Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Secara
alamiah karbohidrat merupakan hasil sintesis CO 2 dan H 2 O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk aldehid dtau keton. Senyawa ini memiliki banyak gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton. Hidrolisis karbohidrat dalam pencernaan makanan berlangsung dalam mulut, lambung maupun usus. Hasil dari proses ini adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan monosakarida lainnya dimana senyawa-senyawa tersebut akan diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah. Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut: 1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang. 5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat. 6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
1. Glikolisis Glikolisis merupan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat.Glikolisis terjadi pada sitosol semua jaringan. Lintasan katabolisme ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi: 1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen) 2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi satu molekul glukosa menjadi dua molekul piryfat. Glikolisis merupakan jalur metabolism primitive karena bekerja pada sel yang paling sederhana dan tidak memerlukan oksigen. Jalur glikolisis memiliki lima fungsi utama dalam sel, yaitu: Glukosa diubah menjadi piruvat yang bisa dioksidasi dalam siklus asam sitrat; Banyak senyawa selain glukosa yang dapat memasuki jalur pada tahap intermediet; Dalam beberapa sel, jalur ini dimodifikasi untuk memungkinkan sintesis glukosa; Jalur ini mengandung intermediet-intermediet yang terlibat dalam reaksi metabolism alternative; Untuk setiap molekul glukosa yang dikonsumsi, dua molekul ADP, difosfolirasi oleh fosfolirasi tingkat substrat untuk menghasilkan dua molekul ATP.
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa. Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: - hasil tingkat substrat :+ 4P - hasil oksidasi respirasi :+ 6P - jumlah :+10P - dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P + 8P Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: - hasil tingkat substrat :+ 4P - hasil oksidasi respirasi :+ 0P - jumlah :+ 4P - dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P + 2P
Gambar proses glikolisis karbohidrat.
2. Oksidasi Piruvat Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Krebs. Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat. Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut: 1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2. 2. Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP lepas. 3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi. 4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein tereduksi dioksidasi oleh NAD + , sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi. Piruvat + NAD + + KoA Asetil KoA + NADH +
H + + CO 2
3. Siklus Asam Sitrat Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk hidrogen atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi (proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut. Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut: 1. Kondensasi asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir sitrat sintase. Asetil KoA + Oksaloasetat + H 2 O Sitrat + KoA 2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe 2+. Konversi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis- akonitat danrehidrasi menjadi isositrat. 3. Isositrat mengalami dehidrogenasi menjadi oksalosuksinat dibantu enzim isositrat dehidrogenase, yang bergantung NAD + . Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat ketoglutarat + CO 2 + NADH + H+ (terikat enzim) Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzimisositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ berperan penting dalam reaksi dekarboksilasi. 4. ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi suksinil KoA dengan bantuankompleks ketoglutarat dehidrogenase, dengan kofaktor misalnya TDP, lipoat, NAD + , FAD serta KoA. ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO 2 + NADH + H +
5. Suksinil KoA berubah menjadi suksinat dengan bantuan suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase). Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA 6. Suksinat mengalami dehidrogenasi menjadi fumarat dengan peran suksinat dehidrogenaseyang mengandung FAD. Suksinat + FAD Fumarat + FADH 2
7. Fumarat mendapatkan penambahan air menjadi malat dengan bantuan enzim fumarase (fumarat hidratase) Fumarat + H 2 O L-malat 8. Malat mengalami hidrogensi menjadi oksaloasetat dengan katalisator malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+. L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H +
Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat Pada proses oksidasi asetil KoA, dihasilkan 3 molekul NADH dan 1 FADH2. Sejumlah ekuivalen pereduksi dipindahkan ke rantai respirasi dalam membran interna mitokondria. Ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan fosfat berenergi tinggi (esterifikasi ADP menjadi ATP).FADH 2 menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi juga dihasilkan pada tingkat siklus (tingkat substrat) saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat. Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah: 1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P 2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P 3. Pada tingkat substrat = 1P Jumlah = 12P
Satu siklus Krebs akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P. Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Krebs, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut: 1. Glikolisis : 8P 2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P 3. Siklus Krebs (2 x 12P) : 24P Jumlah : 38P
Glikogenesis Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.. Jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan, maka dirangkai menjadi glikogen untuk cadangan makanan melalui proses glikogenesis. Glikogenesis adalah sintesis glikogen dari glukosa. Proses ini terjadi di dalam hati dan otot Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut: 1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati olehglukokinase. 2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisatorenzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat. Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat 3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase. UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi 4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi. 5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
Glikogenolisis Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Proses pemecahan glikogen. Glikogenolisis terjadi dalam otot. Tujuannya untuk mendapat energi bagi otot dan hasil hasil akhirnya adalah piruvat / laktat sebab glukosa 6-p yg dihasilkan dari glikogenolisis masuk ke jalur glikolisis di otot. Sedangkan dalam hati, tujuannya untuk mempertahankan kadar glukosa darah di antara dua waktu makan.
Glukoneogenesis Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut: 1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis. 2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
DAFTAR PUSTAKA Elgisha. 2010. Metabolisme Karbohidrat. http://elgisha.files.wordpress.com/2010/03/metabolisme-karbohidrat.pdf. diakses pada Rabu, 28 Mei 2014
Murray, Robert k. 2006. Biokimia Harper Edisi 27. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta
Ngili, Yohanis. 2013. Biokimia Dasar Edisi Revisi. Rekayasa Sains: Bandung
Nugroho, Heru Santoso Wahito. 2012. Proses Metabolisme Karbohidrat. http://sahatostcak.blogspot.com/2012/04/proses-metabolisme-karbohidrat.html. diakses pada Kamis, 29 Mei 2014
Tugas Biokimia Veteriner METABOLISME KARBOHIDRAT
OLEH WADI OPSIMA (O111 13 310)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014