Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
Pada umumnya hasil proses hidrogenasi parsial akan terbentuk trans fatty
acid (TFA) yang tidak diinginkan. Asam lemak trans cenderung meningkatkan
kadar kolesterol total dalam darah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
kardiovaskuler (jantung koroner), sehingga asam lemak trans perlu dihilangkan
atau di minimalkan.
Asam lemak tidak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang terdapat di
minyak dapat berada dalam dua bentuk yakni cis dan trans. Asam lemak tak jenuh
yang terdapat di alam biasanya berada sebagai asam lemak cis, hanya sedikit
bentuk trans. Jumlah asam lemak trans dapat meningkat akibat pengolahan seperti
hidrogenasi , pemanasan pada suhu tinggi. (Sebedio and Chardigny, 1996, Martin
et al, 1998, Silalahi, 2002).
Proses hidrogenasi ditemukan pada tahun 1903 oleh Norman. Penemuan
reaksi hidrogenasi katalitik minyak nabati memungkinkan minyak cair
dikonversikan menjadi solid dan semi solid dengan konsistensi tertentu yang
sesuai untuk aplikasi margarin dan shortening. Proses ini terdiri dari pemanasan
dengan adanya hidrogen elementer yang dibantu oleh suatu katalisator logam ,
biasanya menggunakan Nikel. Keuntungan menggunakan Nikel katalis antara lain
adalah ketersediaan (availability) dan lebih murah bila dibandingkan katalis lain.
Hasil hidrogenasi parsial ialah terjadinya penjenuhan sebagian dari ikatan
tak jenuh asam lemak, isomerisasi ikatan rangkap bentuk cis (alami) menjadi
bentuk trans dan perubahan posisis ikatan rangkap. Perubahan ini akan menaikkan
titik leleh, berarti mengubah minyak cair menjadi lemak setengah padat yang
sesuai kebutuhan. (OBrien, 1998, Silalahi , 2002). Proses Hidrogenasi luas
digunakan secara komersial untuk meningkatkan titik-lebur dan untuk
meningkatkan konsistensi minyak dan lemak. Hidrogenasi juga mengurangi
1
Universitas Sumatera Utara
warna dan bau, meningkatkan stabilitas dan tahan terhadap oksidasi. Asam
lemak trans dari hidrogenasi tradisional terbentuk pada saat proses dan mendapat
pengawasan ketat berkaitan dengan kesehatan manusia.
Hubungan antara kondisi proses dan efek terhadap Selectivity Ratio,
kandungan Trans, dan kecepatan reaksi yaitu : Temperatur yang tinggi akan
menghasilkan lebih banyak TFA (Trans Fatty Acid). Tekanan yang tinggi dan Ni
katalis yang lebih akan mengurangi TFA (Trans Fatty Acid). Klasifikasi
kandungan asam lemak trans (TFA) :
High trans product : >20% TFA
Low trans product : < 5% TFA (minimal trans fat).
Zero trans product : < 0.5% TFA
(Perryman Shirley, et al , 2006).

Hidrogenasi parsial adalah mereaksikan minyak dengan gas H
2
dan katalis
untuk membuat ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal membentuk ikatan jenuh.
Hasil reaksi akan membentuk ikatan jenuh ,migrasi dari ikatan rangkap dan
terbentuk Trans-fatty acid. Ciri khas kondisi proses partial hidrogenasi sbb :
Temperatur : 150 180
o
C
Tekanan H
2
: 2 20 bar
Katalis : Ni katalis (100 ppm Ni)
% trans : f (T,P,Ni)

Sejak tahun 1990 penelitian tentang efek negative dari TFA meningkat
karena ternyata TFA dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner.
(Mensink , et al., 1992 ; Judd,et al., 1994 ; Ascherio , et al., 1994 ; Subbaiah, et al
., 1998 ; Oomen, et al., 2001, Silalahi , 2002).
Untuk menghindari terjadinya trans fatty acid atau membuat minimal
trans fat pada saat proses parsial hidrogenasi , dapat menggunakan katalis Pt dan
dengan membrane polimer reaktor. (Singh Devinder, M.E et al.,J AOCS, 2009).
2
Universitas Sumatera Utara
Zero trans fat juga dapat diperoleh dari blending minyak nabati seperti
minyak kelapa ,Palm Stearin, dan soybean oil parsial hidrogenasi (PH-SBO).
(Reyes-Hernandedz,J.et al. J AOCS , Nov 2007).
Zero trans fat shortening diperoleh dari blending Palm Stearin dengan Rice
Bran Oil, dengan mengatur kecepatan agitasi dan mempertahankan temperatur
kristalisasi supaya hasil produk akhir bebas trans fat. (Mayamol, P.N., JAOCS,
April 2004).
Dari hasil penelitian selama dekade terakhir menunjukkan dampak negatif
TFA terhadap kesehatan yaitu memicu penyakit jantung koroner. (Silalahi, J.
2002). Pada reaksi hidrogenasi terjadi pengikatan atom H , sehingga molekul cis
akan berubah menjadi molekul trans. Bentuk trans sulit mengalami efek polarisasi
meski dipengaruhi oleh medan. Hal ini karena molekul trans selain mempunyai
gaya tarik van der Waals yang sangat kuat, juga mempunyai rantai zig zag.
Atom H pada asam lemak trans yang letaknya berseberangan menyebabkan
molekul tersebut tidak mengalami efek polarisasi yang kuat sehingga rantainya
tetap relatif lurus. (Silalahi ,2000 ; K Sofjan dkk, 2008).
Dari penelitian sebelumnya ,dengan parsial hidrogenasi belum dapat
menghasilkan zero trans fat , hal ini merupakan suatu tantangan untuk melakukan
penelitian mengenai reaksi parsial hidrogenasi terhadap Palm Kernel Oil untuk
menghasilkan coating fat , minimal atau zero trans fat (TFA) yang berkualitas
baik dan aman untuk dikonsumsi. Dalam penelitian ini dicoba melakukan reaksi
partial hidrogenasi dari minyak inti sawit (Palm Kernel Oil ) , menggunakan Ni
sebagai katalis dan memberikan gas hidrogen secara langsung atau di permukaan
katalis. Dengan menggunakan logam Ni dan untuk memungkinkan pasokan
hidrogen terlarut di dekat lokasi dimana kontak fasa cair minyak dengan fasa
padat katalis Ni. Dengan memodifikasi beberapa faktor dalam reaksi hidrogenasi
parsial seperti :
Konsentrasi dari katalis
Tekanan (reaksi) konsentrasi dari gas H
2

Temperatur reaksi
3
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kecepatan dari agitasi
Diharapkan dapat menghasilkan coating fat minimal trans fat (TFA) yang baik
untuk kesehatan dan berkualitas baik untuk dikonsumsi. Beberapa aplikasi produk
yang sejalan dengan perkembangan ini adalah pembuatan cocoa butter. Salah satu
lingkup aplikasi dari produk cocoa butter adalah dalam bidang confectionery,
dimana produk tersebut dapat digunakan sebagai coating fat. Ada dua alasan
untuk menghidrogenasi minyak. Yang pertama adalah untuk mengubah lemak dan
minyak menjadi suatu bentuk fisik dengan karakteristik konsistensi dan handling
yang sesuai dengan fungsionalitasnya. Alasan lain dari proses hidrogenasi adalah
untuk meningkatkan stabilitas produk (misalnya, untuk frying fat) terhadap
oksidasi serta menambah keberagaman aplikasi yang dapat diterapkan. Biasanya
hidrogenasi minyak digambarkan sesederhana sebagai penjenuhan dari ikatan
rangkap dalam minyak tidak jenuh dengan hidrogen, menggunakan nikel sebagai
katalisnya. Padahal terdapat beberapa reaksi yang sangat kompleks selama proses
hidrogenasi. Produk dari hidrogenasi merupakan campuran yang sangat kompleks
karena beberapa reaksi simultan terjadi , penjenuhan ikatan rangkap, isomer cis /
trans dan pemindahan ikatan rangkap.
Keistimewaan dari cocoa butter adalah berbentuk padat pada temperatur
kamar memiliki titik leleh 32 35
o
C , mulai meleleh pada 30 32
o
C dan cepat
meleleh pada suhu tubuh. Produksi cocoa butter sangat dipengaruhi oleh produksi
buah coklat, biaya produksi yang besar sehingga harganya mahal, oleh karena itu
perlu dilakukan modifikasi lemak untuk mendapatkan alternatif lain sebagai
pengganti cocoa butter. Dalam industri berbasis minyak sawit , proses pengolahan
terus berkembang untuk memenuhi keinginan para konsumennya, pengolahan kini
tidak terbatas pada proses refining dari minyak mentah menjadi minyak goreng.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu industri untuk
mengubah ikatanikatan dalam molekul trigliserida minyak yang berupa ikatan
rangkap menjadi ikatan tunggal yang lebih stabil. Dengan proses hidrogenasi
ditujukan agar diperoleh karakteristik produk yang berbeda dari sebelumnya,
seperti stabilitas yang lebih baik terhadap oksidasi baik selama penyimpanan
maupun saat digunakan dan berwujud padat pada suhu ruang serta mencair pada
suhu tubuh.
4
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas timbul keinginan untuk melakukan penelitian
hidrogenasi parsial untuk menghasilkan minimal trans fat dan menentukan jenis
dan persentasi lemak terbaik untuk menghasilkan zero trans fat melalui metode
blending.
1.2. PERMASALAHAN
Apakah dengan reaksi hidrogenasi parsial yang umumnya menghasilkan
trans isomer pada saat proses dapat di ubah menjadi minimal trans fat
dengan memodifikasi kondisi proses ?
Berapakah ratio perbandingan persentasi yang optimal untuk blending
lemak hidrogenasi (RBDHPKO) dengan RBDPKO supaya menghasilkan
cocoa butter substitute / coating fat dengan zero trans fat yang aman untuk
dikonsumsi?
Apakah reaksi Interesterifikasi dapat menghasilkan minimal trans fat
sesuai kondisi proses yang dilakukan ?
1.3. HIPOTESA
Hidrogenasi parsial minyak inti sawit RBDPKO dan RBDPKOlein dapat
membentuk lemak kakao (cocoa butter substitute) yang kaya akan asam
laurat (C12) sebagai sumber asam lemak kalori rendah dan dengan
kondisi reaksi suhu rendah menghasilkan minimal asam lemak trans yang
aman untuk dikonsumsi.
Hasil blending antara RBDHPKO dengan RBDPKO akan menghasilkan
zero asam lemak trans yang berkualitas baik dan aman untuk dikonsumsi.
Sebelum dan sesudah reaksi Interesterifikasi tidak ada terjadi perubahan
komposisi asam lemak trans.
1.4. TUJUAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan melalui reaksi hidrogenasi parsial
dapat menghasilkan cocoa butter substitute / premium coating fat minimal
5
Universitas Sumatera Utara
asam lemak trans yang berkualitas baik dan dapat memenuhi berbagai
spesifikasi standard yang diinginkan pasar.
Menghasilkan cocoa butter substitute / premium coating fat dengan
metode blending antara RBDHPKO dengan RBDPKO yang berkualitas
baik.
Menghasilkan produk yang berbeda dari sebelumnya, seperti stabilitas
yang lebih baik terhadap oksidasi baik selama penyimpanan maupun saat
digunakan dan berwujud padat pada suhu ruang dan mencair pada suhu
tubuh , konsistensi produk yang lebih baik, memiliki tekstur dan citarasa
yang baik sesuai dengan permintaan konsumen.
1.5. MANFAAT
Dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi terbentuknya trans fat pada
reaksi hidrogenasi parsial, sehingga menghasilkan minimal trans fat yang
aman dan berkualitas baik untuk dikonsumsi.
Sebagai kontribusi memberi informasi kepada produsen minyak inti sawit
(CPKO) di Indonesia bahwa melalui reaksi hidrogenasi parsial dapat
dihasilkan lemak pengganti coklat (Cocoa Butter Substitute) / coating fat
type baru dengan minimal trans fat yang memenuhi berbagai spesifikasi
standard dan zero TFA.
Dapat diperoleh produk dengan konsistensi yang lebih baik dengan
kandungan lemak trans yang sesuai dengan permintaan konsumen,
perubahan karakteristik dari minyak sawit ini memberikan aplikasi produk
yang lebih beragam , seperti bidang confectionery dan coating fat.
1.6. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di laboratorium Belawan dan Technical Product
Development , Reseach and Development , Surabaya.

6
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai