Anda di halaman 1dari 21

Assalamualaikum Wr.

Wb.
Kelompok 3 :
Nama Anggota :
Lailia Ulfa Elviana 9F/18
Ma’rifatus Sayyidah 9F/20
Mutiara Trihapsari P. 9F/22
Princessa Marchelinda 9F/29
Salsa Aprida Sari 9F/32
A. Makna Bela Negara
Kata bela berarti menjaga baik-baik memelihara; atau merawat. Kata
“negara”, yang berasal dari bahasa sanskerta yaitu “nagari” atau
“nagara”, yang berarti kota. Bela negara merupakan perwujudan dari
cinta tanah air.
Jadi, dapat dirumuskan bahwa bela negara adalah perilaku warga
negara dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara demi
kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan negarannya. Pengabdian
ini bisa berupa upaya mempertahankan, dan menghalau segala bentuk
hambatan dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup
bangsa dan negara.
Begitu banyak ancaman yang dihadapi negara maka negara dapat
menuntut setiap warga negaranya untuk menentukan sikap dan
memberikan kesadaran bela negara demi keselamatan dan kedaulatan
bangsa dan negara. Oleh karena itu, setiap warga negara harus yakin
terhadap ideologi negarannya, taat pada hukum negara, serta memiliki
rasa nasionalisme dan patriotisme.
B. Prinsip-prinsip bela negara C. Pentingnya Bela Negara

 Bangsa Indonesia berhak dan  Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa


wajib membela negara serta dan negara
mempertahankan kemerdekaan dan  Melestarikan budaya bangsa
kedaulatan negara.  Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945
 Pembelaan negara dalam upaya
 Menjaga identitas dan integrasi bangsa dan
pertahanan negara merupakan negara Indonesia
tanggung jawab dan kehormatan  Mempertahankan negara dari berbagai ancaman
setiap warga negara.  Menjaga keutuhan wilayah negara
 Bangsa Indonesia cinta damai.  Mempertahankan ideologi Pancasila sebagai
 Bangsa indonesia menentang bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
berbangsa dan bernegara
segala bentuk penjajahan dan
 Menjamin kelangsungan hidup dan tetap
menganut politik bebas aktif. tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Bentuk pertahanan negara (NKRI)
bersifat semesta.
 Pertahanan disusun berdasarkan
prinsip-prinsip demokrasi,
kemerdekaan, kedaulatan, dan
keadilan sosial.
D. Perundang – undangan yang Mengatur Bela
Negara
Hak dan kewajiban warga negara dalam rangka bela negara diataur dalam
instrumen hukum. Instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
Pernyataan tentang hak dan kewajiban warga Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan dan negaranya tercantum pada Pembukaan
UUD Tahun 1945 alinea 1 yaitu “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
 Batang tubuh UUD Negara RI Tahun 1945
a. Pasal 27 ayat 1 berkaitan dengan bidang hukum dan pertahanan
Makna pasal ini adalah setiap warga Indonesia berkewajiban membela
negara dengan menjunjung tinggi hukum.
b. Pasal 28 berkaitan dengan bidang kehidupan demokrasi
Pasal ini bebas menjamin kehidupan demokrasi. Jadi setiap warga negara
bebas untuk membentuk organisasi dan mengemukakan pendapat secara lisan
maupun tulisan.
c. Pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD negara RI tahun 1945 berkaitan dengan ekonomi
Pasal 33 tersebut bermakna segala kehidupan dan sumber daya yang ada di
Indonesia merupakan milik negara Indonesia dan digunakan untuk kemakmuran
rakyatnya.
d. Pasal 31 dan 32 UUD 1945
Pasal 31 tentang pendidikan
Makna pasal 31, bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan
pendidikan untuk meningkatkan kecerdasannya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup.
Upaya penyelengaraan sistem pengajaran nasional, diantaranya dikeluarkannya UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional.
Pasal 32 tentang kebudayaan
Makna pasal ini, pemerintah wajib memelihara dan membina kebudayaan bangsa
agar kebudayaan yang ada tidak terlindas alur globalisasi. Sebagai warga negara kita
wajib menangkal masuknya kebudayaan asing yang negatif yang dapat merusak
kepribadian bangsa.
e. Pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1 ( 2 ) UUD berkaitan dengan hak dan kewajiban
bidang pertahanan dan kemanan
Pertahanan keamanan merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.
Warga masyarakat harus ikut serta melaksanakan pasal ini karena pertahanan dan
keamanan negra tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan
tanggung jawab bersama.
 Ketentuan Undang - undang Permasalahan bela negara
merupakan tanggung jawab seluruh
a. Pasal 9 ayat 1 dan 2 Undang – undang
instasi terkait, baik pemerintah maupun
Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002
nonpemerintah. Pertahanan negara adalah
Undang – undang Republik Indonesia nomor 3 usaha untuk memepertahankan
tahun 2002 tentang pertahanan negara kedaulatan negara, dan keselamatan
merupakan pengganti undang – undang nomor segenap bangsa dari ancaman serta
20 tahun 1982 tentang ketentuan – ketentuan gangguan, baik dalam maupun luar
pokok pertahanan keamanan Negara Republik negeri. Penyelenggaraan pertahanan
Indonesia. Ketentuan mengenai pendidikan negara sesuai dengan aturan hukum
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran internasional yang berkaitan dengan
secara wajib, dan pengabdian sesuai profesi prinsip pembedaan perlakuan terhadap
diatur dalam pasal tersebut. Dijlaskan pula, kombatan dan nonkombatan. Sebagai
bahwa dalam undang – undang nomor 3 tahu warga negara kita wajib dan berhak ikut
2002 bahwa pandangan bangsa Indonesia upaya dalam upaya bela negara yang
tentang pertahanan tercantum dalam diselenggrakan melalui pendidikan,
pembukaan dan batang tubuh UUD negara RI kewarganegaraan, pelatihan dasar militer,
1945. pengabdian sebagai TNI dan sesuai profesi.
b. Undang – undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara RI
Undang – undang nomor 2
tahun 2002 tentang kepolisian Ketetapan MPR yang
negara tentang kepolisian berkaitan dengan bela negara
negara. Dijelaskan tugas antara lain :
kepolisian negara RI (POLRI) 1) Ketetapan MPR nomor
adalah : VI/MPR/2000 tentang
1. Memelihara keamanan dan pemisahan TNI dan polri
ketertiban masyarakat 2) Ketetapan MPR nomor
2. Menegakkan hukum VII/MPR/2000 tentang
3. Melindungi, mengayomi, peran TNI dan polri
dan melayani kepentingan
masyarakat
E. Perjuangan Mempertahankan Kesatuan NKRI
Proklmasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
titik puncak perjuangan bangsa dan menandai berdirinya Negara Indonesia.
Dalam perjuangan mempertahankan NKRI ada upaya bela negara yang
dilakukan para pejuang.
1. Upaya Bela Negara Melalui Perjuanyan Fisik
a. Pertempuran surabaya 10 November
Menurut Adi Sudirman dalam bukunya yang berjudul: Sejarah Lengkap
Indonesia dari Era Klasik hingga Terkini, menguraikan bahwa pertempuran
pertama dalam mempertahankan kemerdekaan adalah pertempuran Surabaya
tanggal 10 November 1945. Pertempuran Surabaya ini dilatarbelakangi oleh
perbedaan persepsi tentang kepemilikan senjata.
Pertempuran besar- besaran terjadi setelah meninggalnya Jenderal Mallaby
(Komandan Brigade 49 Divisi 23). Inggris marah besar dan memberikan
ultimatum kepada rakyat Surabaya. Akan tetapi arek- arek Suroboyo tidak
gentar demi mempeetahankan kemerdekaan negara Indoneaia tercinta.
Pertempuran besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945.
Akhirnya pasulan Inggris berhasil menguasai kota Surabaya. Pertempuran ini
menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia khususnya para pejuang tersebut cinta
damai, tetapi lebih cinta tanah air. Mereka berjuang dan mempertahankan
kemerdekaan tanah airnya sampai mati. Untuk menghormati semangat Juang
rakyat Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaannya, maka tanggal 10
November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
b. Pertempuran Ambarawa
Dalam buku 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949 yang diterbtkan oleh Sekretariat Negara
Republik Indonesia, pertempuran Ambarawa diawalu mendaratnya tentara sekutu dibawah
pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Kedatangan mereka
awalnya disambut baik oleh rakyat Semarang, karena tujuannya adalah mengurus tawanan perang
dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Namun, kenyataannya tentara sekutu dan NICA
(Netherland Indies Civil Administration) membebaskan secara sepihak para interniran Belanda di
Magelang dan Ambarawa. Setelah dilakukan perudingan antara presiden Soekarno dan Brigadir
Jenderal Bethel, tanggal 21 November 1945 tentara sekutu diam-diam meninggalkan Magelang dan
mundur ke Ambarawa. Resimen Kedu Tengah dibawah pimpinan Letnan Kolonel M. Sarbini segera
melakukan pengejaran. Pada saat penarikan mundur, tentara sekutu mencoba menduduki dua desa
disekitar Ambarawa. Dalamupayamembebaskan dua desa tersebut, Komandan Resimen Banyumas
yang bernama Letnan Kolonel Isdiman gugur, dan beliau digantikan oleh Kolonel Soedirman,
Panglima Divisi Banyumas. Beliau turun langsung ke medan pertempuran Ambarawa untuk
memvangkitkan semangat pasukan Indonesia. Bala bantuan pun berdatangan dari Yogyakarta,
Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dll. Pada tanggal 12 Desember 1945
pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak selama4 hari. Pasulan Indonesia akhirnya
berhasil menghalau tentara Inggris dari Ambarawa, dan mundur ke Semarang
c. Pertempuran “Medan Area”
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan sekutu yang diboncengi Belanda (NICA) dibawah pimpinan
Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi
pertempuran pertama antara para pemuda Medan dengan pasukan Belanda. Peristiwa ini dikenal
sebagai pertempuran “Medan Area”. Tanggal 18 Oktober 1945, dikeluarkanlah maklumat yang
melarang rakyat Medan membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan pada tentara sekutu,
tetapi masyarakat Medan tidak menyetujui. Pada tanggal 10 November 1945 tentara sekutu
melancarkan aksi militer besar-besaran dengan melibarkan pesawat tempur. Terjadilah pertempuran
sengit antara para pemuda pejuang melawan tentara sekutu.
d. Peristiwa Krueng Panjo
Di Aceh, sekutu menggerakkan pasukan-pasukan Jepang untuk menghadapi para
pejuang, sehingga pecah pertempuran yang dikenal sebagai peristiwa Krueng Panjo/
Biuren pada bulan November 1945. Sekutu mengirim lagi pasukan Jepang dari
Sumatera Timur menyerbu Aceh sehingga terjadi pertempuran besar disekitar Langsa/
Kuala Simpang, rakyat Indonesia bertempur dipimpin oleh Resifen Teuku Nyak Arief

e. Bandung Lautan Api


Awalnya kedatangan pasukan Inggris bagian dari brigade MacDonald yang tiba di
Bandung tanggal 12 Oktober 1945 menuntut agar semua senjata api yang ada
ditangan penduduk, kecuali TKR da Polisi, diserahkan kepada mereka.
Malam tanggal 24 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan
serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di Bandung bagian utara, termasuk
Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai maskas.
Pada tanggal 24 Maret 1946, Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan
Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah yang memutuskan bahwa kota
Bandung akan dibumi hanguskan.keputusan tersebut dianggap strategi tepat dalam
perang kemerdekaan Indonesia. Kemudian, TRI bersama milisi rakyat melakukan
perlawanan gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini telah menghilhami lagu “Halo,
Hali Bandung”.
f. Puputan Margarata di Bali
Tanggal 2 dan 3 Maret 1946 Belanda mendarat sekitar 2.000 tentara di Bali.
Ltnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai s3laku Kepala Divisi Sunda Kecil waktu itu sedang
melakukan perjalanan ke Yogyakarta u tuk konsultasi denga Maskas Tertinggi TRI
mengenai pempinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara menghadapi Belanda.
Sekembalinya dari Yogyakarta, kesatuan-kesatuan resimen yang ditemuinya
dalam keadaan terpencar. Sementara itu situasi politik di Indonesia dalam kondisi
kurang menguntungkan akibat perundingan Linggarjati yang isinya Bali bukanlah
bagian dari Republik Indonesia. Belanda pun sedang giat mendirikan negara boneka di
wilayah Indonesia bagian Timur.
Ketika merasa kekuatannya telah cukup, pada tanggal 18 November 1946 I Gusti
Ngurah Rai mulai menyerang Belanda di Tabanan. Sayangnya kekuatannya tidak
seimbang dengan Belanda, hal itu mengakibatkan pasulan Gusti NgurahRai dapat
dikalahkan. I Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak buahnya dalam pertempuran
habis-habisan (puputan) di Margarana, sebelah utara Tabanan.
g. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta
Puncak serangan adalah Serangan Umum ke kota Yogyakarta pada tanggal 1
Maret 1949, di pimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, komandan bragade wehrkreise
III yang membawahi daerah yogyakarta. Untuk memudahkan penyerangan, dibentuk
sektor-sektor.
Malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan yelah merayap
mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan kedalam kota. Pada pagi hari
tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00, sirene berbunyi sebagai tanda jam malam
telah berakhir. Saat itulah terjadi serangan umum dari segala penjuru kota.
Pada pukul 12.00 siang, pasukan TNI menarik mundur dari pusat kota. Belanda
secara terus-menerus menghantam daerah sepanjang jalan pengunduran pasukan TNI.
Peristiwa Serangan Umum ini berhasil mencapai tujuannya, yaitu:
1) Ke dalam
 Mendukung perjuangan yang dilaksanakan secara diplomasi
 Meninggikan moral rakyat serta TNI yang sedang bergerilya
2) Ke luar
 Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan yang
mampu dilakukan ofensi
 Mematahkan moral pasukan Belanda
2. Upaya Bela Negara Melalui Diplomasi
a) Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilaksanakan tanggal 10-15 November 1946. hasil
kesepakannya sebagia berikut.
1. pemerintahan Belanda hanya mengakui kekuasaan de facto pemerintahan RI atas
Jawa, Madura, dan Sumatra
2. pemerintahan RI dan Belanda menyelenggarakan berdirinya negara berdaulat dan
berdemokrasi yang berdasarkan perserikatan dan dinamai Negara Indonesia
Serikat.
3. Negara Indonesia serikat dan belanda menjauhi Uni Indonesia-Belanda, dengan
ratu Belanda sebagai kepala Uni.
b) Perundingan Renville (17 Januari 1948)
persetujuan ini didasarkan atas persetujuan linggar jati antara lain daerah RI yang
diduduki Belanda sebagai hasil agresinya yang pertama, diakui Indonesia sebagai
daerah Belanda.
c) Perundingan Meja Bundar (Konverensi Meja Bundar) 1 Maret 1949
Hasil Konverensi Meja Bundar :
4. Belanda mengakui kedaulutan RI Serikat pada akhir bulan Desember 1949
5. Penyelesaian Irian Barat, akan diselesaikan satu tahun kemudian setelah adanya
pengakuan kedaulatan.
F. Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) Saat Ini

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beraneka


ragam suku bangsa dan adat istiadat yang berbeda-beda. Oleh
karena itu Negara Indonesia memiliki keragaman maka suku
bangsa, seni budaya dan adat istiadat, keutuhan NKRI menjadi hal
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup NKRI. Keutuhan
NKRI akan terancam jika persatuan dan kesatuan goyah. Apakah
yang dimaksud dengan ancaman?
Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam
maupun luar yang dinilai mengancam atau membahayakan
kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan. Ancaman terhadap
keutuhan wilayah NKRI dapat berasal dari dalam maupun luar
negeri.
Macam-macam ancaman ada 2, yaitu :
1. Ancaman dari Dalam Negeri
Bentuk-bentuk ancaman terhadap Adanya wilayah yang ingin
negara kesatuan Republik Indonesia membebaskan diri dari NKRI.
yang berasal dari dalam negeri, antara
Korupsi yang menimbulkan
lain:
kerugian keuangan negara.
Separatisme, yaitu upaya
Pertikaian antarsuku atau
memisahkan diri dari Negara
kelompok adat dalam masyarakat.
Kesatuan Republik Indonesia.
Memudarnya sikap nasionalisme
Misalnya munculnya gerakan Papua
merdeka yang dilakukan oleh dan patriotrisme pada generasi
Organisasi Papua Merdeka (OPM), muda.
gerakan Republik Maluku Selatan. Peredaran obat-obat terlarang,
Pemborontakan, adalah gerakan yang merusak masa depan generasi
untuk merebut kekuasaan pemerintah muda.
yang sah. Contohnya pemberontakan
PKI Madiun, pemberontakan
G30S/PKI, pemberontakan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia
(DI/TII).
2. Ancaman dari Luar Negeri
Bentuk-bentuk ancaman terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berasal dari luar negeri, antara lain:
a. Agresi yaitu penggunaan kekuasaan g. Penyelundupan, yaitu
bersenjata oleh negara lain terhadap memasukkan barang-barang
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, illegal ke wilayah NKRI.
dan keselamata segenap bangsa. h. Penangkapan ikan secara illegal
b. Pelanggaran batas wilayah oleh negara atau pencurian kekayaan di laut.
lain. i. Derasnya arus budaya asing
c. Sabotase yaitu upaya dari pihak yang masuk ke Indonesia yang
tertentu untuk merusak instalasi tidak sesuai dengan nilai-nilai
penting dan objek vital nasional. luhur kepribadian bangsa
d. Spionase yang dilakukan oleh negara Indonesia.
lain untuk mencari dan mendapatkan
rahasia militer.
e. Aksi teroris bersenjataa yang
dilakukan atau bekerja sama oleh
teroris dalam negeri atau dengan
teroris luar negeri.
f. Ancaman keamanan di laut dan udara
yurisdiksi nasional Indonesia.
G. Semangat dan Komitmen Persatuan dan Kesatuan
Nasional dalam Mengisi dan Mempertahankan NKRI

Menjaga keutuhan dan keselamatan bangsa Indonesia


menjadi tanggung jawb seluruh rakyat Indonesia. Inti
kekuatan pertahan dan keamanan negara berada di
tangan TNI. TNI sebagai alat pelengkap negara yang akan
tampil dalam menjaga keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sebelum adanya gerakan
reformasi Indonesia memiliki alat kelengkapan negara
yang tergabung dalam satu lembaga ABRI (Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia), terdiri dari TNI dan
POLRI. Setelah adanya reformasi, maka terjadi pemisahan
peran dan fungsi TNI (TNI-AD, TNI-AU, TNI-AL) dan
POLRI.
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishamkanrata). Artinya
sistem pertahanan dan keamanan yang melibatkan seluruh rakyat dan
seluruh kemampuan sumber daya nasional secara terpadu. Pertahanan
negara merupakan usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, kesatuan negara, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman serta gangguan baik dari dalam maupun luar negeri. Keamanan
negara yaitu keadaan yang aman, tertib, tegaknya hukum, dan terbinanya
ketentraman masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya
pembangunan nasional.

POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara


keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan terpeliharanya keamanan dalam negeri. Sedangkan TNI
berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, POLRI berperan dalam bidang keamanan negara,
sedangkan TNI berperan dalam bidang pertahanan negara.
Sesuai dengan Pasal 10 Ayat 3 UU RI Nomor 3 tahun 2002,
Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki tugas :
1. Mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
2. Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa dan negara.
3. Melaksanakan operasi militer selain perang
4. Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamain
regional dan internasional.
Dengan semangat persatuan dan kesatuan yang kuat menjadi
kekuatan yang tak ternilai harganya untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu perlu dijaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Perbedaan harus dipandang
sebagai kekayaan budaya bangsa, jangan menjadi penyebab terjadi
perpecahan bangsa. Semboyan bangsa Indonesia “Bhineka
Tunggal Ika’’ harus dijunjung tinggi. Suku bangsa, bahasa, adat
istiadat, agama boleh berbeda tetapi kita tetap satu Indonesia.
Sekian dari kami, kurang
lebihnya mohon maaf!!

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai