Anda di halaman 1dari 26

SYDENHAMS CHOREA

KRITERIA DIAGNOSA :
A. DEFENISI :
Sydenham;s chorea (SC) adalah komplikasi lambat dari infeksi AB Haemolytic streptococcal
dan merupakan kriteria mayor acute rheumatic fever, dengan ciri khas chorea, kelemahan
otot dan beberapa gejala neuropsikiatrei, akibat penyakit autoimun.
KLINIS :
1. Didahului adanya infeksi AB Haemlytic streptococcal (20-30%).
2. Umur 5-15 tahun.
3. Perempuan predominan.
4. Chorea general, simertris, gerakan lebih cepat dibanding chorea dari Hutington
5. Perubahan tingkah laku, gangguan obsesif-kompulsif dan iritabel.
6. sembuh sendiri 5-16 minggu.
LABORATORIUM :
Kadar ASTO (Anti St
Reptolisin O) meningkat
RADIOLOGIS :
MRI lesi di necleus caudatus dan putamen
PATOLOGI ANATOMI : tidak ada data


DIAGNOSA BANDING :
Secondari chorea
Sydenhams chorea
Immune mediated chorea
Vascular chorea
Harmonal disorders
Drug induced chorea
Inectious chorea :
Bacterial
Sydenhams (post streptococcal)
Sub-acute bacterial endocarditis
Neurosyphilis
Tubercolosis
Viral
Measles
Mumps
Influenza
Cytomegalovirus
Sub-acute sclerosing panencephalitis
Human immune deficiency virus
Epstein-barr virus (mononecleosis)
Borrelia burgdorferi (lyme disease)
Varicella
Prion
Creutzfeldt-Jakob disease
TATALKSANANA
A. MEDIKAMENTOSA :
CHOREA DAPAT DOBERIKAN :
Haloperidol 0,5-5 mg/hari,
Benzodiazepines seperti Clobazepam bisa dipakai.
Amantandine 100-300mg.
B. TINDAKAN : -
KONSLUTASI : -
JENIS PELAYANAN : Ringan rawat jalan
TENAGA : Dokter Spesialis Saraf
LAMA PERAWATAN : -
PROGNOSIS : Sembuh sendiri
TREMOR ESENSIAL
KRITERIA DIAGNOSIS
A. KLINIS :
Tremor Essential (TE) berdasarkan Core and Secondary Criteria (lihat Tabel)
Omset usia data-rata TE: 45 tahun.
Bisa uniteral bilateral.
Tremor bisa meluas sampai kepala dan leher, kira-kira 50-60% TE mengenai kepala.
Tremor suara (Voice Tremor) terjadi pada 30% pasien.
TE jarang pada tubuh dan kaki.
TE cenderung progesi dan sama dengan bertambahnya usia.
Alkohol memperaiki remor pada 70% pasien selama tidur miring.
Performance test : pasien menulis, menggambar, mengambil benda, minum dengan gelas.
LABORATORIUM : -
RADIOLOGI : -
GOLD STANDARD : -
PA : Tidak ada keluhan
DIAGNOSA BANDINGAN
Parkinson, MS, Wilson disease, Huntington.
Cerebellar degenerative disease.
Efek samping obat : obat asma, anti depresan.
Toksin logram berat : timah, merkuri.
Thypoid disease
TATALAKSANA
A. MEDIKOMENTOSA :
OBAT Dosis Awal Dosis Tx Efek Samping
Propanolol 30 mg/hr 160-320 mg/hr
Kelelahan, impoten, depresi,
sesak nafas, bradcardia
Primidone 12,5-25 mg/hr 62,5-350 mg/hr Sedasi, neausea, muntah
Gabapentine 300 mg/hr 1200-3600 mg/hr
Drowsines, kelelahan, nausae,
dizzine, sempoyongan
Alprazolam 0,75 mg/hr 0,74-2,75 mg/hr Sedasi, kelelahan
To Piramate 25 mg/hr 100-300 mg/hr
Parestesia, BB menurun, batu
ginjal
Nimodipine 120 mg/hr 120 mg/hr Hipotensi ortostatik
Theophyllin 150-300 mg/hr 15-300 mg/hr
Insomia. Restlessness, sakit
kepala
Botulinum toxin A : terutama TE kepala, suara, tangan.
B. TINDAKAN
Bedah : continus deep brain stimulation with electrode implanted ada vertal intermedaite
nucleus o thamalus dan thalamotomy.
Physical terapi : speech terapi.
PENYULIT
Stres, kopi, alkohol.
KONSULTASI :
Bedah
Rehab medik
JENIS PELAYANAN :
Rawat jalan
TENAGA :
Dokter spesialis saraf
Fisioterapis
LAMA PERAWATAN : -
Diagnosis : baik
PROGRESSIVE SUPRANUCLEAR PALSY
KRITERIA DIAGNOSIS
KLINIS
Usia 50-60 tahun.
Gejala meliputi : gangguan keseimbangan(ibalance), ganggua penglihatan, disartri,
disagi, ganguan fungsi intelektual, perubahan kepribadian, atau insomnia. Tidak semua
gejala ada pad setiap pasien, tetapi sebagian besar muncul selama perjalanana penyakit.
Biasanya dimulai dengan gangguan visual, ganguan postur dan gaya berjalan yang
tampak pada awal penyakit. Pada fase dini penderita sering tiba-tiba terjatuh tanpa
penyebab yang jelas (parozysmal disequilbrium). Sebagian besar cenderung jatuh ke
belakang, tetapi bisa jatuh ke segala arah.
Ciri khas hipkinesia dan rigiditas otot-oto axial dan anggota gerak.
Gangguan gerakan ocular pursuit, khususnya kearah bawah, biasanya ta,pak pada saat
pertama kali memeriksakan diri. Paresis menimbulkan pergerakan kepala pasif
mengaktifkan reflek oculocephalic (supranuclear). Pasien kesulitan apabila menuruni
tangga, membaca atau mengambil makanan dari piring.
Gangguan bicara dan menelan, kadang tercekik.
Ditemukan horizontal square-wave jerk, saccadic lambat dan hipmetrik, dan paresis
gerakan keatas. Parsis lateral gaze terjadi pada tahap lanjut dari penyakit.
Apraxia geralan keplopak mata dan blpeharospasme sering terjadi.
Tremor janga ditemukan.
Gangguan mental sering ditemukan, serikng kali berupa perubahan kepribadian,
emotional incontinece, atau depresi. Demensia biasanya sama dengan penyakit Lobus
Frontalis.
Kombiasi disartria, disfagia dan disabilitas menyebabkan kematian karena aspirasi.
Respon terapi terhadap levodopa buruk
B. PENUNJANG
MRI otak untuk menyingkirkan dementia multi-infrak hidrosefalus.
Dingle photion emission computed tomograhpy (PET) scan
DIAGNOSA BANDING
Parkinson;s disease idiopatik. Sulit dibedakan apabila gerakan bola mata masih normal.
Degenerasi coricobasal ganlionci, multiple system atrophy.
Normal pressure hydricephalus.
Multiple cerebral infrak.
TATALAKSANA
A. Medikomentosa.
Terapi PSP masih belum memuaskan.pada 1/3 paseien levodopa memperbaiki
bradikinesia dan rigiditas. Bila tidak ditemukan perbikan motor dengan levodopa,
obat di stop.
Amantadin dan amitriptilin, terapi pengunaanya terbatas karena efek sampingnya
Zolpidem memperbaiki keseimbangan disartri dan disfagi.
Terapi wicara untuk manajemen disartri dan disfagi.
Blepharospasme memberi respon baik terhadap injeksi toksin botulinum. Mata kering
akibat jarang berkedip diberi lubrican lopikal
B. Tindakan : -
PENYULIT
Aspirasi pneumoni.
Mata kering.
KONSULTASI : -
JENIS PELAYANAN
Rawat jalan.
Rawat inap.
TENAGA :
Spesialis saraf.
Spesialis paru.
MIOKLONUS
DEFENISI :
Mioklonus adalah gerakan tidak disadari tiba-tiba, sebntar, jerkly, shock like, akibat kontraksi
otot (positip mioklonik), disebabkan gangguan di CNS timbul di anggota, wajah atau badan.
KLINIS :
Kalsifikasi : berbagai klasifikasi
Berdasarkan distribusi miklonus : fokal, segmental, general
Berdasarkan neurofisiologi : kortikal, batang otak, spinal.
Berdasarkan waktu : ireguler, ritmik, osilatori, mioklonus bisa saat istirahat atau saat
kerja.
Miklonus bisa reflektoris atu sensitif terhadap stimulus sensoris atau suara.
Marsdens membagu mioklus :
o Fisiologik Esensial Epileptik Simptomatik
1. Fisiologik Mioklonus : timbulnya gerakan mendadak sekelompok otot saat mulai tidur,
biasanya sesudah aktivitas berat, emosi atau stress Hiccup isa dimasukan jenis ini.
2. Essential Mioklonus : Onset dekade kedua, laki dan perempuan sama, timbul gerakaln
mioklonus. Saat kerja, hilang saat tidur, meningkat saat emosi.
3. Epileptik Miklonus : adalah fenomena epilepsi terutama anak-anak, tipe progresif
multifokal atau mioklonus general, ditandai dengan timbulnya kelainan neurologis
progresif seperti atazia, spastisitas, demensia, tuli.
4. Simptomatim Mioklonus : dihubungkan dengan infeksi, degnerasi metabolik, toxic
encefalopati.
Klasifikasi Berdasar Etilogi dan Patologi :
1. Kortikal Mioklonus : lesi di kortek sensorimotor dan cetusan abnormal
a. Lesi fokal kortikal : tumor, angioma encefalitis, contoh lesi kortikal : Epilepsia partial
continua. Dapat juga lesi subkortikal seperti : Atropi Multi Systemm Corticobasal-
Ganglionic degenrasi.
b. Cortikal myoklonus timbul saat gerakan sadar atau stimulasi somatosensoris.
2. Mioklonus Batang Otak : cirinya general dan timbul saat stimulasi suara atau sensoris
kepala/leher. Diawali aktivvasi sternokleidomastoid, diikuti otot wajah, masseter beru
badan dan anggota.
3. Spinal Miklonus : cetusan abnormal dimulai dimotor neuron : Spinal mioklonus
segmental : gerakan jerky, berulang-ulang, ritmik, setinggi segmen myelum saat tidur
masih timbul 0,5-2 Hz.
4. Palatal Mioklonus : lesi di Guillain Mollaret triangle, dekat nukleus dentatus,
kontralateral tegmentum dan olivia inferior, timbul hiperplasia nukelus olivia inteferior.
Etiologi Mioklonus :
1. Drug induced mioklonus :
Antikonvulsan, Levodopa, lithium, Clozapine, Penicillin, Vigabatrin, Cyclosporin,
Tricycli Antidepressan, MOA Inhibitor
2. Opsoklonus-mioklonus sindrome :
Viral, Ca Ovarii, Melanoma, Lymphoma, Hipoglikemia.
3. Asterixis : metabolik Ecefalopati (misal Hepatik ), Lesi Thalamus, Putamen, Lobus
Parietal.
4. Kortikal Mioklonus : Tumor, Angioma, Enceflaitis.
5. Palatal Mioklonus : Idiopathic, Stroke, MS, Neurodegenerasi.
6. Spinal mioklonus : mielopati Inflasmasi, Cervical Spondilosis, Tumor, Ischemik.
7. Post Anoxic encefalopati.
8. Progressive Myoclonic Ataxia (Ramsay Hunt Syndrome)
9. Trauma
10. Metal Toxic : Mangan, Besi.
11. MPTP
ELEKTROFISIOLOGI :
1. EMG : untuk menentukan aktivitas otot segmental.
2. SSEP.
3. MRI otak, spinal
4. Elektron mikroskop pada kulit, konjungtiva dan otot.
RADIOLOGI : -
GOLD STNDARD : -
PATALOGI ANATOM : -
DIAGNOSA BANDING :
o Chorea
o Tics
TATALAKSANA
A. Medikamentosa :
o Cari faktir etioloi dan diobati.
o Klonazepam : 4-10 mg/hr.
o Sodium Valproat : 250-4500 mg/hr.
o Lisirude.
o Asetasolamide (Sindrom Ramsay Hunt)
o Karbammazepin
o Pada post hipoksi mioklonus bisa ditambahkan 5-hidroksi tryptophan dan carbidopa.
o Asteriksis(negative-mioklonus) bsa dipakai ethosuximide dan kreksi metabolit.
B. Tindakan : -
PENYULIT : -
KONSULTASI : -
JENIS PERAWATAN : Rawat nap/jalan
TENAGA : Medis, paramedis.
LAMA PEAWATAN : -
PROGNOSIS : tergangtung penyebab

SINDROMA TOURETTE
KRITERIA DIAGNOSIS :
Sindroma Tourette (ST) adalah sindrma waxing, waning tik motorik baik simpel atau komplek,
disertai minimal satu vokal tics (phoe tics), disertai obsesive-compulsive disorders tetapi gaguan
tingkah lakumenunjukan kriteria untuk diagnosis, tetapi penting untuk pasien.
Onset Klinis
Sindroma Tourette pada umur antara 5-20 tahun, dengan rasia laki-laki : perempuan 4 : 1.
TICS
a. singkat, emndadak, timbul iregular dan berulang dari gerakan maupun suara. Dua bentuk
tiks adalah motor dan fokal selanjutnya masing-masing dibagi dalam bentuk simpel dan
kompleks.
b. Simel motor Tics muncul tiba-tiba, tidak ertujuan, mngenai kelompok-kelompok otot,
misalnya angkat bahu, kedipan mata, jerking kepala.
c. Simpel motor Tics sering tampak lebih-lebih lambat, terus menerus dan gerakan gerakan
tonik yang menyerupai distonia (disebut distonic tics)
d. Complex motor Tics : gerakan koordinatif dan berurutan yang menyerupai gerakan
motorik normal atau gerakan badan yang kurang tepat dalam intensitas dan waktunya.
Gerakan menyentuh, melempar, memukul an melompat lompat. Contoh lain complex
motor Tics adalah menunjukan alat genitalia atau echopaxia.
e. Tics suara dihasilkan dari mulut, tenggorokan maupun hidung.
f. Tics suara sederhana suara yang tidak terartikulasi; sedangkan yang komplek antara lain,
kata, elemen musik.
g. Kata-kata kotor (Koprolalia)
h. Tics motor dan phonik bisa muncul selama tidur.
Ganguan Tingkah Laku (GTL) :
a. Manigestasi timbul beberapa tahun bersama onset tics.
b. Tingkah laku abnormal atau adanya Obsesive Compulsive Disorde (OCD) : pikiran-
pikiran obsesive, gerakan kompulsif, Attension Defisit Hyperactivity disorders (ADHD),
disleksia, despresi, obi, tingkah laku anti sosial dan kelainan kepribadan.
c. Obsesi adalah fikiran, ide-ide, bayangan-bayangan, impuls keinginan, juga perasaan
kekurangan, keseimbangan, ketakutan yang menggangu keluarga atau sekitarnya.
d. Compulsions adalah tingkah laku sadar, berulang-ulang respons dari obsesinya, seperti :
kebiasaan mengulangi perintah/kebiasaa, menghitung, mengecek pintu, cuci tangan
berulang ulang dsb.
e. ADHD adalah tingkah laku impulsive dan hiperaktif dengan menurunnya atensi. ADHD
tmbul pada 50% ST, onset ADHD pada umur 4-5 tahun dan 2-3 tahun mendahului tics.
LABORATORIUM : tidak ada
RADIOLOGIS : tidak diperlukan, ST hanya diagnosa klinis saja.
GOLDEN STANDARD : tidak ada
Neuro-psychiatric diperlukan pada OCD dan ADHD.
APTOLOGI ANATOMI : tidak spesifik, lesi di ganglia basalis terutama nucleus caudatus,
kortek inferior parietak.
PARIENTAL DIAGNOSA
TICS : ditonia, korea, mioklonus, hiperefleksia
Kelainan TICS sesaat : serangan pada anak.
Kelainan Tics motorik primer
Kelainan TICS multipel kronis
TICS pada huntington disease, parkinson.
Kelainan pertumbuhan anak.
Rheumatoid Heart Disease.
TATALAKSANA
a. Medikamentosa : Starting dose
Dopamine-receptors blocker : (mg/days)
- Fluphenazine 1.0
- Pimozide 2.0
- Haloperidol 0.5
- Risperidone 0.5
- Ziprasidone 20.0
- Triluparezine1.0
- Molindone 1.o
CNS Stimulants for ADHD
- Methylphindate 5.0
- Pemoline 18.7
- Dextroamphet 5.0amine
Noradrenaline drugs for impuls control ADHD
- Clonidine 0.1
- Guanfacine 1.0
Serotonergic drugs for OCD
- Flouxetin 20-60
- Sertralin 50-200
- Paroxetin 20-60
- Clomipramin 25
- Fluvoxamin 50
- Venzlafazin 25
- Tripthophan
- MAOI, mianserin, benzodiazepin
b. TINDAKAN
- TICS : Psiko terapi
- Hipnotis
- Kelainan tingkah laku operasi bedah : Thalamotomy, tracheotomy, cinglutomy.
PENYULIT : -
KONSLUTASI :
Spesialis saraf
Spesialis jiwa
Psikolog
Jenis Pelayanan : Rawat jalan
TENAGA :
- Dokter Spesialis Saraf
- Dokter Spesialis Jiwa
- Psikolog
LAMA PERAWATAN : tidak ada data
PROGNOSIS : baik
CEDERA KEPALA (CEDERA OTAK)
DEFINISI
Cedera Otak (CO) adalah cedera yang mengenao kepala dan otak, baik yang terjadi secara
langsung (kerusakan primer/primary effect) maupun yang tidak langsung (kerusakan
sekunder/secondary effect). Cedera otak yang terjadi sebagian besar adalah sedera otak tertutup,
akibat kekerasa (rudapaksa), kerena kecelakaan lalu lintas, dan sebagian besar (84%0 menjalani
terapi konservatif dan sisanya sebanyak 16% yang membutuhkan tindakan operatif.
KRITERIA DIAGNOSIS
KLINIS
Tergantung berat ringannya cedera otak yang terjadi, dibagi dalam :
1) Minimal = Simple Head Injury (SHI)
- Nilai skala Koma Glasgow 15 (normal)
- Kesadara baik
- Tidak ada amnesia
2) Cedera Otak Ringan (COR)
- Nilai skala Koma Glasgow 14 atau
- Nilai skala koma Glasgow 15 dengan
Amnesia pasca cedera < 24 jam, atau
Hilangnya kesadaran < 10menit
- Dapat disertai gejala klinik laiinya, misalnya : mual, muntah, sakit kepala atau
vertigo

3) Cedera Otak Sedang (COS)
- Nilai skala Koma Glashow 9-13
- Hilang kesadaran > 10 menit tetatpi kurang dari 6 jam.
- Dapat atau tdak ditemukan adanya defisit neurologis.
- Anesia pasca cedera selama kurang lebih 7 hari (bisa postif atau negatif)
4) Cedera Otak Berat (COB)
- Nilai skala Koma Gaslgow 5-8
- Hilangnya kesadaran > 6 jam
- Ditemukan defisit neurologis
- Amnesia pasca cedera > 7 hari
5) Kondisi Kritis
- Nilai skala koma glasgow 3-4 hari
- Hilangnya kesadaran > 6 jam
- Ditemukan defisit neurologis
Perdarahan Epidural
- Lusid interval
- Anisokori pupil
- Hemiparesis yang terjadi kemudian
- Refleks babinski yang terjadi kemudian
Fraktur Basis Kranii
- Keluar cairan otak lewat hidung (rinorea) atau telinga (otorea)
- Hematoma kacamata atau hematoma retroaurikular (Battles sign)
LABORATORIUM :
- Darah Perifer Lengkap
- Gula darah sewaktu
- Ureum/kreatinin
- Analisa gas darah (ASTRUP)
- Elekrtolit
RADIOLOGI :
- Foto kepala polos, posisi AP/Lat?Tangesial (sesuai indikasi)
- Skening kepala, gambaran bisa normal, kontusia perdarahan, edema, fraktur tulang kepala.
STANDAR BAKU
- Skening Kepala (CT-Scan Kepala)
PATOLOGI ANATOMI
- Normal, tidak ada kerusakan hanya gangguan fungsinal (Simple Head Indjuri (SHI) dan
Komosio)
- Kontusio
- Perdarahan
- Edema
- Iskemia
- Infark
- Fraktur tulang tengkorang


TATALAKSANA
Tergantung derajat beratnya cedera.
1) Minimal
- Tirah baring, kepala ditinggikan sekitar 30derajat
- Istirahat dirumah
- Diberi nasehat agar kembali ke rumah sakit bila ada tanda-tanda perdarahan epidural,
seperti orangnya mulai terlihat mengantuk (kesadaran mulai turun-gejala lucid
interval)
2) Cedera Orak Ringan (Komosia Serbri)
- Tirah baring, kepala ditinggikan sekitar 30 derajat
- Observasi di rumah sakit 2 hari
- Keluhan hilang, mobilisasi
- Simptomatis : anti vertigo, anti emetik, analgetika
- Antibiotika (atas indikasi)
3) Cedera Otak Sedang dan Berat (Kontusio Serebri)
a. TERAPI UMUM
Untuk kesadaran menurun
- Lakukan reusitasi
- Bebaskan jalan nafas (Airway), jaga fungsi pernapasan (Breathing), Circulation
(tidak boleh terjadi hipotensi, sislotik sama dengan atau lebiha90 meit), nadi, suhu
(tidak bolelh sampai tejadi perikesia)
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dan nutrisi yang cukup, dengan kalori 50%
lebih dari normal.
- Jaga keseimbangan gas darah
- Jaga kebersihan kandung kemih, kalau perlu pasang kateter.
- Jaga keberisahn dan kelancaran jalur intravena.
- Rubah-rubah posisiuntk cegah dekubits.
- Posisi kepala ditnggikan 30 derajat.
- Pasang selang nasohastrik pada hari ke-2, kecuali kontra indikasi yaitu pada fraktur
basis kranii..
- Infus cairan isotonis.
- Berikan Oksigen sesuai indikasi.
b. TERAPI KHUSUS
1. Medikamentosa
- Mengatasi tekanan tinggi intrakranial, berikan maitol 20%
- Sitomatis : analgetik, anti emetik, antipiretik
- Antiepilepsi diberikan bila terhadi bangkitan epilespsi pasca cedera.
- Antibiotika diberkan atas indikasi.
- Anti stres ulcer diberikan bila ada perdarahan lambung
2. Operasi bila terdapat indikasi
c. REHABILITASI
- Mobilitas bertahap dilakukan secepatnya selteah keadaa klinik stabil
- Neurorestorasi dan Neurorehabilitasi diberikan sesaui dengan kebutuhan.

PENYULIT
Perawatan dan konsistensi neurorehabilitasi yang kurang cermat dapat menimbulkan gejala sisa
yang sangat ariatif tergantung berat dan lokasi kerusakan otak
KONSULTASI :
- Bedah Saraf/Bedah Lainya sesuai indikasi.
- Neuroemergensi.
- Neurobehavior..
- Neurorestorasi/Neurorehabilitasi.
JENIS PELAYANAN
- Rawat Jalan
- Rawat Inap
TENAGA :
Perawat, Dokter Umum, Dokter Spesialis Saraf, Terapis
LAMA PERAWATAN
- Tergantung beratnya, dari2 hari sampai 1 bulan
- Terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan perawatan
khusus karena kecacatan yang cukup berat.
CEDERA MEDULA SPINALIS
DEFINISI
Cedera Medula Spinalis (CMS) atau cedera spinal adalah cedera pada tulang belakang yang
menyebabkan penekanan pada medula spinalis sehingga menimblkan myelopati dan merpakan
keadaan darurat neurologi yang memerlukan tindakan yang cepat, tepat dan cermat untuk
mengurangi kecacatan. Prognosis penyembuhan tergantung pada 2 faktor yaitu :
a) Beratnya defisit neurologis yang timbul dan
b) Lamanya defisit nerologis sebelum dilakukan tindakan dekompresi
CMS merupakan kasus emergensi neurologi dan perlu mendapat perhatian lebih, oleh karena
satu kali medulla spinalis rusak, sebagian besar fungsinya tidak dapat kembali normal.
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Cedera Medula Spinalis mempunya gambaran klinik yang berbeda tergantung letak dan luas lesi,
secara gars besar dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu :
Tabel : Sindroma Mayor Cedera Spinal, yaitu :
Tabel : Sindroma Mayor Cedera Spinal
Sindroma Kasus Utama Gejala & Tanda Klinis
Hemicord (brown Sequard
Syndrome)
Cedera tembus, kompresi
ekstrinsik
Gg sensorik kontralateral,
pareseipsilateral, gg propioseptif ipsillat,
rasa raba normal
Sindrome Spinallis Anterior
Infark a.spinalis anterior
watershed (T4-T6), Iskemik
akut, HNP
Ganguan sensorik bilateral, propioseptif
normal, parese UMN dibawah lesi, parese
LMN setinggi lesi, disfngsi sphincter
Sindrom Spinalis Sentral
Syringomyelia, Hypotensive
Spinal cord ischemic,
Trauma spinal (fleksi-ektensi)
tumor Spinal
pareseLMN pada lengan, parese tungkai
(bervariasi tingkat kelumpuhannya), dan
spastisitas. Nyeri hebat dan hiperpati,
gangguan sensorik pada lengan, disfungsi
sphincter atau retensio urin
Sindrome Spinalis Posterior
Trauma, infark a.spinalis
posterior
Gangguan propioseptif bilateral, nyeri
dan parestesi pada leher, punggung dan
bokong, perese ringan

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah Perifer Lengkap
b. Gula darah Sewaktu, E=Ureum dan Kreatinin
2. Radiologi
a. Foto vertebra posisi AP/LAT dengan sentrasi sesuai dengan letak lesi
b. CT Scan atau MRI jika diperlukan tindakan operasi
3. Neurofisiologi Klinik EMG, NCV. SSE
PENATALAKSANAAN
1. Umum
a) Jika ada fraktur atau dislookasi kolumna vertebralis servikalis, segera pasang kerah
fiksasi leher, jangan gerakan kepala atau leher.
b) Jika ada fraktur kolumnavertebrals torakalis, angkut pasien dalam keadaan
terleungkup, lakukan fiksasi trakal (pakai korset)
c) Fraktur derah lumbal, fiksasi dengan korset lumbal.
d) Kerusakan mendula spinalis dapat menyebabkan tonus pembuluh darah menurun
karena paralisis fungsi sistem saraf ortosimpatik denga akibat menurunya tekanan
darah. Beri infus, bila mungkin plasma atau darah, dextran-40 atau eskpafusin.
Sebaiknya jangan diberi cairan isotonik seperti NaCl 0,9% atau glukosa 5%. Bila
perlu diberikan 0,2 mg adrenalin s.k, boleh diulang 1 jam keudian. Bila denyut nadi <
44 kali/menit, berikan sulfas atropin 0,25 mg i.v.
e) Gangguan pernafasan, kalau perlu beri bantuan dengan respirator atau cara lain. Jada
jalan nafas tetap lapang.
f) Jika lesi diatas C-8, termoregulasi tidak ada, mungkin terjadi hiperhidrosis, usahakan
suhu badan tetap normal.
g) Jika ada gangguan miksi pasang kondng keteter atau daeur kateter dan jika ada
gangguan defekasi, berikan laksan/klisma.
2. Medikamentosa
a) Beikan metil-prenisolon 30mg/kgBB, i.v perlahan-lahan selama 15 menit. 45 menit
kemudian per infus 5mg/kgBB selama 24 jam. Kortikosteroid mencegah peroksidasi
lipi dan peningkatan sekunder asam arakidonat.
b) Bila terjadi spastisitas otot :
Diazepam 3 x 5-10 mg/hari
Bakloen 3 x 5 mghingga 3 x 20mg/hari
c) Bila ada rasa nyeri dapat diberikan :
Analgetika
Antidepresan : amitrriptilin 3 x 10 mg / hari
Antikonvulsan : neurontin 3 x 300 mg/hari
d) Bila terjadi hipertensi akibat gangguan saraf otonom (tensi > 180/100 mmHg),
pertimbangkan pemberian obat antihipertensi
3. Operasi
Tindakan operatif dilakukan bila :
Ada fraktur, pechan tulang menekan medulla spinalis
Gambaran neurologis progresif memburuk
Fraktur, dislokasi yang labil
Terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menekan medulla spinalis

PENYULIT
Tergantung beratnya dan waktu datang ke rumah sakit (lewat waktu emas),tidak dapat sembuh
sempurna.
KONSULTASI
- Bedah Saraf/Bedah lainnya tergantung indikasi
- Neuroemergensi
- Neurorestorasi/Neurorehabilitasi
JENIS LAYANAN
- Rawat Inap
- Rawat Jalan
TENAGA
Perawat, Dokter Umum, Dokter Spesialis Saraf, Terapis
PERAWATAN
Sampai masa akut lewatdan selesainya tindakan yang diperlukan, biasanya 7 hari sampai 1
bulan.
Terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan perawatan khusus
karena keccatan yang cukup berat.

Anda mungkin juga menyukai