Anda di halaman 1dari 30

OBAT OBAT ANESTESI LOKAL

Oleh
Sandi Nugraha 0461050010
Dedy Sugiharto 046105004
!e"#i"#ing
dr$ %anda ! Si#a#iat& S'$An& KI(
BA%IAN ANESTESIOLO%I
)AK*LTAS KEDOKTE+AN
*NI,E+SITAS K+ISTEN INDONESIA
-AKA+TA
.00/
BAB I
!ENDA0*L*AN
Anestetik lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong
natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf,
jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik lokal setelah keluar dari saraf diikuti
oleh pulihnya konduksi saraf secara spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan
struktur saraf.
Banyak persenyawaan lain juga memiliki daya kerja demikian, tetapi efeknya tidak
reversibel dan menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf. Misalnya, cara
mematikan rasa setempat juga dapat dicapai dengan pendinginan yang kuat (freeing
anaesthesia! atau melalui keracunan protoplasma (fenol!.
"emua obat anestetik lokal baru adalah sebagai rekayasa obat lama yang dianggap
masih mempunyai kekurangan-kekurangan.
#okain adalah obat anestetik pertama yang dibuat dari daun koka dan dibuat pertama kali
pad $%%&. 'enggunaan kokain aman hanya untuk anesthesia topical. 'enggunaan secara sistemik
akan menyebabkan dampak samping keracunan system saraf, system kardiosirkulasi, ketagihan,
sehingga dibatasi pembuatannya hanya untuk topical mata, hidung dan tenggorokan.

BAB II
!E1BA0ASAN
ST+*KT*+ ANESTETIK LOKAL
Anestetik lokal ialah gabungan dari garam larut dalam air dan alkaloid larut dalam
lemak dan terdiri dari bagian kepala cincin aromatik tak jenuh bersifat lipofilik, bagian badan
sebagai penghubung terdiri dari cincin hidrokarbon dan bagian ekor terdiri dari amino tersier
bersifat hidrofilik. "emakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja
anestetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat.
'usat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. "eperti juga alkohol dan barbital,
anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas
membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. (al ini
disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan
saluran-saluran natrium di membran sel saraf. 'ada waktu bersamaan, akibat turunnya laju
depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat )aun meningkat, sehingga
akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.
*iperkirakan bahwa pada proses stabilisasi membran tersebut, ion-kalsium me-
megang peranan penting, yakni molekul-molekul lipofil besar dan anestetika lokal mungkin
mendesak sebagian ion-kalsium di dalam membran sel tanpa mengambil alih fungsinya.
*engan demikian, membran sel menjadi lebih padat dan stabil, serta dapat lebih baik
melawan segala sesuatu perubahan mengenai permeabilitasnya$
*i samping itu, anestetika lokal mengganggu fungsi semua organ di mana terjadi
konduksi+ transmisi dari beberapa impuls. *engan demikian, anestetika lokal mempunyai
efek yang penting terhadap ""', ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular, dan semua
jaringan otot.
Bagian li'o2ili3
Biasanya terdiri dari cincin aromatic (benene ring! tak jenuh, misalnya 'ABA (para-
amino-benoic acid!. Bagian ini sangat esensial untuk aktifitas anestesi.
Bagian hidro2ili3
Biasanya golongan amino tersier (dietil-amin!.
%olongan
Anestetik lokal dibagi menjadi dua golongan
$. ,olongan ester (--..--!
#okain, benokain (amerikain!, ametocaine, prokain (nevocaine!, tetrakain (pontocaine!,
kloroprokain (nesacaine!.
/. ,olongan amida (-0(-.-!
1idokain (2ylocaine, lignocaine!, mepivakain (carbocaine!, prilokain (citanest!, bupivakain
(marcaine!, etidokain (duranest!, dibukain (nupercaine!, ropivakain (naropin!,
levobupivacaine (chirocaine!.
1EKANIS1E KE+-A
.bat bekerja pada reseptor spesifik pada saluran natrium (sodium channel), mencegah
peningkatan permeabilitas sel saraf terhadap ion natrium dan kalium, sehingga terjadi
depolarisasi pada selaput saraf dan hasilnya tak terjadi konduksi saraf.
Mekanisme utama aksi anestetik lokal adalah memblokade 3voltage-gated sodium
channels4. Membrane akson saraf, membrane otot jantung, dan badan sel saraf memiliki
potensial istirahat -56 hingga -76 m8. "elama eksitasi, lorong sodium terbuka, dan secara
cepat berdepolarisasi hingga tercapai potensial e9uilibrium sodium (:&6 m8!. Akibat dari
depolarisasi,, lorong sodium menutup (inaktif! dan lorong potassium terbuka. Aliran sebelah
luar dari repolarisasi potassium mencapai potensial e9uilibrium potassium (kira-kira -5;
m8!. <epolarisasi mngembalikan lorong sodium ke fase istirahat. ,radient ionic
transmembran dipelihara oleh pompa sodium. =luks ionic ini sama halnya pada otot jantung,
dan dan anestetik local memiliki efek yang sama di dalam jaringan tersebut.
=ungsi sodium channel bisa diganggu oleh beberapa cara. >oksin biologi seperti
batrachoto2in, aconitine, veratridine, dan beberapa venom kalajengking berikatan pada
reseptor diantara lorong dan mencegah inaktivasi. Akibatnya terjadi pemanjangan influ2
sodium melalui lorong dan depolarisasi dari potensial istirahat. >etrodoto2in (>>?! dan
sa2ito2in memblok lorong sodium dengan berikatan kepada chanel reseptor di dekat
permukan e2tracellular.
"erabut saraf secara signifikan berpengaruh terhadap blockade obat anestesi local
sesuai ukuran dan derajat mielinisasi saraf. Aplikasi langsung anestetik local pada akar saraf,
serat B dan - yang kecil diblok pertama kali, diikuti oleh sensasi lainnya, dan fungsi motorik
yang terakhir diblok.
)a3tor42a3tor 2i5io3i"ia
A$ "olubilitas lipid6 semkin larut lemak maka semakin meningkatkan potensi.
B. )katan protein6 lebih besar ikatan protein (alpha$ acid glycoprotein!, durasi kerjanya lebih
lama.
-. p#a@ menentukan onset waktu. p#a adalah p( yang pada ;6A anestetik local pada kondisi
bermuatan dan ;6A tidak bermuatan.
*. )on trapping@ merupakan akumulasi bentuk terionisasi anestetik local pada lingkungan
asam disebabkan suatu perbedaan p( diantara bentuk terionisasi dan non-ionisasi. (al ini
dapat terjadi diantara seorang ibu dan fetus asidosis (semisal fetal distress! mengakibatkan
akumulasi anestetika local di dalam darah fetus.
B. p( larutan obat@ peningkatan p( larutan obat akan meningkatkan fraksi bentuk non-
terionisasi, menghasilkan onset yang lebih cepat. #ebanyakan larutan anestetik dipersiapkan
secara komersil sebagai suatu garam (-1 larut air (p( 7-C!. Agent dengan penambahan
epinephrine dibikin lebih asam (ph &-;! karena epinephrine tidak stabil pada lingkungan
alkali.
=. konsentrasi minimum anestetik local (-m!
Adalah konsentrasi minimum anestetik local yang akan menghalangi konduksi impuls saraf
dan analog terhadap konsentrasi alveolar minimum (MA-!
Bfek diameter@
'otensi anestetik local dipengaruhi oleh kelarutan dalam lemak, makin larut makin
poten. )katan dengan protein (protein binding) mempengaruhi lama kerja dan konstanta
dissosiasi (p#a! menentukan awal kerja.
#onsenrasi minimal anestetika local (analog dengan mac, minimum alveolar
concentration! diengaruhi oleh@
$. Dkuran, jenis dan mielinisasi saraf
/. p( (asidosis menghambat blockade saraf!
E. frekuensi stimulasi saraf
1ula Ker7a
Mula kerja anestetika lokal bergantung beberapa faktor, yaitu@
$. p#a mendekati p( fisiologis sehingga konsentrasi bagian tak terionisasi meningkat
dan dapat menembus membrannsel saraf sehingga menghasilkan mula kerja cepat.
/. Alkalinisasi anestetika local membuat mula kerja cepat
E. #onsentrasi obat anestetika lokal
La"a 3er7a
1ama kerja anestetika local dipengaruhi oleh@
a. )katan dengan protein plasma, karena reseptor anestetika local adalah protein.
b. *ipengaruhi oleh kecepatan absorbsi.
c. *ipengaruhi oleh banyaknya pembuluh darah perifer di daerah pemberian.
.$ )ar"a3o3ineti3
A$ A#5or#5i 5i5te"i3
*ipengaruhi oleh@
$.Tempat suntikan. kecepatan absorbsi sistemik sebanding dengan banyaknya
vaskularisasi tempat suntikan @ absorbsi intravena F trakeal Finterkostal F kaudal F
paraservikal F epidural F pleksus brakial F siatik F subkutan.
'enggunaan anestetik local di daerah kaya vascular seperti di mukosa trakea atau di sekita
jaringan sraf interkostal menghasilkan absorbs yang lebih cepat daripada bila diinjksikan di
daerah yang miskin perfusi seperti tendon, dermis, atau lemak subkutan.
/.Penambahan vasokonstriktor.
A. Adrenalin
Adrenalin ; Gg+ml atau $@/66.666 membuat vasokonstriksi pembuluh darah pada
tempat suntikan sehingga dapat memperlambat absorbsi sampai ;6A. )ni penting untuk obat-
obat dengan durasi pendek atau intermediet seperti prokain, lidokain, dan mepivacaine.
*isamping itu dengan penambahan epinephrine bertujuan untuk mengurangi perdarahan saat
pembedahan dan muntuk meningkatkan intensitas blok dengan efek agonis alpha langsung
pad reseptor antinociceptive di spinal cord, dan untuk membantu pada evaluasi suatu dosis
tes.
*osis maksimum epinephrine tidak boleh melebehi $6 mcg+kg pada pasien anak dan /;6 mcg
pada orang dewasa. Bpinephrine tidak boleh digunakan pada blok saraf perifer pada area
dengan aliran darah kolateral sedikit atau pada teknik regional intravena.
B$ !henyle'hrine, telah digunakan seperti epinephrine, tapi tidak ada keuntungan.
($ Sodiu" #i3ar#onat
$. menaikkan p( dan meningkatkan konsentrasi basa bebas nonionisasi
/. penambahan sodium bikarbonat ($ m1 sodium bikarbonat %,&A ditambahkan ke
tiap-tiap $6 m1 lidokain $A! onset cepat, menambah kalitas blok, memperpanjang
blockade dengan meningkatkan jumlah basa bebas yang ada dan mengurangi nyeri
selama infiltrasi subkutaneus.
E. Karakteristik obat anestesi lokal. .bat anestetik lokal terikat kuat pada jaringan
sehingga dapat diabsorbsi secara lambat.
B$ Di5tri#u5i
*istribusi anestetika local dipengaruhi oleh ambilan organ (organ uptake! dan
ditentukan oleh factor-faktor@
$. 'erfusi jaringan
/. #oefisien partisi jaringan+darah
)katan kuat dengan potein plasmaH obat lebih lama di darah.
#elarutan dalam lemak tinggi H meningkatkan ambilan jaringan
E. Massa jaringan
.tot merupakan tempat reservoir bagi anestetika lokal
Anestetika local golongan amide tersebar luas setelah pemberian bolus intravena. "etelah fase
distribusi inisial cepat, yang mana terdiri dari ambilan perfusi yang tinggi seperti otak, hepar,
ginjal, dan jantung, terjadi fase distribusi yang lambat ke dalam perfusi jaringan yang
moderat seperti otot dan saluran gastrointestinal.
($ 1eta#oli5"e dan e353re5i
Anestetika local golongan ester sebagian besar dimetabolisme oleh enim pseudo-
kolinesterase (kolinesterase plasma!. (idrolisa ester sangat cepat dan kemudian metabolit
diekskresi melalui urin. -airan serebrosipinal sedikit enim ensterase, jadi terminasi aksi dari
anestetika local yang disuntikkan secara intratekal bergantung pada absorbsinya kedalam
aliran darah.
Anestetik local tipe ester dihidrolisis sangant cepat di dalam darah oleh sirkulasi
butyrylklinesterase (pseudokolinesterase! menjadi metabolit inaktif. .leh karena itu, prokain
dan kloroprokain memiliki waktu paruh yang sangat pendek (I$ menit!.
'-aminobenoic suatu metabolit dari anestetika local golonan ester dikaitkan dengan
reaksi alergi.
,olongan amida dimetabolisme terutama oleh enim mikrosomal (liver microsomal
cytochrome '&;6 isoyme! di hati. 1inkage amida dipecahkan permulaan melalui 0-
dealkilasi selanjutnya dengan hidrolisis. #ecepatan metabolisme tergantung kepada
spesifikasi obat anestetik local. Metabolismenya lebih lambat dari hidrolisa ester. Metabolit
diekskresi lewat urin dan sebagian kecil diekskresi dalam bentuk utuh.
Metabolit prilokain (derivate o-toluidine! yang menumpuk setelah dosis besar (lebih besar
daripada $6 mg+kg!, mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin. Benocaine juga dapat
menyebabkan methemoglobinemia.
Ada variasi pada rata-rata metabolisme hepar dari omponen amide seseorang, dimulai dari
yang paling cepat yaitu prilokain F lidokain F mepivacaine F ropivacaine F bupivacaine dan
levobupivacaine (yang paling lambat!. Akibatnya, toksisitas anestetik local tipe amide lebih
sering terjadi pada pasien dengan penyakit hepar. "ebagai contoh, rata-rata waktu paruh
eliminasi lidokain bisa meningkat dari $,7 jam pada pasien normal menjadi lebih dari 7 jam
pada pasien dengan gangguan hepar.. oianestesi dengan anestetik volatilkain pada pasien
yang dsebagai contoh, eliminasi kepaik li.
'enurunan eliminasi anestetik local oleh hepar juga terjadi pada pasien dengan penurunan
aliran darah hepar sebagai contoh, eliminasi hepar terhadap lidokain pada pasien yang
dianestesi dengan anestetik volatile (dimana menurunkan aliran darah hepar! lebih lambat
dibandingkan pasien yang dianestesi dengan anestetik intravena.
TOKSISITAS DAN E)EK
>oksisitas anestetik local bergantung pada@
$. Jumlah larutan yang disuntikkan
/. #onsentrasi obat
E. Ada tidaknya adrenalin
&. 8askularisasi tempat suntikan
;. Absorbsi obat
7. 1aju destruksi obat
C. (ipersensitivitas
%. Dsia
5. #eadaan umum
$6. Berat badan
A$ +ea35i alergi
$. 1okal anestetik tipe ester@ bisa menyebabkan bentuk reaksi alergi metabolit
paraaminobenoic acid dan orang yang sensitive terhadap obat-obatan sulfa (misalnya
sulfonamide atau diuretic thiaide!.
/. 1okal anestetik ester bisa emnyebabkan reaksi alergik pada orang sensitive
terhadap obat-obatan sulfa.
E. <eaksi alergi terhdap amida adalah sangat jarang dan mungkin berkaitan dengan
bahan pengawet bukan amida sendiri. "edian multidosis amida sering mengandung
methylparaben yang memiliki struktur kimia serupa dengan p-aminobenoic acid.
B$ To35i5ita5 lo8al
1$ Tran5ient radi8ular irritation 9T+I: atau tran5ient neurologi8 5y"'to"5 9TNS:
A$ *itandai oleh dysesthesia, nyeri terbakar, low back pain dan sakit pada ekstrimitas
bawah dan bokong. Btiologi gejala ini melengkapi iritasi radikular. ,ejala biasanya
0ampak dalam /& jam setelah penyembuhan lengkap dari anestesi spinal dan hilang
dalam C hari.
B. *apat terjadi setelah injeksi subarachnoid tak sengaja dari volume besar atau
konsensentrasi tinggi anestetik local. )nsidensi bertambah ketika menggunakan posisi
litotomi selama pembedahan.
-. 'eningkatan neurotoksisitas insidensi berhubungan dengan pemberian
subarachnoid dari lidokain ;A telah dilaporkan.
.. (auda e;uine 5yndro"e
A. >erjadi ketika luka yang tersebar ke pleksus lumbosakral menyebabkan derajat
yang bermacam-macam anestesi sensori,disfungsi spinkter usus dan kandung kemih,
dan paraplegi.
B. 'ermulaannya dilaporkan disebabkan lidokain ;A dan tetrakain 6.;A yang
diberikan melalui sebuah mikrokateter. Ada peningkatan risiko manakala ditempatkan
pada ruang subaraknoid ,yang demikian bisa terjadi selama dan sesudah anestetik
spinal terus-menerus injeksi, kecelakaan injeksi subaraknoid dari dosis epidural yang
diharapkan atau dosis spinal berulang-ulang.
-. #loroproprokain telah dikaitkan dengan neurotoksistas. 'enyebab neurotoksistas
ini kemungkinan adalah p( rendah kloroprokain.
E2e3 5a"'ing terhada' Si5te" Tu#uh
Si5te" 3ardio<a53ular
Anestetik local menekan automatisasi miokard (depolarisasi fase )8 spontan! dan
mengurangi durasi periode refrakter (ditunjukkan sebagai pemanjangan interval '< dan
pelebaran K<"!.
#ontraktilitas miokardial dan kecepatan konduksi ditekan pada konsentrasi lebih
besar. <elaksasi otot polos penyebab beberapa derajat vasodilatasi (dengan pengecualian
kokain!.
*isritmia jantung atau kolaps sirkulasi sering suatu tanda yang hadir pada overdosis
anestetik local selama anesthesia general.
)njeksi intravaskluar bupivakain telah menyeababkan reaksi kardiotoksik berat,
meliputi hipotensi, blok jantung atrioventrikular, dan disritmia seperti fibrilasi ventrikel.
#ehamilan, hipoksemia, dan asidosis respirasi adalah factor risiko yang mempengaruhi.
<opivakain tak cukup signifikan toksisitas jantung karena disosianya lebih cepat dari channel
sodium. 1evobupivakain kurang berefek kardiotoksik daripada bupivakain.
Si5te" 'erna'a5an
<elaksi otot polos bronkus. (enti napas akibat paralise saraf frenikus, paralise
interkostal,atau depresi langsung pusat penraf frenikus, paralise interkostal,atau depresi
langsung pusat pengaturan pernafasan.
Apnea dapat diakibatkan oleh paralisis saraf interkostal dan phrenic atau penekanan pusat
respirasi medulla yang menyertai eksposure langsung terhaap agen local anestetik
(postretrobulbar apnea syndrome!.
Sy5te" 5ara2 'u5at 9SS!:
""' rentan tehadap tosisitas anestetika local, dengan tanda-tanda awal parestesia lidah,
pusing, kepala terasa ringan, tinnitus, pandangan kabur, agas anestetika local, dengan tanda-
tanda awal parestesia lidah, pusing, kepala terasa ringan, tinnitus, pandangan kabur, agitasi,
twitching, depresi pernapasan, tidak sadar, konvulsi, koma. >ambahan adrenalin berisiko
kerusakan saraf.
#ejang tonik-klonik mungkin diakibatkan blockade selektif jalur inhibisi. (enti pernapasan
sering mengikuti aktivitas kejang. >oksisitas ""' diperberat oleh hiperkarbia, hipoksia dan
asidosis.
I"unologi
,olongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih sering, karena merupakan derivate para-
amino-benzoic acid ('ABA! yang dikenal sebagai alergen.
Sy5te" "u53ulo53letal
Bersifat miotoksik (bupivakain F lidokain F prokain! ketika diinjeksikan secara langsung
kedalam otot skelet.
>ambahan adrenalin berisiko kerusakan saraf. <egenerasi dalam waktu E-& minggu.
E2e3 "erugi3an yang lain
A$ 0orner 5yndro"e6 dapat diakibatkan oleh blockade serat B pada akar saraf >$->&.
>anda-tanda klinis meliputu ptosis, miosis, anhidrosis, kongesti nasal, vasodilatasi, dan
peningkatan temperature kulit.
B$ 1ethe"oglo#ine"ia$ *apat terbentuk setelah dosis besar prilokain, benokain dank rim
BM1A.
($ 1engurangi 3oagula5i6 lidokain telah menunjukkan mencegah thrombosis, mengurangi
agregasi platelet dan mempertinggi fibrinolisis whole blood.
+e5i5ten5i Ane5te5i
#etika dilakukan anestesi, terkadang dapat terjadi seseorang tak mendapatkan efek
bius seperti yang diharapkan. Atau, yang kerap disebut resisten terhadap obat bius. Beberapa
kondisi yang bisa menyebabkan seseorang resisten terhadap obat bius di antaranya@
$. 'ecandu alcohol
/. 'engguna obat psikotropika seperti morfin, ekstasi dan lainnya
E. 'engguna obat anelgesik
'ada orang-orang tadi telah terjadi peningkatan ambang rangsang terhadap obat bius yang
disebabkan efek bahan yang dikonsumsi dan masih beredar dalam tubuhnya.
Agar O#at Biu5 O'ti"al = A"an
Dntuk menghindari terjadinya efek samping dan resistensi terhadap obat bius,
sebaiknya pasien benar-benar memastikan kondisi tubuhnya cukup baik untuk menerima
anestesi.
$. Menghentikan penggunaan obat anelgetik, paling tidak $-/ hari sebelum
dilakukan prosedur anestesi.
/. Menghentikan konsumsi obat-obatan yang berefek pada saraf pusat seperti morfin,
barbiturat, amfetamin dan lainnya, paling tidak $-E hari sebelum anestesi dilakukan.
E. Berhenti mengonsumsi alkohol paling tidak / minggu sebelum penggunaan anestesi,
&. Berhenti merokok setidaknya / minggu sebelum anestesi dilakukan.
Si2at ane5te5i lo3al yang ideal @
>idak mengiritasi + merusak jaringan saraf secara permanen
Batas keamanan harus lebar atau toksisitas sistemis yang rendah
Mula kerja harus sesingkat mungkin
*urasi kerja harus cukup lama
1arut dalam air
"tabil dalam larutan
*apat disterilkan tanpa mengalami perubahan
)ndikasi L #euntungan anastesi lokal
'enderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
>ekniknya relatif sederhana dan prosentase kegagalan dalam penggunaanya relatif
kecil.
'ada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
'eralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat yang digunakan
relatif murah.
*apat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu.
*apat diberikan pada penderita yang keadaan umumnya kurang baik, sebab adanya
pemberian obat anastesi terjadi penyimpangan fisiologis dari keadaan normal
penderita sedikit sekali.
(arganya murah
Kontra Indi3a5i
.perator merasa kesulitan bekerja sama dengan penderita, misalnya penderita
menolak di suntik karena takut
>erdapat suatu infeksi+ peradangan
Dsia penderita terlalu tua atau dibawah umur
Alergi terhadap semua anastetikum
Anomali rahang
1etak jaringan anastesi terlalu dalam
Be#era'a ane5teti3 lo3al yang 5ering diguna3an
1$ Ko3ain
(anya dijumpai dalam bentuk topical semprot &A untk mukosa jalan napas atas.
1ama kerja /-E6 menit.
.$ !ro3ain 9No<o3ain:
Dntuk infiltrasi@ larutan 6,/;-6,;A.
Blok saraf $-/A.
*osis $; mg+kgBB dan lama kerja E6-76 menit.
>$ Kloro'ro3ain 9ne5a3ain:
*erivate prokain dengan masa kerja lebih pendek.
4$ Lido3ain 9ligno8aine& ?ylo8ain& lidone5t:
1idokain pertama kali ditemukan oleh ahli kimia "wedia yaitu 0ils 1ofgren
pada tahun $5&E. 1idokain dengan nama dagang ?ylocain merupakan anestetik local
golongan -amino asid amid yang pertama kali ditemukan.
1idokain (2ilokain! adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas
dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesia terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih
lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain. 'ada konsentrasi
yang sebanding. 1idokain merupakan aminoetilamid dan merupakan prototip dari
anestetik lokal golongan amida. 1arutan lidokain 6,;A digunakan untuk anestesia
infiltrasi, sedangkan larutan $,6-/A untuk anestesia blok dan topikal. Anestetik ini
efektif bila digunakan tanpa vaso-konstriktor, tetapi kecepatan absorpsi dan
toksisitasnya bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. 1idokain merupakan obat
terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap anestetik lokal golongan ester.
1idokain dapat menimbulkan kantuk. "ediaan berupa larutan 6,;-;A dengan atau
tanpa epinefrin ($@ ;6.666 sampai $ @ /66.666!
Si2at 3i"ia dan 2i5i3a @ 1idokain mempunyai rumus dasar yang terdiri dari gugus
amin hidrofil, gugus residu aromatik dan gugus intermedier yang menghubungkan
kedua gugus tersebut. ,ugus amin merupakan amin tarsier atau sekunder, antara
gugus residu aromatik dan gugus intermedier dihubung-kan dengan ikatan amid.
Bersifat basa lemah dengan p#a antara C,; 5,6 dan sulit larut dalam air, kemampuan
berdifusi ke jaringan rendah dan tidak stabil dalam larutan. .leh karena itu preparat
anestetik lokal untuk injeksi terdapat dalam bentuk garam asam dengan penambahan
asam klorida. *alam sediaan demikian, anestetik lokal mempunyai ke-larutan dalam
air tinggi, kemampuan berdifusi ke jaringan besar dan stabil dalam larutan.

,ambar <umus bangun lidokain
1e3ani5"e 3er7a $ "etelah disuntikkan, obat dengan cepat akan dihidrolisis dalam
jaringan tubuh pada p( C,&-& ;, menghasilkan basa bebas (B! dan kation bermuatan
positif (B(!. 'roporsi basa bebas dan kation bermuatan positif tergantung pada p#a
larutan anestetik lokal dan p( jaringan. (ubungan kedua faktor tersebut dinyatakan
dengan rumus@ p( M p#a Nlog ( B(+B ! yang dikenal sebagai persamaan (enderson
(asselbach.
Anestetik lokal dengan p#a tinggi cenderung mempunyai mula kerja yang lambat.
Jaringan dalam suasana asam (jaringan inflamasi! akan menghambat kerja anestetik
lokal sehingga mula kerja obat menjadi lebih lama. (al tersebut karena suasana asam
akan menghambat terbentuknya asam bebas yang diperlukan untuk menimbulkan efek
anestesi. *ari kedua bentuk di atas yaitu B dan B(, bentuk yang berperan dalam
menimbulkan efek blok anestesi masih banyak dipertanyakan. *ikatakan baik basa
bebas (B! maupun kationnya (B(! ikut berperan dalam proses blok anestesi. Bentuk
basa bebas (B! penting untuk penetrasi optimal melalui selubung saraf, dan kation
(B(! akan berikatan dengan reseptor pada sel membran. -ara kerja anestetik lokal
secara molekular (teori ikatan reseptor spesifik! adalah sebagai berikut@ molekul
anestetik lokal mencegah konduksi saraf dengan cara berikatan dengan reseptor
spesifik pada celah natrium.
"eperti diketahui bahwa untuk konduksi impuls saraf diperlukan ion natrium untuk
menghasilkan potensial aksi saraf. Bfek samping lidokain biasanya berkaitan dengan
efeknya terhadap ""', misalnya mengantuk, pusing, parestesia, kedutan otot,
gangNguan mental, koma, dan bangkitan. Mungkin sekali metabolit lidokain yaitu
monoetilglisin 2ilidid dan glisin 2ilidid ikut berperan dalam timbulnya efek samping
ini. 1idokain dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel,
atau oleh henti jantung .
1idokain sering digunakan secara suntikan untuk anestesia infiltrasi, blokade saraf,
anestesia spinal, anestesia epidural ataupun anestesia kaudal, dan secara setempat
untuk anestesia selaput lendir. 'ada anestesia infiltrasi biasanya digunakan larutan
6,/;-6,;6A dengan atau tanpa epinefrin. >anpa epinefrin dosis total tidak boleh
melebihi /66 mg dalam waktu /& jam, dan dengan epinefrin tidak boleh melebihi ;66
mg untuk jangka waktu yang sama. *alam bidang kedokteran gigi, biasanya
digunakan larutan $-/A dengan epinefrinO untuk anestesia infiltrasi dengan mula kerja
; menit dan masa kerja kira-kira $ jam dibutuhkan dosis 6,;-$,6 m1. Dntuk blokade
saraf digunakan $-/ m1.
E2e3 5a"'ing$ 'enggunaan lidokain jarang menimbulkan efek samping. Bfek
samping sering terjadi karena adrenalin yang ditambahkan sebagai vasokonstriktor,
ialah berupa palpitasi, sakit kepala, ansietas dan takikardi.
5$ Bu'i<a3ain 9"ar8ain:
#onsentrasi efektif minimal 6,$/;A. Mula kerja lebih lambat dibanding
lidokain,tetapi lama kerja sampai % jam.
"etelah suntikan kudal, epidural, atau infiltrasi, kadar plasma puncak dicapai dalam
&; menit, kemudian menurun perlahan-lahan dalam E-% jam.
Dntuk anestesa spinal 6,;A volum antara /-& ml iso atau hiperbarik.
Dntuk blok sensorik epidural 6,EC;A dan pembedahan 6,C;A.
6$ E1LA 9Eutectic mixture of local anesthetic)
-ampuran emulsi minyak dalam air (krem! antara lidokain dan prilokain masing-
masing /,;A atau masing-masing ;A. BM1A dioleskan di kulit intak $-/ jam
sebelum tindakan untuk mengurangi nyeri akibat kanulasi pada vena atau arteri atau
untuk miringotomi pada anak, mencabut bulu halus atau buang tato. >idak dianjurkan
untuk mukosa atau kulit terbuka.
@$ +o'i<a3ain 9naro'in: dan le<o#u'i<a3ain 98hiro3ain: penggunaannya seperti
bupivakain, karena kedua obat tersebut merupakan isomer bagian kiri dari bupivakain
yang dampak sampingnya lebih ringan dibandingkan bupivakain dampak sampingnya
lebih besar.
#onsentrasi efektif minimal 6,/;A.
"ifat-sifat naropin injeksi0aropin injeksi mengandung ropivakain (-l, yaitu obat
anestetik lokal golongan amida. 0aropin injeksi adalah larutan isotonik yang steril,
mengandung bahan campuran obat (etantiomer! yang murni yaitu 0atrium #lorida
(0a-l! agar menjadi larutan isotonik dan a9ua untuk injeksi. 0atrium (idroksida
(0a.(! dan+ atau asam (idroklorida ((-l! dapat ditambahkan untuk meyesuaikan
p(nya (keasamannya!. 0aropi injeksi diberikan secara parentral.0ama kimia
ropivakain (-l adalah molekul "-(-!-$-propil-/,7-pipekoloksilida hidroklorida
monohidrat. Pat bat berupa bubuk kristal berwarn putih dengan rumus molekul
-$C(/70/.-<-(-l-(/. dan berat molekulnya E/%,%5. "truktur molekulnya adalah
sebagai berikut@'ada suhu /;
6
-, kelarutan ropivakain (-l dalam air adalah ;E,%
mmg+m1 dengan rasio distribusi antara n-oktanol dan fosfat bufer pada p( C,& adalah
$&@$ dan p#anya %,6C dalam larutan #-l $ M. p#a ropivakain hampir sama
denganbupivkain (%,$! dan mendekati p#a mepivakain (C,C! . akan tetapi kelarutan
ropivakain dalam lemak (lipid! berada diantar kelarutan bupivakain dan
mepivakain.0aropin injeksi tidak mengandung bahan pengawet dan tersedia dalam
bentuk sediaan dosis tunggal dengan konsentrasi masing-masing /,6 mg+m1 (o,/A!,
;,6 mg+m1 (6,;A!, C,; mg+m1 (6,C;A!, dan $6 mg+m1 ($,6A!. ,ravitas (berat!
larutan 0aropin injeksi berkisar antara $,66/ sampai $,66; pada suhu /&
o
-
E2e3 5a"'ing naro'in in7e35i
Bfek samping ropivakain mirip dengan efek samping anastetik lokal kelompok amida
lainnya. <eaksi efek samping anastetik lokal kelompok amida terutama berkaitan
dengan kadarnyan dalam plasma yang berlebihan, yang dapat terjadi apabila melebihi
dosis, jarum suntik masuk ke dalam pembuluh darah tanpa sengaja atau jika
metaolisme obat tersebut dalam tubuh lambat.
#ejadian tentang efek sampingnya telah dilaporkan berdasarkan penelitian klinik
yang telah dilakukan di amerika serikat dan negara-negara lainnya. .bat yang
dijadikan acuan biasanya adalah bupivakain. 'enelitian tersebut meggunakan
bermacam-macam obat premedikasi, sedasi dan prosedur pembedahan. "ebanyak
E5%% pasien diberikan naropin dengan konsentrasi sampai $ A dalam percobaan
klinik. "etiap pasien dihitung sekali untuk setiap jenis reaksi efek smaping yang
dialaminya.
E2e3 5a"'ing 5i5te"i3
Bfek samping akut yang 'aling sering dijumpai dan memerlukan penanganan yang
cepat adalah efek sampingnya pada sistem saraf pusat (""'! dan sistem
kardiovaskuler. <eaksi efek samping ini pada umumnya tergantung pada dosis dan
disebabkan oleh kadar obat dalam plasma yang tinggi yang bisa terjadi karena over
dosis, absorbsi (penyerapan! obat terlalu cepat dari tempat suntikan, rendahnya
toleransi pasien terhadap obat, atau apabila jarum suntik anastesi lokal masuk ke
dalam pembuluh darah. *i samping toksisitas sistemiknya yang tergantung pada
dosis, masuknya obat ke dalam subaraknoid secara tidak sengaja ketika melakukan
blok epidural melalui lumbal (tulang punggung! , atau ketika melakukan blok saraf di
dekat kolumna vertebra (khususnya di bagian kepala dan dibagian leher!, dapat
mengakibatkan depresi pernafasan dan apnea (sesak nafas! total atau apnea sesuai
tingkat saraf spinal yang mengontrol pernafasan. Juga dapat terjadi hipotensi karena
berkurangnya tonus (kekuatan! saraf simpati atau para lisis respirasi (kelumpuhan
otot-otot pernafasan! serta hipoventilasi karena obat anastetik mencapai tingkatan
saraf motorik di kepala. #eadaan ini dapat memicu henti jantung apabila tidak
ditangani dengan segera. =aktor-faktor yang mempengaruhi ikatan obat dengan
protein plasma misanya asidosis, penyakit sistemik yang dapat mengubah produksi
protein dalam tubuh, atau kompetensi dengan obat-obat lainnya untuk berikatan
dengan protein, dapat menurunkan toleransi (daya terima terhadap obat! seorang
pasien. 'emberian naropin secara epidural pada beberapa kasus seperti halnya
pemberian obat-obat anastesi lainnya dapat meningkatkan suhu tubuh secara
mendadak diatas E%,;o-. ini paling sering terjadi apabila dosis naropin diatas
$7mg+jam.
E2e3 Sa"'ing !ada Si5te" Sara2
Bfek samping ini ditandai dengan kegelisahan dan depresi. Akan tetapi, kegelisahan
dapat terjadi mendadak atau bisajuga tidak terjadi, dimana reaksi efek samping hanya
berupa depresi. *epresi ini bisa berlanjut menjadi rasa kantuk dan akhirnya kesadaran
pasien hilang dan terjadi henti nafas. Bfek samping lainnya pada sistem saraf pusat
adalah nausea (mual!, muntah menggigil, dan konstriksi pupil (pupil mata
menyempit!.
E2e3 Sa"'ing 'ada Si5te" Kardio<a53uler
*osis tinggi atau masuknya jarum suntik kedalam pembukuh darah dapat
menyebabkan kadar obat dalam plasma meningkat sehingga mengakibatkan depresi
otot jantung (jantung menjadi lemah!, darah yang dipompa jantung berkurang,
hambatan konduksi saraf pada jantung, hipotensi, bradikardi (denyut nadi kurang 76
kali+menit!, aritmia ventrikular (denyut jantung tidak berirama!, yaitu takikardi
ventrikel (denyut jantung diatas $66 kali+ menit! dan vibrilasi atrium (jantung
berdebar! dan bahkan henti jantung (oleh karena itu, perlu diperhatikan catatan
peringatan, pencegahan, dan overdosis pada label obat!.
E2e3 Sa"'ing Alergi
'ada penggunaan naropin injeksi, jarang terjadi reaksi alergi tetapi bisa saja terjadi
jika pasien terlalu sensitif terhadap obat anestesi lokal (perhatikan peringatan pada
label obat!. <eaksi efek samping alergi ditandai dengan gejala-gejala berupa urtikaria
(kulit bengkak merah!, pruritus (gatal-gatal!, eritema (kulit merah-merah!, udem
angioneurotik (misalnya udem laring!, takikardi, bersin-bersin, mual, muntah, pusing,
sinkop (pingsan!, keringatan, badan panas dan bahkan reaksi anapilaksis (termaksuk
hipotensi berat!. "ensistifitas silang antar obat anestesi lokal kelompok amida pernah
terjadi. Bupivacain )njeksi bupivacain (-l merupkan solusi isotonik steril yang
mengandung agen anastetik lokal dengan atau tanpa epinefrin $@/666 dan diinjeksikan
secara parenteral. Bupivacain '#A memiliki kemiripan dengan lidocain dan memiliki
derajat slubilitas lipid yang lebih besar. Bupivacin dihungkan secara kimia dan
farmakologis dengan aastetik lokal amino acyl. Bupivacain merupakan homolog dari
mepivacain dan secara kimiawi dihubungkan dengan lidocain. #etiga anastetik ini
mengandung rantai amida dan amino. Berbeda dengan anastetik lokal tipe procain
yang memiliki ikatan ester. "etiap $ ml larutan isotonik steril mengandung bupivacain
hidroklorida dan 6.66; mg epinefrin, dengan 6.; mg sodium metabisulfite sebagai anti
oksidan dan 6./ mg asam sitrat sebagai stabilisasi.
$ Di#u3ain
*evirat kuinon ini, merupakan anestetik local yang paling kuat, paling toksik dan
mempunyai masa kerja panjang. *ibandingkan dengan prokain, dibukain kira-kira $;
kali lebih kuat dan toksik dengan masa kerja E kali lebih panjang. *ibukain (-l
digunakan untuk anesthesia suntikan pada kadar 6,6;-6,$AO untuk anesthesia topical
telinga 6,;-/AO dan untuk kulit berupa salep 6.;-$A. *osis total dibukain pada
anesthesia spinal ialah C,;-$6mg.
/$ 1e'i<a3ain 0(l$
*evirat amida dari 2ylidide ini cukup populer sejak diperkenalkan untuk tujuan klinis
pada akhir $5;6-an.Anestetik lokal golongan amida ini sifat farmakologiknya mirip
lidokain. Mepivekain digunakan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf regional
dan anesthesia spinal. sediaan untuk suntikan merupakan larutan $,6O $,; dan /A.
#ecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi, dan toksisitasnya mirip dengan
lidokain. Mepivakain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap agen anestesi lokal
tipe ester. Agen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan untuk
anestesi infiltrasi atau regional namun kurang efektif bila digunakan untuk anestesi
topikal. Mepivakain dapat menimbulkan vasokonstriksi lebih ringan daripada
lignokain tetapi biasanya mepivacain digunakan dalam bentuk larutan dengan
penambahan adrenalin $@ %6.666. maksimal ; mg+kg berat tubuh. "atu buah cartridge
biasanya sudah cukup untuk anestesi infiltrasi atau regional.
Mepivacain kadang-kadang dipasarkan dalam bentuk larutan E A tanpa penambahan
vasokonstriktor, untuk medapat kedalaman dan durasi anestesi pada pasien tertentu di
mana pemakaian vasokonstriktor merupakan kontradiksi. 1arutan seperti ini dapat
menimbulkan anestesi pulpa yang berlangsung antara /6-&6 menit dan anestesi
jaringan lunak berdurasi /-& jam. .bat ini jangan digunakan pada pasien yang alergi
terhadap anestesi lokal tipe amida, atau pasien yang menderita penyakit hati yang
parah.
Mepivacain yang dipasarkan dengan nama dagang -arbocaine biasanya tidak
mengandung paraben dan karena itu, dapat digunakan pada pasien alergi paraben.
Mepivakain lebih toksik terhadap neonatus, dan karenanya tidak digunakan untuk
anestesia obstetrik. Mungkin ini ada hubungannya dengan p( darah neonatus yang
lebih rendah, yang menyebabkan ion obat tersebut terperangkap, dan memperlambat
metabolismenya. 'ada orang dewasa, indeks terapinya lenbih tinggi daripada lidokain.
Mula kerjanya hampir sama dengan lidokain, tetapi lama kerjanya lebih panjang
sekitar /6A. Mepivakain tidak efektif sebagai anestetik topikal. >oksisitas mepivacain
serata dengan lignokain (lidokain! namun bila mepivacain dalam darah sudah
mencapai tingkat tertentu, akan terjadi eksitasi sistem saraf sentral bukan depresi, dan
eksitasi ini dapat berakhir berupa konvulsi dan depresi respirasi.
10$ !rilo3ain 0(l$
Qalaupun merupakan devirat toluidin, agen anestesi lokal tipe amida ini pada
dasarnya mempunyai formula kimiawi dan farmakologi yang mirip dengan lignokain
dan mepivakain. Anestetik lokal golongan amida ini efek farmakologiknya mirip
lidokain, tetapi mula kerja dan masa kerjanya lebih lama daripada lidokain. 'rilokain
juga menimbulkan kantuk seperti lidokain. "ifat toksik yang unik ialah prilokain
dapat menimbulkan methemoglobinemiaO hal ini disebabkan oleh kedua metabolit
prilokain yaitu orto-toluidin dan nitroso- toluidin. Qalaupun methemoglobinemia ini
mudah diatasi dengan pemberian biru-metilen intravena dengan dosis $-/ mg+kgBB
larutan $ A dalam waktu ; menitO namun efek terapeutiknya hanya berlangsung
sebentar, sebab biru metilen sudah mengalami bersihan, sebelum semua
methemoglobin sempat diubah menjadi (b. Anestetik ini digunakan untuk berbagai
macam anestesia disuntikan dengan sediaan berkadar $,6O /,6 dan E,6A. 'rilokain
umumnya dipasarkan dalam bentuk garam hidroklorida dengan nama dagang -itanest
dan dapat digunakan untuk mendapat anestesi infiltrasi dan regional. 0amun prilokain
biasanya tidak dapat digunakan untuk mendapat efek anestesi topikal.'rilokain
biasanya menimbulkan aksi yang lebih cepat daripada lignokain namun anastesi yang
ditimbulkannya tidaklah terlalu dalam. 'rilokain juga kurang mempunyai efek
vasodilator bila dibanding dengan lignokain dan biasanya termetabolisme dengan
lebih cepat. .bat ini kurang toksik dibandingkan dengan lignokain tetapi dosis total
yang dipergunakan sebaiknya tidak lebih dari &66 mg."alah satu produk pemecahan
prilokain adalah ortotoluidin yang dapat menimbulkan metahaemoglobin.
Metahaemoglobin yang cukup besar hanya dapat terjadi bila dosis obat yang
dipergunakan lebih dari &66 mg. metahaemoglobin $ A terjadi pada penggunaan dosis
&66 mg, dan biasanya diperlukan tingkatan metahaemoglobin lebih dari /6 A agar
terjadi simtom seperti sianosis bibir dan membrane mukosa atau kadang-kadang
depresi respirasi. #arena pemakainan satu cartridge saja sudah cukup untuk mendapat
efek anestesi infiltrasi atau regional yang diinginkan, dank arena setiap cartridge
hanya mengandung %6 mg prilokain hidroklorida, maka resiko terjadinya
metahaemoglobin pada penggunaan prilokain untuk praktek klinis tentunya sangat
kecil. Qalaupun demikian, agen ini jangan digunakan untuk bayi, penderita
metaharmoglobinemia, penderita penyakit hati, hipoksia, anemia, penyakit ginjal atau
gagal jantung, atau penderita kelainan lain di mana masalah oksigenasi berdampak
fatal, seperti pada wanita hamil. 'rilokain juga jangan dipergunakan pada pasien yang
mempunyai riwayat alergi terhadap agen anetesi tipe amida atau alergi
paraben.'enambahan felypressin (octapressin! dengan konsistensi 6,6E i.u+ml
(M$@/66.666! sebagai agen vasokonstriktor akan dapat meningkatakan baik kedalam
maupun durasi anestesi. 1arutan nestesi yang mengandung felypressin akan sangat
bermanfaat bagi pasien yang menderita penyakit kardio-vaskular.
11$ Bu'i<a3ain 91A+(AIN:$
"truktur mirip dengan lidokain, kecuali gugus yang mengandung amin dan butyl
piperidin. Merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang panjang,
dengan efek blockade terhadap sensorik lebih besar daripada motorik. #arena efek ini
bupivakain lebih popular digunakan untuk memperpanjang analgesia selama
persalinan dan masa pascapembedahan. "uatu penelitian menunjukan bahwa
bupivakain dapat mengurangi dosis penggunaan morfin dalam mengontrol nyeri pada
pascapembedahan -aesar. 'ada dosis efektif yang sebanding, bupivakain lebih
kardiotoksik daripada lidokain. 1idokain dan bupivakain, keduanya menghambat
saluran 0a: jantung (cardiac 0a: channels! selama sistolik. 0amun bupivakain
terdisosiasi jauh lebih lambat daripada lidokain selama diastolic, sehingga ada fraksi
yang cukup besar tetap terhambat pada akhir diastolik. Manifestasi klinik berupa
aritma ventrikuler yang berat dan depresi miokard. #eadaan ini dapat terjadi pada
pemberian bupivakain dosis besar. >oksisitas jantung yang disebabkan oleh
bupivakain sulit diatasi dan bertambah berat dengan adanya asidosis, hiperkarbia, dan
hipoksemia.<opivakain juga merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa kerja
panjang, dengan toksisitas terhadap jantung lebih rendah daripada bupivakain pada
dosis efektif yang sebanding, namun sedikit kurang kuat dalam menimbulkan
anestesia dibandingkan bupivakain.1arutan bupivakain hidroklorida tersedia dalam
konsentrasi 6,/;A untuk anestesia infiltrasi dan 6,;A untuk suntikan paravertebral.
>anpa epinefrin, dosis maksimum untuk anestesia infiltrasi adalah sekitar /
mg+#gBB.
1.$ Durane5t 9 Etido3ain:
*uranest ( etidocaine (-l! indikasi pemberian suntikan untuk anasesi infiltrasi,
perpheral nerve blok (pada Brachial 'le2us, intercostals, retrobulbar, ulnar dan
inferior alveolar! dan pusat neural blok ( 1umbat atau -audal epidural blok!.
*osis
*engan semua anastesi lokal, dosis dari *uranest ( Btidocaine (-l! pemberian
suntikan dengan memkai daerah depend upon untuk pemberian anastetiknya,
'embuluh darahnya halus, nomor dari bagian neuronal menjadi terhalang, tipe dari
anastetik adalah regional, dan kondisi badan dai seorang pasien. *osis maksimum
dengan memakai $ suntikan ditentukan pada dasar dari status pasien, dengan
menjalankan tipe anastetik regional meskipun $suntikan &;6 mg yang dipakai untuk
anastetik regional tanpa menimbulkan efek. 'ada waktu sekarang salah bila menerima
bentuk dosis maksimum dari $ suntikan tidak melampaui &66 mg ( appro2imately %,6
mg+kg atau E,7 mg+lb dibawah ;6 kg berat badan seseorang! dengan epenefrin
$@/66,666 dan $@E66,666 ( appro2imately 7 mg+kg atau /.C mg+lb dibawah ;6 kg berat
badan seseorang! tanpa epinefrin.
Caudal dan Lumbar Epidural lok
>indakan pencegahan bertentangan, kadang-kadang pengalaman kurang baik
sehingga tidak sengaja mengikuti penembusan pada daerah "ubarachnoid. *osis
percobaan /-; ml memberi bentuk obat sampai ; menit pertama, total volume
suntikan pada 1umbar atau -audal Bpidural blok, bentuk dosis percobaan diberikan
berulang-ulang jika pasien bergerak seperti biasa bahwa catheter boleh dipindahkan.
Bpinefrin jika berisi dosis percobaan ($6-$; mg! boleh membantun pada penembusan
suntikan intra vaskular. Jika suntikan mengenai Blood 8essel, berjalanya epinefrin
untuk menghasilkan 3<espon Bpinefrin4 dalam &; menit terdiri dari bertambahnya
tekanan darah sistolik heart rate. -ircumolar pallor, palpitis pada seorang pasien.
*ipakai pada #edokteran ,igi
#etika pemberian anastetik lokal pada bidang kedokteran gigi, dosis *uranest
(Btidocaine (cl! pemberiannya pada saat pasien masih sadar pemberian anastetiknya
pada bagian oral cavity, vaskularisasinya pada oral tissue, volume efektif pada
anastesi lokal harus benar-benar tepat. 'ada oral cavity pemberian anastesi lokal dan
teknik serta prosedurnya harus spesifik. Bentuk keperluan dosis determinan pada
individu dasar, pada ma2illa, inferior alveolar, nervus blok dosisnya $,6-;6 m1 dan
pemberian *uranest $.;A sedangkan dengan epinefrin $@/66,666 biasanya sangat
efektif.
"istem -ardiovaskular
Manisfestasi kardiovakular biasanya menekan pada karakteristik oleh bradi kardi,
pembuluh darah kolaps, dan berbagai macam penyakit cardiac, reaksi alergi
merupakan karakteristik dari lesi cutaneus, urticaria, edema atau reaksi anapilaktik.
<eaksi aleri boleh terjadi dari akibat sensitive dari anastesi lokal, untuk
methylparaben pada obat dengan berbagai macam dosis obat, mengetahui sensifitas
pada kulit jika disentuh dan biasanya double harganya.
-eni5 ane5te5i lo3al dala" #entu3 'arenteral yang 'aling #anya3 diguna3an adalah6
1$ Ane5te5i 'er"u3aan$
"ebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk
mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil seperti
menjahit luka di kulit. "ediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak akan
mengganggu proses penyembuhan luka.
.$ Ane5te5i In2iltra5i$
>ujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar
jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan
jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau gusi (pada
pencabutan gigi!.
>$ Ane5te5i Blo3
-ara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik
dan terapi.
4$ Ane5te5i S'inal
.bat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai
tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk operasi
perut bagian bawah, perineum atau tungkai bawah.
5$ Ane5te5i E'idural
Anestesi epidural (blokade subarakhnoid atau intratekal! disuntikkan di ruang
epidural yakni ruang antara kedua selaput keras dari sumsum belakang.
6$ Ane5te5i Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat
yang berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.
BAB III
!EN*T*!
Anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang menghambat
hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup.
Anestesi lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf dengan cara merintangi secara bolak-
balik penerusan impuls-impuls saraf ke "usunan "araf 'usat (""'! dan dengan demikian
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.
Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. >empat kerjanya
terutama di selaput lendir. *isamping itu, anestesia lokal mengganggu fungsi semua organ
dimana terjadi konduksi+transmisi dari beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai
efek yang penting terhadap ""', ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua
jaringan otot.
DA)TA+ !*STAKA
$. 1atief "A, #artini A, *aclan M<. 'etunjuk praktis anestesiologi. Bdisi #edua. Jakarta@
Bagian Anestesiologi dan >erapi )ntensif =#D)O /665.p.$6&-5;.
/. Anonimous . .bat bius lokal+anestesi lokal. (online!, (http@++www.google.com!.
E. Adell .Anestesi local. /665@ (online!, (http@++www.google.com!.
&. Anonimous. Anestetika local golongan amida. (online!, (http@++www.google.com!.
;. Bekiel M<. (andbook of anesthesiology. /66&-/66; Bdition. (online!,
(http@++www.scribd.com!.
7. Anonimous ."eputar obat bius@ lain jenis, lain kegunaannya. (online!,
(http@++www.google.com, !.
C. )9balsandira. >entang anestesi local. (online!, (http@++www.google.com, diakses ;
"eptember /665!.
%. =atma *, "unaryo,"yamsudin D, "usanto (". 'erbandingan mula kerja dan masa kerja dua
anestetik lokal lidokain pada kasus pencabutan gigi molar satu atau dua rahang bawah.
(online!, http@++www.google.com, diakses ; "eptember /665!

Anda mungkin juga menyukai