Anda di halaman 1dari 17

EKSPOSURE

( KERUGIAN TERHADAP PENDAPATAN )


Nama Kelompok :

1. Tri Anli B.131.11.0347
2. Prihadi Dwi Arnanto B.131.11.0327
3. Hana Pramularti Yustisi B.141.11.0006
4. Hani Kurniati Esa B.141.11.0007
5. Didie Hermawan B.141.12.0061
6. Teguh Adi Riyawan B.141.12.0008
7. Sasiani Novianingrum B.141.11.0004

Eksposur merupakan Resiko yang timbul
dari sumberdaya internal seperti para
pekerja atau berasal dari sumber daya
eksternal.
Eksposur juga merupakan obyek yang
rentan terhadap resiko dan berdampak pada
kinerja perusahaan apabila resiko yang
diprediksi benar-benar terjadi.
Eksposur ini paling umum berkaitan dengan
ukuran keuangan.
Beberapa bentuk eksposur umum :

a. Biaya yang terlalu tinggi
b. Pendapatan yang cacat
c. Kerugian akibat kehilangan aktiva
d. Akuntansi yang tidak akurat
e. Interupsi Bisnis
f. Sanksi Hukum
g. Ketidakmampuan untuk bersaing
h. Kecurangan dan pencurian

Contoh : Hackers, Harga Saham, Laba,
Pertumbuhan Penjualan, Kerugian akibat
kehilangan aktiva, Interupsi bisnis, dll.

Exposure Kerugian terhadap
Pendapatan
Kerugian harta yang sifatnya langsung dan
tidak langsung, yang dibicarakan disini pada
dasarnya tidaklah hanya kerugian-kerugian
yang terjadi ketika hak milik tersebut rusak,
hancur, atau hilang saja. Kerugian tak langsung
itu tidak terbatas sampai kerugian harta saja,
tetapi termasuk kerugian-kerugian tak
lanngsung timbul selama harta tersebut dalam
penggantian atau perbaikan. Peursahaan
mungkin mengalami menurunnya pendapatan
jika harta yang rusak itu mengganggu produksi
dan kegiatan lain, seluruhnya maupun sebagai
akibatnya antara lain :

Menurunnya pendapatan atau
Meningkatnya biaya-biaya

Manajer risiko juga menemukan suatu
hal yang lebih sulit unutk mengukur
kerugian potensial dan exposure
terhadap pendapatan bersih karena
banyak variable yang tersangkut.
Ini menggambarkan eksposure
pendapatan yang utama dan kerugian
potensialnya.
Beberapa kejadian utama yang
menurunkan pendapatan sebagai akibat
dari kerugian kebetulan yang terjadi
terhadap hak milik termasuk :

Kerugian sewa
Terganggunya kegiatan
perusahaan
Terganggunya operasi
perusahaan pemasok atau
pemakai
Berkurangnya laba pada barang
jadi
Pengumpulan piutang mengecil

Kerugian Sewa
Seandainya bangunan secara tidak sengaja
rusak atau hancur, dan apabila perjanjian
menyebutkan bahwa penyewa tidak
bertanggung jawab untuk membayar sewa
selam periode hak milik tersebut tidak dapat
dipergunakan, maka si pemilik menderita rugi
sewa, dikurangi beberapa biaya selama
masa untuk memperbaiki gedung itu sampai
semula.
Terganggunya Kegiatan Perusahaan
Karena harta dirusak atau dirubuhkan,
perusahaan atau organisasi lain mungkin
akan menutup atau mengurangi kegiatan.
Kerugian karena terganggunya sperti itu
meliputi :

Laba bersih perusahaan yang akan
diperoleh jika perusahaan tidak
terganggu
Pengeluaran (biaya) yang tetap yang
haus dibayar, seperti gaji pegawai,
penyusutan, premi asuransi dan
sebagainya.
Kerugian Netto atas laba akan
tergantung atas :
Keadaan perekonomian.
Keadaan umum perusahaan-
perusahaan dalam kelompok industri
itu.
Keadaan perusahaan itu sendiri.

Terganggunya Kesatuan
Perusahaan
Beberapa perusahaan hanya
terganggu pada satu pemasok untuk
penyelidikan tenaga, bahan atau
peralatan. Gangguan pada operasi
perusahaan pemasok tunggal, akan
menyebabkan terganggunya pula
kegiatan produksi dan penjualan
perusahaan

Kerugian atas Pendapatan yang
Berkenaan Dengan Barang Jadi
Sepeti yang diuraikan di atas,
kegiatan perusahaan pabrik dianggap
terganggu jika proses produksi, dan
penjualan terganggu. Karenanya jika
barang jadi rusak atau terpaksa
dimusnahkan maka pengusaha pabrik
akan mengalami kerugian terhadap
pendapatan, karena tidak bisa
dijualnya barang jadi itu semestinya.

Pengumpulan Piutang yang
Semakin Mengecil
Seandainya catatan piutang suatu
perusahaan rusak atau hilang, hal ini
bisa menyebabkan kesulitan yang
semakin besar terhadap pengumpulan
piutang dari langganan. Semakin
besar jumlah langganan dan rata-rata
semakin piutang semakin kecil, maka
kesulitan yang lebih besar akan
terjadi.

EKSPOSURE
( KERUGIAN TERHADAP PENDAPATAN )
ANALISIS EKSPOSURE DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
PENDAPATAN
PERUSAHAAN
STUDI KASUS PADA PT.
ACE INA INSURANCE

Profile Perusahaan

PT. ACE INA Insurance dulu tergabung sebagai
PT.Asuransi Afia Indonesia yang diberikan izin
oleh Menteri keuangan pada tangga 24 Desember
1975. Pada tanggal 8
Januari 1976 Menteri Keuangan memberikan
izin kepada perusahaan tersebut sebagai
perusahaan asuransi.
Pada tanggal 17 Maret 1986, perusahaan tersebut
berganti nama menjadi PT. Asuransi Cigna
Indonesia. Karena surat-surat perusahaan sudah
diperbaiki beberapa kali maka sesuai dengan
Undang-Undang Bisnis yang baru maka
perusahaan asuransi tersebut berganti nama lagi
menjadi PT.ACE INA Insurance yang disahkan oleh
notaris Sutjipto,S.H. No.83 pada tanggal 25 Juni
1999 dan pada tanggal 3 Agustus 1999 PT.ACE
INA Insurance pergantian nama tesebut di setujui
oleh Mentri Hukum.

Pada tanggal 1 Oktober 1999 Pt. ACE INA
Insurance mendapatkan keputusan surat No.
C-17176 HT.01.04.TH.99 yang memeberikan
lisensi untuk menjadi perusahaan asuransi di
Indonesia. Kegiatan perusahaan yaitu
mengenai asuransi kehilangan dan kegiatan
lainnya yang ada hubungannya.
PT.ACE INA Insurance beralamat di gedung
WTC lantai 13, Jendral Sudirman Kav 29-31

di Jakarta Selatan. Pada tahun 2006 PT.ACE
INA Insurance mempunyai karyawan
sebanyak

62 orang dan pada tahun 2007 jumlah
karyawan meningkat menjadi 69 orang.

PT.ACE INA Indonesia berusaha untuk
memposisikan diri sebagai merek yang
identik dengan kualitas tinggi dan
bernilai. Oleh karena itu, dengan
menawarkan produk yang beragam
sebagai dasar untuk klien, PT.ACE INA
Indonesia bangga pada diri PT.ACE INA
Indonesia dan kemampuan PT.ACE INA
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
manajemen resiko kliennya. Di setiap
kawasan khusus yang tercantum di
bawah ini, dengan pengaruh keahlian
PT.ACE INA Insurance ditingkat global
dan dengan kecerdasan lokal untuk
menciptakan solusi yang spesifik untuk
mengurangi resiko klien.

1. Proses pengelolaan manajemen resiko
yang dilakukan oleh PT.ACE INA Insurance
meliputi mendirikan konteks,
pengidentifikasian resiko, menganalisis
resiko, dan mengevaluasi resiko.

2. Resiko yang ada pada PT.ACE INA
Insurance adalah resiko kredit, investasi,
devisa, solvabilitas, transaksi antar
perusahaan, piutang dan pajak.

3. PT.ACE INA Insurance melakukan proses
tingkat pengukuran resiko dengan
menggunakan matriks penilaian rating resiko
(business risk rating matriks).

Anda mungkin juga menyukai