Anda di halaman 1dari 19

PERANAN SPIRONOLACTONE DALAM MEMPERBAIKI

KONDISI FUNGSIONAL PADA PASIEN DENGAN HEART


FAILURE
LAPORAN KASUS BERDASARKAN BUKTI
Disusun oleh:
Ghany Hen!a "i#aya
$%$&'()*%(
MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU PEN+AKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI,ERSITAS INDONESIA
-AKARTA
SEPTEMBER .$).
LEMBAR PERSETU-UAN
Ma/alah suah selesai an ise0u#ui oleh 1e23i23in4
!5 I/a P!ase0ya "i#aya6 S1PD
2
SURAT PERN+ATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan
bahwa tugas kuliah berupa makalah pasien pribadi ini saya susun tanpa tindakan
plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia.
Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya
akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Universitas Indonesia kepada saya.
-a/a!0a6 .& Se10e23e! .$).
Ghany Hen!a "i#aya
3
PERANAN SPIRONOLACTONE DALAM MEMPERBAIKI
KONDISI FUNGSIONAL PADA PASIEN DENGAN HEART
FAILURE
LAPORAN KASUS BERDASARKAN BUKTI
Penahuluan: Gagal jantung atau heart failure merupakan satu-
satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden
dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar
antara 5-10 % per tahun pada gagal jantung ringan yang akan
meningkat menjadi 30-40 % pada gagal jantung berat. elain itu!
heart failure merupakan penyakit yang paling sering memerlukan
pera"atan ulang di rumah sakit meskipun pengobatan ra"at
jalan telah diberikan se#ara optimal. ering kali! pengobatan
pada heart failure diberikan se#ara kombinasi dengan tujuan
agar ter#apai kondisi yang lebih baik pada pasien. $amun! studi
mengenai e%ek pemberian terapi kombinasi! terutama salah
satunya dengan pemberian aldosterone antagonist pada pasien
dengan heart failure dengan mild-moderate masih sedikit. &leh
karena itu! laporan ini akan membahas lebih lanjut e%ek dari
pemberian aldosterone pada pasien dengan heart failure.
Tu#uan: embandingkan tingkat perbaikan !ungsional pada kelompok pasien
yang diberikan tambahan spironola"tone terhadap kelompok pasien yang
mendapatkan plasebo atau obat#obat lain.

Me0oe: $en"arian dilakukan dengan menggunakan dua database jurnal, yaitu
$ubed dan %o"hrane, dan didapatkan dua artikel yang relevan.
Hasil: &ua studi menunjukkan man!aat spironola"tone dalam meningkatkan
kemampuan !ungsional pasien dengan heart failure 'p ( ).2*, dan p + ).),-.
Kesi21ulan: $enambahan spironola"tone pada pasien heart failure dengan
./01 functional class II#III belum dapat di tentukan karena kedua artikel
tersebut masih bertentangan dan sama kuat sehingga diperlukan penelitian lain
untuk menentukan e!ikasi penambahan spironola"tone tersebut.
2
Ilus0!asi Kasus
$asien, laki#laki usia 3, tahun datang dengan keluhan utama sesak na!as
yang memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. 4ima bulan yang lalu,
pasien sering merasa sesak. Sesak bertambah berat saat beraktivitas. Sesak
berkurang dengan istirahat 5 duduk. Saat dirumah, pasien biasa tidur dengan
duduk. $asien juga sering terbangun malam menjelang pagi hari akibat sesak.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan kakinya bengkak. $asien berobat ke dr.umum
namun keluhan tidak membaik. &an diberikan obat, bengkak jadi hilang namun
pasien 617 banyak. 8iga bulan S9S, timbul lenting di kaki kiri, lalu lenting
tersebut pe"ah dan menjadi luka. 4uka tersebut nyeri jika disentuh. 7ulit di sekitar
luka. 4uka tersebut bernanah dan berbau. 4alu pasien berobat ke dr.umum dan
diberi antibiotik dan kompres, luka menge"il. &ua minggu S9S, pasien
merasakan sesak semakin memberat ditambah kaki menjadi bengkak. $asien
menjadi tidak bisa tidur , tidur hanya dengan posisi : duduk. &ua hari S9S,
pasien dibawa ke 9S%, dengan keluhan sesak semakin memberat dan bi"ara
tidak nyambung. &emam disangkal, batuk disangkal, terdapat riwayat merokok
sejak remaja. Sehari ; bungkus. Saat ini 616 dan 617 normal, poliuria '#-,
poli!agi '#-, 66 turun '#-,terdapat nyeri dada yang menjalar hingga ke lengan kiri.
.a!su makan menurun. akan kurang dari setengah porsi. Saat ini pasien diterapi
dengan lasi< 2<2) mg I=, la<adin 3 <%I, as"ardia ;<>) mg, simvastatin, ;<2) mg,
"aptoprilk 2 < 3,2, g, dan alda"tone ;<2, mg.
Penahuluan
?agal jantung5heart failure adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah pada laju yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh 'forward failure-, atau kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh dengan melakukan tekanan pengisian jantung yang tinggi se"ara
abnormal 'backward failure-, atau keduanya.
,
$ada orang sehat, cardiac output '%@- adalah produksi dari persamaan stroke
volume 'S@# volume darah yang diejeksikan tiap kontraksi- dan heart rate '09-
;
:
%@ ( S= < 09
8iga hal utama yang mendeterminasi S= adalah 1!eloa6 a70e!loa6 an
/on0!a/0ili0as 2io/a!ial
)
5
a5 P!eloa
$reload merupakan /e0e4an4an inin4 8en0!i/el 1aa a/hi! ias0ol. Semakin
melebar ventrikel normal melebar 'terisi oleh darah- sewaktu diastol, volume yang
diejeksi akan semakin besar sewaktu kontraksi sistolik selanjutnya.
Ga23a! )5 Ku!8a F!an/9S0a!lin46 1e!3anin4an ED, en4an S,
.
$ada gra!ik ini, yang biasa disebut kurva !ungsi ventrikel. $reload dapat
diasumsikan sebagai 1e!e4an4an 2io/a!ial 1aa end-diastole, tepat sebelum
kontraksi, dan preload diindikasikan pada a<is horiAontal, dimana a<is horiAontal
tsb adalah end-diastolic volume 'B&=- atau end-diastolic pressure 'B&$-. $ada
kondisi yang menurunkan volume intravas"ular 'dehidrasi atau perdarahan- dapat
menyebabkan preload ventrikel menurun, menghasilkan B&= yang semakin
sedikit dan mereduksi S= sewaktu kontraksi. Sebaliknya, peningkatan volume
pada left ventricle '4=- sewaktu diastol '"5 in!use "airan intravena- menyebabkan
S= lebih besar daripada normal.
;
3
35 A70e!loa
)
1!terload adalah ketegangan dinding ventrikel sewaktu kontraksi. 1!terload
memengaruhi tekanan sistolik ventrikel. 8egangan dinding ventrikel 'wall stress,
C- diestimasikan oleh relasi 4a$la"e C ( $ < r 5'2h-
&imana $ merupakan tekanan venrikel, r adalah radius ruangan ventrikel, dan h
adalah ketebalan dinding ventrikel. 8egangan dinding ventrikel meningkat pada
muatan tekanan tinggi '"5: hipertensi- atau peningkatan ukuran ruangan '"5:
dilatasi ventrikel kiri-. 8etapi peningkatan ketebalan dinding ventrikel akan
mengurangi ketegangan dinding ventrikel.
:5 Kon0!a/0ili0as
)
&engan memperkirakan keutuhan ventrikel 'S= atau %@- pada preload 'B&=
pada ventrikel kiri-, tiap kurva Drank#Starling dapat mere!leksikan keadaan
inotropik jantung 'keadaan dimana terdapat suatu hal yang memengaruhi
kontraktilitas jantung. "5: pemberian obat, hormone, dll-. $erubahan pada
konraktilitas jantung, dapat mengubah kurva pada direksi upward atau downward.
Sewaktu kontraktilitas dibantu oleh !armako '"5: in!usi norepine!rin-, per!ormansi
ventrikel menjadi upward, pada keadaan preload apapun, S= meningkat.
Sebaliknya, ketika obat yang mereduksi aktivitas kontraksi jantung diberikan atau
pada penurunan kontraktilitas ventrikel jantung '"5: beberapa tipe 0D-, kurva
Drank#Starling menjadi downward, dimana hal tersebut memi"u reduksi dari S=
dan %@ pada preload manapun.
Pa0o7isiolo4i 4a4al #an0un4
?agal jantung kronik dapat disebabkan oleh banyak hal pada sistem
kardiovaskular. Btiologi gagal jantung dapat diklasi!ikasikan sebagai berikut:
;. 7urangnya konraktilitas ventrikel
2. $eningkatan a!terload
3. 7urangnya pengisian ventrikel
?agal jantung yang disebabkan adanya pengosongan ventrikel yang abnormal
'kurangnya kontraktilitas atau a!terload yang berlebihan- disebut dis!ungsi
*
sistolik. ?agal jantung yang disebabkan relaksasi diastolik atau pengisian
ventrikel yang abnormal disebut dis!ungsi diastolik.
a5 Dis7un4si sis0oli/
)
$ada dis!ungsi sistolik, kapasitas ventrikel untuk ejeksi darah berkurang karena
terdapat melemahnya kontraksi miokardial atau tekanan yang berlebihan '"5:
a!terload yang berlebihan-. 0ilangnya kontraktilitas dapat disebabkan oleh
destruksi miosit, dis!ungsi miosit, atau !ibrosis. 8ekanan yang berlebihan dapat
melemahkan ejeksi ventrikel dengan "ara meningkatkan resistensi aliran darah.
&is!ungsi sistolik menyebabkan lemahnya kontraktilitas pada pressure-volume
loop, dan hal tersebut menyebabkan volume pada akhir sistolik 'end-systolic
volume ESV) meningkat dibandingkan BS= normal. @leh karena itu, S= dapat
menurun. 7etika vena pulmonal normal kembali dan menambah BS= yang masih
tertinggal dalam jantung karena pengosongan yang tidak sempurna, volume pada
ruangan diastolik meningkat, dan menyebabkan volume dan tekanan akhir
diastolik meningkat 'end-dyastolic volume EDV end-dyastolic pressure
ESV). @leh karena itu, terjadi peningkatan preload dan menginduksi terjadinya
peningkatan Stroke Volume . 1kan tetapi, lemahnya ventrikel untuk berkontraksi
menyebabkan !raksi ejeksi berkurang sehingga volume darah yang dikeluarkan
tetap sedikit dan end-systolic volume 'BS=- meningkat seiring dengan
peningkatan B&=.
Sewaktu diastol, peningkatan tekanan ventrikel kiri ditransmisikan ke atrium kiri
'melalui pembukaan katup mitral- serta ke vena dan kapiler pulmonal. 8ekanan
hidrostatik kapiler pulmonal meningkat menghasilkan transudasi "airan ke
jaringan interstitial dan menyebabkan kongesti pulmonal.
35 Dis7un4si ias0oli/
)
&is!ungsi diastolik dapat disebabkan karena lemahnya relaksasi diastolik,
peningkatan kekakuan dinding jantung, atau keduanya. Iskemia miokardial akut
adalah salah satu kondisi yang menghambat pengiriman energi dan menghambat
relaksasi diastol. Selain itu, hipertro!i ventrikel kiri, !ibrosis, atau kardiomiopati
restrikti! menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku. B!ek pada dis!ungsi
>
diastolik adalah: peningkatan tekanan akhir diastol dan kurangnya volume akhir
diastol karena kekakuan dinding jantung atau lemahnya relaksasi diastolik. $asien
dengan dis!ungsi diastolik sering menunjukan kongesti vaskular karena
peningkatan tekanan diastolik dapat ditransmisi se"ara retrograde ke vena
pulmonal dan sistemik.
$asien dide!inisikan gagal jantung apabila memiliki sindrom sebagai berikut:
?ejala khas pada gagal jantung
Sesak napas saat istirahat atau beraktivitas, fati!ue, "epat lelah, bengkak pada
kaki
8anda khas pada gagal jantung
8akikardi, takipnea, pulmonary rales, e!usi pleura, peningkatan J=$, edema
peri!er, dan hepatomegali.
6ukti objekti! dari !ungsi atau struktur jantung yang abnormal saat istirahat
7ardiomegali, S
3
gallop, murmur jantung, abnormalitas pada ekokardiogram,
peningkatan konsentrasi natriuretic peptide.
7riteria gagal jantung berdasarkan kriteria Dramingham dapat dipakai untuk
diagnosis gagal jantung kongesti!. &iagnosis gagal jantung ditegakkan 2ini2al
aa ) /!i0e!ia 2ayo! an . /!i0e!ia 2ino!5
*
7riteria mayor
$aroksismal no"turnal dispnea
&istensi vena leher
9honki paru
7ardiomegali
Bdema paru akut
?allop S3
$eninggian tekanan vena jugularis
9e!luks hepatojugular
7riteria minor
Bdema ekstremitas
6atuk malam hari
Dyspnea d"effort
0epatomegali
B!usi pleura
E
$enurunan kapasitas vital ;53 dari normal
8akikardi 'F ;2 menit-
7riteria ?agal Jantung berdasarkan !ungsi ./01
2
7elas I 8idak ada hambatan dalam melakukan aktivitas !isik. 1ktivitas !isik
tidak menyebabkan fati!ue, palpitasi, atau dyspnea
7elas II 8erdapat sedikit hambatan dalam melakukan aktivitas !isik. .yaman
sewaktu istirahat, tetapi pada aktivitas !isik terjadi fati!ue, palpitasi,
atau dyspnea.
7elas III 8erdapat hambatan yang berarti dalam melakukan aktivitas !isik.
.yaman sewaktu istirahat, tapi aktivitas ringan dapat menyebabkan
fati!ue, palpitasi, atau dyspnea.
7elas I= 8idak dapat melakukan aktivitas !isik karena tidak nyaman. ?ejala
terjadi saat istirahat. Jika aktivitas !isik dijalankan, rasa tidak nyaman
meningkat.
Ta0ala/sana Ga4al -an0un4
;)
Fo!2ulasi Pe!0anyaan Klinis
1pakah pemberian spironola"tone dapat meningkatkan kemampuan !ungsional
pada pasien dengan heart failure G
#atient$problem : pasien dengan heart failure
%ntervention : spironola"tone
&omparison : plasebo atau obat lain
'utcome : peningkatan kemampuan !ungsional
Me0oe Pen:a!ian -u!nal
$en"arian jurnal dilakukan di $ubmed dan %o"hrane pada tanggal 2)
September 2);2, menggunakan search tools dengan kata kun"i Hspironolactone
()D heart failureI '8abel ;-. Strategi pen"arian, hasil, dan inklusi serta eksklusi
kriteria dapat dilihat pada !low"hart '6agan ;-.
;;
Ta3el )5 S0!a0e4i Pen:a!ian ila/u/an 1aa Pu3Me6 P!o;ues06 an
Co:h!ane <.$ Se10e23e! .$).=
En4ine Sea!:h Te!2 Resul0
$ubed spironolactone ()D placebo ()D heart
failure
;332
%o"hrane spironolactone ()D placebo ()D heart
failure
;
$roJuest spironolactone ()D placebo ()D heart
failure
)
Strategi pen"arian dilakukan pada database $ubmed, $roJuest dan
%o"hrane pada tanggal 2) September 2);2 dengan menggunakan kata kun"i:
'Spironola"tone- 1.& 'pla"ebo- 1.& 'heart failure-. Strategi pen"arian, hasil,
serta kriteria inklusi dan eksklusi dilampirkan dalam gambar di bawah ini.
;2
Ga23a! )5 S0!a0e4i 1en:a!ian a!0i/el
;3
7riteria Inklusi:
0umans
, years
9andomiAed "ontrolled
trials
S"reening 8itle51bstra"tK
Diltering &oubles
'ubmed 'ro(uest )o#hrane
Spironola"tone *eart failure $la"ebo
*
$
+
*
$
+
13,
,
0 1
4- 0 1
4-
S"reening title abstra"tK
7riteria Inklusi:
Bnglish
4.
Dree !ull te<t availability
1/
9eading !ull te<tK
Use!ul:
2 arti"le
8anggal $en"arian: 2) September 2);2
7riteria Bksklusi:
8idak "o"ok dengan $I%@
&ritical appraisal ini dilakukan berdasarkan panduan Evidence-based
+edicine ,oolkit. &ritical appraisal ini terdiri dari 2 jurnal yang telah diseleksi
menggunakan kata kun"i pada tahap sebelumnya dan sesuai dengan pertanyaan
klinis. 7edua jurnal tersebut adalah:
;. James et. al. dengan judul -andomi.ed, Double-/lind, +ulticenter, #lacebo
&ontrolled Study Evaluatin! the Effect of (ldosterone (nta!onism 0ith
Eplerenone on Ventricular -emodelin! in #atients 0ith +ild-to-+oderate
*eart failure and 1eft Ventricular systolic dysfunction.
2. 7asama et. al. dengan judul (dditive Effects of Spironolactone and
&andesartan on &ardiac Sympathetic )erve (ctivity and 1eft Ventricular
-emodelin! in #atients with &on!estive *eart failure.
asing#masing artikel kemudian ditelaah berdasarkan Validity, %mportance, dan
(pplicability yang ter"antum dalam table 2.
Ta3el .5 Critical Appraisal a!i . a!0i/el 2enu!u0 Validity, Importance, an
Applicability
C!i0e!ia A!0i:le
James et. al.
'2);)-
7asama et. al.
'2))*-
S0uy esi4n 9andomiAed
%lini"al trial , n (
223
9andomiAed
%lini"al trial , n (
,)
,alii0y Rano2 /es /es
In0en0ion 0o 0!ea0 /es /es
Blin /es /es
T!ea0e e;ually /es /es
Si2ila!i0y /es /es
I21o!0an:e Con0!ol e8en !a0e
<CER=
>2 L
*2 L
E>1e!i2en0al e8en
!a0e <EER=
*2 L 22 L
Rela0i8e !is/ ;2 L 33,*L
;2
!eu:0ion <RRR=
A3solu0e !is/
!eu:0ion <ARR=
E L 2> L
Nu23e! neee 0o
0!ea0 <NNT=
;2 3
?( @ CI ;,E; M 2,); ;,> M 2,)>
A11li:a3ili0y A1a/ah hasil 0e!se3u0 a1a0 i a1li/asi/an 1aa 1asien
anaA
A1a/ah 1asien ana
3e4i0u 3e!3ea
sehin44a hasil
1e!:o3aan ini 0ia/
a1a0 2e23an0uA
/es /es
Se3e!a1a 3esa!
2an7aa0 0e!a1i ini
1aa se0ia1 ini8iu
1asienA
/es /es
A1a/ah nilai9nilai an 1!e7e!ensi a!i 1asien a1a0
i1enuhi 2elalui 1en44unaan !e#i2en 3ese!0a se4ala
/onse/uensinyaA
A1a/ah ana an
1asien 2e21unyai
1enilaian yan4 #elas
2en4enai nilai an
1!e7e!ensi 1asienA
/es /es
Kesi21ulan 7etiga artikel tersebut relevan dengan
pasien yang ada dalam kasus sehingga
dapat diterapkan
Le8el o7
e8ien:e
;b
$enelitian James et al '2);)- menggunakan teknik randomisasi, double-blindin!
pada 223 responden pria dan wanita yang mengalami heart failure. &ilakukan
evaluasi selama E bulan terhadap kelompok plasebo dan kelompok eplerenon.
&idapatkan 2* L kelompok intervensi menggunakan eplerenon yang mengalami
;,
perbaikan kemampuan !ungsional pada pasien dengan heart failure dan hanya ;*,
2 L responden dari kelompok plasebo yang melaporkan adanya perbaikan
kemampuan !ungsional pada pasien dengan heart failure 'p ( ).2*-. .amun
menurut jurnal yang dipaparkan, tidak terdapat perubahan klinis yang bermakna
pada pasien dengan eplerenon maupun plasebo.
7asama et al pada tahun 2))* melakukan penelitian pada ,) responden pada pria
dan wanita dengan menggunakan teknik randomisasi double blinding. Setelah
dilakukan evaluasi selama 3 bulan setelah pemberian terapi, penggunaan
spironola"tone dengan "andesartan, *3 L menunjukan peningkatan !ungsional
yang lebih baik pada pasien dengan heart failure. Sedangkan pada pasien yang di
terapi dengan hanya menggunakan "andesartan menunjukan 3E L mengalami
perbaikan !ungsional pada pasien yang serupa. 'p + ).),-.
Dis/usi
$ada penelitian yang telah dilakukan oleh James et al '2);)- memiliki
validitas yang baik, di mana penelitian ini menggunakan teknik randomi.ed,
double-blindin!, dan di"antumkan dengan jelas "ara randomisasi serta
karakteristik awal subjek penelitian. Studi populasi pada penelitian ini
menekankan pada pasien dengan usia diatas 2; tahun baik pria maupun wanita
yang tidak hamil yang menderita heart failure mild#moderate dengan ./01
functional class II#III dengan BD + 3, L dan sudah mendapatkan terapi
sebelumya dengan 1%B#I dan atau 196 dan beta#blo"ker selama kurang dari 3
bulan. 7riteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan 1&0D , dengan
!ungsional "lass I= dan 7alium diatas ,., meJ54 dengan riwayat hiperkalemia
'7F3 meJ54- dengan eplerenone atau spironola"tone, dan "reatinine "learen"e
+3) ml5min. $enelitian ini menunjukan bahwa pada pasien dengan heart failure
dengan functional class II#III tidak menunjukan perubahan se"ara !ungsional atau
klinis pada pemberian spironola"tone maupun plasebo yang sudah diberikan
selama 33 minggu. .amun, pemberian spironola"tone dapat memberikan e!ek
berupa penurunan dari $I.$ 'pro"ollagen type I .#terminal propeptide- dan 6.$
'6#type natriureti" peptide - dengan $ values ),); dan ),)2. $ada pasien yang
;3
diberikan plasebo , >2 L tidak mengalami perbaikan !ungsional. $ada pasien yang
telah mendapatkan pengobatan berupa eplerenone, *2 L tidak mengalami
perbaikan !ungsional. Untuk mendapatkan satu hasil yang baik, berupa perbaikan
klinis, diharuskan mengobati pasien sebanyak ;2. 7ekurangan dari penelitian ini
adalah jumlah sample yang terbatas dan waktu yang singkat. 6erdasarkan
penelitian ini di rekomendasikan untuk membuat penelitian serupa dengan periode
yang lebih panjang dan jumlah sample yang lebih banyak agar dapat melihat e!ek
remodelling dari terapi tersebut. $ada penelitian ini dapat di aplikasikan pada
pasien karena usia, !ungsional "lass II#III, dengan tambahan terapi berupa
"aptopril sesuai dengan kondisi pasien walaupun e!ek pemberian terapi tersebut
selama E bulan tidak berbeda bermakna. $enulis masih berpendapat bahwa jika
diberikan terapi lebih dari E bulan kemungkinan e!ek remodelling dari pemberian
e!ek terapi akan lebih besar sehingga dapat mempengaruhi perbaikan klinis dan
!ungsional pada pasien dengan heart failure.
$ada penelitian yang telah dilakukan oleh 7asama et al '2))*- memiliki validitas
yang baik, di mana penelitian ini menggunakan teknik randomi.ed, double-
blindin!, dan di"antumkan dengan jelas "ara randomisasi serta karakteristik awal
subjek penelitian. Studi pada populasi ini menekankan pada pasien dengan heart
failure, BD + 2, L, ./01 functional class III#I= , pasien yang dirujuk dengan
peningkatan ./01 functional class II#III yang sudah mendapat terapi %0D
selama ; bulan. $ada penelitian ini menunjukkan bahwa pada pasien dengan heart
failure, pemberian "andesartan dengan spironola"tone memberikan hasil yang
lebih baik karena e!ek %S.1 ' %ardia" Sympatheti" .erve 1"tivity- dan 4=
performance dibandingkan hanya dengan pemberian "andesartan. $ada penelitian
juga di sebutkan bahwa pasien yang diterapi setelah 3 bulan pemberian dengan
"andesartan dan sprionola"tone 'grup 1, $ + ),));-, status ./01 functional class
lebih baik dibandingkan dengan hanya pemberian dengan "andesartan ' grup 6, $
+ ),),-. $ada pasien yang diberikan "andesartan, , >2 L tidak mengalami
perbaikan !ungsional. $ada pasien yang telah mendapatkan pengobatan berupa
"andesartan dan spironola"tone, 22 L tidak mengalami perbaikan !ungsional.
Untuk mendapatkan satu hasil yang baik, berupa perbaikan klinis, diharuskan
;*
mengobati pasien sebanyak 3. $ada penelitian ini dapat di aplikasikan karena pada
pasien ini memiliki penyakit heart failure dengan ./01 functional class III.
Salah satu kekurangan yang ada pada penelitian ini adalah jumlah sampel yang
kurang sehingga mempengaruhi kemungkinan power dari penelitian ini.
Kesi21ulan
&ari dua penelitian ini, terjadi perbedaan hasil tentang man!aat pemberian
spironola"tone pada pasien dengan heart failure functional class II#III. $enelitian
yang dilakukan oleh James et al menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
signi!ikan antara pemberian eplerenon dengan plasebo. $ada pemberian tambahan
spironola"tone tidak dapat memperbaiki !ungsional "lass pada pasien. .amun,
pada penelitian yang telah dilakukan oleh 7asama et al menunjukkan hasil bahwa
pemberian kombinasi "andesartan dan spironola"tone memberikan e!ek yang
lebih baik terutama dalam hal %S.1 dan 4= performance dibandingkan hanya
pemberian "andesartan.
Sa!an
Untuk penelitian James et al, sebaiknya untuk membuat penelitian serupa dengan
periode yang lebih panjang dan jumlah sample yang lebih banyak agar dapat
melihat e!ek remodelling dari terapi tersebut. Untuk penelitian 7asama et al,
sebaiknya jumlah sampel lebih banyak sehingga dapat meningkatkan power pada
penelitian ini.
Da70a! Pus0a/a
)5 4ily, 4eonard S. $athophysiology o! heart disease. 2
th
edition.
$hiladelphia: 4ippin"ott Nilliams O Nilkins. 2))*.
.5 Sieveling, %arol. &r. $aul %heney: %DS O %ardia" issue. &ownload !rom:
http:55www.d!w"!ids.org5medi"al5"heney5heart)2.part2b.htmj
*5 9oesma, Jose. 7risis hipertensi. &alam: 6uku ajar ilmu penyakit dalam.
Bdisi 2. Jakarta: $usat $enerbitan Ilmu $enyakit &alam. 2))E.
;>
'5 &i"kstein, 7enneth et al. BS% ?uidelines !or the diagnosis and treatmenr
o! a"ute and "horni" heart !ailure 2))>. Buropean 0eart Journal '2))>-P
2EP 23>>#2222.
(5
;E

Anda mungkin juga menyukai