Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadadana Firdaus Saputri

Kelas : XI IPA 2
Absen : 23

SENGKETA ANTARA
ARGENTINA DAN INGGRIS

1. Penyebab Terjadinya Sengketa

Kepulauan Falkland pada awalnya diperebutkan Inggris dan Spanyol selama bertahun-
tahun. Sampai pada 1816, terjadi perkembangan baru di Amerika Selatan. Argentina
menyatakan merdeka dari jajahan Spanyol, dan membuat batas wilayah negaranya sampai
ke Kepulauan Falkland. Jadilah kini, Inggris yang berseteru dengan Argentina
memperebutkan kepulauan di Amerika Selatan itu.

2. Penyelesaian Sengketa

Perebutan itu terus berlangsung selama bertahun-tahun. Bahkan Argentina berhasil
memasukkan masalah klaim kepulauan itu ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pada
1965, PBB mengeluarkan Resolusi 2065 yang menyebutkan perlunya penyelesaian
masalah itu, dengan memperhatikan kepentingan penduduk yang ada di kawasan tersebut.
Negosiasi antara Inggris dan Argentina secara baik baik. Menurut survey masyarakat
kedua belah negara menginginkan adanya kompromi mengenai masalah Malvinas. Momen
ini dapat dimanfaatkan sehingga terjadi kesepakatan mengenai pulau tersebut.Penyelidikan.
Dalam hal ini harus ada penyelidik independen untuk mencari fakta-fakta dalam sengketa
yang pada akhirnya akan menjadi pertimbangan untuk keputusan dalam penyelesaian
sengketa. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyatakan Amerika Serikat siap membantu
Argentina dan Inggris untuk menyelesaikan sengketa Kepulauan Falkland.Posisi kami
adalah bahwa ini merupakan masalah yang harus diselesaikan antara Inggris dan Argentina.
Apabila kami bisa membantu memfasilitasi upaya semacam itu, kami siap melakukan itu,
ujar Hillary di Montevideo, ibu kota Uruguay. Sedangkan esensi terbesar jika dimasukkan
ke Mahkamah Internasional adalah mengenai efektifitas putusan mahkamah itu sendiri.
Hingga sekarang belum terdengar jika pihak atau salah satu pihak sampai menggugat
putusan Mahkmah atau secara terbuka memprotes keras putusan Mahkamah. Hal ini
menunjukkan bahwa putusan dan wibawa Mahkamah masih dihormati dengan baik.
Sehingga diharapkan sengketa Malvinas akan selesai dan tidak berlarut larut.





















Nama : Reza Amelia Kusuma Dewi
Kelas : XI IPA 2
Absen : 27
SENGKETA ANTARA THAILAND DAN KAMBOJA

Penyebab Terjadinya Sengketa.

Sengketa Sengketa Kuil Preah Vihear sejak 1962 telah memicu konflik berdarah antara
Thailand dan Kamboja. Konflik akibat sengketa kuil tersebut kembali pecah pada 22 April lalu.
Pemerintah Kamboja dan Thailand mengklaim bahwa kuil tersebut milik kedua negara. Pada
tahun 1962, Mahkamah Internasional di Den Haag memutuskan bahwa candi dari abad ke-11
itu milik Kamboja. Namun gerbang utama candi tersebut berada di wilayah Thailand. Hingga
kini, masih tetap terjadi baku tembak di perbatasan dekat candi antara kedua belah pihak,
sampa saat ini 18 Prajurit kedua belah pihak dinyatakan tewas dan memicu lebih dari 50 ribu
warga dievakuasi ke pusat-pusat pengungsian.
Thailand dan Kamboja juga saling tuding mengenai siapa yang pertama kali menarik pelatuk
senjata. Menurut Pemerintah Thailand, insiden dimulai ketika pasukan Kamboja menembaki
pihak Thailand. Sedangkan menurut Pemerintah Kamboja, Militer Thailand melanggar garis
perbatasan dan menyerang pos militer kami di sepanjang perbatasan dari Ta Krabey hingga
wilayah Chub Koki yang berada jauh di tengah wilayah Kamboja. Tujuannya untuk mengambil
alih kedua candi yang diklaim milik Kamboja.

Penyelesaian Sengketa.

Pemerintah Kamboja memilih jalan meminta bantuan pengadilan tertinggi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Negara itu meminta pengadilan internasional memerintahkan Thailand
menarik tentaranya dan menghentikan aktivitas militer mereka di sekitar kuil yang menjadi
lokasi sengketa. Thailand dan Kamboja selanjutnya meminta kesediaan Indonesia berperan
sebagai penengah konflik yang terjadi di antara keduanya. Permintaan ini disambut baik
Pemerintah Indonesia dan diwujudkan dengan cara membentuk tim peninjau. Komposisi tim
peninjau terdiri dari unsur sipil dan militer, yakni dari staf Kementerian Luar Negeri bekerja
sama dengan staf dari Kementerian Pertahanan serta perwira militer TNI.
Indonesia sebagai ketua ASEAN sejak awal terjadinya bentrokan telah turut andil dalam
upaya mendamaikan kedua negara. Peran serta Indonesia didukung penuh oleh Kamboja yang
menyetujui rencana pengiriman tim peninjau dari Indonesia untuk mengawasi gencatan
senjata. Namun pada akhirnya pihak Thailand menentang yang mengatakan bahwa
permasalahan perbatasan seharusnya adalah masalah bilateral dan tidak melibatkan pihak
ketiga.
Konflik Kamboja-Thailand ini juga menjadi pembahasan dalam pertemuan KTT ASEAN ke-
18 di Jakarta. Pada tanggal 7-8 di Istana Bogor. Perundingan tersebut tidak menghasilkan
kesepakatan apapun. Hal ini dikarenakan Thailand menolak tiga permintaan Kamboja terkait
usaha demokrasi perbatasan.
Salah satu tuntutan Kamboja untuk Thailand adalah diadakannya kembali pertemuan
pembahasan perbatasan atau pertemuan Joint Border Commission (JBC) di Indonesia.
Indonesia dipilih sebagai tempat pertemuan JBC karena Indonesia sebagai ketua ASEAN telah
diberi mandat oleh Dewan Keamanan PBB untuk menengahi perselisihan kedua Negara. Pihak
Thailand menolak hal ini. Mereka menginginkan JBC hanya dilakukan oleh kedua negara
(Kamboja dan Thailand), tanpa peran Indonesia.
Tuntutan lain yang ditolak Thailand adalah dikirimkannya tim teknis dari Kamboja ke 23
titik perbatasan yang dipersengketakan kedua negara, dan dilakukannya foto pemetaan
wilayah untuk mengidentifikasi pilar perbatasan. Thailand menolak memenuhi tuntutan
tersebut ialah karena mereka harus terlebih dahulu mengajukan hal itu kepada parlemen
Thailand untuk diratifikasi. Thailand berprinsip, tuntutan baru dapat dipenuhi apabila ratifikasi
telah dilakukan. Di sisi lain, Kamboja menilai permintaan izin kepada parlemen Thailand adalah
prosedur yang terlalu lama dan bertele-tele. Menurut Kamboja, itulah sebabnya hingga kini
perundingan perbatasan antarkedua negara tidak pernah rampung. Kamboja pun menuduh
Thailand tidak serius menerapkan diplomasi damai dalam berunding

Anda mungkin juga menyukai