Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii


Daftar Isi iv
BAB I
Pendahuluan v
BAB II
A.
B. Upaya Pembelaan Terhadap Negara 6
C. Pengertian Pembelaan Negara 7
D. .Alasan Pembelaan Negara 8
E. Dasar Hukum Pembelaan Negara 9
F. Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara 13
G. Motivasi dalam Pembelaan Negara 14
H. Unsur Dasar Bela Negara 15
I. Peraturan Tentang Bela Negara 16
J. Upaya Pembelaan Negara 18
K. Fungsi Negara dalam Pembelaan Negara 22
L. Sejarah Perjuangan terkait dengan Pembelaan Negara 23
M. Organisasi Bela Negara 25
N. Sebab Hilangnya Rasa Bela Negara 27
O. Indonesia dalam Misi perdamaian Dunia 29
P. Indonesia Punya Peran dalam Perdamaian Palestina 33
Q. Tugas Pemeliharaan Perdamaian Dunia Penting Bagi Negar 28
R. Kontribusi Indonesia dalam Perdamaian Dunia 29
S. Kesungguhan Indonesia 33
BAB III
Kesimpulan 35
Penutup 35
Saran 36
Daftar Pustaka 37
1. Pengertian Bela Negara
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap, tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi
warga negara Indonesia, upaya pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air Indonesia dan kesadaran berbangsa, bernegara dengan kenyakinan
pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai
konstitusi negara.
Hal ini mendasari hidup bangsa Indonesia untuk mengembangkan sikap
serta perilaku menjaga keluhuan harkat dan mertabat bangsa Indonesia. Sebagai
wujud dari upaya pembelaan Negara adalah adanya kesiapan dan kerelaan setiap
warga Negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan Negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta keutuhan
wilayah nusantara.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang.
Sementara itu, wujud upaya pembelaan negara adalah kesiapan dan
setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara , persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Keutuhan
wilayah nusantara, dan yuridiksi (hukum) nasional serta nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945.
Unsur Dasar Bela Negara :
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara
2. Alasan Pembelaan Negara
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945, upaya pembelaan negara merupakan
hak dan kewajiban setiap warga negara. Pembelaan negara hakikatnya keikutsertaan
dalam upaya pertahanan negara yang meliputi kegiatan mempertahankan kemerdekaan
dan kedaulatannya, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari segala macam
ancaman. Keikutsertaan warga negara dalam pembelaan negara dapat ditempuh
dengan berbagai macam cara, antara lain sebagai berikut.
a. Setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD
1945 dan perundang-undangan yang berlaku.
b. Setiap warga negara harus turut serta siap dalam upaya pembelaan negara
sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
c. Upaya pembelaan negara harus bertumpu pada kesadaran setiap warga negara
akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.Kesadaran ini perlu ditumbuh
kembangkan melalui proses sikap untuk mencintai tanah air, bangsa, dan
bernegara. Pembelaan negara akan berhasil bila setiap warga negara
memahamai keunggulan dan kelebihan negara da bangsanya. Disamping itu
setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan adanya segala
macam ancaman terhadap keberadaan bangsa dan negara Indonesia.
Adapun beberapa alsan tentang perlunya negara itu dibela adalah sebagai berikut:
a. Alasan yang berdasarkan tujuan negara
Negara Kesatan Republik Indonesia sebagaimana tercermin dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea IV pada intinya bertujuan mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan
warganya. Oleh karena itu, warga negara sudah selayaknya membela negaranya.
b. Alasan yang berdasarkan pada pemikiran yang rasional
Salah satu fungsi yang sangat vital adalah perthanan negara. Artinya, pertahanan
negara merupakan faktor yang sangat penting bagi terlaksananya fungsi-fungsi yang
lain. Pertahanan negara bahkan sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup
negara. Itulah sebabnya secara rasional warga negara harus membela negaranya.
c. Alasan yang berdasarkan factor social
Bangsa Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945 telah bertekad membela, mempertahankan, dan menegakkan kedaulatan
negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini berarti bahwa
membela negara Indonesia yang harus dipenuhi.
d. Alasan yang berdasarkan pertimbangan moral
Kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusian dan
prikeadilan. Kutipan alinea ke-1 pembukaan UUD tersebut dapat disimpulkan bahwa
pertahanan hak asasi serta membela kebenaran dan keadilan.

e. Alasan yang berdasarkan pada ketentuan hukum
Menurut pasal 27 ayat (3) UUD 1945, keikutsertaan dalam usaha pembelaan
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara . Oleh karena itu , ke ikut
sertaan membela negara baik melaksanakan hak maupun kewajiban merupakan
perbuatan yang sesuai dengan hukum.
Alasan lain yang dapat menjadi motivasi atau pendorong setiap warga negara
Indonesia untuk ikut serta dalam pembelaan negara, antara lain:
a. Pengalaman sejarah perjuangan RI ,
b. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis,
c. Keadaan jumlah penduduk yang besar,
d. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah,
e. Perkembangan dan kemajuan ipteks di bidang persenjataan, dan
f. Kemungkinan timbulnya bencana perang.
3. Tujuan Pertahanan Negara
Pertahanan dan keamanan negara di negara RI diatur dalam UUD 1945 terutama
pada Pasal 30. Pasal 30 Ayat (2) menyebutkan bahwa usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
Sebagai kekuatan pendukun, rakyat mempunyai kewajiban memmbantu
kelancaran tugas-tugas keamanan dalam menjaga keutuhan wilayah Nusantara. Salah
satu kewajiban warga negara terhadap negaranya setelah berhasil merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah adalah mempertahankan keutuhan wilayah
Nusantara.
4. Dasar Hukum Pembelaan Negara
Adapun hak dan kewajiban warga negara dapat diatur dan tercermin seperti
dalam ketentuan berikut ini:
a. UUD 1945 pasal 27 ayat (1) , Segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahannya itu dengan tidak ada kecualinya .
Ketentuan ini menegaskan bahwa setiap warga negara dalam
hubungannya dengan hukum dan pemerintahan berkewajiban dan berhak
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan melaksanakan
kebijakan-kebijakan pemerintah. Menaati peraturan perundangan yang
berlaku dan menaati pemerintah termasuk ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
b. UUD 1945 psal 27 ayat (3) yang berbunyi , Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Maksud dari ini
mewajibkan tiap-tiap warga negara untuk ikut serta dalam segala usaha
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dari ancaman dan
ganguan terhadap keutuhan bangsa dan negara . Dalam hubungannya
dengan pertahanan dan keamanan negara warga negara diwajibkan ikut
serta dalam upaya pembelaan negara menurut kemampuan dan bidang
masing-masing.
c. UUD 1945 pasal 30 ayat (1) yang berbunyi , Tiap-tiap warga negara
berhak ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara.Pasal 30 ayat
(2) menyatakan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI sebagai kekuatan utama dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung.
d. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 1 ayat (1) dalam
Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud pertahanan
negara adalah segala usaha untuk mempertahakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara. Sementara dalam pasal 9 ayat (1) dinyatakan bahwa , setiap
warga negra berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

B. Analisis Ketentuan UU No 20 tahun 1982 menimbang :

Bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia bertitik tolak
pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, karena ternyata seluruh rakyat Indonesia telah rela
berjuang dengan penuh pengorbanan;
Bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia merupakan
upaya untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan keamanan negara, dalam
rangka Wawasan Nusantara guna mencapai tujuan nasional, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial;
Bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia merupakan
bagian tidak terpisah dari ketahanan nasional yang perlu ditingkatkan dengan
menghimpun dan mengerahkan kemampuan nasional, yang berintikan salah satu
modal dasar pembangunan nasional yang oleh negara, rakyat dan bangsa
Indonesia, ialah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;
Bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia yang mencakup
upaya dalam bidang pertahanan dan upaya dalam bidang keamanan adalah
salah satu fungsi pemerintahan negara;
Bahwa dalam penyelenggaraan pertahanan keamanan negara Republik
Indonesia setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan
dan dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara yang merupakan kehormatan dan dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
bangsa dan negara;
Bahwa upaya pertahanan keamanan negara Republik Indonesia mencakup
pembentukan dan penggunaan sumber daya manusia, pengamanan serta
pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya buatan dan segenap prasarana
fisik dan prasarana psikis bangsa dan negara;

Bahwa Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan
Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 646) yang didasarkan pada Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia Tahun 1950 tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia serta pertumbuhan Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia, sehingga undang-undang tersebut perlu dicabut
dan diganti;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dalam rangka
pembangunan pertahanan keamanan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Garis-garis Besar Haluan Negara perlu ditetapkan Undang-
undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara
Republik Indonesia.
Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
memutuskan
Dengan mencabut: Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang
Pertahanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 646);
Dan Menetapkan: Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber
daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman. Penyelenggaraan pertahanan negara adalah segala kegiatan
untuk melaksanakan kebijakan pertahanan negara. Pengelolaan pertahanan
negara adalah segala kegiatan pada tingkat strategis dan kebijakan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pertahanan negara.

C. BENTUK-BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA
Istilah bela negara dan pertahanan negara mempunyai makna yang sama, tetapi
mempunyai arti yang berbeda .Pertahanan negara adalah sesuatu untuk menegakkan
kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) , dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara .
Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluuh,terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air ,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia. Tekad, sikap, dan tindakan warga
negara di wujudkan dalam segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara Indonesia, dan keselamatan bangsa dari ancaman serta
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara .
Kedua istilah diatas menjadi hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara
Indonesia, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (3), dan UU No. 3
tahun 2002 Pasal 9 ayat (1) . Kedua ketentuan tersebut mengatur tentang kewajiban
warga negara dalam pembelaan negara. Kata kewajiban mengandung makna bahwa
setiap warga negara dalam keadaan tertentu dapat dipaksakan oleh negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara . Kemudian, pada Pasal 30 ayat (1) dan (2) terdapat
beberapa hal yang mesti kita pahami, yaitu sebagai berikut:
a. Keikut sertaan warga negara dalam pertahanan dan keamanan negara
merupakan hak dan kewajiban
b. Pertahanan dan keamanan negara menggunakan sistem pertahanan
rakyat semesta (hankamrata)
c. Kekuatan utama dalam sistem pertahanan adalah TNI, sedangkan dalam
sistem keamanan adalah Polri.
d. Kedudukan rakyat dalam pertahanan dan keamanan adalah sebagai
kekuatan pendukun.
Pada masa Orde Baru, negara kita banyak menghadapi berbagai macam ancama,
baik berupa tantangan non fisik maupun gejolak sosial. Untuk menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang muncul, MPR pada tahun 1973
mengeluarkan Ketetapan No IV / MPR / 1973 tentang GBHN yang didalamnya memuat
konsep Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Dalam Wawasan Nusantara
disebutkan bahwa perwjudan kepulauan Nusantara sebagai satu kestuan pertahanan
dan keamanan mempunyai arti:
Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman bagi
seluruh bangsa dan negara.
Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam
pembelaan negara .
Dalam kaitannya dengan upaya pembelaan negara, pada tahun 1982 keluar UU
No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Negara RI, yang
kemudaian di ubah dengan UU No. 1 tahun 1988. Realisai dari UU tersebut adalah
diselenggarakannya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) untuk sekolah
menengah atas kebawah dan pendidikan kewiraan untuk pendidikan tinggi.
Bela negara atau pertahanan negara merupakan usaha-usaha yg dilakukan
negara RI untuk menangkal, menanggulangi,dan mangantisipasi berbagai kemungkinan
yang akan mengancam bangsa dan negara.
Bela negara dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu secara fisik dan non fisik.
1.Bela Negara secara Fisik
Bela negara secara fisik, yaitu denagn cara memanggul bedil menghadapi
seranagan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman dari luar. Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara
merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara Indonesia. Bela
negara seperti itu diatur dalam UU No. 3 tahun 2002 dan sesuai doktrin sistem
pertahanan keamanan rakyat (Sishankamrata) semesta, dimana pelaksanaannya
dilakukan oleh rakyat terlatih, yang terdiri dari beberapa unsur, seperti resimen
mahasiswa atau (menwa), perlawanan rakyat (wanra), pertahanan sipil (hansip) mantra
babinsa, dan organisasi kemasyarakatan yang lainnya.
Rakyat terlatih memiliki empat fungsi, yaitu ketertiban umum, pelindung
masyarakat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama
dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil,
dimana unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara itu, fungsi perlawanan rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang, dimana rakyat terlatih merupakan unsur
bantuan tempur bagi TNI yang terlibat langsung di medan perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara
memungkinkan maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan
wajib militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak
negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar iliter akan
dijadikan cadangan Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu selama masa
dinas, misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus
penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat dimobilisasi dalam waktu
singkat untuk tugas-tugas temour atau pun tugas-tugas territorial. Rekrutmen
dilakukan secara selektif, teratur, dan berkesinambungan. Penempatan tugas dapat
disesuaikan dengan latar belakang pndidikan atau profesi mereka dalam kehidupan
sipil, misalnya dokter ditempatkan dirumah sakit Tentara, pengacara di dinas hukum,
akuntan dibagian keuangan, penerbang di skuadron angkutan, dan sebagainya.
Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi
memperkenalkan dwi fungsi sipil . Maksudnya sebagai uapaya sosialisasi konsep
bela negara dimana tugas pertahanan dan keamanan negara bukanlah semata-mata
tanggung jawab TNI, tetapi hak dan kewajiban seluruh warga negara RI.

2. Bela Negara secara Nonfisik
Pada masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini,
justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi
ancaman , gangguan, hambatan, dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam. Bela
negara tidak selalu haru berarti memanggul bedil menghadapi musuh. Ketertiban
warga negara sipildalam bela negara secara non fisik dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, sepanjang masa dan dalam situasi , misalnya dengan cara berikut.
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati
demokrasi dengan menghargaiperbedaan pendapat dan tidak memeksakan
kehendak ;
b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
terhadap masyrakat ;
c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan karya nyata (bukan
retorika);
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/ UU dan menjunjung
tinggi hak asasi manusia;
e. Pembekalan mental spiritual dikalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang sesuai denagn norma-norma kehidupan
bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Tuhan melalui ibadah/
kepercayaan masing-masing.
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela
negara secara nonfisik ini maka berbagai konflik yang merupakan acaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa akan dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela negara secara nonfisik sebagai upaya
peningkatan Ketahanan Nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh asing
di era globalisasi abad ke- 21, dimana arus informasi (disinformasi) dan propaganda dari
luar akan sulit dibendug akibat semakin canggihnya komuikasi.
Bentuk-bentuk usaha pembelaan negara tidak hanya dilakukan oleh TNI / Polri,
tetapi juga oleh seluruh warga negara Indonesia. Karena membela negara merupakan
hak sekaligus kewajiban bagi seluruh WNI. Upaya membela negara yang paling tampak
diperankan oleh TNI sejak perang kemerdekaan sejak masa reformasi berupa
penanggulangan ancaman, gangguan, tantangan, hambatan, baik dalam negeri maupun
dari luar negeri.
Bentuk usaha bela negara yang dilakuakan oleh rakyat atau bangsa Indonesia
sebelum kemerdekaan antara lain saat menghadapi perang Paderi yang terjadi di
Sumatera Barat sekitar tahun 1821, Perang Diponegoro, di Ambarawa atau jawa tengah
pada tahun 1825 perang Puputan di Bali pada tahun 1846, dan masih banyak lagi
berbagi bentuk peperangan, yang keseluruhannya mengancam kedaulatan negara RI.
Atas kerja sama rakyat dan aparat keamanan (ABRI) maka segala bentuk peperangan
(penjajahan) dapat teratasi, dan atas berkat tuhan yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia
bangsa Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya.
Berbagai ancaman dari dalam negeri sendiri yang sering terjadi, antara lain sebagai
berikut:
a. Disentigrasi bangsa melalui gerakan-gerakan separatis berdsarkan sentiment
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat.
b. Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran HAM.
c. Upaya penggantian ideology Pancasila dengan ideology lain yang ekstrim atau
tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
d. Potensi konflik antar kelompok/ golongan baik akibat perbedaan pedapat dalam
masalah politik.
e. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan constitutional.
f. Memudarnya rasa nasiolisme dan kecintaan kepada bangsa dan negara, terutama
oleh generasi muda.
g. Kurangnya kesadaran hukum di sebagian kalangan masyarakat serta
ketidakpastian hukum akibat campur tangan pemerintah dalam sistem peralihan.
h. Makin merebaknya KKN di semua kalangan dan dalam setiap kehidupan.
Berbagai ancaman dari dalam negeri dapat diatasi dengan berbagai cara:
a. Peningkatan keimanan, ketakwaan, dan pelaksanaanibadah sesuai agama
dan kenyakinan masing-masing
b. Peningkatan kerukunan, perdamaian , persatuan ,dan kesatuan bangsa.
c. Meminimalisir /menghilangkan sifat kedaerahan dengan tidak membeda-
bedakan dalam pergaulan.
d. Sosialisasi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada masyarakat secara kontinu sehingga tercipta keluarga sadar
hukum (kadarkum).
e. Saling menghormati dan tidak memaksakan kehendak kehendak kepada
orang , dan lain- lain.
f. Keteladanan dari para pejabat, tokoh masyarakat, orang tua,guru, dan
seluruh lapisan masyarakat.
D. Arti Penting Bela Negara
Mengapa Negara perlu dibela melalui upaya pembelaan Negara? Ada
beberapa alas an untuk melakukan upaya pembelaan Negara, yaitu sebagai
berikut.
a. Negara merupakan milik seluruh bangsa Indonesia dan karenanya Negara
harus melindungi seluruh bangsa Indonesia. Salah satu tujun Negara
Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Dengan demikian, pemerintah harus melindungi bangsa dan
Negara dari segala ancaman, abik dari dalam negeri maupun luar negeri
b. Negara mewajibkan warga negaranya unuuk melakukan bela Negara
dengan alas an bahwa bangsa Indonesia menentang segala bentuk
penjajahan dan menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif. Bentuk
perlawanan Indonesia dalam rangka membela kemerdekaan dan
kedaulatannya bersifat kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan. Bela
Negara merupakan wujud kecintaan warga Negara kepada NKRI. Upaya
bela Negara selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga Negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, rela berkorban dalam mengabdi kepada
Negara dan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
mencintai perdamaian, kemerdekaan, dan kedaulatan.





E. Nilai-nilai Bela Negara
Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI)
yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yg
memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yg bersikap dan
bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara.
a. Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air,
yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga
tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia,
melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi
pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara
serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap
membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun
dan siapapun.
b. Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu
dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari
lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi
dalam negeri, mengakui, menghargai dan menghormati bendera merah
putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia raya, menjalankan
hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi, keluarga dan golongan.
c. Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara,
yaitu memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada kebenaran Pancasila
sebagai ideologi negara.
d. Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa
dan negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan
negara dari berbagai ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu sesama warga negara
yg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk
bangsa dan negara tidak sia-sia.
Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara
psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional,
spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya
serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.
Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan
jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan cara
gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan. C. Prinsip-prinsip Bela
Negara
Setiap warga Negara hendaknya menyadari bahwa pembelaan Negara
merupakan hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Agar upaya tersebut
berhasil dengan baik maka dalam pelaksanaannya harus disertai dan didasari
pula dengan prinsip-prinsip yang kuat. Prinsip-prinsip pembelaan Negara
tersebut antara lain sebagai berikut.
b. Mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
c. Mencintai pardamaian, tetapi lebih mencintai kemerdekaan. Kemerdekaan
akan menjadi sumber untuk mencapai tujuan. Namun kemerdekaan tidak
akan berarti tanpa perdamaian
d. Menentang segala bentuk penjajahan, baik secara fisik maupun mental.
e. Mewujudkan peradaban yang dinamis dan sportif dalam pergaulan dan
persaingan

D. Arti Penting Bela Negara
Mengapa Negara perlu dibela melalui upaya pembelaan Negara? Ada
beberapa alas an untuk melakukan upaya pembelaan Negara, yaitu sebagai
berikut.
a. Negara merupakan milik seluruh bangsa Indonesia dan karenanya Negara
harus melindungi seluruh bangsa Indonesia. Salah satu tujun Negara
Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Dengan demikian, pemerintah harus melindungi bangsa dan
Negara dari segala ancaman, abik dari dalam negeri maupun luar negeri
b. Negara mewajibkan warga negaranya unuuk melakukan bela Negara
dengan alas an bahwa bangsa Indonesia menentang segala bentuk
penjajahan dan menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif. Bentuk
perlawanan Indonesia dalam rangka membela kemerdekaan dan
kedaulatannya bersifat kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan. Bela
Negara merupakan wujud kecintaan warga Negara kepada NKRI. Upaya
bela Negara selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga Negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, rela berkorban dalam mengabdi kepada
Negara dan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
mencintai perdamaian, kemerdekaan, dan kedaulatan.



E. Nilai-nilai Bela Negara
Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI)
yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yg
memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yg bersikap dan
bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara.
e. Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air,
yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga
tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia,
melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi
pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara
serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap
membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun
dan siapapun.
f. Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu
dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari
lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi
dalam negeri, mengakui, menghargai dan menghormati bendera merah
putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia raya, menjalankan
hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi, keluarga dan golongan.
g. Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara,
yaitu memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada kebenaran Pancasila
sebagai ideologi negara.
h. Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa
dan negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan
negara dari berbagai ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu sesama warga negara
yg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk
bangsa dan negara tidak sia-sia.
i. Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara
psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional,
spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya
serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.
Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan
jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan cara
gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

F. Peraturan tentang Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa
"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."
Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari
segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam. Seperti yang telah di terangkan upaya pembelaan
Negara merupakan hak dan kewajiban dari warga Negara. Di samping itu, Negara
pun memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negaranya dalam upaya
pembelaan Negara tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan hak dan kewajiban ini
harus diatur dan ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
1. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
2. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha peertahanan dan keamanan Negara.
3. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
4. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
5. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
6. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
7. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
8. Amandemen UUD '45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
9. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

G. Upaya Pembelaan Negara
Usaha pembelaan negara sangat penting untuk menjamin kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI dan berbagai ancaman terhadap bangsa. Oleh
karena itu setiap warga negara perlu memahami berbagai bentuk usaha
pembelaan negara dalam rangka melaksanakan peran serta dalam usaha
pembelaan negara.
Menurut Pasal 9 ayat (2) UURI Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara
diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka
rela atau secara wajib
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus
dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela
negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain
seperti :
a) Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
b) Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
c) Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan atau PKn
d) Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.
e) Mencegah bahaya narkoba,
f) Mencegah perkelahian antar perorangan sampai dengan antar kelompok,
g) Meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat mencukupi ketersediaan
pangan daerah dan nasional,
h) Cinta produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil eksport,
i) Melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik nasional maupun internasional.
H. Fungsi Negara dalam Pembelaan Negara
Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda- beda. Perbedaan itu
tergantung pada titik berat perhatian latar belakang perumusan tujuan negara
serta dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang dianut suatu negara atau
ahli tersebut. Seorang ahli bernama Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap
negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu:
a) Fungsi penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus
melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.
b) Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat di- perlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.
c) Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar,
sehingga negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
d) Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan- badan pengadilan.

I. Sejarah Perjuangan terkait dengan Pembelaan Negara
Dilihat dari aspek sejarah perjuangan bangsa, masyarakat Indonesia telah
membuktikan dirinya yang selalu berpartisipasi dan manunggal dengan aparat
per- tahanan dan keamanan dalam membela dan memperta- hankan
kemerdekaan Indonesia. Pembinaan rasa kebang- saan itu telah dirintis sejak
kebangkitan nasional tahun 1908 yang kemudian dipertegas pada tahun 1928
dengan lahirnya Sumpah Pemuda, dan akhirnya diproklamasi- kan kemerdekaan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Partisipasi warganegara da-lam pembelaan negara dapat dilihat dengan
dibentuknya berbagai organisasi rakyat untuk pembelaan negara seperti
kelaskaran, barisan cadangan, pasukan gerilya desa (pager desa), mobilisasi
pelajar (mobpel), organisasi keamanan desa (OKD), organisasi perlawanan rakyat
(OPR), dan pem- bentukan Hansip, Wanra, dan Kamra. Hal ini menun- jukkan,
bahwa keikutsertaan segenap warga nega- ra dalam pembelaan negara
merupakan panggilan sejarah yang wajib dilakukan oleh kita semua sebagai
generasi penerus bangsa, sebagai pemilik negara, dan sebagai bagian dari
negara. Camkan ucapan almarhum Presiden John F. Kennedy yang masih
terdengar di mu- seummuseum Amerika disamping.
JANGAN TANYA APA YANG TANAH AIRMU DAPAT MEMBERI KEPADAMU,
TETAPI TANYAKANLAH APA YANG KAMU DAPAT BERIKAN KE-PADA TANAH
AIRMU
Sudah semestinya agar setiap warga negara dapat memberikan
pengabdiannya kepada negara dalam mewu- judkan ketahanan nasional, perlu
diwujudkan kesejahteraan atau kemakmuran yang relatif merata. Relatif merata
artinya warga yang kaya dapat mempertahankan atau meningkatkan
kemakmuran yang telah dicapai. Sedangkan yang miskin dapat menaikan taraf
kehidupannya menjadi lebih sejahtera. Dengan demikian tidak terjadi kesenjan-
gan yang tajam yaitu si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin. Pada sisi
lain, keamanan dan stabilitas juga sangat penting. Oleh karena itu, baik warga
negara maupun pemerintah harus bersama sama dan saling menunjang dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan, ke- amanan dan stabilitas sehingga ketahanan
nasional dapat diwujudkan. Dalam hal ini tokoh nasional Ruslan Abdul Gani
(1979) menyatakan Tidak akan terjadi stabilitas tanpa ada kemakmuran, dan
tidak akan terjadi kemakmuran tanpa keamanan.
Oleh karena itu menurut Kusnanto Anggoro (2003) ketahanan nasional
tidak hanya terbatas pada keamanan dalam arti militer, tetapi juga ke- amanan
lingkungan, keamanan pangan, keamanan energi, dan keamanan ekonomi. Para
petani dan nelayan meru- pakan pahlawan karena kerja keras mereka
memberikan sumbangan yang besar bagi keamanan pangan nasional. Meskipun
kita ketahui bersama kesejahteraan mereka masih memprihatinkan, tetapi
semangat pengabdiannya untuk kemakmuran bangsa sangat besar. Pelaksanaan
sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam Pancasila merupakan
jaminan terwujudnya peningkatkan sejahteraan umum yang merupakan faktor
penting bagi ketahan nasional.




J. Organisasi Bela Negara
Salah satu organisasi yang berkaitan mengenai pembelaan Negara adalah
PPPKRI organisasi ini di buat oleh para sesepuh yang peduli akan pentingnya
pembelaan Negara.
Tujuan utama para sesepuh dan pengurus Perintis Kemerdekaan pada saat
didirikan PPPKRI BELA NEGARA adalah sebagai organisasi mata Rantai Perintis
Kemerdekaan Republik Indonesia yang di bentuk untuk turut mempertahankan
Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tetap tegak dan utuhnya wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga turut peran serta membantu dan
mendampingi pemerintah sebagai penyelenggara Negara dalam setiap kebijakan
Pemerintahan baik tingkat Pusat maupun daerah demi tercapainya
Pembangunan di segala bidang secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.
Mengingat usia para pelaku sejarah Bangsa ini sudah semakin tua dan
bahkan sudah berkurang jumlahnya karena sudah banyak yang meninggal dunia
akan tetapi semangat nilai perjuangannya harus tetap kita gelorakan kepada
anak bangsa mendatang agar tidak terjadi kepada generasi muda yang
melupakan sejarah dan melupakan para pahlawan dan para pendiri Bangsa
terdahulu, PPPKRI BELA NEGARA berkewajiban juga di tuntut pada anggotanya
untuk menegakkan kebenaran dalam berbangsa dan bernegara bahwa di
kemudian hari jangan ada lagi bangsa yang tidak menghormati pemimpinya dan
Jangan ada lagi bangsa yang melecehkan lembaga lembaga tinggi negara dan
Institusi Negara yang Sah lainya.
Para Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia menginginkan
rakyat ini tetap bersatu tidak ada yang makar namun sebaliknya tidak ada lagi di
negara ini kesewenang wenangan pemimpin dan para penyelenggara negara
menindas Rakyatnya, Pejuang Perintis Kemerdekaan ingin bangsa ini tetap hidup
rukun bersatu bersinergi antara Lembaga Tinggi negara pemerintah dan
TNI/POLRI bersama rakyat membangun dan menjaga keutuhan negara dalam
satu tujuan Bela negara seperti yang tercantum dalam amanat UUD 45
sebagaimana tersebut di atas.
Dengan demikian sesuai dengan namanya Penerus Pejuang Perintis
Kemerdekaan Republik Indonesia Bela Negara yang mendapat amanah dari para
Pejuang Perintis Kemerdekaan lewat surat keputusan sah dari Ketua Umum
Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia Masa Bhakti 2004-2009, kita mengajak
seluruh komponen bangsa khususnya para generasi muda yang lahir dan
menghirup udara dan makan minum di bumi pertiwi ini untuk tetap bergandeng
tangan bersatu dalam satu kesatuan dan mari kita teruskan perjuangan para
pendiri bangsa yang sudah berkorban nyawa harta darah nanah dan segalanya
demi untuk bangsa dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945, serta mengisi kemerdekaan dengan segala
upaya dan kemampuan kita demi kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan juga
ketentraman seluruh anak bangsa tanpa memandang suku, agama, ras atau
golongan, serta mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk ikut peran serta
di barisan terdepan membela negara sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat (3)
yang tercantum di atas dengan segala kemampuan dan ketrampilan yang kita
miliki.
Oleh karena itu Bela Negara adalah spektrum yang sangat luas, dari yang
terhalus sampai yang terkeras sekalipun, yang dimulai dari berbuat baik sesama
warga Negara sampai berupaya menangkal ancaman serangan musuh bersenjata
yang datangnya dari dalam negeri maupun dari luar demi untuk melindungi
kedaulatan bangsa dan negara. Oleh karena itu kita sadar bahwa Bela Negara
bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah atau TNI/POLRI saja melainkan juga
tanggung jawab seluruh elemen Masyarakat Indonesia, maka dari itu PPPKRI-
BELA NEGARA akan memobilisasi relawan-relawan Kesadaran Bela Negara yang
akan digalang di seluruh wilayah Indonesia untuk mensukseskan gerakan Bela
Negara menjadi gerakan Nasional yang sesuai KEPPRES RI No. 28 tanggal 19
Desember 2006. Dalam pelaksanaannya Gerakan Bela Negara juga menyesuaikan
dengan peraturan pemerintah dan peraturan adat istiadat yang berlaku di daerah
masing-masing tanpa bersebrangan satu sama lain.
Pada intinya PPPKRI BELA NEGARA akan membantu dan mendukung dengan
sepenuhnya sesuai kemampuan untuk Program program Pemerintah dan
Lembaga Tinggi Negara yang Sah yang Berpijak pada Rakyat dan juga siap
mendukung PERTAHANAN dan KEAMANAN negara TNI/POLRI sesusai dengan
UUD 45 pasal 30 ayat (2), dan turut peran serta mendukung terciptanya Stabilitas
Nasional secara global serta mengangkat dan menjunjung
tinggi harkat martabat bangsa.
PPPKRI lahir dan didirikan tanggal 1 Juni 2008, bertepatan
dengan hari lahirnya PANCASILA dan juga hampir
bertepatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional 1908-2008, organisasi inin
didirikan oleh pemikiran anak anak pejuang yang Bergabung di Organisasi
Kepahlawanan Perintis kemerdekaan Republik Indonesia dari para anak pejuang
45 sampai dengan pejuang Trikora yang masih sangat peduli pada nusa bangsa
dan negara dengan dasar pendirian :
1) Surat Keputusan Ketua Umum Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia
periode 2004-2009 Nomor: SKEP/0602-01/PP-PKRI/VI/2007, tentang
Pengukuhan dan Penetapan Dewan Pendiri Penerus Pejuang Perintis
Kemerdekaan Republik Indonesia Bela Negara Tahun 2007.
2) Dengan Akta Notaris Nyonya HIZMELINA SH Notaris di Jakarta No: 01
tanggal 2 September 2008,
3) Dasar dan Landasan Hukum PANCASILA dan UUD 1945
Pasal 27 ayat ( 3 ) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya Pembelaan Negara,
4) Pasal 28 Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang
Undang.
5) Pasal 28C Ayat ( 2 ), Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat ,
bangsa, dan negaranya.
6) Pasal 28E ayat ( 3 ) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
7) Pasal 30 ayat ( 1 ) Tiap tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha Pertahanan dan Keamanan Negara.
8) Pasal 30 ayat(2) Usaha Pertahanan dan Keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung,
9) KEPRES RI No 28 tanggal 19 Desember 2006 Tentang Hari Bela
Negara menjadi Hari Besar Nasional
K. Sebab Hilangnya Rasa Bela Negara
Secara obyektif, Budi Harsono menilai faktor penyebab dari profil ironis
anak bangsa dewasa ini adalah kesalahan pada sistem pembangunan nasional
masa silam. Pembangunan aspek sumber daya manusia (SDM) yang seharusnya
mendapat tempat teratas justru tidak menjadi prioritas utama pembangunan
jangka panjangalias kurang diperhatikan.

Selama ini, konsep pembangunan SDM dilaksanakan secara beriringan
dengan derap pembangunan fisik-material atau pembangunan ekonomi. Namun,
dalampraktiknya, pembangunan SDM tertinggal dari pembangunan ekonomi.
Akibatnya,hasil pembangunan SDM dari proses pendidikan kurang maksimal.
Sebagai ekses dari hasil pembangunan di bidang ekonomi, SDM bangsa
ini yang terbentuk cenderung memiliki sikap, mental, dan perilaku yang
materialistis,individualistis, dan pragmatis.
Setiap orang hanya cenderung memikirkan kepentingannya sendiri.
Setiap individu berpikir dan bertindak berdasarkan imbalan apa yang bakal
dia peroleh saja. Cara pandang seperti itulah yang dominan merasuki benak
SDM kita dewasa ini.

Indikasinya, bisa dilihat dari gambaran umum kualitas produk akhir
yang dihasil kansistem pendidikan nasional sebagai media pembangunan SDM.
Pembangunan SDM-lah yang semestinya diprogramkan lebih awal.

Memang, membangun SDM bukanlah suatu yang instan. Segala jerih-
payah dari apa yang dikerjakan sekarang baru bisa dipetik hasilnya oleh
bangsa ini pada 15 tahun sampai 20 tahun yang akan datang.
Sedangkan, yang namanya, membangun SDM haruslah dari awal dan
sistematis karena hasilnya baru bisa dirasakan manfaatnya oleh bangsa ini
dalam jangka panjang. Berbeda sekali dengan pembangunan fisik, seperti
jembatan, jalan, atau gedung perkantoran, yang hasilnya sudah bisa langsung
dilihat dan diperoleh hasilnya dalam jangka pendek.
Karena itu, dalam membangun SDM antara lain tentang aspek-aspek
kesadaran bernegara dan kesadaran bela negara inilah yang sejatinya perlu
dibangun dan ditumbuhkan secara terus-menerus oleh bangsa ini.
Dengan kata lain, bukan hanya aspek intelektualitas dan keterampilan
yang dibangun tapi juga aspek budi pekerti dan cinta pada negara. Sekarang
hamper tidak ada pendidikan yang memberikan secara maksimal budi pekerti
serta kesadaran bernegara dan membela negara

Anda mungkin juga menyukai