Anda di halaman 1dari 29

KATARAK

KOMPLIKATA
Nicole A. Pramono
07120100077
LENSA
Anatomi lensa :
Bikonveks
Avaskular
Transparan
Zonula ( ligament suspensory )
Diameter : 9-10 mm
Tebal : sekitar 5 mm

Kapsul
tipis,
transparan,
membran semipermeabel
Kortex
serat serat lensa yang
lebih muda
Nukleus
lebih keras daripada korteks

FISIOLOGI LENSA
Fungsi utama : memfokuskan berkas cahaya ke
retina.
Kerjasama fisologik antara korpus siliaris,
zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda
dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.

KATARAK
Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan
tembus cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai
retina, akibatnya penglihatan menjadi kabur.

Etiologi :
Proses degeneratif
Kongenital
Komplikasi penyakit mata lokal ataupun sistemik
Penggunaan obat tertentu terutama steroid
Trauma
Operasi mata sebelumnya


GEJALA KLINIS
Penglihatan seperti melihat asap atau kabut.
Penglihatan makin lama makin menurun.
Silau.
Penglihatan memburuk pada keadaan terang.
Reaksi pupil (+).
Mata tenang tidak ada tanda radang (merah).
Pupil putih (leukokoria).
Refleks fundus menurun sampai tidak ada (-).

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen atau chart
projector dengan koreksi terbaik serta
menggunakan pinhole.
Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat
segmen anterior.
Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer
non kontak, aplanasi atau Schiotz.
Jika TIO dalam batas normal (kurang dari 21
mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata
Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar
dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk
melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai
dengan visus pasien.
Pemeriksaan funduskopi.

KATARAK KOMPLIKATA
Katarak komplikata merupakan katarak yang
disebabkan oleh penyakit mata lain seperti :
radang, dan proses degenerasi ( glaukoma,
uveitis, miopia maligna, ablatio retina,
retinitis pigmentosa)
penyakit sistemik endokrin (diabetes
melitus, hipoparatiroid, galaktosemia,dan
miotonia distrofi)
akibat suatu trauma dan pasca bedah
mata,
keracunan obat
KATARAK KOMPLIKATA KARENA
PENYAKIT LOKAL
GLAUKOMA
Serangan akut pada glaukoma dapat
mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan
lensa subkapsul anterior.
Bentuk kekeruhan ini berupa titik-titik yang
tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata
subkapsular diseminata anterior atau dapat
disebut menurut penemunya katarak Vogt , bisa
juga kekeruhan seperti porselen / susu tumpah di
meja pada subkpasul anterior.
Katarak ini bersifat reversibel dan dapat hilang
bila tekanan bola mata sudah terkontrol.
UVEITIS
Pembentukan katarak yang terjadi pada bagian
polus posterior dari lensa dapat dijelaskan dari
hilangnya dinding pertahanan dari membran
epitelial dan disertai bagian posterior merupakan
bagian yang paling tipis dari kapsul lensa. Dimana
terjadi inflamasi maka sel radang akan
terakumulasi pada bagian bilik anterior maupun
posterior sehingga menyebabkan penebalan lensa
akibat dari sistem osmotik yang tidak seimbang.
Kandungan protein yang disertai sel-sel radang
akan menyebabkan air masuk kedalam lensa
sehingga lensa menjadi lebih tebal dan keruh.
Disamping itu juga terjadi proses proliferatif dari sel
epitel lensa abnormal(LEC/Lens Epithelial Cell). Sel
abnormal ini menghasilkan ekstraselular basal
membran dan ekstraseluler maktriks sebelum
berdegenerasi bersama dengan serat-serat lensa
sekelilingnya.

MIOPIA MALIGNA
Katarak yang disebabkan karena miopi biasanya
dikarenakan akibat terjadinya degenerasi badan
kaca yang merupakan proses primer, hal ini
menyebabkan nutrisi lensa terganggu, selain itu,
lensa pada miopi juga mengalami kehilangan
transparansinya sehingga hal ini dapat
menyebabkan katarak. kekeruhan lensa mulai
dari nucleus lensa dan menyebar keseluruh
bagian lensa
Dilaporkan bahwa pada orang-orang dengan
miopi tinggi, risiko katarak muncul lebih cepat.
ABLATIO RETINA
Ablatio retina yang lama akan menyebabkan
atrofi dimana nutrisi lensa akan berkurang
sehingga menyebabkan kekeruhan lensa yang
berujung pada katarak.
RETINITIS PIGMENTOSA
Katarak merupakan salah satu komplikasi dari
retinitis pigmentosa. Namun penyebabnya belum
diketahui. Biasanya retinitis pigmentosa terjadi
bersamaan dengan katarak subkapsuler.
KATARAK KOMPLIKATA KARENA
PENYAKIT SISTEMIK
DIABETES MELLITUS
Katarak yang terjadi akibat terjadinya gangguan
keseimbangan cairan di dalam badan kaca atau tubuh
secara akut.
Hasil dari akumulasi sorbitol dalam lensa, perubahan
hidrasi yang mengikutinya, dengan peningkatan
glikolisasi protein pada lensa diabetika.
Kekeruhan dapat berjalan progresif
Katarak pada kedua mata
Bentuk yang khusus seperti terdapatnya tebaran
kapas atau salju di dalam lensa (katarak snowflake)

GALAKTOSEMIA
Akumulasi galaktosa dan galaktiol dalam sel-
sel lensa menyebabkan peningkatan tekanan
osmotic intraselular dan influks cairan lensa.
Biasanya, nucleus dan korteks bagian dalam
menjadi keruh, menyebabkan gambaran
tetesan minyak pada retroiluminasi.
Bila dilakukan tes galaktosa akan terlihat
meningkat di dalam darah dan urin.
Menghindari susu dan semua makanan yang
mengandung galaktosa dan laktosa selama 3
tahun pertama akan mencegah manifestasi
klinis dan akan memperbaiki kelainan yang
sudah ada.

HIPOKALSEMIA
Hipokalsemia mengacu pada konsentrasi serum
kalsium yang lebih rendah dari normal
Katarak mungkin terjadi dalam hubungan dengan
setiap keadaan yang menyebabkan hipokalsemia.
Morfologi katarak yang berhubungan dengan
hipokalsemia bermacam-macam sesuai dengan usia
saat hipokalsemia terjadi.
katarak hipokalsemia adalah kekeruhan iridescent
punctata di korteks anterior dan posterior yang
terletak diantara kapsul lensa dan biasanya
dipisahkan dari kapsul lensa oleh suatu daerah
lensa yang jernih.
Pada pemeriksaan darah terlihat kadar kalsium
turun
HIPERTENSI
Patofisiologi dari hipertensi pada katarak senilis
adalah dengan menginduksi perubahan
konformasi struktur protein pada kapsul lensa
yang menyebabkan gangguan pada transport
membran dan permeabilitas dari ion-ion sehingga
terjadi peningkatan intrakranial yang berujung
pada pembentukan katarak.

MYOTONIA DISTROFI
Myotonia distrofi memiliki keadaan umum sangat
buruk. Terdapat gangguan nutrisi lensa sehingga
akan terjadi kekeruhan lensa pada kedua mata.
Pasien masih muda dilakukan ekstraksi linear.
Pasien telah berusia lanjut maka dapat
dilakukan ekstraksi lensa intrakapsuler.

KATARAK KOMPLIKATA KARENA
TRAUMA
TRAUMA TEMBUS DAN TAK TEMBUS
Trauma fisik baik tembus maupun tidak tembus
dapat merusak kapsul lensa, cairan COA masuk
ke dalam lensa dan timbul katarak.
Trauma fisik baik tembus maupun tidak tembus
dapat merusak kapsul lensa, cairan COA masuk
ke dalam lensa dan timbul katarak.
Trauma tak tembus (tumpul) dapat menimbulkan
katarak dengan berbagai bentuk, antara lain :
Vissous ring
Roset
Katarak zonuler atau lamelar
Katarak traumata desiminata subepitel
Vissous Ring Cetakan pupil pada lensa akibat
trauma tumpul yang berbentuk
lingkaran yang terbentuk oleh
granula coklat kemerah-
merahan dari pigmen iris
dengan garis tengah kurang
lebih 1 mm.
Roset (Bintang) Trauma tumpul mengakibatkan
perubahan susunan serat-serat
lensa dan susunan sisten suture
(tempat pertemuan serat lensa)
sehingga terjadi bentuk roset.
Katarak zonuler / lamelar

Penyebabnya karena adanya
perubahan permeabilitas kapsul
lensa yang mengakibatkan
degenerasi lapisan kortek
superfisial.
Katarak traumata desiminata
subepitel (ditemukan oleh Vogt)

Berbentuk kekeruhan yang
bercak-bercak dan terletak
dibawah lapisan epitel
lensa bagian depan.
TRAUMA FISIK
RADIASI
Radiasi pengion pada daerah x-ray (panjang
gelombang 0,001-10 nm) dapat menyebabkan
katarak pada beberapa individu dengan dosis 200
rad tiap fraksi.
Tanda klinis pertama katarak diinduksi radiasi
seringkali berupa kekeruhan punctata di dalam
kapsul posterior dan kekeruhan subkapsular
anterior yang halus menjalar kearah ekuator
lensa.
RADIASI INFRAMERAH
Paparan radiasi inframerah dan panas yang terus
menerus ke mata pada waktu yang lama dapat
menyebabkan lapisan terluar kapsul lensa
anterior mengelupas dan menjadi lapisan
tunggal.

RADIASI ULTRAVIOLET
Lensa rentan terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh radiasi ultraviolet pada
daerah UVB 290-320 nm. Paparan jangka
lama terhadap UVB dari paparan sinar
matahari berhubungan dengan peningkatan
risiko katarak kortikal dan subkapsular
posterior.

TRAUMA MEKANIK
EKEK
Epitel lensa subkapsul yang tersisa mungkin
mencoba melakukan regenerasi serat-serat
lensa, sehingga memberikan gambaran telur
ikan pada kapsul posterior. Lapisan epitel yang
berproliferasi tersebut mungkin menghasilkan
banyak lapisan, sehingga menimbulkan
kekeruhan.

TRAUMA KIMIA
OBAT-OBATAN
Kortikosteroid
Penggunaan jangka panjang kortikosteroid
dapat menyebabkan katarak subkapsular
posterior. Insidensinya berhubungan dengan
dosis dan durasi pengobatan.
Fenotiazin
Kelompok obat psikotropika, dapat
menyebabkan deposit pigmen di epithelium
lensa anterior dalam bentuk konfigurasi
aksial.
Miotikum
Antikolinesterase seperti echothiophate
iodide dan demekarium bromide dapat
menyebabkan katarak. katarak ini pertama
kali tampak sebagai vakuola kecil di dalam
dan sebelah posterior kapsul dan epithelium
lensa anterior.
TRAUMA BASA
Trauma basa pada permukaan mata sering
menyebabkan katarak, selain menyebabkan
kerusakan kornea, konjungtiba, dan iris.
Komponen basa yang masuk mengenai mata
menyebabkan peningkatan PH cairan akuos
dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat.

TERAPI
OPERASI
1. EKEK : lensa diangkat dengan meninggalkan
kapsulnya.
2. EKIK : mengeluarkan seluruh lensa bersama
kapsul dengan memutus zonula Zinn yang
telah mengalami degenerasi
3. Phacoemulsifikasi : Getaran ultrasonic akan
digunakan untuk menghancurkan katarak,
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot
massa katarak yang telah hancur sampai
bersih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai