Anda di halaman 1dari 15

WELCOME TO OUR PROFILE

INTRODUCE OUT TEAM


MEMBERS:

1. Sindhu Bening ( 2110111072)


2. Dinar Trisnaputih (2110111075)
3. Christian Dedi (2110111
4.
OUR THEME
TODAY
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

07 Hukum Internasional
What’s that
HUKUM
INTERNASIONAL
Latar Belakang
Hukum internasional pada umumnya diartikan sebagai himpunan dari peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara
negara-negara dan subjek-subjek hukum lainya dalam kehidupan masyarakat
internasional.
hukum internasional dapat dirumuskan sebagai suatu kaidah atau norma-norma yang
mengatur hak dan kewajiban para subjek hukum internasional yaitu negara, lembaga dan
organisasi internasional, serta individu dalam hal-hal tertentu.
Menurut Mahkamah Internasional, sengketa internasional adalah suatu situasi ketika dua
negara mempunyai pandangan yang bertentangan mengenai dilaksanakan atau tidaknya
kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam perjanjian. Suatu sengketa bukanlah sengketa
menurut hukum internasional apabila penyelesaiannya tidak mempunyai akibat pada
hubungan kedua belah pihak.
Apa itu SENGKETA
dalam hukum
internasional ?
Sengketa internasional adalah Sengketa
 yang timbul atau terjadi di antara negara
dengan negara, negara dengan
subyek hukum lain bukan negara dan
subyek hukum bukan negara satu sama
lain.Sengketa internasional sering disamakan
dengan istilah “sengketa antar negara”.
Dalam studi hukum internasional publik, dikenal dua macam sengketa
internasional, yaitu sengketa hukum (legal or judicial disputes) dan
sengketa politik (political or nonjusticiable disputes). Sengketa hukum
adalah sengketa di mana suatu negara atau subyek hukum lainnya
mendasarkan sengketa atau tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam suatu perjanjian atau yang telah diakui oleh hukum
internasional. Adapun yang dimaksud dengan sengketa politik adalah
sengketa yang tuntutannya didasarkan atas pertimbangan non yuridis,
misalnya atas dasar politik atau kepentingan nasional lainnya.
Peran yang dimainkan hukum internasional dalam
penyelesaian sengketa internasional adalah
memberikan cara bagaimana para pihak yang
bersengketa menyelesaikan sengketanya menurut
hukum internasional. Dalam perkembangan awalnya,
hukum internasional mengenal dua cara penyelesaian
yaitu cara penyelesaian secara damai dan perang
(militer).
Secara garis besar, metode penyelesaian sengketa dapat digolongkan dalam dua
kategori yaitu :

1. Cara-cara penyelesaian secara damai, yaitu apabila para pihak telah dapat
menyepakati untuk menemukan suatu solusi yang bersahabat.

2. Cara-cara penyelesaian sengketa secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu, apabila
solusi yang dipakai atau dikenakan melalui jalan kekerasan atau perang. Penyelesaian
sengketa secara damai merupakan hukum positif (ketentuan mengikat yang harus
diberlakukan) bahwa penggunaan kekerasan dalam hubungan antar negara sudah
dilarang dan oleh karena itu sengketa-sengketa internasional harus diselesaikan secara
damai. Pasal 1 Konvensi mengenai Penyelesaian Sengketa Secara Damai
Hukum internasional publik

sengketa hukum
01 (legal or judicialdisputes)

sengketa politik (political or


02 non-justiciabledisputes)
Kasus Sengketa

Pulau Sipadan
dan Ligitan
Indonesia

Thailand dan
Kamboja
Sengketa atas Pulau Sipadan dan Ligitan Indonesia pernah
bersengketa dengan Malaysia terkait klaim dua pulau di
perbatasan Kalimantan Timur, tepatnya di Selat Makassar, yakni
Sipadan dan Ligitan. Sengketa atas Pulau Sipadan dan Ligitan
antara Indonesia dan Malaysia terjadi sejak 1967. Hingga
akhirnya pada tahun 2002, Mahkamah Internasional
memutuskan bahwa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan
jatuh pada Malaysia. Keputusan ini didasarkan pada bukti-bukti
sejarah yang diterima Mahkamah Internasional dari Malaysia.
⇨ Sengketa antara Thailand dan Kamboja Contoh kasus sengketa internasional
selanjutnya adalah antara Thailand dan Kamboja. Sengketa antara Thailand dan
Kamboja dimulai sejak 1962. Konflik ini muncul karena kedua negara mengklaim
wilayah yang berada di sekitar Kuil Preah Vihear sebagai milik mereka. Konflik
kembali memanas setelah pada tahun 2008, UNESCO memberikan penghargaan
kepada Kuil Preah Vihear sebagai situs warisan dunia. Hal ini menyebabkan bentrokan
beberapa kali terjadi dan menimbulkan korban jiwa. Jauh sebelum itu, pada tahun
1962, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa Kamboja memiliki kedaulatan di
area sekitar Kuil Preah Vihear. Sebagai konsekuensinya, Thailand berkewajiban
menarik pasukan militer dan polisinya dari wilayah tersebut. Keputusan Mahkamah
Internasional ini mengikat berdasarkan hukum internasional dan tidak bisa dibanding.
KESIMPULAN
Metode penyelesaian sengketa dapat digolongkan dalam dua
kategori yaitu :
1. Cara-cara penyelesaian secara damai, yaitu apabila para pihak
>
telah dapat menyepakati untuk menemukan suatu solusi yang
bersahabat.
2. Cara-cara penyelesaian sengketa secara paksa atau dengan
kekerasan, yaitu, apabila solusi yang dipakai atau dikenakan
melalui jalan kekerasan atau perang.
Thanks you so much
guys

Anda mungkin juga menyukai