
Pemberian tugas atau resitasi, berasal dari bahasa Inggris to citeyang artinya mengutip
(re=kembali), yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu
dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap
sebagaimana mestinya. Metode ini populer dengan bentuk PR. Sebetulnya bukan hanya
itu/bukan hanya di rumah.
Menurut Zakiah Daradjat, metode pemberian tugas/ penugasan/ resitasi, adalah
cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
Metode pemberian tugas tidak sebatas pada pekerjaan rumah, tapi lebih luas dari itu.
Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya.
Metode pemberian tugas merangsang peserta didik aktif belajar baik secara individual
maupun secara kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual dan
dapat pula secara kelompok.
Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar peserta didik
memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena peserta didik melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman peserta didik dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu disebabkan peserta didik
mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalah-masalah
baru.
Hampir senada dengan pendapat di atas, Ahmad Sabri mengemukakan bahwa
metode pemberian tugas dapat dipergunakan apabila:
1. Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima peserta didik lebih
mantap
2. Bertujuan mengaktifkan peserta didik mempelajari sendiri suatu masalah dengan
membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendiri
3. Bertujuan agar peserta didik lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah
maupun di sekolah.
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah mengemukakan bahwa pembelajaran
agama termasuk mata pelajaran yang dapat menggunakan metode pemberian tugas
untuk berbagai materi yang terkait erat dengan aspek knowledge, aspek afeksi dan
psikomotor. Armai Arief menyatakan bahwa dalam pendidikan agama metode
pemberian tugas, dapat diterapkan pada mata pelajaran yang bersifat praktis, misalnya
menerjemahkan literatur bahasa asing seperti bahasa Arab atau Inggris, membuat
kliping, paper, resume dan lain-lain.
Melaksanakan tugas menjadikan peserta didik aktif belajar dan merasa terangsang
untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung
jawab sendiri. Adanya tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik diharapkan
mampu menyadarkan mereka untuk selalu memanfaatkan waktu senggang dengan
hal-hal yang menunjang pencapaian tujuan belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai