Anda di halaman 1dari 2

II.

AUSKULTASI
Auskultasi berguna dalam menilai pergerakan usus dan adanya stenosis arteri atau adanya
obstruksi vascular lainnya. Auskultasi paling baik dilakukan sebelum palpasi dan perkusi karena palpasi
dan perkusi akan mempengaruhi frekwensi dari bising usus. Letakan stetoskop di abdomen secara baik .
Dengarlah bunyi usus dan catatlah frekwensi dan karakternya. Normal bunyi usus terdiri dari Clicks
dan gurgles dengan frekwensi 5 15 kali permenit. kadang-kadang bisa didengar bunyi Borborygmi
yaitu bunyi usus gurgles yang memanjang dan lebih keras karena hyperperistaltik. Bunyi usus dapat
berubah dalam keadaan seperti diare, obstruksi intestinal, ileus paralitik, dan peritonitis.


Pada pasien dengan hypertensi dengarkan di epigastrium dan pada masing kwadran atas bunyi
bruits vascular yang hampir sama dengan bunyi bising jantung (murmur). Adanya bruits sistolik dan
diastolik pada pasien hypertensi akibat dari stenosis arteri renalis. Bruit sistolik di epigastrium dapat
terdengar pada orang normal. Jika kita mencurigai adanya insufisiensi arteri pada kaki maka dengarkanlah
bruits sistolik diatas aorta, arteri iliaca, dan arteri femoralis
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh darah.
Dilakukan selama 2-3 menit.
a. Mendengarkan suara peristaltik usus. Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu
dipindahkan keseluruh bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan
udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit (borborigmi).
Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltik lebih tinggi seperti
dentingan keeping uang logam (metallic-sound).
Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai
hilang.
Suara usus terdengar tidak ada
Hipoaktif/sangat lambat ( misalnya sekali dalam 1 menit )


Gambar : Teknik Auskultasi (Mone, PL; Burke, K, 2008)
b. Mendengarkan suara pembuluh darah.
Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada aneurisma aorta,
terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous
hum) di daerah epigastrium.

Gambar : Area Pembuluh Darah Abdomen (Mone, PL; Burke, K, 2008)

Anda mungkin juga menyukai