Anda di halaman 1dari 15

Laporan Tutorial Kelompok 7

Relining dan Rebasing Gigi Tiruan




Anggota kelompok:
Galang Rikung E.S (111610101043)
R.Aj. Mahardhika S. P (111610101049)
Vanda Ayu Kartika H (111610101050)
Dian Fajariani (111610101061)
Khamda Rizki Dhamas (111610101069)
Cicik Khildar Rizqi (111610101075)
Yunita Sazkia (111610101078)
Anggi Faradiba (111610101080)
Musriatul Wahida (111610101081)
Yurike Fitriasari (111610101082)
Istibsyaroh (111610101084)
Sisca Arifianti (111610101086)


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember
2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah dan inayahnya-Nya berupa kemampuan berpikir dan
analisis sehingga laporan tutorial skenario III blok Perawatan Kuratif dan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas tutorial dengan alasan-alasan
penting yang menjadi pendorong untuk pengetahuan berdasarkan referensi-
referensi yang mendukung. Makalah ini juga untuk mengantisipasi pesatnya
perkembangan ilmu dan teknologi di lingkungan Universitas Jember dan bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Laporan ini disusun melalui berbagai tahap baik dari pencarian bahan, text
book dan dari beberapa referensi yang penulis dapat lainnya. Makalah ini tidak
mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama yang harmonis diantara
para pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. drg. Dyah Setyorini, M.Kes
Akhirnya tiada suatu usaha yang besar dapat berhasil tanpa dimulai dari
usaha yang kecil. Semoga makalah ini bermanfaat, terutama bagi mahasiswa
Universitas Jember sendiri dan di ,luar lingkungan Universitas Jember. Sebagai
penanggung jawab dan pembuat makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan serta pemyempurnaan lebih lanjut pada masa yang
akan datang.

Jember, 05 November 2013

Penulis



SKENARIO
Seorang laki-laki datang ke klinik prostodonsia RSGM. Dia mengeluhkan
gigi tiruannya yang terasa longgar dan goyang-goyang kalau dibuat makan. Dia
menjelaskan bahwa dia memakai gigi tiruan ini kurang lebih selam 3 tahun.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ada celah yang cukup lebar dan meluas
antara edentulous ridge dengan basis gigi tiruan. Kemudian dokter gigi melakukan
relining pada gigi tiruan tersebut.
















PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang prostodonsia pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
bertujuan untuk memperbaiki estetika, fungsi pengunyahan, fungsi bicara serta
melindungi jaringan pendukung di bawah gigi tiruan sebagian lepasan. Tidak
semua pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berhasil atau berfungsi dengan
baik, karena terdapat banyak ditemui keluhankeluhan pasien antara lain protesa
yang longgar, rasa sakit akibat luka pada jaringan mukosa mulut yang terlalu
menekan, kesalahan oklusi dan adanya basis protesa yang mengalami fraktur.
Salah satu keluhan yang paling sering adalah protesa yang longgar, yang
disebabkan oleh resorbsi residual ridge, sehingga protesa tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Relining adalah suatu prosedur untuk menambahkan bahan baru pada sisi
protesa yang menghadap jaringan pendukung untuk mencekatkan kembali gigi
tiruan. Prosedur relining merupakan suatu proses yang dilakukan dengan maksud
memperbaiki gigi tiruan sebagian lepasan agar dapat berfungsi dengan baik tanpa
membuat protesa baru.
Rebasing adalah penggantian basis gigi tiruan yang lama dengan yang
baru sedangkan susunan gigi tiruan lama oklusinya masih baik dipergunakan
kembali. Misalnya karena basis porus, berubah warna, stain yang tebal, terlalu
lama, dan bau. Dapat pula untuk memperbaiki dimensi vertikal yang terlalu tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan gigi tiruan longgar?
2. Bagaimana cara mengatasi gigi tiruan yang longgar?
3. Bagaimana cara insersi kembali (reinsertion)?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi tiruan
longgar
2. Mampu menjelaskan cara mengatasi gigi tiruan yang longgar
3. Mampu menjelaskan cara insersi kembali (reinsertion)


















PEMBAHASAN
2.1 Hal-Hal Yang Menyebabkan Gigi Tiruan Longgar
Beberapa penyebab Longgarnya antara lain:
1. Resorbsi Residual Ridge, yaitu pasien immediate denture dimana pasien
kehilangan berat badan
2. Penyakit sistemik
3. Kesalahankesalahan oklusi yang menyebabkan iritasi jaringan
4. Peradangan dan terjadi resorbsi
5. Pembuatan sayap gigi tiruan yang terlalu pendek
6. Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan yang lama sehingga terjadi
resorbsi prosesu aveolaris.
Menurut Henderson, D (1973:421), Rudd, K (1981:403411) dan Gunadi
(1994 ) bahwa indikasi penyebab terjadinya masalah pada gigi tiruan sebagian
lepasan sebagai berikut:
1. Adaptasi basis gigi tiruan dengan residual ridge tidak baik akibat adanya
resorbsi residual ridge.
2. Immediate denture yang telah dipakai 36 bulan setelah insersi.
3. Bila pembuatan gigi tiruan merupakan beban bagi pasien.
4. Bila pembuatan gigi tiruan baru memerlukan beberapa kali kunjungan,
metal stress dan physical stress (pasien tua / pasien dengan penyakit
kronis).

2.2 Cara Mengatasi Gigi Tiruan Yang Longgar
2.2.1 Relining
Relining adalah proses menambahkan bahan baru secukupnya pada
permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung untuk mengisi
ruangan yang ada antara basis gigi tiruan dengan permukaan jaringan yang telah
berubah.(Steward,K,1993:609)
Indikasi :
1. Ketika GT kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa
pendukungnyasedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO
dan material basis GT baik.
2. Hilangnya retensi GT
3. Ketidakstabilan GT
4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis GT)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap GT underextended
7. Dimensi Vertikal masih baik
8. Relasi sentrik = oklusi sentrik
9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik
10. Tepi-tepi perluasan basis cukup
11. Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah
12. Pengucapan/susunan gigi baik
13. Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat
Kontraindikasi :
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis GT sangat jelek
5. Hubungan relasi RA & RB tidak baik

Menurut Terkla, L (1963), Kema D (1969), Steward (1993:421),
Henderson,D (1973:421), Rudd, K (1981:403 411), Austin K (1957:195),
Stamanoght,D (1978) dan Gunadi (1994) tujuan relining adalah:
1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur / bentuk jaringan
pendukung setelah gigi tiruan sebagian lepasan (GTLS) digunakan.
5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang
mengalami porus akibat curing yang salah.
7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang sudah
mengalami perubahan warna atau rusak.
8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah
pencabutan gigi asli.
10. Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak
seimbang.
11. Untuk alasan estetik.
12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif.
13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.
14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di
dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.

Pada proses relining menurut Kema, D (1969) Rudd,K (1981:403-411),
Austin K (1957:195) dan Gunadi (1994) menggunakan:
1. Alatalat: spatla, bowl, articulator, scraper / bur, handpiece / lathe
mounted akrilik bur, fissure bur, reline jig, kuas, pressure container.
2. Bahanbahan: jelly petroleum, zinc oxide eugenol pasta, cold curing
acrylic, heat curing acrylic, tissue conditioning, hydocal, pumice.
Macammacam metode yang dipakai dalam relining pada gigi tiruan
sebagian lepasan yaitu:
1. Relining tanpa perubahan dimensi vertikal; Relining pada protesa dengan
dimensi vertical yang tidak berubah, pembuatannya lebih sederhana bila
dibandingkan dengan protesa yang dimensi vertikalnya berubah.
2. Relining dengan perubahan dimensi vertikal; Untuk melakukan relining
pada protesa dengan dimensi vertikal yang telah berubah, maka terlebih
dahulu ditempatkan tiga bulatan kecil dari impression compound yang
hangat di daerah Premolar I kanan dan kiri serta di daerah anterior ridge
(tengah). Kemudian cetak ke dalam mulut. Penderita diminta untuk menutup
mulutnya serta dibantu menekan protesa tersebut sampai dicapai dimensi
vertikal yang dikehendaki. Selanjutnya tambahkan impression compound
pada pinggirpinggir protesa dan lakukan muscle trimming. Kemudian
dilakukan pencetakan dengan pasta zink oxid.
Tehnik serta material yang biasa digunakan dalam Relining Protesa
1. Relining secara direct
a. Menggunakan self curing acrylic resin yang dilakukan langsung di
dalam mulut penderita.
b. Untuk memperbaiki protesa yang tidak mengalami banyak
perubahan
c. Penderita tidak mempunyai penyakit sistemik.
d. Dikerjakan dalam satu kali kunjungan.
e. Dalam processing bahan self curing acrylic menimbulkan panas
menyebabkan iritasi pada mucosa
f. Penderita sukar untuk menggigit dalam oklusi sentrik, karena
terganggu bau tak enak yang dikeluarkan oleh self curing acrylic.
g. Porosity serta warna self curing acrylic yang tidak stabil (mudah
berubah)
Cara :
1. Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi ( basis lama)
2. Dengan self curing acrylic pada daerah retensi tadi ditekankan langsung pada
mulut pasien sampai komposisi akrilik plastis lalu dikeluarkan dari mulut
3. Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang
4. Masukkan kembali ditunggu hingga keras 12-15 menit), lalu poles dan siap dipakai

Kerugian :
1. Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil
2. Mudah menimbulkan bau yang tidak enak
3. Mudah terjadi iritasi mukosa

2. Relining secara indirect
a. Mempergunakan heat curing acrylic resin yang dilakukan di luar
mulut penderita (secara laboratorium)
b. Baik digunakan untuk penderita yang berusia lanjut serta dapat
digunakan penderita yang bersikap mental tak stabil (histerical
mind )
c. Keuntungan pemakaian heat curing acrylic resin dihasilkan
protesa yang jauh lebih kuat dari pada protesa yang dibuat dari self
curing acrylic
d. Porosity jauh berkurang.
Cara :
1. Sendok cetak adalah GTSL lama yang telah dibuang daerah resorbsi dan dibuatkan
retensi
2. Tanam dalam cuvet
3. Buang sisa cetakan
4. Packing, curing, finishing dan polishing

2.2.2 Rebasing
Adalah proses penggantian seluruh basis gigi tiruan dengan basis gigi
tiruan yangbaru, dengan tetap menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan
tanpa merubahposisi gigi serta oklusi gigi tiruan.
Indikasi :

1. Under extended basis gigi tiruan
2. Untuk membuat post-dam
3. Terjadi resorpsi tulang alveolar yang lokal ataupun menyeluruh
4. Gigi tiruan sudah longgar
5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah
6. Elemen tiruan tidak aus berlebihan, patah, atau rusak
7. Bila basis gigi tiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk jangka
waktulama
8. Relining berkali-kali

Prosedur rebasing :
1. Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan dulu
2. Membuat cetakan rahang pasien dengan menggunakan gigi tiruan lama
sebagai sendok cetaknya dan gunakan bahan cetak mukostatik yaitu Zinc
Oxide Eugenol
3. Membuat model kerja dengan stone dengan cara boxing
4. Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada bagian atas articulator dan
diberi indeks oklusal dari gips pada bagian bawah. Jika gips sudah keras,
articulator dibuka
5. Gigi tiruan dilepas dari model kerja. Bahan cetak dibuang dan di trim
landasan akrilik gigi tiruannya dan disisakan secukupnya untuk menahan
geliginya
6. Membuat landasan gigi tiruan baru dari malam dan lakukan waxing
7. Uji coba dalam mulut pasien dan permeriksaan estetik, fonetik, ukur
dimensi vertical
8. Setelah sesuai, lakukan flasking, packing, curing, deflasking, dan
remounting
9. Gigi tiruan di poles dan pasang dalam mulut pasien

2.3 Cara Insersi Kembali (Reinsertion)
a. Periksa adaptasi: tekan-tekan tiap bagian gigi tiruan dari arah oklusal
(bagian kanan, kiri, depan, belakang). Apabila terungkit ataupun
tergoncang, maka adaptasi gigi tiruan tersebut masih kurang. Lakukan
relining.
b. Periksa letak komponen retainer maupun oklusal rest: harus berada pada
tempat atau posisi yang seharusnya.
c. Periksa retensi: Lepas gigi tiruan dengan menggunakan tekanan yang
ringan, gerakan otot bibir dan pipi seperti ketika mengunyah.
d. Oklusi sentrik: periksa dengan menggunakan kertas artikulasi. Tidak boleh
ada kontak prematur. Kontak prematur pada gigi tiruan lepasan dapat
mengakibatkan resorpsi tulang alveolar.
e. Stabilisasi: Gunakan kertas artikulasi dan gerakan rahang bawah ke arah
lateral kiri dan kanan. Teraan kertas artikulasi harus merata, apabila tidak
merata berarti ada sangkutan atau interference yang akan mengganggu
stabilisasi.
f. Periksa estetik dan kenyamanan pasien.

Hubungan yang baik antara operator dan pasien dari mulainya perawatan
sampai insersi protesa berupa komunikasi yang efektif akan mengawali
keberhasilan perawatan. Oleh karenanya instruksi secara verbal dan tulisan harus
diberikan oleh operator. Kesulitan dalam memakai dan merawat gigitiruan yang
merupakan pengalaman baru bagi pasien harus dijelaskan saat insersi pertama
kali.
Ketika operator mencoba melakukan insersi gigitiruan kepada pasien, pasien
terlihat agak kaku dalam berbicara. Memang pada pasien yang memakai
gigitiruan penuh untuk pertama kalinya, ia harus belajar mengakomodasikan
protesa yang tebal ini sebagai pengganti gigi aslinya. Kebanyakan orang dapat
mengatasi kesulitan ini dan belajar untuk menguasai aktivitas otot yang berubah
yang dibutuhkan dalam pemakaian gigitiruan.
Menurut pengamatan operator, pasien cukup memiliki keterampilan dalam
mengendalikan gigitiruannya dengan bibir, pipi, dan lidah. Kemampuan ini
tergantung pada umur biologis pasien. Pada umumnya semakin tua pasien,
periode belajarnya lebih lama dan lebih sulit. Keterampilan ini dapat meningkat
sehingga gigitiruan yang oleh dokter giginya terlihat longgar, dari sudut pasien
dirasakan sangat memuaskan.
Instruksi perawatan berupa penyikatan gigitiruan tidak disarankan
memakai pasta gigi karena sifat abrasifnya akan mengikis protesa sehingga akan
menjadi lebih sulit untuk dibersihkan dan menjadi tempat akumulasi plak.
Penyikatan lidah dan mukosa juga dilakukan untuk menghilangkan plak dan
melancarkan sirkulasi darah pada jaringan ini.

KONTROL
Perjanjian untuk kontrol tidak boleh lebih dari satu minggu setelah
gigitiruan dipasang. Pada kunjungan ini, perlu diperoleh riwayat yang cermat
dari keluhan seperti rasa sakit atau longgarnya gigitiruan tersebut. Apapun
komentar pasien tentang gigitiruannya, operator harus tetap melakukan
pemeriksaan, apalagi bila pasien belum terbiasa menggunakan gigitiruan.

Pada
saat kontrol, pasien tidak mengeluhkan apapun dan merasa gigitiruannya baik-
baik saja. Namun pada saat pemeriksaan klinis, operator menemukan ulkus pada
rahang atas. Hal ini mungkin disebabkan dari rasa ambang rasa sakit pasien yang
tinggi atau ingin menyenangkan hati orang lain. Dari informasi dan pemeriksaan
yang dilakukan dapat ditentukan masalah pada gigitiruan tersebut.
Ketidakcermatan pada setiap tahapan akan menyebabkan ketidakakuratan
yang jarang diketahui segera dan karena itu memperkirakan mengenai apa yang
salah kelak menjadi lebih sulit.

Oleh karenanya, setiap tahapan harus dilakukan
dengan teliti.
PERAWATAN PASCA-INSERSI
Perawatan pasca-insersi merupakan suatu tahap dalam prosedur gigi
tiruan lengkap yang membahas tentang perubahan yang diperlukan oleh gigi
tiruan, perawatan jaringan dan edukasi pasien.
Tujuannya adalah agar pasien mencapai fungsi mulut yang maksimal
tanpa iritasi pada jaringan mulut danlebih jauh lagi mengajarkan pasien
bagaimana memakai gigi tiruannya dengan baik
Prosedur :
a. Idealnya kunjungan pasca insersi pertamadilakukan pada 24 jam setelah
insersi gigi tiruan lengkap
b. Dalam situasi ini pasien diinstruksikan untuk tidak melepas gigi tiruan
lengkap dalam waktu ini
c. Hal ini tidak selalu mungkin dilakukan, jika pasien tidak dapat datang
dalam beberapa hari setelah insersi pertama, diinstruksikan untuk melepas
gigi tiruan lengkap jika terdapat ketidaknyamanan yang cukup parah,
tetapi gigi tiruan lengkap harus dipasang kembali setidaknya 6 8 jam
sebelum kunjungan berikutnya
d. Saat kunjungan pasca insersi yang pertama,pasien diminta untuk
menceritakan pengalamannya
e. Kemudian operator melepas gigi tiruan lengkap dan memeriksa jaringan
mulut, khususnya area-area yang ditunjukkan oleh pasien
f. Observasi area-area inflamasi atau ulcerasi dan area yang nyeri pada
palpasi




















DAFTAR PUSTAKA

1. Basker RM, Davenport JC. Prosthetic Treatment of Edentulous Patient. 4
th
ed. Great Britain: Blackwell Publishing Company; 2002. p.58, 71, 146-7,
177, 188, 211, 260,263-4.
2. Barnes IE, Walls A. Perawatan gigi terpadu untuk lansia. Alih bahasa
Cornella Hutauruk. Jakarta: EGC; 2006. p.208-10, 215.
3. Goiato MC, Filho HG, Santos DM, Barao VAR, Freitas ACJ. Insertion
and follow-up of complete dentures: A literature review. J Gerodontol
2011; 28: 200-12
4. Gunadi, HA, dkk. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepas, Jilid 2,
Jakarta, Hipokrates,1994.
5. Itjingningsih. 1996. Gigi Tiruan Lengkap Lepasan. EGC : Jakarta
6. Thomson H. Oklusi. Ed 2. Alih Bahasa : Lilian Yuwono. Jakarta: EGC;
2007. hal. 248.

Anda mungkin juga menyukai