Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI KASUS FARMAKOTERAPI 3

GANGGUAN DERMATITIS











DISUSUN OLEH :
Amalia Ulfa G1F011001
Herlina Agustyanti G1F011005
Irma Setyawati G1F011027
Agustyanti Nur H G1F011041
Kharis Mustofa G1F011043
Fitri Herlin G1F011063
Preggy Salvezza G1F011073


Kelompok / Kelas : 2 / A



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO

2014

KASUS
Ny. AR (24 th) dengan BB 55 kg dan TB 160 cm mengalami gejala akne y6ang moderat.
Pada wajahnya yang berminyak menunjukkan adanya banyak komedo noninflamasi di daerah
pipi, hidung dan dahi, dan beberapa pustula inflamasi di daerah dagu. Saat ini pasien sedang
hamil b9 minggu.
Pemeriksaan fisik : TD = 120/80, Nadi = 70x/menit, RR= 20x/menit, suhu = 37,4
0
C.
1. Bagaimana penatalaksanaan terapi pada kasus tersebut dan monitoringnya? Berikan
terapi farmakologi dan non farmakologi!
2. Informasi apa yang bisa diberikan kepada pasien?

TATALAKSANA KASUS
1. Plan
a. Tujuan Terapi
Mengatasi akne moderat, wajah berminyak dan komedo non inflamasi
pada pasien.
Mengatasi pustula inflamasi pada pasien.
Memberikan terapi yang tidak membahayakan kehamilan pada pasien.

b. Terapi non-farmakologis
Cuci muka dua kali sehari. Cuci dengan lembut dengan menggunakan
pembersih ringan dan air hangat.
Menghindarkan makanan yang menimbulkan jerawat seperti kacang,
Hindari menggaruk atau memencet jerawat. Kebiasaan ini dapat
menyebabkan infeksi dan berpotensi menimbulkan parut pada wajah.
Hindari menumpukkan wajah pada tangan. Hal ini dapat memindahkan
kotoran dan keringat dari tangan kewajah.
Hindari makanan yang berminyak dan gorengan
Olahraga secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi aliran darah
keseluruh tubuh termasuk kulit

c. Terapi farmakologis
Algoritma terapi pasien mengikuti saran terapi :










(Dipiro,2002)
Terapi yang diterima pasien adalah :
1. Eritromisin
Eritromisin adalah antara antibiotik umum untuk pengobatan jerawat
dan memiliki banyak keuntungan dibandingkan antibiotik tetrasiklin.
Eritromisin memiliki sifat anti-inflamasi yang bekerja dalam mengurangi
kemerahan pada lesi bersama dengan membunuh bakteri. Dosisnya dapat
bervariasi sesuai dengan tipe yang digunakan. Obat ini dapat digunakan oleh
wanita hamil. Eritromisin topikal baik untuk mengobati jerawat karena sifat
antimikroba dan anti-inflamasi. Kombinasi eritromisin topikal dan benzoil
peroksida juga sangat efektif untuk mengobati jerawat sebagai dua agen
antimikroba bekerja sama dalam hal ini. Untuk mengurangi resistensi bakteri
yang mungkin terjadi dengan penggunaan antibiotik, yang terbaik adalah
untuk digunakan sebagai diarahkan.
2. Benzoil peroksida (BPO)
Benzoil peroksida adalah salah satu antibiotik populer digunakan untuk
pengobatan jerawat. Ini tersedia dalam bentuk gel, lotion, pembersih dan krim.
Banyak lotion populer, sabun, gel dan krim yang tersedia di pasaran saat ini
mengandung benzoyl peroxide untuk kontrol jerawat. P. acne, jerawat infeksi
bakteri yang menyebabkan, dihancurkan dengan menggunakan benzoil
peroksida. Bakteri ini hadir dalam setiap orang, tetapi ketika kelenjar sebasea
mendapatkan tersumbat dengan sebum, itu menciptakan masalah dan
menyebabkan jerawat. Benzoil peroksida membunuh bakteri, mengering
sebum berlebih off. Hal ini kadang-kadang mungkin menyebabkan iritasi dan
pengeringan kulit. Jadi, penggunaan ini harus diikuti dengan pelembab yang
baik. Benzoil peroksida dikenal untuk meningkatkan efektivitas obat-obatan
seperti eritromisin dan klindamisin karenanya, ia digunakan dalam kombinasi
untuk persiapan jerawat.
Beberapa penelitian lain telah menunjukkan bahwa zat ini dapat
mengurangi pembentukan sebum. Zat ini juga mempunyai efek antiseptik,
dapat mengurangi jumlah bakteri pada permukaan kulit tetapi tidak
menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain itu, benzoil
peroksida juga dapat mengurangi jumlah yeasts, bertindak sebagai agen
pengoksidasi, mengeringkan komedo pada permukaan kulit dan bertindak
sebagai anti inflamasi. Efek anti inflamasinya dapat mengurangi
pembengkakan pada papul yang terinfeksi dan meringankan rasa nyeri yang
kadang muncul sebagai akibat adanya akne. Faktor oksidasi dapat
mengeluarkan sebum yang tersumbat dan membantu membebaskan pori-pori
yang tersumbat sehingga akne dapat teratasi tanpa menimbulkan trauma
karena penekanan pada akne. Zat ini bisa berdifusi ke bawah kulit memasuki
pori-pori dan melepaskan radikal bebas yang dapat membunuh bakteri.

d. KIE
Ingatkan pada pasien untuk melakukan perawatan kulit (tidak hanya
wajah) secara rutin dan teratur, misalnya teratur mencuci muka
setelah pulang dari bepergian.
Sarankan pada pasiren untuk hidup teratur dan seimbang, cukup
istirahat, cukup olahraga, hindari stres.
Ingatkan pada pasien untuk menggunakan kosmetika secukupnya
dan sewajarnya (baik jumlah/banyaknya dan lamanya).
Saranakan pasien untuk menghindari: polusi, debu, asap (rokok,
pabrik, kendaraan bermotor, dll.), rokok, minuman keras,semua
yang bercitarasa pedas, pemencetan jerawat yang dilakukan oleh
bukan ahlinya.
Sarankan pasien untuk mengetahui dan memahami informasi
tentang jerawat dari berbagai literatur.

e. Monitoring
Obat Monitoring Aturan Pakai
Keberhasilan ESO
Eritromisin
-Erymed
Menghilangkan
jerawat
Kulit kering,
kemerahan
Dosis: Tube 15 g gel
Oleskan secukupnya pada
daerah lesi
BPO
Megatasi akne
disertai pustula
Kulit kering,
gatal,
kemerahan
Dosis : tube 10 g gel
1- 2kali sehari pada tempat
yang berjerawat


Daftar Pustaka
James WD, Berger TG, Eston DM, Acne. In: James WD Berger TG, Eston DM. Andrews diseases of
the skin, 9th edn. WB saunders company, Canada.2000; 284-92.
Webster F Guy, Anthony V. Rawlings. Acne and Its Therapy. Informa Healhcare USA, Inc.2007; 75-
135.

Anda mungkin juga menyukai