Gardu Induk atau GI merupakan suatu instalasi peralatan listrik yang berfungsi sebagai pusat beban dari saluran transmisi. Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan.
B. Fungsi Gardu Induk Secara khusus fungsi dari Gardu Induk antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mentransformasikan daya listrik : - Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV). - Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV). - Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV). - Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz). 2. Sebagai pusat pengawasan, pengukuran, pengaturan, pengamanan, serta operasi sistem ketenagalistrikan. 3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk. 4. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.
2
C. Jenis Gardu Induk Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Berdasarkan besaran tegangannya. 2. Berdasarkan pemasangan peralatan. 3. Berdasarkan fungsinya. 4. Berdasarkan isolasi yang digunakan. 5. Bedasarkan sistem rel (busbar). Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah : Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator daya masing masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan rekator yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan. Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor. Berdasarkan besaran tegangannya terdiri dari Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV dan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV. 1. Jenis Gardu Induk Berdasarkan Tegangan a. Gardu Induk Transmisi Gardu Induk ini mendapatkan daya dari saluran transmisi, yang kemudian disalurkan ke daerah beban seperti perkotaan, industri, atau lokasi pengerjaan proyek. b. Gardu Induk Distribusi Merupakan Gardu Induk yang mendapatkan daya dari Gardu Induk Transmisi, yang kemudian tegangannya diturunkan ke tegangan menengah (20kV, 12kV, atau 6kV) melalui transformator. Tegangan menengah ini kemudian diturunkan kembali untuk disalurkan ke jaringan perumahan. 2. Jenis Gardu Induk Berdasarkan Penempatan Peralatan a. Indoor Substation (Gardu Induk Pasangan Dalam) Merupakan Gardu Induk yang hampir seluruh peralatannya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)
3
dipasang di dalam ruang tertutup (indoor) kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung. Gardu Induk ini dibangun untuk kepentingan estetika dengan surrounding, juga untuk menghindari bahaya yang datang dari lingkungan sekitarnya. Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan. Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional : Hanya membutuhkan lahan seluas 3.000 meter persegi atau 6 % dari luas lahan GI konvensional. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam : Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung. b. Outdoor Substation (Gardu Induk Pasangan Luar) Kebalikan dari Indoor Substation, Gardu Induk ini merupakan Gardu Induk yang semua peralatannya dipasang di ruangan terbuka (outdoor), namun pusat kontrol, sistem proteksi dan alat ukur, serta komponen bantu lainnya tetap berada dalam ruangan. Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
4
Outdoor Substation lebih murah dalam konstruksinya, namun memerlukan lahan yang lebih luas. c. Semi-Underground Substation (Gardu Induk Semi Pasangan Bawah Tanah) Merupakan Gardu Induk yang sebagian peralatannya dipasang di bawah permukaan tanah (biasanya transformator daya), dan sebagian lagi dipasang di atas permukaan tanah. d. Underground Substation (Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah) Merupakan Gardu Induk yang seluruh peralatannya dipasang dibawah permukaan tanah, kecuali pendingin. Biasanya Gardu Induk ini dibangun karena lahan yang tidak memadai. e. Combined Outdoor Substation (Gardu induk Sebagian Pasangan Luar) Merupakan Gardu Induk yang sebagian peralatannya dipasang di dalam ruangan tertutup, dan sebagiannya lagi dipasang di ruangan terbuka dengan tujuan menyesuaikan terhadap situasi dan kondisi surrounding atau lingkungan sekitar. f. Mobile Substation (Gardu Induk Mobil) Merupakan Gardu Induk yang peralatannya dipasang di atas trailler atau kendaraan bergerak lainnya sehingga dapat berpindah tempat sesuai dengan kebutuhan. Biasanya digunakan untuk pemakaian sementara atau keadaan darurat. 3. Berdasarkan Fungsinya a. Gardu Induk Penaik Tegangan Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
5
b. Gardu Induk Penurun Tegangan Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani. c. Gardu Induk Pengatur Tegangan Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal. d. Gardu Induk Pengatur Beban Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama. e. Gardu Induk Distribusi Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban. 4. Jenis Gardu Induk Berdasarkan Isolasi Busbar: a. Gardu Induk Konvensional Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya karena sebagian besar peralatannya terpasang di luar gedung (switch yard) dan sebagian kecil di dalam gedung (HVcell, dll) dan memerlukan areal tanah yang relatif luas.
6
Gambar 1 : Gardu induk konvensional b. Gardu Induk GIS (Gas Insulated Switchgear) Suatu gardu induk yang semua peralatan switchgearnya berisolasikan gas SF- 6, baik isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. karena sebagian besar peralatannya terpasang di dalam gedung dan dikemas dalam tabung.
Gambar 2 : Gas Insulated Substation (GIS) 5. Gardu Induk Berdasarkan Sistem Rel (Busbar) Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan antara transformator daya, SUTT/SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan sistem busbar, gardu induk dibagi menjadi: a. Gardu Induk dengan sistem ring busbar b. Gardu Induk dengan busbar tunggal / single busbar c. Gardu Induk dengan busbar ganda / double busbar d. Gardu Induk dengan satu setengah / one half busbar
7
a. Gardu Induk sistem ring busbar Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin). b. Gardu Induk sistem single busbar Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi. Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar 3.
Gambar 3.Single line diagram gardu induk single busbar c. Gardu Induk sistem double busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan. Single line diagram gardu induk sistem double busbar, lihat gambar 4.
Gambar.4. Single line diagram gardu induk sistem double busbar.
8
d. Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri). Single line diagram, lihat gambar 5.
Gambar 5. Single line diagram gardu induk satu setengah busbar
9
D. Perlengkapan Gardu Induk Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi perimer. Perlengkapan peralatan listrik tersebut antara lain: 1. Busbar atau Rel Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain: a. Sistem cincin atau ring Semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring/cicin.
Gambar 6. Sistem Cincin atau ring b. Busbar Tunggal atau Single busbar Semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu / single busbar pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.
10
Gambar 7. Sistem busbar tunggal atau single busbar c. Busbar Ganda atau double busbar Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat umum, hamper semua gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.
Gambar 8. Sistem Busbar Ganda atau double Busbar. d. Busbar satu setengah atau one half busbar Gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri.
11
Gambar 9. Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar. 2. Ligthning Arrester Biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge) maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ). 3. Transformator instrument atau Transformator ukur Untuk proses pengukuran digardu induk diperlukan tranformator instrumen. Tranformator instrument ini dibagi atas dua kelompok yaitu: a. Transformator Tegangan Adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan Voltmeter yang berguna untuk indikator, relai dan alat sinkronisasi. b. Transformator arus Digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang mengalir pada tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan untuk arus yang mengalir besar, maka harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan trafo arus (sebutan untuk
12
trafo pengukuran arus yang besar). Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. c. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator) Trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motor- motor listrik 3 fasa yang digunakan pada motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC. Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperatur ruangan dengan temperatur antara 20C -28C. Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC. 4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Mengenai Sakelar pemisah akan dibahas pada postingan selanjutnya.
5. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.
13
6. Sakelar Pentanahan Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka). 7. Kompensator Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt. 8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi Data yang diterima SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) interface dari berbagai masukan (sensor, alat ukur, relay, dan lain lain) baik berupa data digital dan data analog dan dirubah dalam bentuk data frekwensi tinggi (50 kHz sampai dengan 500 kHz) yang kemudian ditransmisikan bersama tenaga listrik tegangan tinggi. Data frekwensi tinggi yang dikirimkan tidak bersifat kontinyu tetapi secara paket per satuan waktu. Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya dan bukan tegangan yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar tak bertegangan maka Power Line Carrier (PLC) akan tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak terputus. Dengan demikian diperlukan peralatan yang berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi dari energi listrik di ujung-ujung penghantar. 9. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator) Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga
14
listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi. GARDU INDUK SISI 20KV Gardu Induk sisi 20KV merupakan instalasi system penyaluran tenaga listrik dengan tegangan menengah (20.000 Volt) ke pusat - pusat beban. Di dalamnya terdapat cubicle/panel bagi yaitu panel In comming, Out going,Kopel, Panel Pengukuran dan panel Trafo Pemakaian Sendiri. Panel In comming disuplay dari out put Trafo Tenaga (sisi Sekunder) yang berfungsi mentranformasikan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah. Panel In Comming merupakan Induk dari Out Going. Panel Kopel berfungsi untuk memaralel/menghubungkan dua sumber atau trafo yang berbeda. Panel Out Going yang berfungsi menghubung dan memutus sumber ke gardu distribusi/pelanggan. Panel pengukuran berfungsi untuk mengukur energi listrik yang berisi peralatan ukur serta suplay trafo tegangan (VT). Panel Trafo Pemakaian Sendiri (PS) biasanya menggunakan LBS/Load Breaker Swicth yang berfungsi untuk menghubung dan memutus sumber Trafo PS.
Gambar 10. Wilayah Gardu Induk Sisi 20KV Type Cell Gardu Induk sisi 20KV 1. Open type/konvensional Cel kubikel terbuka, konstruksi busbar rell terlihat dan biasa terpasang di atas .Menggunakan sekat tembok sebagi pembatas cel yang satu dengan cel lainnya. Cel kubikel terbuka memungkinkan binatang masuk sehingga menyebabkan gangguan yang mengganggu system.
15
2. Close type Cel kubikel tertutup plat panel, busbar rell tidak terlihat dan pemasangannya ada yang di atas dan ada yang dibawah. Sekat plat sebagai pembatas cel yang satu dengan cel lainnya. Karena semuannya tertutup sehingga binatang tidak bisa masuk dalam cel kubikel sehingga aman. Namun tidak menutup kemungkinan binatang dapat masuk dalam cel bila lalai menutup lobang lobang cable in door. Cubicle Cubicle merupakan seperangkat panel hubung bagi dengan tegangannya 20.000 Volt yang dipasang dalam gardu induk berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung, pengontrol dan proteksi system penyaluran tenaga listrik ke pusat pusat beban. Bagian bagian Cubicle
Gambar 11. Peralatan dalam Cubicle close type
a. Compartemen Rell Berfungsi sebagai tempat kedudukan busbar/rell. Dilengkapi dengan isolator penyangga yang berfungsi untuk menyangga kedudukan rell agar kuat. b. Compartemen Lemari Control Berfungsi sebagai pusat terminal control, sumber dc dan peralatan pendukung seperti Ampermeter, Relay Proteksi, Kwhmeter tombol close/open dan juga pusat
16
wirring control. Panel ini sering disebut dengan lemari LV (Low Voltage) karena tegangannya yang ada adalah tegangan rendah. c. Pemisah Rell Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban kontak penghubung Pemisah Rell tidak dilengkapi dengan media peredam busur api. d. Pemutus Tenaga PMT/CB Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau tidak berbeban, termasuk memutus pada saat terjadi gangguan hubung singkat. Kontak penghubung PMT dilengkapi dengan media peredam busur api. Closing Coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk menghubung/close kontak utama PMT, sedangkan tripyng coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk membuka/open kontak utama PMT. Motor berfungsi untuk mengisi pegas/spring charge mekanik PMT yang siap dieksekusi closing coil/tripyng coil. Motor dalam PMT ada yang sumber powernya AC 220 V atau ada juga yang menggunakan DC 110 V. e. Pemisah Kabel Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban, kontak penghubung Pemisah cabel tidak dilengkapi dengan media peredam busur api. f. Compartemen Kabel Sebagai ruang tempat kedudukan cabel in door. g. Trafo Arus Trafo Arus (CT) merupakan alat pendukung yang digunakan dalam instalasi Gardu Induk Sisi 20 KV. Alat ini untuk mendukung dalam pengukuran arus yaitu sebagai pengukuran dan sebagai proteksi terhadap arus lebih. Trafo arus ini berfungsi untuk menurunkan arus yang bekerja/mengalir berdasarkan prinsip induksi elektromagnet, yaitu timbulnya arus dalam suatu sirkit listrik (sisi sekunder) akibat dari pengaruh sirkit yang lain (sisi primer) secara fisik tidak saling berhubungan dalam rangkaian tertutup. Peristiwa ini terjadi karena adanya perpotongan garis medan magnet yang berubah ubah memotong penghantar tersebut. Fungsi
17
1. Mentransformasikan besaran arus dari nilai arus yang besar ke arus yang kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi. Arus primer ke arus sekunder yang digunakan untuk pengukuran yaitu Ampermeter dan KWhmeter serta untuk proteksi yaitu relay proteksi. 2. Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya.
h. Trafo Tegangan Trafo Tegangan merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan dalam instalasi Gardu Induk Sisi 20kV. Alat ini membantu dalam pengukuran tegangan dan digunakan untuk pengukuran tegangan pada KWhmeter. Alat ini juga membantu dalam system proteksi yaitu untuk relay UFR (Under Frekwensi Relay) mendeteksi frekwensi dari tegangan tersebut. Fungsi 1. Mentranformasikan besaran tegangan dari nilai tegangan yang besar ke tegangan yang kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi. 2. Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya. i. Pemanas (Heater) Merupakan alat pemanas berfungsi untuk memanaskan ruang terminal kabel dalam kubikel agar kelembabannya terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel tersebut. Corona akan menyebabkan turunnya kualitas isolasi/breakdown peralatan. Sehingga apabila ada kenaikan tegangan/arus akibat gangguan, maka titik lemah dari isolasi ini akan terancam untuk rusak/meledak/terbakar.
18
PROTEKSI GARU INDUK SISI 20KV Proteksi dalam system Gardu Induk sisi 20KV adalah untuk mengamankan peralatan/system sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara: 1. Mendeteksi adanya gangguan / keadaan abnoramal lainnya yang dapat membahayakan peralatan / system. Contoh : 2. Melepaskan / memisahkan bagian system yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang dilalui arus gangguan dapat dibatasi seminimal mungkin dan bagian system lainnya tetap dapat beroperasi. Fungsi proteksi 1. Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu secepatnya. 2. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu. 3. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian yang lain tidak terganggu di dalam system tersebut. 4. Mencegah meluasnya gangguan untuk menjamin keandalan penjualan tenaga listrik. 5. Memperkecil bahaya bagi manusia. Komponen proteksi 1. Komponen utama a. Relay proteksi b. Sumber relay proteksi 2. Komponen bantu a. CT b. Relay bantu c. Tripyng coil Syarat alat proteksi 1. Selektif Yaitu selektif terhadap mana arus beban dan mana arus gangguan.
19
2. Sensitive Yaitu peka terhadap arus gangguan sesuai seting. 3. Cepat Yaitu bekerja cepat sesuai seting sehingga bagian yang terganggu tidak meluas. 4. Andal Yaitu dalam keadaan normal tidak boleh bekerja tetapi harus pasti dapat bekerja bila diperlukan. 5. Ekonomis Yaitu persyaratan pokok proteksi dapat terpenuhi sehingga system yang dilindungi dapat terjamin kelangsungannya beroperasi.
Prinsip kerja relay OCR & GFR
Apabila relay proteksi merasakan arus gangguan maka dengaan segera kontak trip relay bekerja (yang tadinya NO menjadi NC) sehingga memberi suplay pada tripyng coil. Tripyng coil bekerja menggerakkan mekanik open PMT sehingga membuka kontak utama PMT. Proses ini berlangsung sangat cepat (bebepapa detik) tujuannya segera mengisolasi daerah yang terganggu, namun bila relay proteksi tidak bekerja maka gangguan akan meluas yang menyebabkan kerugian. Kegagalan kerja proteksi dapat disebabkan oleh : 1. Relay rusak
20
2. Seting relay tidak benar 3. Power suplay dc tidak ada/ hilang 4. Gangguan pada mekanis tripyng/pegas macet 5. Kegagalam PMT memutus arus gangguan (media pemutus) gas habis 6. Trafo arus tidak jenuh pada arus gangguan 7. Kesalahan pengawatan wirring tripyng TRANSAKSI ENERGI GARDU INDUK SISI 20KV Energy Listrik yang di distribusikan ke pelanggan di ukur dengan menggunakan alat pengukur yaitu KWhmeter, KVarhmeter. KWhmeter berfungsi untuk mengukur energy aktif/daya aktif sedangkan KVarhmeter mengukur energy reaktif/daya reaktif. Alat ukur tersebut merupakan meter yang digunakan sebagai alat transaksi jual beli energy listrik dengan pelanggan.
Jenis KWH : 1. Elektromekanik Prinsip kerja yaitu Meter berdasarkan prinsip elektro mekanik. Arus dan tegangan listrik menimbulkan gaya gerak listrik yang menggerakkan / memutar piringan pada porosnya. Putaran poros piringan diteruskan melalui roda-roda gigi ke drum register.
21
Gambar : Kwhmeter Mekanik 1 phase Register atau pencatat berfungsi untuk mencatat atau menghitung energi yang terpakai oleh pelanggan. Kumparan tegangan berfungsi untuk membangkitkan fluks tegangan. Kumparan arus berfungsi untuk membangkitkan fluks arus. Magnet permanen berfumgsi sebagai pengereman dan menahan putaran ikutan dari piringan alumunium. Piringan alumunium adalah sebagai tempat integrasi fluks tegangan dan fluks arus serta terjadinya arus foucault sehingga timbul momen putar pada piringan. Kotak terminal yaitu sebagai tempat penyambungan kabel. 2. Elektronik Prinsip kerja yaitu besaran arus maupun tegangan per fasa diubah senilai dengan level sinyal oleh sensor arus dan tegangan, selanjutnya arus dan tegangan analog per fasa diubah menjadi sinyal digital dan nantinya akan diproses untuk mendapatkan besaran seperti arus, tegangan, daya aktif, daya reaktif factor daya selanjutnya nilai besaran tersebut dapat disimpan dalam memory yang ada dalam Kwh Elektronik tersebut. Pada relay elektronik ini akan lebih mudah dalam mengecek kesalahan wiring CT dan VT sehingga kemungkinan kesalahan dalam perhitungan energi yang terpakai tidak terjadi. Meter jenis ini banyak digunakan karena memang keunggulannya dibanding dengan meter elektromekanik. Meter elektronik sudah diprogram dengan komputer menggunakan tiga tarif yaitu WBP/Waktu beban Puncak (18.00 20.00), LWBP 1/Luar Waktu Beban Puncak 1 (20.00 06.00) dan LWBP 2/Luar Waktu Beban Puncak 2 (06.00 18.00). Sistem Pengawatan Menggunakan system Pengawatan Tak Langsung
22
Gambar: Pengawatan Kwhmeter
TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI Trafo Pemakaian Sendiri (PS) merupakan trafo step down (penurun tegangan) yaitu dari tegangan menengah (20.000Volt) menjadi tegangan rendah (380Volt). Trafo ini di sebut trafo PS karena fungsinya yaitu untuk suplay keperluan Gardu Induk itu sendiri. Fungsi Sebagai sumber tegangan yang digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk yaitu untuk suplay power penerangan, peralatan tenaga/motor penggerak, peralatan control, rectifier, alat pendingin serta peralatan lain yang membutuhkan sumber tegangan. Pengaman Lebur Trafo PS Pengaman lebur tegangan menengah atau disebut Fuse TM merupakan alat proteksi yang berfungsi sebagai pengaman pada sistem instalasi Trafo Pemakaian Sendiri terhadap arus beban lebih/overload dan arus gangguan yang terjadi. Prinsip kerja yaitu bila arus melewati pengaman lebur melebihi nilai arus rating nominal maka elemen lebur akan panas dan terus miningkat hingga mencapai titik leburnya. Nilai arus rating pengaman lebur yang digunakan di sesuaikan dengan arus dari daya trafo Pemakaian Sendiri.
SUMBER DC Sumber pasokan DC 110 volt pada instalasi Gardu Induk digunakan untuk keperluan peralatan bantu, antara lain :
23
1. Rangkaian control ( Close/Open CB,DS ) 2. Sistem Proteksi ( Relay proteksi, rangkaian triping/closing ) 3. Sistem Signaling ( Indikator-indikator ) 4. General ( Umum ) Ada dua sumber DC yang digunakan dalam instalasi Gardu Induk yaitu rectifier dan aki/baterai. Sumber utama yang digunakan yaitu Rectifier namun apabila Trafo PS padam maka Baterai langsung memback-up sumber DC, sehingga peralatan bantu dapat terus bekerja. Rectifier Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak balik (AC) menjadi arus searah ( dc )yang berfungsi untuk suplai DC dan mengisi batere agar kapasitasnya tetap terjaga penuh sehingga kehandalan sumber DC pada Gardu Induk terjamin.Maka Rectifier tersebut harus selalu ON dan selalu tersambung ke batere. Aki/Baterai Batere adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible, artinya di dalam batere dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia.
24
DAFTAR PUSTAKA http://www.pln.co.id/uiptet/?p=672 http://mtrpagi.blogspot.com/2012/09/pengetahuan-dasar-gardu-induk-20-kv.html dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/perlengkapan-gardu-induk.html ml.scribd.com/doc/44937735/KLASIFIKASI-GARDU-I NDUK