Anda di halaman 1dari 6

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Definisi KIPI
Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penaggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI
adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa ! hari
(arthritis kronik pasca "aksinasi rubella), atau bahkan ! hari (in#eksi "irus campak
vaccine-strain pada pasien imunode#isiensi pasca "aksinasi campak, dan polio
paralitik serta in#eksi "irus polio vaccine-strain pada resipien non imunode#isiensi
atau resipien imunode#isiensi pasca "aksinasi polio).
Pada umumnya reaksi terhadap obat dan "aksin dapat merupakan reaksi simpang
(adverse events), atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat e#ek langsung "aksin.
$eaksi simpang "aksin antara lain dapat berupa e#ek #armakologi, e#ek samping
(side-effects), interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi yang
umumnya secara klinis sulit dibedakan.e#ek #armakologi, e#ek samping, serta reaksi
idiosinkrasi umumnya terjadi karena potensi "aksin sendiri, sedangkan reaksi alergi
merupakan kepekaan seseorang terhadap unsure "aksin dengan latar belakang genetic.
$eaksi alergi dapat terjadi terhadap protein telur ("aksin campak, gondong, in#luen%a,
dan demam kuning), antibiotik, bahan preser"ati# (neomisin, merkuri), atau unsure
lain yang terkandung dalam "aksin.
Kejadian yang bukan disebabkan e#ek langsung "aksin dapat terjadi karena kesalahan
teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan "aksin, kesalahan
prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata&mata kejadian yang timbul
secara kebetulan. 'esuai telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety Committee, Institute
of Medicine (I(M) )'* menyatakan bah+a sebagian besar KIPI terjadi karena
kebetulan saja. Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah akibat
kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan (pragmatic errors).
Etiologi
,idak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata
tidak ada hubungannya dengan imunisasi. (leh karena itu unutk menentukan KIPI
diperlukan keterangan mengenai-
1. besar #rekuensi kejadian KIPI pada pemberian "aksin tertentu
!. si#at kelainan tersebut lokal atau sistemik
.. derajat sakit resipien
. apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau tidak terbukti
/. apakah dapat disimpulkan bah+a KIPI berhubungan dengan "aksin, kesalahan
produksi, atau kesalahan prosedur
KN PP KIPI membagi penyebab KIPI menjadi / kelompok #aktor etiologi menurut
klasi#ikasi lapangan 01( Western Pacific (1222), yaitu-
1. Kesalahan program3teknik pelaksanaan (programmic errors)
'ebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik
pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan,
pengelolaan, dan tata laksana pemberian "aksin. Kesalahan tersebut dapat
terjadi pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi, misalnya-
4osis antigen (terlalu banyak)
5okasi dan cara menyuntik
'terilisasi semprit dan jarum suntik
6arum bekas pakai
,indakan aseptik dan antiseptik
Kontaminasi "aksin dan perlatan suntik
Penyimpanan "aksin
Pemakaian sisa "aksin
6enis dan jumlah pelarut "aksin
,idak memperhatikan petunjuk produsen
Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat
kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama.
!. $eaksi suntikan
'emua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik
langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. $eaksi
suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat
suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut,
pusing, mual, sampai sinkope.
.. Induksi "aksin (reaksi "aksin)
7ejala KIPI yang disebabkan induksi "aksin umumnya sudah dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang "aksin dan secara klinis
biasanya ringan. 0alaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat
seperti reaksi ana#ilaksis sistemik dengan resiko kematian. $eaksi simpang ini
sudah teridenti#ikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian
tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian
khusus, atauberbagai tindakan dan perhatian spesi#ik lainnya termasuk
kemungkinan interaksi obat atau "aksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan
dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.
. 8aktor kebetulan (koinsiden)
'eperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara
kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator #aktor kebetulan ini ditandai
dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok
populasi setempat dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan
imunisasi.
/. Penyebab tidak diketahui
9ila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan
kedalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan kedalam
kelompok ini sambil menunggu in#ormasi lebih lanjut. 9iasanya denagn
kelengkapan in#ormasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab
KIPI.
Gejala Klinis KIPI
7ejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi
gejala lokal, sistemik, reaksi susunan sara# pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya
makin cepat KIPI terjadi makin cepat gejalanya.
$eaksi KIPI 7ejala KIPI
5okal *bses pada tempat suntikan
5im#adenitis
$eaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis, 9:7&itis
''P Kelumpuhan akut
;nse#alopati
;nse#alitis
Meningitis
Kejang
5ain&lain $eaksi alergi- urtikaria, dermatitis, edema
$eaksi ana#ilaksis
'yok ana#ilaksis
*rtralgia
4emam tinggi <.=,/>:
;pisode hipotensi#&hiporesponsi#
(steomielitis
Menangis menjerit yang terus menerus
(.jam)
'indrom syok septik
4ikutip dari $, :hen, 1222
Mengingat tidak ada satupun jenis "aksin yang aman tanpa e#ek samping, maka
apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobse"asi beberapa saat,
sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). 9erapa lama obser"asi
sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis
imunisasi harus dilakukan obser"asi selama 1/ menit.untuk menghindarkan
kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka
+aktu tertentu timbulnya gejala klinis.
6enis ?aksin 7ejala Klinis KIPI 'aat timbul KIPI
,oksoid ,etanus (4P,,
4,, ,,)
'yok ana#ilaksis
Neuritis brakhial
Komplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
jam
!&1= hari
tidak tercatat
Pertusis whole cell
(4P+,)
'yok ana#ilaksis
;nse#alopati
Komplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
jam
@! jam
tidak tercatat
:ampak 'yok ana#ilaksis
;nse#alopati
Komplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
jam
/&1/ hari
tidak tercatat
,rombositopenia
Klinis campak pada resipien
imunokompromais
Komplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
@&.A hari
B bulan
tidak tercatat
Polio hidup ((P?) Polio paralisis
Polio paralisis pada resipien
imunokompromais
Komplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
.A hari
B bulan
1epatitis 9 'yok ana#ilaksis
Komplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
jam
tidak tercatat
9:7 9:7&itis &B minggu
4ikutip dengan modi#ikasi dari $, :hen, 1222
Angka Kejadian KIPI
KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi ana#ilaksis. *ngka kejadian
reaksi ana#ilaktoid diperkirakan ! dalam 1AA.AAA dosis 4P,, tetapi yang benar&benar
reaksi ana#ilaksis hanya 1&. kasus diantara 1 juta dosis. *nak yang lebih besar dan
orang de+asa lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. ;pisode
hipotonik3hiporesponsi# juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi &! jam
setelah imunisasi.
Imunisasi Pada Kelompok Resiko
)ntuk mengurangi resiko timbulnya KIPI maka harus diperhatikan apakah resipien
termasuk dalam kelompok resiko. Cang dimaksud dengan kelompok resiko adalah-
1. *nak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu
1al ini harus segera dilaporkan kepada Pokja KIPI setempat dan KN PP KIPI
dengan mempergunakan #ormulir pelaporan yang telah tersedia untuk
penanganan segera
!. 9ayi berat lahir rendah
Pada dasarnya jad+al imunisasi bayi kurang bulan sama dengan bayi cukup
bulan. 1al&hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah-
a) ,iter imunitas pasi# melalui transmisi maternal lebih rendah dar pada
bayi cukup bulab
b) *pabila berat badan bayi sangat kecil (D1AAA gram) imunisasi ditunda
dan diberikan setelah bayi mencapai berat !AAA gram atau berumur !
bulanE imunisasi hepatitis 9 diberikan pada umur ! bulan atau lebih
kecuali bila ibu mengandung 1bs*g
c) *pabila bayi masih dira+at setelah umur ! bulan, maka "aksin polio
yang diberikan adalah suntikan IP? bila "aksin tersedia, sehingga tidak
menyebabkan penyebaaran "irus polio melaui tinja
.. Pasien imunokompromais
Keadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau
sebagai akibat pengobatan imunosupresan (kemoterapi, kortikosteroid jangka
panjang). 6enis "aksin hidup merupakan indikasi kontra untuk pasien
imunokompromais dapat diberikan I?P bila "aksin tersedia. Imunisasi tetap
diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis kecil dan pemberian dalam
+aktu pendek. ,etapi imunisasi harus ditunda pada anak dengan pengobatan
kortikosteroid sistemik dosis ! mg3kg berat badan3hari atau prednison !A mg3
kg berat badan3hari selama 1 hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan
pengobatan kortikosteroid dihentikan atau . bulan setelah pemberian
kemoterapi selesai.
. Pada resipien yang mendapatkan human immunoglobulin
Imunisasi "irus hidup diberikan setelah . bulan pengobatan utnuk
menghindarkan hambatan pembentukan respons imun.
Indikasi Kontra dan Perhatian Khusus Untuk Imunisasi
Pada umumnya tidak terdapat indikasi kontra imunisasi untuk indi"idu sehat kecuali
untuk kelompok resiko. Pada setiap sediaan "aksin selalu terdapat petunjuk dari
produsen yang mencantumkan indikasi kontra serta perhatian khusus terhadap "aksin.
Petunjuk ini harus dibaca oleh setiap pelaksana "aksinasi. (c#s3pedoman tata laksana
medik KIPI bagi petugas kesehatan)

Anda mungkin juga menyukai