Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH PATOFISIOLOGI

OBESITAS









Disusun Oleh:
Anindita Nazhifa, 1106055362
Bernadetta Ninda Pranantia, 1106055356
Fatihah Khoirunissa, 1106055375
Rheta Veda Nugraha, 1106055343

PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA

Menurut data World Health Organization (WHO) , angka obesitas di dunia telah meningkat
dua kali lipat sejak 1980 dengan 65% dari populasi suatu negara obese. Walaupun bukan
penyakit, kondisi tubuh berberat lebih ini menjadi keprihatinan yang mendesak. Kegemukkan
dan obesitas telah menduduki urutan kelima dalam risiko kematian dunia sebab sekitar 2.8
juta manusia meninggal setiap tahunnya akibat obesitas.Obesitas telah mengakibatkan 44%
dari penyakit diabetes, 23% dari penyakit jantung iskemik, dan sekitar 7%-41% dari kanker.
Dengan pergeseran tren-tren global menuju lingkungan yang lebih modern, banyak orang
memulai untuk mengganti gaya hidup mereka menjadi gaya hidup serba instan. Makanan
jaman sekarang seperti junk food menyajikan makanan-makanan yang mengandung lebih
banyak lemak dan kalori dibandingkan dengan diet-diet tradisional jaman dulu.Diet serba
berlemak ini juga tidak diseimbangi dengan olahraga yang teratur. Oleh karena itu WHO
memprediksikan bahwa pada tahun 2015 angka kegemukan pada dewasa akan meningkat
dari 1,6 miliar orang pada tahun 2005 menjadi 2,3 miliar.
Seperi yang telah tertera diatas, sebab fundamental dari obesitas adalah ketidakseimbangan
energi dari kalori yang dikonsumsi dengan yang dikeluarkan.Peningkatan konsumsi makanan
dengan kandungan lemak, garam, dan gula yang tinggi tetapi rendah dalam kandungan
vitamin, mineral, dan mikronutrien disertai dengan penurunan aktivitas fisik dapat
menyebabkan obesitas.
Obesitas mempunyai banyak sekali dampak seperti disfungsi jantung, disfungsi pulmonal,
asma, disfungsi hormon wanita, dan lain-lain. Namun obesitas dapat berdampak menjadi lima
penyakit utama yang dapat mengakibatkan kematian yaitu hipertensi, penyakit jantung
koroner atau stroke, diabetes mellitus, kanker, dan osteoarthritis.

DAMPAK
1. HIPERTENSI
Hipertensi obesitas disebabkan oleh peningkatan tekanan intra-
abdominal.Patofisiologi dari hipertensi ini dikaitkan dengan aktivasi sistem renin-
angiostenin-aldosterone melalui satu atau kombinasi dari tiga mekanisme
renal.Mekanisme pertama adalah tekanan langsung pada vena renal yang
mengakibatkan peningkatan tekanan pada kapiler glomerular.Peningkatan tekanan
pada glomerular ini menstimulasi apparatus juxta-glomerular yang meningkatkan
sekresi renin.Mekanisme kedua dikaitkan dengan tekanan langsung pada kapsul renal
yang menyebabkan renal compartment syndrome dan aktivasi system renin-
angiostensin-aldosterone. Mekanisme terakhir adalah kenaikan tekanan pleural
sekunder dari naiknya diafragma yang menghambat vena dalam jantung sehingga
menyebabkan penurunan output kardiak dan tekanan renal arteri. Penurunan output
kardiak dan tekanan renal ini menstimulasi aktivasi apparatus juxta-glomerular untuk
memproduksi renin. Peningkatan level renin dan aldosterone dapat meningkatkan
tekanan intra-abdominal. Peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.

2. PENYAKIT JANTUNG KORONER/STROKE
Penyakit jantung coroner maupun stroke diakibatkan oleh aterosklerosis. Penyakit
jantung coroner disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah akibat adanya plak
pada otot jantung sehingga otot jantung tidak menerima darah yang cukup dan akan
kekurangan oksigen. Kondisi ini disebut dengan iskhemik.Penurunan oksigen ini
dapat menyebabkan kematian pada sel otot jantung dan dapat menyebabkan serangan
jantung.Stroke yang diakibatkan oleh penyumbatan aliran darah oleh aterosklerosis
berat pada otak disebut dengan stroke trombotik. Pada stroke trombotik, pembuluh
darah aterosklerotik akan membutuhkan oksigen yang tidak dapat dipenuhi karena
penyumbatan aterosklerosis.

3. DIABETES MELLITUS
Diabetes mellitus tipe 2 sering ditemukan pada orang-orang yang obesitas.Diabietes
mellitus tipe 2 pada orang dengan obesita dapat menaikkan resistensi tubuh terhadap
insulin karena penurunan regulasi reseptor insulin.Para peneliti menemukan bahwa
dalam badan obese terjadi pembesaran pada sel lemak yang dapat mengurangi jumlah
reseptor insulin sehingga tubuh memproduksi insulin lebih banyak. Tubuh akan
mengidap hiperinsulinemia dan reseptor insulin pada jaringan lain akan mengalami
penurunan kualitas pengaturan. Oleh karena itu, tubuh akan menderita hiperglikemia
atau kenaikan pada glukosa darah.

4. KANKER
Obesitas seringkali dikaitkan sebagai salah satu pemicu penyakit kanker karena 40
persen dari kasus kanker disebabkan oleh kelebihan berat badan.Walaupun
dipercayakan sebagai pemicu utama kanker, para ahli belum mengetahui hubungan
pasti antara obesitas dan kanker. Akan tetapi, para ahli sudah menemukan beberapa
mekanisme yang dapat mengasosiasikan obesitas dengan kenaikan risiko akan kanker.
Mekanisme pertama merupakan produksi estrogen yang berlebih oleh sel-sel lemak,
Kadar estrogen yang tinggi dapat mengakibatkan risiko terhadap kanker payudara dan
endometrial. Mekanisme selanjutnya adalah adanya kenaikan kadar insulin dan
insulin-growth-factor-1 (IGF-1) dalam darah orang obesitas. Mekanisme ini dapat
memstimulasi perkembangan tumor.Sel lemak juga memproduksi hormone
adipokines yang menstimulasi pertumbuhan sel. Mekanisme risiko kanker esophageal
dapat disebabkan oleh refluks asam yang dapat mengakibatkan perubahan prakanker
dengan erosi dinding esofagus.Mekanisme terakhir yang diperkirakan dapat
menambah risiko kandung empedu adalah kenaikan tendensi orang obese
menghasilkan batu-batu empedu.

5. OSTEOARTHRITIS
Osteoarthritis, terutama pada lutut, merupakan penyakit sendi yang empat sampai
lima kali sering ditemukan pada orang-orang obese dibandingkan dengan orang
berberat badan normal. Osteoarthritis adalah inflamasi sendi yang disebabkan oleh
degenerasi tulang rawan.Penelitian menunjukkan bahwa saat kita berjalan, lutut,
pinggul, dan pergelangan kaki menopang tiga sampai tiga kali dari berat badan tubuh.
Oleh karena itu, untuk setiap kenaikan satu kilogram pada seseorang yang kegemukan
akan menambah tiga sampe lima kilogram berat pada setiap lutut. Seiring berjalannya
waktu, stres dari berat badan lebih akan mengakibatkan tulang rawan yang
membantali lutut rusak. Kerusakan ini yang disebut dengan osteoarthritis.

DEFINISI

Definisi obesitas, menurut para dokter, adalah kondisi di mana lemak tubuh berada dalam
jumlah yang berlebihan. Kondisi ini disebut sebagai penyakit kronik yang bisa diatasi.
Obesitas juga berhubungan dengan penyakit-penyakit yang dapat menurunkan kualitas
hidup. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai
penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.
Sementara itu, overweight atau kelebihan berat badan adalah keadaan di mana berat badan
(BB) seseorang melebihi BB normal. Obesitas digambarkan sebagai ukuran dari
ketidaksesuaian antara berat badan dan tinggi badan. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh
yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan
berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak
tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas.

KLASIFIKASI
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.
Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk.
Obesitas telah menjadi suatu epidemi global di seluruh dunia, dan disebut sebagai The New
World Syndrome. Organisasi kesehatan dunia WHO mengatakannya sebagai suatu
worldwide epidemic, angka kejadiannya terus meningkat dimana-mana.

Klasifikasi Obesitas Menurut WHO (1998)
Umumnya Obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu Obesitas tipe Android dan
Obesitas tipe Gynoid.
1. Obesitas tipe Android
Badan berbentuk gendut seperti gentong atau buah apel, perut membuncit kedepan,
banyak didapatkan pada kaum pria, sehingga disebut pula obesitas tipe pria atau male
type obesity. Tipe ini cenderung mengakibatkan penyakit jantung koroner, diabetes,
dan stroke. Nama lain obesitas tipe ini adalah obesitas tipe sentral (central obesity),
abdominal obesity, atau visceral obesity. Disebut obesitas viseral karena penimbunan
lemak terjadi di dalam rongga perut (abdomen), tepatnya di sekitar omentum usus
(viseral). Lemak viseral yang berlebihan ini memperoleh suplai darah dari pembuluh
darah omentum, dan mengeluarkan banyak bahan kimia dan hormone ke dalam
peredaran darah. Banyaknya lemak yang tertimbun dalam rongga perut
mencerminkan makin lebarnya lingkaran pinggang (waist circumference) orang itu.

2. Obesitas tipe Gynoid
Banyak dijumpai pada kaum wanita, terutama yang telah masuk masa menopause,
panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir. Tipe ini dinamakan
juga obesitas tipe wanita atau female-type obesity. Nama lain tipe ini adalah obesitas
tipe perifer (peripheral obesity), atau gluteal obesity (dari kata gluteus yang berarti
pantat).

PENGUKURAN OBESITAS
Diagnosis obesitas dilakukan berdasarkan penampilan visual, berat dan nilai BMI.Namun,
sebagian besar kasus obesitas cukup jelas dengan pemeriksaan visual. Jika dokter
menyatakan pasien kelebihan berat badan atau obesitas maka dokter akan meninjau riwayat
kesehatan pasien secara detail, melakukan pemeriksaan fisik dan merekomendasi beberapa
tes.
1. BMI (Body mass index)
Sebuah indeks untuk menghubungkan berat terhadap tinggi. Disingkat BMI atau
Indeks massa tubuh (IMT). BMI adalah berat badan seseorang dalam kilogram (kg)
dibagi dengan tinggi dalam meter kuadrat (m
2
).
Rumus :
BMI (kg/m
2
) : Berat (kg) tinggi (m
2
)

Keterangan: Underweight = <18.5
Normal weight = 18.5 24.9
Overweight = 25 29.9
Obesity = >30

2. Mengukur ratio lingkar pinggang-pinggul.
Pinggang-pinggul ratio (Waist to hip ratio) digunakan untuk melihat proporsi lemak
yang tersimpan di tubuh berada di pinggang (bentuk apel) atau di pinggul (bentuk
pear).
Untuk menentukan rasio caranya dengan membagi ukuran pinggang dengan ukuran
pinggul.


Tabel ratio ukuran lingkar pinggang-panggul:




3. Skin fold
Mengukur lemak tubuh dapat dilakukan dengan pengukuran ketebalan lipatan
kulit.Pengukuran dapat dilakukan di 3 hingga 9 tempat yang berbeda di tubuh
misalnya di otot trisep, bisep, subscapular, abdominal dan supraspinal.Alat yang
digunakan ada caliper.
Kaliper diaplikasikan 1 cm dibawah dan pada sudut kanan bagian otot yang
dijepit.Membacanya dalam millimeter (mm) diambil dua detik kemudian.Selanjutnya
hitung rata-rata dari dua pengukuran tersebut.jika kedua pengukuran berbeda jauh
maka harus dilakukuan pengukuran ketiga lalu diambil nilai rata-ratanya.
Berikut ini ukurannya:


4. Bioelectric Impedence Analysis (BIA)
BIA mengukur resistensi jaringan tubuh terhadap aliran sinyal kecil dari
listrik.Proporsi lemak tubuh dapat dihitung dari arus listrik yang mengalir di bagian
tubuh mudah atau tidak. Cara memperkirakannya adalah dengan menggabungkan
ukuran dekat bioelectric dengan faktor lain seperti tinggi, berat, jenis kelamin, tingkat
kebugaran dan umur kemudian dapat menghitung persentase lemak tubuh mereka.


5. Hydrostatis Underwater Weighing
Merupakan metode untuk menentukan komposisi tubuh (lemak tubuh terhadap massa
tanpa lemak) yang membentuk kepadatan total tubuh seseorang dengan menggunakan
prinsip archimedes. Caranya adalah dengan menimbang seseorang pertama kali (tanpa
air).Berikutnya seseorang itu masuk ke sebuah tangki besar berisi air. Saat individu
berada di skala khusus, individu tersebut diturunkan lebih dalam lagi dan diminta
untuk mengelarkan udara dari paru paru kemudian diam sedangkan bobot bawah air
diukur. Prosedur ini diulang tiga kali dan dirata-rata.

MENGHITUNG PRESENTASE LEMAK TUBUH

Rumus:


Total body water (TBW) = 0.372(SR) + 3.05(Sex) + 0.142(W) - 0.069 (umur)
S = Height in centimetres
R = Resistance (from bioelectrical impedence analysis)
W = Weight in Kg
Sex Male =1 Female = 0
Umur dalam tahun
Fat Free mass (FFM) = TBW hasil hydrostatic weighing
Fat mass = berat FFM






Body fat % = Fat Mass berat x 100

PENYEBAB OBESITAS
Obesitas disebabkan karena tidak seimbangnya masukan energi dan pemakaian energi dalam
tubuh.Jika masukan lebih besar dari pemakaian energi, hal itu dapat menyebabkan
obesitas.Begitu juga sebaliknya, apabila pemakaian energi terlalu kecil bila dibandingkan
dengan masukan energi, maka obesitas juga dapat terjadi. Masukan energi yang berlebihan
serta pemakaian energi yang terlalu kecil disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Faktor Genetik
Walaupun belum ada pembuktian yang sesuai bahwa faktor genetik dapat
menimbulkan obesitas, tetapi tak jarang ditemui beberapa penderita obesitas berada
dalam satu keluarga.Peluang seorang anak mengalami obesitas apabila salah satu dari
kedua orang tuanya mengalami obesitas adalah 40-50 %. Gen dapat mempengaruhi
jumlah lemak tubuh yang disimpan. Gen juga berperan dalam seberapa efisien tubuh
mengubah makanan menjadi energi dan membakar kalori saat beraktivitas.

2. Faktor Lingkungan
a. Pola makan yang tidak sehat
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalori, makan makanan cepat
saji, dan makan dengan porsi besar berkontribusi untuk penambahan berat
badan.Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat
badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau
saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin
makan, bukan makan pada saat ia lapar.
b. Aktivitas fisik yang kurang
Aktivitas fisik yang sangat kurang menyebabkan kalori dalam tubuh yang
dibakar lebih sedikit dibanding kalori yang diperoleh dari asupan makanan
sehingga berpotensi menimbulkan penimbunan lemak di tubuh.
c. Masalah Sosial dan Ekonomi
Masalah sosial dan ekonomi tertentu dapat dikaitkan dengan obesitas. Misalnya
tidak ada fasilitas untuk berolahraga di lingkungan tempat tinggal, kurangnya
pengetahuan tentang makanan sehat, atau rendahnya penghasilan sehingga tidak
dapat membeli makanan sehat.


3. Faktor Kesehatan
a. Kehamilan
Selama kehamilan, berat badan wanita dapat meningkat.Berat badan yang
meningkat ini sulit diturunkan setelah bayi lahir sehingga dapat menyebabkan
obesitas.
b. Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa obat dapat menyebabkan kenaikan berat badan apabila tidak diimbangi
dengan diet atau aktivitas fisik.Contohnya adalah obat anti depresan, obat anti
kejang, obat diabetes, dan lain-lain.
c. Masalah medis
Obesitas dapat disebabkan karena suatu kelainan seperti hipotiroidisme, kelainan
pada hipotalamus, sindrom Prader-Willi,dan sindromCushing.

4. Umur
Obesitas dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada anak kecil. Tetapi seiring
pertambahan usia, perubahan hormonal dan gaya hidup kurang aktif meningkatkan
risiko obesitas. Selain itu, jumlah otot dalam tubuh cenderung menurun dengan usia.
Massa otot yang lebih rendah menyebabkan penurunan metabolisme. Perubahan ini
juga mengurangi kebutuhan kalori dan menyebabkan kelebihan berat badan sulit
untuk dihindari.

5. Faktor psikologis
Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan, ialah bagaimana gambaran kondisi
emosional yang tidak stabil yang menyebabkan individu cenderung untuk melakukan
pelarian diri dengan cara banyak makan makanan yang mengandung kalori atau
kolesterol tinggi. Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung
makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen
membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi
yang sangat mencekam; orang dengan berat badan yang normal makan dalam situasi
yang kurang mencekam (McKenna,1999). Dalam suatu studi yang dilakukan White
(1977) pada kelompok orang dengan berat badan berlebih dan kelompok orang
dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan kripik (makanan ringan) setelah
mereka menyaksikan empat jenis film yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu
film yang tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang
membosankan. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak
menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding setelah
menonton film yang membosannkan. Sedangkan pada orang dengan berat badan
kurang selera makan kripik tetap sama setelah menonton film yang tegang maupun
film yang membosankan.

PATOFISIOLOGI
Biasanya obesitas timbul karena jumlah kalori yang masuk melalui makanan lebih banyak
daripada kalori yang dibakar, keadaan ini bila berlangsung bertahun-tahun akan
mengakibatkan penumpukan jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh, sehingga
terjadilah obesitas. Disamping itu, keadaan lingkungan seseorang dan faktor keturunan juga
berpengaruh akan timbulnya obesitas.
Selain obat-obatan tertentu, beberapa hormon tertentu yang mempengaruhi nafsu makan
seseorang dapat pula menimbulkkan obesitas. Neuropeptida Y (hormone hipotalamus yang
merangsang nafsu makan) dan leptin (hormone peptida yang disintesa di jaringan lemak yang
bekerja di hipotalamus untuk menekan asupan makanan dan pengeluaran energi) bekerja
sama dengan neurotransmitter lain mengatur keseimbangan energi.
Pusat makan dan kenyang, yang mengatur rasa lapar dan kenyang, terdapat pada
hipotalamus.Pusat kenyang berfungsi menghambat pusat makan, begitu pula sebaliknya.Yang
mengatur semua hal tersebut adalah polipeptida. Polipeptida tersebut antara lain adalah
neuropeptida Y dan Leptin. Neuropeptida Y meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin
menurunkan nafsu makan dan meningkatkan konsumsi energi.
Obesitas terjadi apabila leptin tidak tersedia di otak atau rusak. Yang terjadi adalah gen
reseptor leptin mengalami defek. Reseptor leptin terdapat pada jaringan adipose coklat.
Kemungkinan lainnya adalah terganggunya transportasi leptin ke dalam otak atau defek
dalam mekanisme yang diaktifkan oleh gen manusia. Leptin menyebabkan peningkatan
lipolisis dan penurunan lipogenesis.Selain itu, leptin merangsang sekresi insulin.



PENCEGAHAN
1. DIET
Diet yang bergizi serta mengandung larangan kalori dan memungkinkan
penurunan berat badan sebanyak 1 kg per minggu merupakan cara paling sehat
dan efektif. Umumnya, pemasukan kalori tidak boleh jatuh dibawah 1200 kalori
untuk wanita dewasa dan 1500 kalori untuk pria. Dibawah ini merupakan
beberapa cara untuk diet rendah kalori.
(a) Menghitung kalori
(b) Menghitung kadar lemak
(c) Mengeliminasi porsi tambahan
(d) Diet tinggi protein rendah karbohidrat
Beberapa cara lain untuk diet adalah untuk menggunakan porsi sedang sampai
kecil saat makan, makan pelan-pelan, tingkatkan kadar serat, makan makanan
primer yang utuh, dan menurunkan konsumsi makanan yang telah diproses.

2. AKTIVITAS FISIK
a. OLAHRAGA
Rancang latihan rutin. Latihan rutin ini lebih baik dimulai dengan berjalan dan
bertambah menjadi kecepatan aerobic yang lebih cepat selama setengah jam
per hari. Olahraga aerobik dapat bermanfaat bagi program pengaturan berat
badan seseorang karena,
(i) Menurunkan berat badan
(ii) Menurunkan nafsu makan
(iii)Menurunkan kadar lemak dalam tubuh
(iv) Meningkatkan metabolisme
(v) Meningkatkan pengeluaran energy
(vi) Menetapkan dan membangun massa tubuh tanpa lemak
Secara bertahap, tingkatkan latihan menjadi 45-60 menit dan tambahkan
olahraga lain yang mempunyai nilai aerobic seperti berenang atau fitness.
Tetapkan sasaran dan catat progress.Bentuklah pola olahraga yang variatif dan
nikmatilah.

b. HOBI
Kembangkan aktivitas kreatif untuk stimulasi intelektual dan untuk
menyenangkan diri.Hobi-hobi ini dapat dieksplorasi dalam suatu komunitas
untuk mendapatkan motivasi dan dukungan.

3. TIDUR
Adiposit atau yang lebih kenal sebagai sel lemak melepaskan leptin ke dalam
darah untuk menandakan penyimpanan lemak yang cukup sehingga bekerja
sebagai peredam nafsu makan alami. Sedangkan lambung akan melepaskan
ghrelin untuk menandakan kelaparan. Kekurangan tidur akan menurunkan kadar
leptin dan meningkatkan kadar grehlin dalam darah sehingga badan akan
kelaparan dan mengakibatkan konsumsi makanan yang lebih. Oleh sebab itu, tidur
minimal 7 jam sangat dianjurkan untuk menjaga berat badan dan menghindari
obesitas.

4. MODIFIKASI PERILAKU TERHADAP MAKANAN
Memodifikasi perilaku terhadap makanan merupakan komponen utama dalam
program penurunan berat badan karena menawarkan teknik-teknik cara untuk
mengubah perilaku makan daripada daftar standar larangan saat makan.
Pemodifikasian perilaku terhadap makanan mencakup;
(i) Mengidentifikasi perilaku makanan dan olahraga yang perlu diperbaiki
(ii) Menetapkan sasaran atau gol yang spesifik
(iii)Memodifikasi perilaku yang bermasalah
(iv) Menyediakan bantuan positif

5. PENCEGAHAN SAAT KEHAMILAN
a. Menurunkan berat badan sebelum kehamilan. Jika berat badan melebihi
normal, para wanita dianjurkan untuk menurunkan berat badan sebelum
kehamilan untuk meminimalisir risiko obesitas.
b. Amati kenaikan berat badan selama masa kehamilan. Jika obese, jangan
pernah mencoba menurunkan berat badan selama masa kehamilan karena akan
menghambat asupan nutrisi dan kalori bayi. Oleh karena itu, lebih baik para
wanita hamil untuk focus pada kenaikan badan yang bertahap selama
kehamilan.
c. Olahraga. Ibu hamil dianjurkan rutin olahraga selama masa kehamilan.
Walaupun hanya dengan berjalan, olahraga sangat membantu menurunkan
risiko obesitas selama kehamilan.





















DAFTAR PUSTAKA

Are you an apple or a
pear,http://www.healthcalculators.org/calculators/waist_hip.asp/
(26 maret 2012)
Cahyani. faktor-faktor yang menyebabkan
obesitas.http://www.medicalera.com/info_answer.php?thread=9245
Davey, Patrick. At A Glance Medicine.Alih bahasa Annisa Rahmalia, Cut
Novianty.Jakarta : Erlangga, 2005
Garrow, J. S. (1996). Human Nutrition and Dietetics. US: Churcill livingstone.
Hidajat, Boerhan dkk,
Obesitas.http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&d
irektori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-eicg256.htm
Mutadin, Zainun. (2002).Obesitas dan Faktor Penyebab: Kategori Individual.
http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=378
Obesity, http://www.symptomfind.com/diseases-conditions/obesity/ (26 Maret
2012).
Puspasari, Amaryllia. Fat Book Rich in Thin/Fat Life Mendapatkan Berat Badan
Ideal Melalui Pengendalian Emosi. 2010. Jakarta: Gramedia.
Septiyadi, Egy. (2004). Terapi Obesitas dengan Diet. Jakarta: Restu Agung
Waist to hip ratio chart.
http://wwwbmi-calculator.net/waist-to-hip-ratio-calculator/waist-to-hip-ratio-
chart.php (26 Maret 2012)
http://www.topendsports.com
http://obesitas.web.id/10hal/
http://medicastore.com/penyakit/42/Obesitas.html (24 Maret 2012)
http://de-future.com/cara-mengukur-derajat-obesitas-kegemukan/ (24 Maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai