Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PERAWATAN APEKSIFIKASI DAN APEKSOGENESIS

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN


• MENEGAKKAN DIAGNOSA:
1. Pemeriksaan Subjektif
* Riwayat gigi
* Gejala / Keluhan
2. Pemeriksaan Objektif
* Pemeriksaan Visual
* Perkusi
* Tes Thermal
3. Pemeriksaan Penunjang
* Pemeriksaan radiografi  untuk memastikan keadaan gigi baik secara fisiologis dan patologis
sehingga dapat dilakukan perawatan. (Budiyanti A,2006)

RENCANA PERAWATAN
• Pulpa Vital → Apexogenesis
• Pulpa Non Vital → Apeksifikasi
* Kasus Apexogenesis → harus ditangani segera setelah terjadi cedera traumatik.

APEKSIFIKASI
1. Ukur panjang kerja dan kurangi 2 mm dari panjang gigi untuk menghindari kerusakan jaringan
periapeks dan
preparasi dinding saluran akar pada 1/3 apeks yang tipis
2. Lakukan anestesi
3. Isolasi gigi dan lakukan desinfeksi
4. Pembukaan kamar pulpa dan keluarkan isi saluran akar
5. Preparasi untuk membuang jaringan akar nekrotik dan menghaluskan dinding saluran akar
untuk persiapan
peletakkan Ca(OH)2
6. Bila irigasi mulai bersih, saluran akar dikeringkan dengan kertas hisap
7. Pasta Ca(OH)2 dimasukkan ke dalam saluran akar diusahakan kontak dengan jaringan
periapeks tetapi tidak
boleh sampai overfilling
8. Kelebihan Ca(OH)2 di kamar pulpa dibuang, kemudian diberi basis dan tunpat dengan GIC
atau ZnO eugenol
atau semen polikarboksilat
9. Lakukanrestorasi tetap
10. Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan
(Barrington C,2012)

APEKSOGENESIS
1. Lakukan anestesi
2. Isolasi gigi dan lakukan desinfektan pada daerah kerja dengan antiseptik.
3. Pembukaan kamar pulpa, pembuangan serabut pulpa dan debris dari korona sampai daerah
yang diamputasi.
Amputasi pada korona di daerah servikal dilakukan dengan menggunakan ekskavator bulat
tajam atau burbesar bulat steril dengan putaran rendah.
4. Lakukan irigasi untuk membersihkan sisa dentin yang tertinggal
5. Penghentian perdarahan menggunakan butiran kapas mengandung anestesi lokal atau salin
6. Pasta Ca(OH)2 diletakan diatas permukaan pulpa setebal 1-2mm
7. Basis dan tumpat dengan GIC atau ZnO eugenol atau semen polikarboksilat
8. Lakukan restorasi tetap
9. Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan
(Barrington C,2012)

DAFTAR PUSTAKA
• Walton RE. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Alih bahasa. Sumawinata N. Jakarta:
EGC, 1998: 495-498.
• Budiyanti A. Perawatan Endodontik pada Anak. Jakarta: EGC, 2006: 50-55.
• Barrington C. Apexogenesis in an Incompletely Developed Permanent Tooth with
Pulpal Exposure. http://www.endoexperience.com. 10 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai