9
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-
tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai
informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain,
manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika.
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah
orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan
dengan istilah pidato. Pada kesempatan ini, kita akan sama-sama membicarakan dan berlatih
bagaimana kita harus mempersiapkan dan melakukan pidato, agar pidato kita itu memiliki daya
tarik, informatif, rekreatif, dan persuasif.
PENGERTIAN PIDATO
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang
banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato
pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato
tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat
membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan
puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
JENIS-JENIS PIDATO
Berdasarkan pada ada tidaknya persiapan, sesuai dengan cara yang dilakukan waktu
persiapan, kita dapat membagi jenis pidato kedalam empat macam, yaitu: impromtu, manuskrip,
memoriter, dan ekstempore.
Pidato impromtu adalah pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan
sebelumnya. Apabila Anda menghadiri sebuah acara pertemuan, tiba-tiba Anda dipanggil untuk
menampaikan pidato, maka pidato yang Anda lakukan disebut impromtu.
Bagi juru pidato yang berpengalaman, impromtu memiliki beberapa keuntungan: (1) Impromtu
lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak
memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya, (2) Gagasan dan pendapatnya dating
secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup, dan (3) Impromtu memungkinkan Anda terus
berpikir. Tetapi bagi juru pidato yang masih “hijau”, belum berpengalaman, keuntungan-
keuntungan di atas tidak akan tampak, bahkan dapat mendatangkan kerugian sebagai berikut: (1)
Impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak
memadai, (2) Impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar, (3)
gagasan yang disampaikan bisa “acak-acakan” dan ngawur, dan (4) Karena tiadanya persiapan,
kemungkinan “demam panggung” besar sekali. Jadi, bagi yang belum berpengalaman, impromtu
sebaiknya dihindari daripada Anda tampak “bodoh” di hadapan orang lain.
Pidato Memoriter adalah pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata
demi kata, seperti seorang siswa madrasah menyampaikan nasihat pada acara imtihan. Pada
pidato jenis ini, yang penting Anda memiliki kemampuan menghapalkan teks pidato dan
mengingat kata-kata yang ada di dalamnya dengan baik. Keuntungannya (jika hapal), pidato
Anda akan lancar, tetapi kerugiannya Anda akan berpidato secara datar dan monoton, sehingga
tidak akan mampu menarik perhatian hadirin.
Pidato Ekstempore adalah pidato yang paling baik dan paling sering digunakan oleh juru pidato
yang berpengalaman dan mahir. Dalam menyampaikan pidato jenis ini, juru pidato hanya
menyiapkan garis-garis besar (out-line) dan pokok-pokok bahasan penunjang (supporting points)
saja. Tetapi, pembicara tidak berusaha mengingat atau menghapalkannya kata demi kata. Out-
line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran kita.
Keuntungan pidato ekstempore ialah komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena
pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya, pesan dapat fleksibel untuk
diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan. Pidato jenis ini memerlukan
latihan yang intensif bagi pelakunya.
Jenis-jenis pidato juga dapat diidentifikasi berdasarkan tujuan pokok pidato yang
disampaikan. Berdasarkan tujuannya, kita mengenal jenis-jenis pidato: pidato informatif,
pidato persuasif, dan pidato rekreatif. Pidato informatif adalah pidato yang tujuan utamanya
untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu. Pidato pesuasif adalah
pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima
ajakan kita secara sukarela bukan sukar rela. Pidato rekreatif adalah pidato yang tujuan
utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Namun demikian, perlu disadari
bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau
peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas
secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk
dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebut ilustrasi. Untuk
memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang
kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang
dideritanya.
Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan
persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi harfiyah dan analogi
kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara objek-objek dari
kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya,
membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah
perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang kita kutip untuk menunjang pembicaraan
kita. Pendapat ahli itu dapat kita ambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara
televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan
kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat,
memperjelas, dan meyakinkan. Misalnya, untuk melukiskan betapa bokbroknya akhlak
generasi muda di Indonesia, Anda menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara, menurut
hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan
seks sebelum nikah…”
Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata
yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali.
Organisasi Pesan
Pengaturan Pesan
Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kita masih perlu menyesuaikan organisasi
pesan ini dengan cara berpikir khalayak pendengar. Urutan pesan yang sejalan dengan proses
berpikir manusia disebut oleh Alan H. Monroe sebagai motivated sequence (urutan bermotif).
Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif: perhatian (attention), kebutuhan (needs),
pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).
Dengan demikian, pidato yang baik dan efektif adalah pidato yang sejak awal mampu
membangkitkan perhatian khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan adanya
kebutuhan tertentu, memberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut, dapat
menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang dianjurkan kepadanya, dan akhirnya
mampu menggerakkan khalayak untuk bertindak sesuai anjuran kita.
Misalnya, kita akan mengajak seseorang untuk memotong rambutnya yang gondrong. Anda
memuali pembicaraan dengan melontarkan perkataan: “Lihat rambutmu!!! Kutu-kutu
bergelantungan dengan bebasnya…” Anda sedang memasuki tahap perhatian. Lalu Anda
berkata lagi, “Kutu-kutu itu tentu membuat kepalamu gatal dan kamu pasti tidak bisa tidur
nyenyak…” Anda tengah berada pada tahap membangkitkan kebutuhan. “Memotong rambut itu
mudah dan murah, cukup dengan uang Rp 3.000 atau bahkan gratis…” Anda masuk pada tahap
pemuasan. “Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig begitu dan membebaskan kutu-kutu
menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang waras dan mustahil gadis-gadis di desa
ini akan tertarik kepadamu…, tapi jika kamu cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-
kutu itu akan segera mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan
mengucapkan selamat datang arjunaku…” Anda sudah masuk pada tahap visualisai. “Ayo,
cukurlah rambutmu sekarang…!!!” Anda melakukan tahap tindakan.
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan sepatah
Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan semua guru yang
telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih dalam mendidik,
sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami
Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikan kesehatan yang
Juga untuk teman2 semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua, karena kita sudah
bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya juga mendoakan teman2 semua dapat melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi, baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk
Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman2, doa saya menyertai teman2 semua...