BAB I
PENDAHULUAN
Akan tetapi, banyak pula negara yang menyalahi hukum internasional dalam melakukan hubungan
internasional dengan negara lain. Diantaranya adalah negara adikuasa Amerika yang selalu
mencampuri urusan negara lain , sehingga sangat rentan menimbulkan sengketa internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan antar negara pada dasarnya berada dalam dua kondisi yang saling bertentangan, yaitu
damai atau sengketa. Kadang-kadang dalam hal tertentu berada dalam kondisi bersengketa, tetapi
damai. Kasus hubungan antara India dan Pakistan tentang Kashmir adalah suatu contoh kondisi
bersengketa dalam damai, begitu pula halnya Korea Utara dengan Korea Selatan.
B. Penyerahan (ekstradisi)
Adalah penyerahan seseorang yang di tuduh melakukan tindakan pidana atau sudah dijatuhi
hukuman oleh suatu negara, dan bersembunyi atau melarikan diri ke negara lain untuk dikembalikan
ke negara asal. Orang yang dapat diekstradisi adalah :
1. Warga negaranya sendiri
2. Warga negara dari negara yang telah memiliki perjanjian ekstradisi.
C. Suaka (Asylum)
Adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada warga negara dari negara lain.
Pemberian suaka didasarkan dua kepentingan, yaitu pertimbangan kemanusiaan dan pertimbangan
politik. Pemberian suaka ini biasanya akan memperburuk hubungan antara negara yang memberikan
suaka dengan negara yang warga negaranya mendapatkan suaka.
D. Hukum Netralitas
Adalah suat sikap negara yang tidak turut berperang dan tidak ikut dalam permusuhan.
H. Permasalahan Terorisme
Kasus Amerika-Afghanistan, kasusu ini diawali peristiwa 11 november 2001 atau peristiwa serangan
teroris terhadap gedung World Trade Center dan gedung Petagon di Amerika. Amerika menduga
serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam Al-Qaeda (afghanistan) pmpinan Osama Bin Laden.
Dampak peristiwa ini adalah serangan/invasi Amerika dan sekutunya terhaadap negara Afghanistan,
Irak, dan Somalia (negara-negara yang dianggap sarang teroris)
B. PENYELESAIAN YUDISIAL.
Penyelesaian yudisial adalah suatu cara penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan kaidah-
kaidah hukum. Lembaga pengadilan internasional yang berfungsi sebagai organ penyelesaian
yudisisal dalam masyarakat internasional adalah Internatonal Court Of Justice
C. Rujuk
Rujuk adalah penyelesaian sengketa melalui usahaa penyesuaian pendapat antara pihak-pihak yang
bersengketa secara kekeluargaan. Rujuk dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Negoisasi, yaitu perundingan antara pihak yang bersengketa sebagai sarana uuntuk menetapkan
sikap tentang masalah yang disengketakan.
2. Mediasi, yaitu bantuan jasa baik dari pihak ketiga. Dalam mediasi peran pihak ketiga akan lebih
aktif, misalnya mempertemukan pihak-pihak yang yang bersengketa, memberikan saran-saran agar
sengketa dapat diselesaikan secara damai dan sebgainya.
3. Konsiliasi, dapat diartika secara luas dan secara sempit. Secara luas adalah penyelesaian
sengketa dengan pihak ketiga tidak memihak. Sedangkan secara sempit konsiliasi berarti penyerahan
sengketa pada ssuatu panitia. Panitia tersebut menyelidiki persengketaaan antara kedua belah pihak
kemudian akan memberikan usul.
4. Melalui penitia penyelidik, panitia penyelidik brtugas mengadakan penyelidikan kepastian
peristiwa dan kemudian menyiapkan penyelesaian yang disepakati.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hubungan antarnegara yang melahirkan Hukum Internasional sangat banyak bermanfaat bagi
negara-negara yang mengadakan hubungan internasional. Ternyata hukum internasional juga
banyak dilanggar oleh negara-negara yang mengadakan hubungan internasional. Sengketa
internasional dapat diselesaikan denga cara damai, dan juga ada beberapa negara yang memilih jalan
kekerasan.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat diterima oleh semua pihak. Kami sebagai penyusun mengaharapkan
kepada pembaca supaya dapat mengkritik mekalah ini untuk tujuan membangun bagi kebaikan
menadatang. Karena kami yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk penyusun maupun pembaca.