Anda di halaman 1dari 12

Resume :

Aspek Geologi Serta Pemanfaatan Mineral Industri



Nama : Oktoberiman
Nim : H1F010028

Mineral merupakan sumber daya alam yang proses pembentukan mineralnya
memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral dapat
dimamfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/ produksi. Beberapa contoh mineral
industri selain mineral lempung dan karbonat ialah :
1. Fosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan
kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya
terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses
pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan
beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Sifat fisik yang
dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan
kekerasan 5 H. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak
larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan
menambahkan asam.
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai
pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air
sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman
pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan. Di Indonesia, jumlah cadangan yang
telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %).
Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah
Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Proses penambangan dilakukan dengan cara sederhana dengan peralatan
sederhana.
2. Rijang
Rijang (SiO2) Terbentuk dari proses replacement terhadap batu gamping
oleh silika organik atau anorganik. Rijang berbutir sangat halus umumnya
berwarna kehijauan atau kehitaman, nilai kekerasannya 7.
Rijang banyak tersebar diwilayah indonesia diantaranya daerah Istimewa
aceh, Jawa barat, Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan barat, Kalimantan selatan,
Sulawesi selatan, Nusa tenggara timur.
Rijang termasuk sebagai bahan batu setengah permata. Oleh sebab itu
kebanyakan dibentuk sebagai hiasan (ornament).
Proses penambangan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan
sederhana seperti linggis.
3. Gipsum
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum
batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih,
namun terdapat variasi warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga,
dan hitam, hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum.
Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5 2 (skala mohs),
berat jenis 2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat
menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang
bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses
evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.
Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-
batuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu,
serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan
sedimen.
Gypsum banyak digunakan sebagai bahan tambahan semen portland, serta
alat kesehatan dan kimia.
Sistem penambangan yang dilakukan dengan menggunakan sistem quarry.

4. Diatomea
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang
secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka
diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal)
dan terendapkan di danau atau non marin.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan
abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2 2,3, porositas < 90%, dan
kandungan cangbangl 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001 0,4 mm.
Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang
berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari
unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi
ada unsure lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium, potassium
oksida, titanium oksida, fosfat, dan kalsium oksida.
Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat, antara
lain di Sumatera Utara, Pulau Jawa, dan Maluku Utara.
Sistem penambangan yang digunakan dengan sistem Quarry mining.
5. Yodium
Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau
kombinasi keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah
lautarit (IO3)2 atau kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium
yodat kromat.
Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya
dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba
yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan
permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel..
Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama
untuk tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri
desinfektan, dan herbisida. Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk
meningkatkan kualitas garam tersebut agar layak dan sehat untuk dikonsumsi.
Potensi yodium di Indonesia berdasarkan Tushadi Madiadipoera (1990)
tersebar di beberapa lokasi dengan cadangan yang umumnya masih sumberdaya.
Kandungannya berkisar dari yang terkecil hingga mencapai 182 mg/lt. Di
beberapa tempat, muncul sebagai air lolosan (seepage) dengan debit 0,5 170
m3/hari. Lokasi cadangan yodium yang sudah dieksploitasi adalah di Watokadon
Mojokerto, Jawa Timur dengan kapasitas 400 - 600 kl/air asin/hari dan mutu
sekitar 112 - 182 mg/lt. Yodium di daerah ini terdapat dalam Formasi Kalibeng
umur Miosen.
Sistem penambangan dilakukan dengan pengeboran hingga diperoleh
yodium.
6. Mangan
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih
mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi
oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai
warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 6,
berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang
berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun
berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit,
manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat
adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika.
Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan
hidrotermal, cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava
bawah laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar
90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses
produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi
antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di
berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di
Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Sistem penambangan yang digunakan dengan tambang terbuka secara
gophering.
7. Feldspar
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka
struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur
tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini
menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk
ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar
(KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan
barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar
dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar.
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang
kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi
mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang
termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak
ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas
terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan
anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak
mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi
dan CaO rendah.
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material
ini terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder.
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan
terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing
sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
Sistem penambangan dilakukan dengan Quarry mining dan benching system.
8. Obsidian
Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang kaya
silika. Pembekuan terjadi demikian cepat sehingga mineral pembentuknya tidak
dapat mengkristal dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak beraturan.
Obsidian berwarna putih keabu-abuan hingga hitam. Kekerasannya 6, berat jenis
3-3,5 memiliki sifat pecahan konkoidal.
Obsidian dapat ditemukan didaerah pegunungan seperti jambi, jawa barat,
lampung, sulawesi urata hingga irian jaya. Penambangan obsidian menggunakan
metode Quarry dengan peralatan sederhana.
Obsidian dimanfaatkan untuk pondasi bangunan, dimanfaatkan sebagi batu
mulia, serta bahan perlit rekayasa.
9. Perlit
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba dengan
tekanan tinggi dalam suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat
berbutir halus. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman.
Perlit banyak ditemukan didaerah Sumatera utara, Sumatera barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera selatan, Lampung, jawa barat, Nusa tenggara timur dan
sulawesi utara.
Perlit banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bila dalam bentuk
ukuran pasir digunakan seebagai penyaring air.
Proses penambangan dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
10. Pumice
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,
mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya
disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang
mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara
horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Sehingga menyebabkan
Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi. Sedangkan mineral-mineral
yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan
tridimit.
Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida
SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar
(Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 960 kg/cm3, peresapan air
(water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound
transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas
(thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam.
Keterdapatan batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi
berumur Kuarter sampai Tersier. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi,
Pulau Lombok, dan Pulau Ternate.
Batu apung banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bahan
industri. Metode penambangan yang digunakan untuk menambang batu apung
yaitu metode tambang terbuka dengan alat sederhana.
11. Tras
Tras disebut pula sebagi pozolan, merupakan bahan galian yang cukup
banyak mengandung silika amorf yang dapat larut di air/larutan asam. Tras
terbentuk akibat aktivitas vulkanik.
Tras banyak ditemukan didaerah aceh, smatera utara, sumatera barat, jambi,
bengkulu, lampung, jawa barat, Jawa tengah, jawa timur, bali, nusa tenggara
timut, nusa tenggara barat, sulawesi utara dan sulawesi selatan.
Pemanfaatan tras banyak sebagai batako, semen rakyat dengan penambahan
kapur tohor, serta porselen lantai.
Sistem penambangan tras menggunakan metode tambang terbuka dengan
peralatan sederhana.
12. Belerang
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses
vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning,
kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya.
Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs), Ketahanan :
getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan tidak rata. Kilap :
damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam
air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC.
Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan
sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu,
industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan
besi baja.
Potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru diketahui
di enam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe sublimasi,
karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka selama
gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber
daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.
Proses penambangannya dengan metode tambang terbuka dengan
menggunakan peralatan sderhana.
13. Trakhit
Merupakan batuan beku luar, kristalnya relatif kecil mempunyai komposisi
mineral seperti granit tetapi tanpa mineral kuarsa, mineral utamanya adalah
mineral feldspar jenis ortoklas. Warnanya kuning muda hingga abu-abu, berat
jenis 2,1-2,3.
Trakhit banyak ditemukan didaerah bengkulu, sumatera selatan, lampung,
jawa tengah, jawa timur, sulawesi selatan.
Pemanfaatannya banyak untuk keperluan pembuatan ornamen. Proses
penambangannya dengan menggunakan peralatan sederhana.
14. Kayu Terkersikan
Merupakan hasil proses permineralisasi oleh mineral silika pada tumbuhan
jaringan batang tumbuhan yang sebagian besar terdiri dari unsur. C.H.O.N.S.P.
Batuan ini banyak ditemukan didaerah sumatera selatan, jawa barat, jawa
tengah dan jawa timur.
Penambanannya menggunakan peralatan sederhana pada daerah pinggiran
sungai. Pemanfaatannya sebagi ornamen.

15. Andesit dan Basalt
Merupakan jenis batuan beku intermedier sampai basa dipermukaan bumi.
Berwarna gelap abu-abu hingga hitam. Tahan terhadap air hujan, berat jenisnya
2,3-2,7. Batuan ini hampir tersebar diseluruh daerah diindonesia.
Pemanfaatannya sebagai pondasi rumah. Sistem penambangan yang
digunakan dengan penambangan rakyat menggunakan alat sederhana.


16. Pasir Gunung Api
Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan
pada saat gunung api meletus. Banyak ditemukan diseluruh daerah pegunungan di
indonesia. Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan. Penambangannya dengan
menggunakan alat sederhana.
17. Breksi Pumice
Breksi pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar berwarna abu-
abu. Banyak ditemukan didaerah pegunungan diindonesia. Dimanfaatkan sebagi
batako. Penambangan dilakukan dengan tambang terbuka menggunakan alat-alat
sederhana.
18. Granit dan Granodiorit
Batuan ini terjadi akibat proses pembekuan magma bersifat asam. Berwarna
merah, coklat, abu-abu. Tempat ditemukannya didaerah pegunungan dimana
terdapat aktivitas magma. Batuan ini dimanfaatkan sebagi sebagai lantai atau
ornamen dinding. Teknik penambangan yang digunakan dengan penambangan
terbuka.
19. Gabro dan Peridotit
Gabro dan peridotit merupakan batuan yang terbentuk dari proses
pembekuan magma ultra basa. Banyak ditemukan didaerah indonesia bagian
timur. Penggunaannya sebagai lantai dan ornamen dinding. Penambangannya
dengan menggunakan tambang terbuka.
20. Alkali Feldspar
Mineral ini terbentuk dari proses kristalisasi pada fase pembekuan magma
yang bersifat asam dengan kadar SiO2 tinggi unsur alkalinya (K dan Na).
Kekerasannya 6. Pemanfaatannya untuk industri keramik dan gelas.
Penambangannya dengan menggunakan tambang terbuka quarry mining. Hampir
tersebar diseluruh daerah diindonesia.
21. Mika
Mika terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya
rendah. Berwarna gelap bening. Banyak Ditemukan didaerah Aceh, Sumatera
utara, kalimantan barat, kalimantan tengah, sulawesi tengah, dan irian jaya.
Pemanfaatannya banyak pada industri mesin dan listrik. Penambangannya
dilakukan dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
22. Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat
dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi
mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin;
yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan
komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit,
antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena
sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan
untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang
halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes,
pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban
mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap,
alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat
listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas :
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai,
alat-alat kimia dan listrik.
b. Asbes untuk atap : Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa
isolator-isolator panas dan listrik; Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik,
macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur; Macam-macam bahan campuran
lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis
varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan
kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan
asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam
industri pertekstilan.
Proses penambangan asbes dengan menggunakan tambang terbuka menggunakan
peralatan sederhana. Dan banyak ditemukan didaerah jawa tengah, halmahera,
sulawesi tenggara, nusa tenggara timur, dan irian jaya.
23. Sirtu
Sirtu adalah nama singkatan dari pasir dan batu. Banyak ditemukan
didaerah lereng sekitar gunung api. Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan.
Metode penambangannya digali dengan alat sederhana.
24. Talk
Talk adalah mineral yang sangat lunak dengan komposisi kimia
3Mg.4SiO4H2O, dan biasanya terjadi sebagai mineral sekunder hasil hidrasi
batuan pembawa magnesium (magnesium bearing rock), seperti peridotit, gabro,
dan dolomit.
Endapan talk umumnya hampir sama di setiap daerah, sebagian besar
batuan induk untuk formasi talk merupakan batuan dolomit (kemurnian talk
tinggi) dan ultramafik (kemurnian talk rendah).
Talk mempunyai sifat halus, licin, penghisap minyak dan lemak,
konduktivitas listrik rendah, penghantar panas tinggi, dan electric strength tinggi.
Potensi endapan talk yang telah diketahui terdapat di Kebumen (Jawa
Tengah), dan Halmahera Tengah (Maluku).
25. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 2
(skala Mohs), berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta tidak
mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses
dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida atau
pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi
karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras,
langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak.
Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik awal,
kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini
Indonesia masih megimpor grafit.

Anda mungkin juga menyukai